Posisi Kasus Kajian Yuridis Tindak Pidana Pemalsuan Surat Izin Mengemudi (Study Putusan Nomor 600/PID.B/2009/PN.Mdn)

BAB III KAJIAN YURIDIS TINDAK PIDANA PEMALSUAN SIM DITINJAU DARI PUTUSAN PENGADILAN NEGERI MEDAN NOMOR 600PID.B2009PN.MDN

A. Posisi Kasus

1. Kronologis kasus Kasus tindak pidana pemalsuan surat yang terjadi di wilayah hukum Pengadilan Negeri Medan dengan Nomor Perkara 600Pid.B2009PN.Mdn, dengan identitas terdakwa adalah sebagai berikut: Nama Lengkap : SRI BAKTI als. BEKTI; Tempat Lahir : Medan; Umurtanggal lahir : 38 Tahun03 Agustus 1970; Jenis Kelamin : Laki-laki; Kebangsaan : Indonesia; Tempat tinggal : Jalan Bhayangkara No. 335-A Medan; Agama : Islam; Pekerjaan : Wiraswasta; Pendidikan : SMA. Pada hari Kamis tanggal 11 Desember 2008 sekira pukul 18.00 WIB atau setidak- tidaknya pada suatu waktu dalam tahun 2008 bertempat di Jl. Sutomo simpang Jl. Bambu Medan atau setidak-tidaknya pada suatu tempat yang termasuk Daerah Hukum Pengadilan Negeri Medan, terdakwa bertemu dengan saksi Wahyu Abdillah di Komplek USU Medan kemudian terdakwa mengatakan kepada saksi Wahyu Abdillah bahwa terdakwa hendak mengurus SIM C baru, lalu saksi Wahyu Abdillah mengatakan bahwa saksi Wahyu Abdillah bisa mengurus SIM tersebut kemudian terdakwa menanyakan bagaimana caranya lalu saksi Wahyu Abdillah mengatakan bahwa terdakwa cukup diphoto dengan menggunakan Handphone, memberikan KTP dan memberikan uang sebesar Rp. 100.000,- seratus ribu rupiah tanpa ada mengikuti uji kesehatan, uji teori maupun ujian praktek kemudian terdakwa menyetujuinya walaupun terdakwa mengetahui bahwa saksi Wahyu Abdillah bukan orang yang berwenang untuk membuat SIM C. Kemudian terdakwa diphoto oleh saksi Wahyu Abdillah dengan menggunakan Handphone miliknya di rumah orangtuanya bertempat di Komp. Perumahan USU Medan kemudian terdakwa memberikan uang kepada saksi Wahyu Abdillah sebesar Rp. 100.000,- seratus ribu rupiah dalam dua tahap pertama Rp. 50.000,- lima puluh ribu rupiah sebelum pembuatan dan tahap kedua setelah selesai pembuatan SIM C tersebut sebesar Rp. 50.000,- lima puluh ribu rupiah kemudian terdakwa disuruh menunggu selama 3 tiga hari, setelah 3 tiga hari SIM C tersebut telah selesai dapat diberikan kepada terdakwa. Selanjutnya pada hari Kamis tanggal 11 Desember 2008 sekira pukul 18.00 WIB saksi Sumando M.T. Simbolon jabatan sebagai Ba Unit Patwal Sat Lantas Poltabes Medan sedang melaksanakan tugas di Pos Padat Sore bertempat di Jl. Sutomo Simpang Jl. Bambu Medan menghentikan sepeda motor yang dikendarai terdakwa karena tidak dilengkapi kaca spion selanjutnya saksi Sumando M.T. Simbolon menanyakan kelengkapan surat serta Surat Izin Mengemudi, lalu terdakwa memperhatikan STNK Nomor Pol. BK 2431 CI yang dikeluarkan dari dalam dompet kemudian saksi Sumando M.T. Simbolon bertanya: “mana SIM Bapak?”, lalu terdakwa menjawab: “tidak ada”, dan saksi Sumando M.T. Simbolon bertanya kembali kepada terdakwa dengan mengatakan: “Identitas yang lain ada?”, lalu terdakwa menjawab: “ada, ini KTP” sambil menyerahkan KTP an. SRI BAKTI kepada saksi Sumando M.T. Simbolon kemudian saksi Sumando M.T. Simbolon