Jadi pemberdayaan masyarakat adalah upaya sistematis untuk memberikan kekuatan terhadap kelompok lemah dalam masyarakat melalui proses penyadaran
agar mampu mengatasi permasalahan yang mereka hadapi sendiri, sehingga mempunyai kesadaran dan kekuasaan penuh dalam membentukhari depannya. Dalam
hal ini pemberdayaan adalah memempukan dan memandirikan masyarakat. Dalam kerangka demikian maka pendekatan pemberdayaan masyarakat harus dilakukan
melalui tiga jurusan: pertama, menciptakan iklim yang memungkinkan potensi masyarakat berkembang. Kedua, penguatan potensi dan daya yang dimiliki oleh
masyarakat. Ketiga, pemberdayaan yang juga berarti melindungi.
16
Selain ketiga pendekatan tersebut, Edi menambahkan dua pendekatan lagi yaitu melalui
penyokongan adalah memberikan bimbingan dan dukungan agar masyarakat mampu menjalankan peranan dan tugas-tugas kehidupannya, dan pemeliharaan yaitu
memelihara kondisi yang kondusif agar tetap terjadi keseimbangan distribusi kekuasaan antara berbagai kelompok dalam masyarakat.
17
G. Proses Pemberdayaan Masyarakat.
Pemberdayaan masyarakat sebagai suatu pendekatan kesejahteraan sosial adalah meningkatkan taraf hidup ke tingkat yang lebih baik sangat sulit dalam
implementasinya, proses yang panjang harus dilewati setahap demi setahap. Hogan 2000 : 20 menggambarkan proses pemberdayaan yang berkesinambungan sebagai
16
Ibid, h.133-134
17
Edi Suharto, Ph.D, opcit, h.67-68
suatu siklus yang terdiri dari lima tahap utama yaitu: a Menghadirkan kembali pengalaman yang memberdayakan dan tidak
memberdayakan recall depowering empowering experiences. b Mendiskusikan alasan mengapa terjadi pemberdayaan dan pentidakberdayaan
discuss reason for depowerment empowerment. c Mengidentifikasi suatu masalah atau proyek identify one problem or project.
d Mengidentifikasi basis daya yang bermakna identify useful power bases. e Mengembangkan rencana-rencana aksi dan mengimplementasikannya
develope and implement action plans.
H. Strategi dan tahapan pemberdayaan.
Dalam konteks pekerjaan sosial, pemberdayaan menurut Edi Suharto dapat dilakukan melalui tiga pengaturan pemberdayaan empowerment setting yaitu:
a Aras mikro, pemberdayaan terhadap klien secara individu melalui bimbingan, konseling, stress management, krisis intervention tujuan utamanya adalah
membimbing atau
melatih klien
dalam menjalankan
tugas-tugas kehidupannya. Model ini sering disebut sebagai pendekatan yang berpusat
pada tugas task centered approach. b Aras mezzo, pemberdayaan dilakukan terhadap sekelompok klien,
pemberdayaan dilakukan dengan menggunakan kelompok sebagai media intervensi, pendidikan dan pelatihan. Dinamika kelompok biasanya digunakan
sebagai strategi dalam meningkatkan kesadaran, pengetahuan, ketrampilan dan sikap-sikap klien agar memiliki kemampuan memecahkan masalah yang
dihadapinya. c Aras makro, pendekatan ini disebut juga sebagai strategi sistem besar large
system strategy karena sasaran perubahan diarahkan pada sistem lingkungan yang lebih luas. Perumusan kebijakan, perencanaan sosial, kampanye, aksi
sosial, lobbying, pengorganisasian masyarakat, manajemen konflik, adalah beberapa strategi dalam pendekatan ini. Strategi sistem besar memandang
klien sebagai orang yang miliki kompetensi untuk memahami situasi mereka sendiri, dan untuk memilihmenentukan strategi yang tepat untuk bertindak.
Tahapan intervensi dalam proses pemberdayaan masyarakat dalam ilmu kesejahteraan sosial dikenal dua bentuk intervensi. menurut Rothman, Tropman dan
Erlich intervensi tersebut yaitu: a. Intervensi mikro, merupakan intervensi yang digunakan dalam lingkup kecil dan memusatkan pada dua metode yaitu bimbingan
sosial perseorangan social case work dan bimbingan sosial kelompok social group working b. Intervensi makro, mencakup berbagai metode professional yang
digunakan untuk merubah sistem sasaran yang lebih besar dari individu, kelompok, komunitas di tingkat lokal, regional, maupun nasional secara utuh. praktek makro
berhubungan dengan aspek pelayanan masyarakat yang pada dasarnya bukan hal yang bersifat klinis, tetapi lebih memfokuskan pada pendekatan sosial yang lebih luas
dalam rangka meningkatkan kehidupan yang lebih baik di masyarakat.
18
Intervensi makro mencakup pengembangan masyarakat lokal locality
18
Edi Suharto, Ph.D, opcit, h.122
development, perencanaan sosial social planning, kebijakan sosial social policy dan administrasi dan manajemen administration and management menurut the
gulbenkian foundation 1970: 3-34 intervensi makro dapat diidentifikasikan pada tiga tingkatan yang menggambarkan cakupan komunitas yang berbeda dimana
intervensi makro dapat diterapkan melalui a Grass root ataupun neighbourhood work agen perubahan melakukan
intervensi terhadap individu, keluarga dan kelompok masyarakat yang berada di daerah tersebut misalnya kelurahan atau RT.
b Local agency dan interlocal agency work agen perubahan melakukan intervensi terhadap organisasi di tingkat lo kal, provinsi, atau di tingkat yang
lebih luas bersama jajaran pemerintahan yang terkait, serta organisasi non pemerintah yang berminat terhadap hal tersebut.
c Regional dan national community planning work misalnya saja agen perubahan melakukan intervensi pada isu yang terkait dengan pembangunan
ekonomi ataupun isu mengenai perencanaan lingkungan dengan cakupan lebih luas dari bahasan tingkat lokal.
BAB III GAMBARAN UMUM
A. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri