koordinator oleh Muhlisin, bendahara oleh Hj. Safiudin, anggota UPK oleh Lilik.
C. Deskripsi Wilayah Penelitian
1. Letak dan Kondisi Geografis Kelurahan Kalisuren Kelurahan Kalisuren merupakan salah satu kelurahan yang berada di
Wilayah Kota Bogor. Kelurahan Kalisuren terletak di Tajur Halang, tepatnya di bagian tengah sisi utara dan terbagi atas 16 RW dan 55 RT. Kelurahan Kalisuren
mempunyai batas-batas administratif sebagai berikut:
12
Sebelah Utara : Desa Citayam
Sebelah Selatan : Desa Tonjong
Sebelah Barat : Desa Jampang
Sebelah Timur : Desa Sasak panjang
Kelurahan Kalisuren memiliki luas daerah 507.560 Ha serta tinggi wilayahnya yakni 124 meter diatas permukaan laut. Dilihat dari letak Geografisnya,
kelurahan Kalisuren terbilang cukup dekat dengan pusat-pusat pemerintahan. Untuk lebih jelasnya jarak kelurahan Kalisuren ke pusat pemerintahan adalah
sebagai berikut: Jarak dari Pusat Pemerintahan Kecamatan : 1,5 km
Jarak dari Kota Administrasi : 20 km Jarak dari Kabupaten Dati II : 13 km
Jarak dari Ibukota: 35 km
12
Data primer hasil wawancara dengan Bpk Hudri, Sekretaris Kelurahan Kalisuren, 29 juli 2010.
A. Kondisi Demografis Kelurahan Kalisuren 1 Jumlah Penduduk
Berdasarkan data monografi. Jumlah penduduk kelurahan Kalisuren adalah 7026 jiwa, yang terdiri dari 3488 laki-laki dan 3538 perempuan yang terbagi dalam
2220 KK.
13
Jumlah penduduk kelurahan Kalisuren secara rinci terlihat pada tabel ini : Tabel I.1
Tabel Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin
Sumber : Data monografi Kelurahan Kalisuren Tahun 2009 2 Jumlah Penduduk Menurut Agama
Sedangkan mengenai jumlah penduduk menurut agama, melalui tabel ini : Tabel I.2
Tabel Jumlah Penduduk Menurut Agama
Sumber : Data monografi Kelurahan Kalisuren Tahun 2009
13
Data monografi Kelurahan Kalisuren
Jenis Frekuensi
Laki-laki 3488
Perempuan 3538
Jumlah 7026
Agama Frekuensi
Islam 6766
Protestan 193
Katholik 28
Hindu 23
Budha 16
Jumlah 7026
B. Sarana dan Prasarana 1 Sarana dan Prasarana Agama
Sarana peribadatan yang ada di kelurahan Kalisuren adalah sebagai berikut : Tabel I.3
Tabel Sarana Peribadatan di Kelurahan Kalisuren
Sumber : Data monografi Kelurahan Kalisuren Tahun 2009 2 Sarana dan Prasarana Kesehatan
Tabel I.4 Tabel Sarana dan Prasarana Kesehatan di Kelurahan Kalisuren
Sumber : Data monografi Kelurahan Kalisuren Tahun 2009 3 Sarana Pendidikan
Tabel I.5 Tabel
Sarana Pendidikan
di Kelurahan
Kalisuren
Sumber : Data monografi Kelurahan Kalisuren Tahun 2009 o
Tempat Frekuensi
Masjid 3
Musholla 26
Gereja -
Pura -
Vihara -
Jumlah 29
Jenis Frekuensi
Puskesmas 1
Puskesmas Pembantu -
Jumlah 1
No Sekolah
Frekuensi 1
SDMI 5
2 SLTPMTs
2 3
SMUMAN -
Jumlah 7
4 Kondisi Ekonomi Sosial Budaya a. Keluarga Sejahtera
Tabel I.6 Keluarga Sejahtera Kelurahan Kalisuren
Sumber : Data monografi Kelurahan Kalisuren Tahun 2009 b. Masalah Sosial
Tabel I.7 Masalah Sosial Kelurahan Kalisuren
Sumber : Data monografi Kelurahan Kalisuren Tahun 2009 c. Anggaran Belanja
Tabel I.8 Anggaran Belanja Kelurahan
Nominal Rp Rencana Anggaran
58.000.000,00 Jenis Keluarga Sejahtera
Frekuensi KK Pra Sejahtera
79 Sejahtera I
380 Sejahtera II
91 Sejahtera III
1681 Sejahtera III+
52 Jumlah KK
2220
Masalah Sosial Frekuensi
Anak Terlantar 4
Mantan Napi 18
Wanita Tuna Susila 2
Korban Narkotika 2
Anak Nakal 8
Korban Bencana Alam 300
Wanita Rawan Sosial Ekonomi 48
Keluarga Fakir Miskin 317