bertanya: “yang di dalam dompet Bapak SIM apa? Jangan nanti Bapak kena dua Pasal”, lalu terdakwa jawab: “punya orang” kemudian saksi Sumando M.T. Simbolon mengatakan: “coba saya lihat”, lalu terdakwa menyerahkan SIM C yang telah dibuat oleh saksi Wahyu Abdillah tersebut setelah saksi Sumando M.T. Simbolon membaca identitas yang tertera pada SIM C tersebut adalah an. SRI BAKTI Als. BEKTI namun SIM C tersebut warnanya buram dan SIM C tersebut tidak memiliki Hologram karena saksi Sumando M.T. Simbolon melihat ada kejanggalan pada SIM C an. SRI BAKTI tersebut kemudian saksi Sumando M.T. Simbolon melaporkan kepada Aiptu Pakpahan dan seterusnya saksi Sumando M.T. Simbolon membawa terdakwa ke Poltabes Medan selanjutnya dilakukan pengecekan dari ruang pemotoan SIM dan Produksi SIM membuka komputer setelah di cek ternyata SIM C dengan nomor 700807140355 atas nama SRI BAKTI tidak terdaftar dalam komputer SIM Poltabes Medan. 2. Dakwaan Adapun surat dakwaan yang diajukan oleh Penuntut Umum yaitu dakwaan yang disusun dalam bentuk Dakwaan Alternatif yaitu jenis dakwaan ini memiliki masing-masing dakwaan yang saling mengecualikan satu sama lain, dimana hakim dapat mengadakan pilihan dakwaan mana yang telah terbukti dan bebas untuk menyatakan bahwa dakwaan kedua yang telah terbukti tanpa memutuskan terlebih dahulu tentang dakwaan pertama, sebagaimana diketahui bahwa terdakwa diajukan didepan persidangan dengan dakwaan sebagai berikut: • Pertama : Pasal 263 ayat 2 KUHP; atau • Kedua : Pasal 263 ayat 1 KUHP. 3. Fakta-fakta hukum a. Keterangan saksi-saksi 1 Nurlen Moya: • Bahwa benar saksi bertugas sebagai anggota Polri pada Satuan Lalu Lintas Poltabes Medan sejak Tahun 1992 pada ruang pemotongan SIM dan Produksi SIM dengan Kepala Unit Ajun Komisaris Polisi S. Widodo; • Bahwa benar yang membutuhkan tanda tangan di dalam suatu SIM di Satuan Lalu Lintas Poltabes Medan adalah Kepala Satuan Lalu Lintas Kasat Lantas Poltabes Medan yang menjabat pada waktu SIM tersebut dibuat; • Bahwa benar adapun pejabat Kepala Satuan Lalu Lintas Poltabes Medan pada tanggal 19 September 2007 dibuat oleh Komisaris Polisi Syafwan Khayat, S.H., M.Hum. yang menjabat dari bulan September 2006 sampai dengan bulan November 2007 dan setelah Kasat Lantas Poltabes Medan dijabat oleh Komisaris Polisi M. Sabilul Arif, S.H., S.I.K. dari bulan November 2007 sampai sekarang; • Bahwa benar setelah saksi perhatikan dan teliti 1 satu lembar SIM golongan C atas nama Sri Bakti dengan Nomor SIM 700807140355 yang ditandatangani Kasat Lantas Poltabes MS atas nama Kompol Y. Ragil Heru S, S.I.K. tanggal 19 September 2007 yang diperhatikan penyidik menurut pengetahuan di dalam jabatan saksi bahwa SIM golongan C tidak sesuai dengan SIM yang asli yang dikeluarkan Satuan Lalu Lintas Poltabes MS dengan alasan bahwa keadaan SIM-C tersebut sudah diketahui kepalsuannya dimana pejabat Kasat Lantas yang menandatangani dituliskan Kompol Y. Ragil Heru S, S.I.K. yang dikeluarkan pada tanggal 19 September 2007 sedangkan Kompol Y. Ragil Heru S, S.I.K. tidak menjabat lagi sebagai Kasat Lantas Poltabes Medan dan ia menjabat sebagai Kasat Lantas dari bulan