Dalam hal terjadinya kasus-kasus penyimpangan yang dilakukan oleh pengelola, baik dari BAZIS Provinsi DKI Jakarta maupun di wilayah
naungannya, berdasarkan laporan dan bukti maka BAZIS Provinsi DKI Jakarta akan mengajukannya secara hukum. Bila benar-benar terbukti maka akan
diberikan sanksi tegas sesuai dengan peraturan kepegawaian yang berlaku dan hukum yang ada tindakan represif atau tegas.
61
B. Analisis SWOT BAZIS Provinsi DKI Jakarta
1. Analisis SWOT
Dalam rangka alur berpikir Manajemen Strategis atau Perencanaan Strategis, Analisis SWOT merupakan salah satu instrumen analisis lingkungan
internal dan eksternal organisasiperusahaan yang telah dikenal luas untuk memetakan posisi existing saat ini suatu organisasi. Analisis ini idealnya
bertumpu pada basis data tahunan dengan pola 3-1-5. Maksudnya, data yang diupayakan mencakup data perkembangan organisasi pada 3 tahun sebelum
dilakukan analisis, apa yang akan diinginkan pada tahun dilakukannya analisis serta kecendrungan organisasi untuk 5 tahun kedepan pasca analisis, hal ini
dimaksudkan agar strategi yang akan diambil memiliki dasar dan fakta yang dapat dipertanggungjawabkan.
S Strength atau faktor kekuatan adalah sumberdaya, keterampilan, atau keunggulan-keunggulan lain relatif terhadapt pesaing dan kebutuhan pasar yang
61
Djunaedi Mansyur, Kasubag Humas BAZIS Provinsi DKI Jakarta, Wawancara Pribadi, Jakarta, 30 Juli 2010.
dilayani organisasi. Kekuatan adalah kompetensi khusus distinctive competence yang memberikan keunggulan komparatif bagi organisasi di pasar. Sebaliknya,
W weakness atau faktor kelemahan adalah keterbatasan atau kekurangan dalam sumberdaya, keterampilan dan kapabilitas yang secara serius menghambat
kinerja efektif perusahaan. O Opportunity atau faktor peluang adalah situasi penting yang menguntungkan dalam lingkungan perusahaan. Sementara,T
Threat atau faktor tantangan adalah situasi penting yang tidak menguntungkan dalam lingkungan perusahaan.
62
Bagi BAZIS DKI, hasil analisis SWOT akan menunjukkan kualitas dan kuantifikasi posisi BAZIS DKI yang kemudian memberikan rekomendasi
strategis terhadap strategi induk umum fungsional BAZIS DKI berikut rekomendasi fungsional kebutuhan atau modifikasi sumberdaya organisasi.
Analisis SWOT ini juga dimaksudkan untuk mengidentifikasi keunggulan bersaing competitive advantage BAZIS DKI, yang disebut sebagai
“kemampuan inti” bila resultasi kekuatan dan kelemahannya positif yang akan menjadi landasan strategi BAZIS DKI untuk survive dan sukses di pasar ‘industri
jasa penggelolaan dana umat’.
63
UU Nomor 33 tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat dan UU Nomor 17 tahun 2000 tentang Pajak memberikan implikasi sangant luas pada lembaga
pengelola zakat. Diantaranya, adanya tuntutan profesionalisme, transparansi dan
62
Konsultan SEM Institute, Laporan Pengembangan BAZIS di Masa Depan, Jakarta: SEM Institute, 2004, h. 68.
63
Konsultan SEM Institute, Laporan Pengembangan BAZIS di Masa Depan, h. 70.
akuntabilitas, serta kemandirian sebagai sebuah institusi publik bagi keberhasilan pengelolaan zakat.
Bagi BAZIS DKI, dengan posisi strategisnya, tuntutan ini bahkan dirasakan lebih mendesak untuk segera dipenuhi. Dalam perspektif strategis,
tuntutan ini mengindikasikan adanya kebutuhan rekayasa manajemen dan organisasi juga rekayasa sistem keuangan dan manajemen sistem informasi guna
menunjang keberhasilan proses-proses internal dalam upaya BAZIS DKI untuk meningkatkan diri di masa-masa mendatang menuju BAZIS DKI masa depan
sebagai pengelola ZIS terunggul di Indonesia. Tuntutan ini direspon dengan baik oleh pemerintah DKI Jakarta dengan terbitnya SK Gubernur Propinsi DKI
Jakarta Nomor 22292001 tanggal 26 Juli 2001 tentang Pembentukan Tim Perumus Pengembangan BAZIS DKI Jakarta.
Berdasarkan SK tersebut yang ditindaklanjuti dengan penyusunan Term of Reference TOR dan Proposal Pengembangan BAZIS DKI Jakarta Masa
Depan, ditetapkan adanya program penataan BAZIS DKI pada semua aspek manajemen dan organisasi menuju BAZIS masa depan. Tujuannya adalah untuk
melakukan perancangan pengembangan manajemen dan organisasi BAZIS DKI menuju BAZIS DKI masa depan. Sasaran program ini adalah didapatkannya
rancangan pengembangan manajemen dan organisasi menyeluruh bagi pengembangan BAZIS DKI masa depan yang meliputi: 1 Strategi Induk
Organisasi: Visi, Misi dan Tujuan; 2 Strategi dan Kebijakan Fungsional pada Fungsi utama Penghimpunan Dana dan Pendayagunaan Dana serta Fungsi
Pendukung lainnya; 3 Lingkup Program; dan 4 Bentuk Organisasi Yang Mencakup Struktur, Deskripsi Tugas, Alokasi SDM, Basis komunikasi berikut
Implikasinya.