Lanjut Usia Terlantar 8
Anak Jalanan 10
Keluarga berumah tak layak huni 16
Lainnya tidak ada masalah sosial 6293
Jumlah 7026
Realisasi Anggararan3 58.000.000,00
d. Sumber Penerimaan Tabel I.9
Sumber Penerimaan
Struktur Organisasi Pemerintahan Kelurahan
14
14
Ruang Kantor Sekretaris Kelurahan
Sumber Penerimaantahun Nominal Rp
Swadaya 1.000.000,00
Bantuan4 60.000.000,00
Kepala Kelurahan Dadang H.Komad
Sekretaris Kelurahan Hudri.S,pd
BKM Muhlisin koord
BPD Drs.Nurhalim ketua
Kepala-kepala Urusan
Keterangan : Garis Instruksi
Garis Koordinasi Kepala Urusan ada 6 orang menangani 6 bidang
BAB IV ANALISIS MASALAH
A. Partisipasi Masyarakat Terhadap Badan Keswadayaan Masyarakat
BKM dalam Pelaksanaan PNPM Mandiri di Kelurahan Kalisuren
Partisipasi masyarakat Kelurahan Kalisuren dalam PNPM Mandiri dapat dikategorikan aktif. Hal ini terlihat pada beberapa keberhasilan BKM Kalisuren.
Disamping itu juga BKM Kalisuren merupakan BKM yang pertama kali merealisasikan pencairan bantuan dana kredit ke KSM di kecamatan Tajur Halang,
sehingga proses pencairannya harus dihadiri langsung oleh pihak penanggung jawab dari Pemerintah Daerah Kota Bo go r dalam hal ini kepala BAPPEDA.
Keberhasilan tersebut tidak akan pernah diraih oleh BKM Kalisuren apabila kerja keras pengurus tidak didukung oleh adanya peran dari masyarakat, Peran
yang dimaksud adalah berupa peranan aktif masyarakat dalam mewujudkan atau membentuk kelembagaan BKM sebagai syarat utama penetapan lokasi menjadi
Kelurahan target penerima bantuan PNPM Mandiri peran masyarakat cukup baik dibandingkan dengan kelurahan lain di kecamatan Tajur Halang yang banyak tutup
BKM nya, meskipun tidak semua datang tetapi ada keikutsertaan dari beberapa orang yang hadir untuk mewakili dari masyarakat yang tidak datang.
1
Dari 36 KK di RT 01 RW 03 yang hadir dalam pertemuan sebanyak 16
1
Hasil Wawancara dengan Bapak Djalil, 9 Juni 2009
orang termasuk koordinator BKM Kalisuren. Peran masyarakat khususnya masyarakat kelurahan Kalisuren yang tergolong pada keluarga kurang mampu
sangat antusias merespon program BKM, terutama dalam mengajukan usulan kredit sebagai KSM. Peran masyarakat tersebut bukan sesuatu yang dianggap sudah
wajar adanya, sebab seseorang untuk mengajukan suatu usulan kredit dalam PNPM Mandiri diisyaratkan untuk terlebih dahulu membentuk KSM serta membuat dan
mengisi Formulir Usulan Kredit yang menuntut satu kecermatan dan keakuratan, utamanya menyangkut rincian kebutuhan, modal swadaya awal, perkiraan
pemasaran, dan lain sebagainya. Mengingat tingkat pengetahuan dari warga masyarakat yang tergolong
kurang mampu relatif masih rendah, maka keharusan membuat usulan berupa proposal membuat masyarakat harus berupaya lebih keras lagi seperti misalnya
berkonsultasi dengan pengurus BKM ataupun Fasilitator Kelurahan FASKEL. Meskipun menurut beberapa kalangan masyarakat, adanya keharusan menyusun
proposal bantuan kredit adalah sesuatu yang biasa, namun bagi masyarakat kalangan bawah yang tergolong miskin hal itu menjadi luar biasa dan sangat
memberatkan. Masyarakat m e m buat usulan usahanya berupa proposal tetapi masyarakat harus mengisi form-form dari BKM kemudian yang diajukan oleh
KSM calon penerima bantuan masih belum baku dan sering berubah-ubah.
2
Dari keadaan yang demikian itu maka banyak KSM yang ‘frustasi’ dan tidak
2
Hasil Wawancara dengan Bapak lr. Sundari Koordinator BKM, 15 Mei 2009