Februari 2006 sampai dengan bulan September 2006; • Bahwa benar selain keadaan palsu yang sudah diketahui di dalam SIM-C atas nama Sri Bakti dengan Nomor SIM 700807140355 dari tandatangan Pejabat Kasat Lantas maka berdasarkan tugas dalam jabatan saksi ketahui bahwa SIM-C yang diperhatikan penyidik tidak ditemukan tulisan hologram pada lembaran SIM sedangkan SIM yang asli ada ditemukan tulisan hologram dengan gambar lambang Polri dan tulisan SIM pada tengah sisi kartu SIM Pack Card yang akan semakin terlihat jika diperhatikan ke arah cahaya; • Bahwa benar Satuan Lalu Lintas Unit SIM Poltabes Medan tidak ada mengeluarkan SIM-C atas nama SRI BAKTI dengan Nomor SIM 700807140355 dimana SIM-C atas nama Sri Bakti yang dikatakan penyidik tidak ada terdata dalam komputer produksi SIM Poltabes Medan; • Bahwa benar biaya yang ditetapkan untuk pemohon SIM Golongan C sejumlah Rp. 75.000,- tujuh puluh lima ribu rupiah dengan perincian bahwa uang tersebut masuk ke kas negara melalui pembayaran lewat PT. BRI yang telah ditunjuk oleh Institusi Polri dan membuka Kantor Pelayanan Pembayaran di Kantor Sat. Lantas Poltabes MS. 2 Datuk Shafrizal, S.E.: • Bahwa benar saksi mengetahui kejadian tersebut pada hari Senin tanggal 22 Desember 2008 sekira pukul 09.30 WIB setelah membaca harian METRO 24 jam; • Bahwa benar saksi Wahyu Abdillah, S.T. pernah memberitahukan niatnya membuat SIM kepada saksi pada tahun 2007 dengan mengatakan “ada yang minta tolong ini untuk dibuatin SIM, awalnya aku gak mau ini tapi dibujuk terus, gimana nih?” lalu saksi sebagai teman memberikan pandangan bahwa urusanya nanti panjang kalau ketahuan setelah itu saksi tidak mengetahui apakah saksi Wahyu Abdillah, S.T. jadi membuat SIM yang dikatakannya tersebut; • Bahwa benar saksi tidak mengetahui sebabnya sehingga terdakwa sampai jumpa dengan saksi Wahyu Abdilah, S.T. dalam membuat SIM palsu tersebut; • Benar saksi tidak mengetahui bagaimana cara dan menggunakan alat apa saja saksi Wahyu Abdillah, S.T. membuat SIM palsu tersebut. 3 Prof. Ir. Lahuddin, M.Sc.: • Bahwa benar saksi mengetahui kejadian tersebut pada hari Sabtu tanggal 20 Desember 2008 sekira pukul 09.30 WIB setelah petugas kepolisian melakukan penangkapan terhadap saksi Wahyu Abdillah, S.T.; • Bahwa benar saksi Wahyu Abdillah, S.T. adalah anak kandung saksi; • Bahwa benar saksi tidak mengetahui bahwasanya Wahyu Abdillah, S.T. membuat SIM C palsu; • Bahwa benar saksi tidak ada memberikan izin dan tidak mengetahui kalau Wahyu Abdillah, S.T. ada membuat SIM C palsu dengan menggunakan komputer milik saksi yang terletak di rumah; • Bahwa benar komputer yang dipergunakan Wahyu Abdillah, S.T. adalah komputer yang dipergunakan untuk keperluan sekolah dan pembuatan skripsi anak-anak saksi di rumah. 4 Chairul Slamet als. Khairul: • Bahwa benar saksi mengenal terdakwa dan Wahyu Abdillah di rumah orang tua saksi yang disewa oleh terdakwa; • Bahwa benar saksi mengetahui terdakwa mempergunakan SIM C palsu setelah membaca harian Analisa dan yang membuat SIM C palsu adalah Wahyu Abdillah. 