2. Untuk mengetahui penerapan sanksi pidana terhadap pemalsuan SIM di
dalam Putusan Pengadilan Negeri Medan Nomor 600Pid.B2009PN.Mdn. Penulisan skripsi ini juga diharapkan dapat memberi manfaat baik secara
teoritis maupun praktis sebagai berikut: 1.
Secara teoritis, penulisan skripsi ini dapat memberikan manfaat sebagai bahan kajian maupun masukan terhadap pemahaman mengenai tindak pidana
pemalsuan SIM serta pemahamannya di dalam menganalisis Putusan Pengadilan Negeri Medan Nomor 600Pid.B2009PN.Mdn.
2. Secara praktis, penulisan skripsi ini dapat memberikan manfaat sebagai bahan
referensi demi perkembangan ilmu pengetahuan, serta sebagai informasi mengenai tindak pidana pemalsuan SIM serta pemahamannya di dalam
menganalisis Putusan Pengadilan Negeri Medan
Nomor 600Pid.B2009PN.Mdn.
D. Keaslian Penulisan
Berdasarkan penelitian di Fakultas Hukum Universitas Utara, maka skripsi yang berjudul ”Kajian Yuridis Tindak Pidana Pemalsuan Surat Izin Mengemudi
Studi Putusan Nomor 600Pid.B2009PN.Mdn” belum pernah diajukan. Oleh karena itu, maka penulisan skripsi ini adalah asli dan dapat
dipertanggungjawabkan.
E. Tinjauan Kepustakaan
1. Pengertian tindak pidana dan unsur tindak pidana
Menurut Wirjono Prodjodikoro dalam bukunya asas-asas hukum pidana di Indonesia memberikan definisi “tindak pidana” atau dalam bahasa Belanda
strafbaar feit, yang sebenarnya merupakan istilah resmi dalam Strafwetboek atau Kitab Undang-undang Hukum Pidana, yang sekarang berlaku di Indonesia. Ada
istilah dalam bahasa asing, yaitu delict. Tindak pidana berarti suatu perbuatan
yang pelakunya dapat dikenai hukum pidana dan pelaku ini dapat dikatakan merupakan “subjek” tindak pidana.
10
Sedangkan dalam buku pelajaran hukum pidana karya Adami Chazawi, menyatakan bahwa istilah tindak pidana adalah berasal dari istilah yang dikenal
dalam hukum pidana Belanda yaitu “strafbaar feit“, tetapi tidak ada penjelasan tentang apa yang dimaksud dengan strafbaar feit itu. Karena itu para ahli hukum
berusaha memberikan arti dan isi dari istilah itu. Sayangnya sampai kini belum ada keragaman pendapat.
11
a. Rumusan Simon
Strafbaar feit memiliki pengertian yang berbeda di kalangan para sarjana, antara lain :
Strafbaar feit adalah sebagai suatu tindakan melanggar hukum yang telah dilakukan dengan sengaja oleh seseorang yang dapat dipertanggungjawabkan
10
Wirjono Prodjodikoro, Asas-Asas Hukum Pidana Di Indonesia, Refika Aditama,
Bandung, 2008, hlm. 58.
11
Adami Chazawi, Pelajaran Hukum Pidana, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2002,
hlm. 67.
atas tindakannya dan yang oleh undang-undang telah dinyatakan sebagai suatu tindakan yang dapat dihukum.
12
b. Rumusan Van Hamel
Strafbaar feit adalah kelakuan orang menselijke gedraging yang dirumuskan dalam wet, yang bersifat melawan hukum, yang patut di pidana
strafwaardig dan dilakukan dengan kesalahan.
13
c. Rumusan V.O.S.
Memberikan definisi yang singkat, bahwa “strafbaar feit” kelakuan atau tingkah laku manusia, yang oleh peraturan perundang-undangan diberikan
pidana.
14
d. Rumusan Pompe
Pompe memberikan pengertian straafbaarfeit dengan membedakan antara definisi menurut teori dengan menurut hukum positif, sebagai berikut:
15
1 definisi menurut teori yaitu suatu pelanggaran terhadap norma atau
kaedah hukum yang dilakukan karena kesalahan si pelaku dan diancam dengan pidana untuk mempertahankan tata hukum dan menyelamatkan
kesejahteraan hukum. 2
definisi menurut hukum positif yaitu suatu feit kejadian yang oleh undang-undang dirumuskan sebagai perbuatan yang dihukum.
12
C. S. T. Kansil Christine S. T. Kansil, Pokok-Pokok Hukum Pidana, Cetakan I,