sempurna secara keseluruhan dan status kejiwaan yang belum bersedia sebagai ibu Jumiarni, 2003.
Namun pada penelitian ini didapatkan jumlah ibu yang melahirkan melalui proses sectio caesarea terbanyak justru pada golongan umur 21 – 35 tahun. Hal
ini juga terjadi pada penelitian oleh Maria 2012 yang mendapatkan pasien mayoritas yang melakukan sectio caesarea adalah golongan umur 20 – 35 tahun
59,79. Penelitian sebelumnya oleh Irmayani di Rumah Sakit Dr. Pringadi Medan
2010 menunjukkan bahwa ibu dengan usia 20 – 35 tahun memiliki proporsi yang lebih banyak 53,3. Perbedaan hasil penelitian dengan teori tersebut
mungkin dapat disebabkan lokasi penelitian, jumlah sampel, dan oleh karena banyaknya indikasi panggul sempit dan riwayat sectio caesarea sebelumnya, serta
komplikasi saat persalinan yang tidak tergantung dengan umur pasien.
5.2.2. Gambaran Distribusi Karakteristik Pasien Sectio Caesarea Berdasarkan Paritas
Berdasarkan tabel 5.2, dari 297 pasien sectio caesarea, dijumpai mayoritas penderita adalah yang telah melahirkan lebih dari 2 anak, yaitu 122 orang
41,1, lalu yang baru melahirkan 1 anak sebanyak 91 orang 30,6, dan yang telah melahirkan 2 anak sebanyak 84 orang 28,3.
Paritas adalah jumlah anak yang dilahirkan oleh seorang ibu baik yang hidup maupun mati. Paritas digolongkan menjadi 3 bagian yaitu ; 1 Golongan
primipara adalah ibu dengan paritas 1, 2 Golongan multipara adalah ibu dengan paritas 2 – 4, 3 Golongan grande multipara yaitu paritas lebih dari 4. Paritas
berpengaruh pada ketahanan uterus. Pada pasien multipara yaitu ibu dengan kehamilan melahirkan lebih dari sekali meningkatkan resiko persalinan patologis
atau abnormal Wiknjosastro, 2005.
Hal ini kembali berhubungan dengan ketahanan uterus ataupun adanya riwayat sectio caesarea pada persalinan sebelumnya. Keadaan kesehatan yang
sering ditemukan pada ibu multipara adalah 1 Kesehatan terganggu karena anemia dan kurang gizi, 2 Kekendoran pada dinding perut, 3 Tampak ibu
dengan perut menggantung, 4 Kekendoran dinding rahim Rochjati 2003.
5.2.3. Gambaran Distribusi Karakteristik Pasien Sectio Caesarea
Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Berdasarkan tabel 5.3, dari 297 pasien sectio caesarea, dijumpai mayoritas pasien adalah tamatan SLTA sebanyak 172 orang 57,9, diikuti oleh pasien
tamatan SLTP sebanyak 60 orang 20,2 lalu pasien tamatan SD sebanyak 38 orang 12,8, dan pasien tamatan sarjana sebanyak 27 orang 9,1.
Tingkat pendidikan merupakan jenjang dalam penyelesaian proses pembelajaran secara formal. Makin tinggi tingkat pendidikan seseorang
diharapkan pengetahuan dan perilakunya juga semakin baik. Karena dengan pendidikan yang makin tinggi , maka informasi dan pengetahuan yang diperoleh
juga makin banyak, sehingga perubahan perilaku kearah yang baik diharapkan dapat terjadi. Suryani, 2007.
Tingkat pendidikan sangat berpengaruh sejak proses kehamilan sampai dengan proses persalinan. Ibu yang berpendidikan lebih tinggi cenderung untuk
menikah pada usia yang matur diatas 20 tahun. Pendidikan yang semakin tinggi menyebabkan kemampuan ibu dalam mengatur jarak kehamilan, jumlah anak, dan
pemanfaatan fasilitas kesehatan dalam pemeriksaan kehamilan dan proses persalinan.
Pada penelitian ini didapatkan jumlah pasien sectio caesarea tamatan SLTA lebih tinggi daripada tamatan sarjana. Hal ini dapat terjadi dikarenakan
kurangnya dana, sarana prasarana, serta hal – hal lain yang dapat mengakibatkan pasien hanya menamatkan jenjang pendidikannya hanya sampai tingkat SLTA.
Selain itu juga dapat disebabkan karena ada ibu – ibu hamil yang tidak memilih RSUP H. Adam Malik Medan sebagai tempat persalinan.
5.2.4. Gambaran Distribusi Karakteristik Pasien Sectio Caesarea