5 Wahyu Abdillah, S.T.: • Bahwa benar pada bulan September tahun 2007 terdakwa bertemu dengan saksi di Komplek USU Medan kemudian terdakwa mengatakan kepada saksi Wahyu Abdillah, S.T. bahwa terdakwa hendak mengurus SIM C baru lalu saksi menolak namum akhirnya karena dipaksa oleh terdakwa kemudian saksi mengiyakan; • Bahwa benar kemudian saksi membuat SIM dengan memphoto terdakwa dengan menggunakan Handphone, memberikan KTP dan memberikan uang sebesar Rp. 50.000,- lima puluh ribu rupiah tanpa ada mengikuti uji kesehatan, uji teori maupun ujian praktek; • Bahwa benar terdakwa mengetahui bahwa saksi bukan orang yang berwenang untuk membuat SIM; • Bahwa benar kemudian saksi memberikan SIM yang sudah dibuat saksi. 6 Jufriadi Sianturi: • Bahwa benar saksi ada membantu Wahyu Abdillah untuk mencetak SIM C palsu atas nama Sri Bakti; • Bahwa benar sekitar bulan Desember 2007 di dalam Toko Percetakan XP, saksi ada menerima 1 satu buah flash disk dari Wahyu Abdillah berisi data orang yang mau mencetak SIM kemudian dalam waktu beberapa menit saksi mencetak SIM C dan keesokan harinya saksi menyerahkan SIM tersebut kepada Wahyu Abdillah; • Bahwa benar saksi ada menerima biaya pencetakan dari Wahyu Abdillah sebesar Rp. 30.000,- tiga puluh ribu rupiah; • Bahwa benar saksi tidak ada memiliki hak untuk mencetak SIM C tersebut. b. Keterangan terdakwa 1 Bahwa terdakwa membenarkan dakwaan Jaksa Penuntut Umum; 2 Bahwa benar pada hari dan tanggal yang tidak diingat lagi terdakwa bertemu dengan saksi Wahyu Abdillah, S.T. di Komplek USU Medan kemudian terdakwa mengatakan kepada saksi Wahyu Abdillah, S.T. bahwa terdakwa hendak mengurus SIM C baru lalu saksi Wahyu Abdillah, S.T. mengatakan bahwa saksi Wahyu Abdillah, S.T. bisa mengurus SIM tersebut kemudian terdakwa menanyakan bagaimana caranya lalu saksi Wahyu Abdillah, S.T. mengatakan bahwa terdakwa cukup diphoto dengan menggunakan Handphone, memberikan KTP dan memberikan uang sebesar Rp. 100.000,- seratus ribu rupiah tanpa ada mengikuti uji kesehatan, uji teori maupun ujian praktek; 3 Bahwa benar terdakwa mengetahui bahwa saksi Wahyu Abdillah, S.T. bukan orang yang berwenang untuk membuat SIM C; 4 Bahwa benar kemudian terdakwa memberikan uang kepada saksi Wahyu Abdillah, S.T. sebesar Rp. 100.000,- seratus ribu rupiah dalam dua tahap pertama Rp. 50.000,- lima puluh ribu rupiah sebelum pembuatan dan tahap kedua setelah selesai pembuatan SIM C tersebut sebesar Rp. 50.000,- lima puluh ribu rupiah kemudian terdakwa disuruh menunggu selama 3 tiga hari; 5 Bahwa benar setelah 3 tiga hari SIM C tersebut telah selesai dapat diberikan kepada terdakwa; 6 Bahwa benar selanjutnya pada hari Kamis tanggal 11 Desember 2008 sekira pukul 18:00 WIB bertempat di Jl. Sutomo simpang Jl. Bambu Medan terdakwa sedang mengemudikan sepeda motor diberhentikan oleh petugas Polisi karena sepeda motor terdakwa tidak dilengkapi kaca spion selanjutnya Polisi menanyakan kelengkapan surat serta SIM lalu terdakwa memperlihatkan STNK Nomor Pol. BK 2431 CI yang dikeluarkan dari dalam dompet kemudian Polisi menanyakan SIM dan dijawab terdakwa “tidak ada” dan Polisi bertanya kembali tentang identitas terdakwa kemudian Polisi berhasil menemukan SIM C yang telah dibuat oleh