64
Guna mencapai tujuan dan sasaran sebagaimana yang telah ditetapkan dalam TOR dan Proposal Pengembangan BAZIS DKI Masa Depan, khususnya
untuk Bidang Manajemen dan Organisasi, pendekatan yang digunakan adalah model alur berpikir Manajemen Strategis. Dalam pendekatan ini, rancangan
pengembangan manajemen dan organisasi BAZIS DKI Masa Depan harus didasarkan atas hasil Analisis Kondisi SWOT BAZIS DKI Excisting
senyatanya.
65
Dari analisis SWOT tersebut, BAZIS DKI memiliki 6 potensi kemampuan inti yang dapat dikategorikan sebagai kekuatan yang bersumber dari
SDM 1 potensi, sumberdaya organisasi 3 potensi, sumberdaya fisik 2 potensi. Keenam kemampuan ini sangat potensial untuk mendukung harapan
stakeholders pihak terkait, baik internal atau pelaku organisasi maupun pihak ekternal organisasi yang memiliki pengaruh pada organisasi, yakni muzakki,
munfiq, mutasaddiq, mustahik, amil dan pemda DKI BAZIS DKI untuk menjadi Good Public Institution, yakni dalam hampir seluruh karakter organisasi yang
ingin dibangun berciri: Profesional, Amanah, transparan Akuntabel, Mandiri,
64
Konsultan SEM Institute, Laporan Pengembangan BAZIS di Masa Depan,h.73
65
Konsultan SEM Institute, Laporan Pengembangan BAZIS di Masa Depan, h. 75.
Layanan Prima, dan Budaya Organisasi Mantap serta Memantapkan Jaringan Kerja berikut Citra Kelembagaan.
Adanya korelasi positif kemampuan inti dengan harapan stakeholders ini secara spesifik mempertajam rekomendasi strategis analisis SWOT untuk
mereformulasikan Strategi Organisasi yang berorientasikan pertumbuhan Growthexpansion Oriented Strategy. Prinsip strategi berorientasi pertumbuhan
agresif atau ekspansi ini adalah dengan menekankan pada penambahanperluasan produk, pasar dan fungsi dalam perusahaan sehingga aktivitas perusahaan
meningkat. Bagi BAZIS DKI, pilihan strategi yang dinilai paling tepat adalah Strategi Pertumbuhan Internal.
Arahan Strategi Pertumbuhan Internal diimplementasikan dalam formulasi strategi berikut mulai dari nama dan strategi induk hingga bentuk
organisasi, sebagai berikut: a. Nama Organisasi: BAZIS DKI Jakarta dengan corporate slogancorporate
statement: BAZIS DKI Jakarta Teguh Memegang Amanah, Mitra Kaum Lemah.
b. Visi: Menjadi Badan Pengelola ZIS yang terunggul dan terpercaya. c. Misi: 1 Mewujudkan optimalisasi pengelolaan ZIS yang amanah,
profesional, transparan-akuntabel dan mandiri di Jakarta menuju masyarakat yang sejahtera, berdaya dan bertakwa; 2menunjang program Pemda DKI
dalam upaya meninggkatkan taraf hidup masyarakat Jakarta sehingga tidak ada lagi yang tergolong mustahik zakat.
d. Tujuan: 1 menyelenggarakan kegiatan pengelolaan ZIS secara amanah,
profesional, transparan-akuntabel dan mandiri serta didukung dengan layanan
prima dan budaya organisasi yang mantap; 2 menunjang Pemda DKI dalam program peningkatan taraf hidup masyarakat dan layanan sosial; 3
memantapkan jaringan kerja dengan semua pihak untuk membantu semua asnaf zakat dan masyarakat perlu bantuan people help need dengan
berorientasi pada pemberdayaan masyarakat; 4 Meningkatkan citra kelembagaan melalui keberhasilan pengelolaan ZIS dan kepuasan
stakeholders muzaki, munfiq dan mutasaddik mustahik, amil dan Pemda DKI.
e. Strategi Fungsional Pengumpulan: 1 Meningkatkan perolehan jumlah dana ZIS; 2 meningkatkan jumlah dana ragam Muzakki, Munfiq dan Mutasaddiq;
3 Meningkatkan kepuasan Muzakki, Munfiq dan Mutasaddiq; 4 Meningkatkan relasi dan pendukung; 5 meningkatkan citra lembaga.
f. Strategi Fungsional Pendayagunaan: 1 Meningkatkan jumlah dan ragam Mustahik; 2 Meningkatkan taraf hidup dan keberdayaan Mustahik; 3
meningkatkan relasi dan pendukung; 4 meningkatkan citra lembaga. g. Strategi Fungsional Pendukung Operasi: 1 Meningkatkan kualitas SDM
amil; 2 meningkatkan transparansi akuntabilitas; 3 Meningkatkan kehandalan data base amil; 4 Meningkatkan tertib administrasi keuangan;
5 Meningkatkan self assessment untuk kepentingan evaluasi rekayasa ulang organisasi; 6 Meningkatkan citra lembaga.
h. Kebijakan Fungsional: Sebagai Pola Pengelolaan Zakat, Infaq dan Shadaqah BAZIS Propinsi DKI Jakarta.
i. Struktur Organisasi: Struktur organisasi BAZIS DKI Jakarta yang ditawarkan dan dinilai paling tepat adalah struktur primer fungsional, dengan pemimpin
manajemen puncak tunggal dan struktur lini dan fungsional berdsarkan pola hubungan kerja dan kewenangan.
j. Budaya Organisasi BAZ Jakarta: 1 Syari’ah Adalah Tolak Ukur Aktivitas BAZIS DKI Jakarta; 2 Pengolahan ZIS Secara Amanah, Profesional,