Wahyu Abdillah, S.T.; 7 Bahwa benar tidak lama kemudian karena dicurigai lalu Polisi membawa terdakwa beserta SIM ke Poltabes Medan; 8 Bahwa setelah dilakukan pengecekan di Poltabes Medan ternyata SIM C dengan Nomor 700807140355 atas nama Sri Bakti tidak terdaftar dalam komputer SIM Poltabes Medan. c. Barang bukti • 1 satu lembar SIM C dengan Nomor SIM 700807140355 yang ditanda tangani Kompol Y. Ragil Heru S, S.I.K. selaku Kasat Lantas Poltabes MS pada tanggal 19 September 2007. 4. Pertimbangan hakim Adapun Majelis Hakim dalam menjatuhkan putusan, terlebih dahulu mempertimbangkan beberapa hal yakni sebagai berikut: a. Saksi-saksi di dalam persidangan yang memberikan keterangan di bawah sumpah telah membenarkan semua keterangannya yang pada pokoknya sama dengan keterangan dalam berita acara yang dibuat oleh penyidik; b. Terdakwa di dalam persidangan telah membenarkan keterangan yang pada pokoknya sama dengan berita acara yang telah dibuat oleh penyidik; c. Berdasarkan keterangan saksi-saksi dan keterangan terdakwa dihubungkan dengan barang bukti, Majelis Hakim berpendapat bahwa terdakwa telah melakukan perbuatan yang memenuhi semua unsur-unsur dalam Pasal 263 ayat 1 KUHP; d. Oleh karena itu terdakwa dinyatakan terbukti secara sah dan menyakinkan bersalah melakukan tindak pidana, dan oleh karenanya harus dijatuhi pidana; e. Majelis Hakim dalam persidangan tidak menemukan adanya alasan pemaaf atau alasan pembenar dan terdakwa dapat dipertanggungjawabkan atas perbuatan yang telah dilakukan, karena itu terdakwa harus dijatuhi pidana; f. Terdakwa berada dalam tahanan, maka masa penahanan yang telah dijalani terdakwa dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan dan memerintahkan pula agar terdakwa tetap berada dalam tahanan; g. Mengenai barang bukti yang diajukan Penuntut Umum dipersidangan akan dirampas untuk dimusnahkan; h. Oleh karena terdakwa dinyatakan bersalah, maka terdakwa dibebani untuk membayar biaya perkara; i. Sebelum putusan terdakwa dijatuhi pidana perlu dipertimbangkan hal-hal yang memberatkan dan meringankan yakni: • Hal yang memberatkan adalah perbuatan terdakwa meresahkan masyarakat. • Hal-hal yang meringankan: − Terdakwa belum pernah dihukum dan bersikap sopan dipersidangan; − Terdakwa mengakui dan menyesali semua perbuatannya. 5. Putusan hakim a. Menyatakan bahwa Terdakwa SRI BAKTI als. BEKTI telah terbukti secara sah dan menyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “Menyuruh Membuat Surat Palsu dan Menggunakannya”; b. Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa oleh karena itu dengan pidana penjara selama 10 sepuluh bulan; c. Menetapkan masa penahanan yang telah dijalani terdakwa dikurangi seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan; d. Menetapkan terdakwa tetap ditahan; e. Memerintahkan barang bukti berupa: − 1 satu lembar SIM C dengan Nomor SIM 700807140355 yang ditanda tangani Kompol Y. Ragil Heru S, S.I.K. selaku Kasat Lantas Poltabes MS pada tanggal 19 September 2007 dirampas untuk dimusnahkan; f. Membebankan kepada terdakwa untuk membayar biaya perkara sebesar Rp. 1.000,- seribu rupiah.

B. Analisa Kasus