Pendirian Yayasan PENGATURAN HUKUM YAYASAN DIINDONESIA MENURUT UU

C. Pendirian Yayasan

Yayasan didirikan oleh satu orang atau lebih dengan memisahkan sebagian harta kekayaan pendirinya, sebagai kekayaan awal. Hal ini menunjukkan bahwa pendiri bukanlah pemilik yayasan karena sudah sejak pemula telah memisahkan sebagian dari kekayaannya menjadi milik badan hukum yayasan. Ini merupakan salah satu alasan untuk berpendapat bahwa Yayasan adalah milik masyarakat, serta orang asing pun pada dasarnya dapat mendirikan yayasan. 30 Hukum di Indonesia tentang pendirian yayasan ternyata untuk menemukan pendapat-pendapat para ahli dan yurisprudensi-yurisprudensi mengenai yayasan tidak mudah, tetapi dalam praktik hukum dan kebiasaan membuktikan bahwa Indonesia itu dapat didirikan yayasan dan yayasan mempunyai kedudukan sebagai badan hukum. Lahirnya sebelum Undang-Undang Yayasan No.16 Tahun 2001, belum ada ketentuan hukum yang mengatur mengenai yayasan atau yang dapat dijadikan pegangan yang mengatur kehidupan yayasan. Meskipun Pasal 365 dan Pasal 899 KUH Perdata menyebutkan istilah yayasan. 31 Dalam kenyataannya yayasan-yayasan yang didirikan itu dalam pergaulan hukumnya diakui mempunyai hak dan kewajiban sendiri, sebagai salah satu pihak dalam hubungan hukumnya dengan subjek hukum yang lain. Yayasan dapat didirikan baik pada waktu pendirinya masih hidup atau surat wasiat. Untuk mendirikan suatu yayasan diperlukan: 32 a. Syarat Materil yang terdiri dari: 1. Harus ada suatu pemisah kekayaan; 30 Chatamarrasjid Ais, Op.Cit, hlm. 27. 31 R. Ali Ridho, Op.Cit, hlm. 109. 32 Ibid, hlm. 110. 2. Suatu tujuan; 3. Suatu organisasi. b. Syarat Formil pendirian yayasan secara umum menurut Undang-Undang tentang Yayasan jo. Pasal 15 PP No.63 tahun 2008 syarat pendirian Yayasan diatur dalam Pasal 9 ayat 4 dan ayat 5 adalah sebagai berikut: 33 1. Yayasan didirikan oleh satu orang atau lebih dengan memisahkan sebagian harta kekayaan pendirinya, sebagai kekayaan awal. 2. Salinan akta yayasan bermaterai cukup yang dibuat oleh Notaris dalam bahasa Indonesia 1 eksemplar; 3. Surat penyataan tempat kedudukan yang disertai alamat lengkap yayasan yang ditanda tangani oleh pengurus yayasan dan diketahui oleh Lurah atau Kepala Desa setempat; 4. Foto copy Nomor Pokok Wajib Pajak NPWP yayasan; 5. Bukti pembayaran Penerima Negara Bukan Pajak PNBP sebesar Rp. 100.000; 6. Bukti penyetoran atau keterangan bank atas nama yayasan atau pernyataan tertulis dari pendiri yang memuat keterangan nilai kekayaan yang dipisahkan sebagai kekayaan awal untuk mendirikan yayasan; 7. Bukti penyetoran biaya pengumuman yayasan dalam tambahan Berita Negara Republik Indonesia. 33 Ibid. Kekayaan yang terpisahkan itu untuk mengejar tercapainya tujuan dan merupakan sumber dari segala hubungan-hubungan hukum. Tujuan itu sendiri harus tujuan yang idiil. Dengan demikian, tidak dibenarkan tujuan yang komersil atau tujuan untuk kepentingan diri sendiri. Pendiri adalah sama sekali bebas untuk mengaturnya sesuai dengan kehendaknya, tetapi harus dijaga yayasan tidak boleh berubah menjadi perkumpulan. Dalam akta pendirian memuat aturan-aturan tentang penunjukan para pengurus, ketentuan penggantian anggota pengurus dan wewenang serta kewajiban pengurus. Terjadinya suatu sengketa di muka pengadilan dan salah satu pihak atau pihak-pihak adalah Yayasan, kedudukan badan hukum adalah diperoleh bersama- sama dengan berdirinya yayasan itu sepanjang tenyata bahwa yayasan itu didirikan memenuhi syarat materil, syarat formil, tidak bertentangan dengan hukum, kesusilaan dan ketertiban umum. 34 Pasal 10 ayat 2 menyebutkan bahwa apabila terdapat surat wasiat yang berisi pesan untuk mendirikan yayasan, hal ini dianggap sebagai kewajiban yang ditunjukan kepada mereka yang ditunjuk dalam surat wasiat selaku penerima Yayasan dapat didirikan berdasarkan surat wasiat. Dalam Pasal 875 KUHPerdata disebutkan bahwa wasiat adalah suatu akta yang menurut pernyataan seseorang tentang apa yang dikehendakinya akan terjadi setelah ia meninggal dunia dan dinyatakannya, dapat dicabut lagi oleh pembuatnya, pada intinya wasiat itu adalah kehendak seseorang yang ditulis kepada orang lain agar dilaksanakan setelah ia meninggal dunia nantinya. 34 R. Ali Ridho, Op.Cit, hlm. 112. wasiat untuk melaksanakan wasiat. Penerima wasiat bertindak mewakili pemberi wasiat. Dalam hubungan ini bila penerima wasiat atau ahli waris tidak melaksanakan maksud pemberi wasiat untuk mendirikan Yayasan, atas permintaan yang berkepentingan, pengadilan dapat memerintahkan wahli waris atau penerima untuk melaksanakan wasiat tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa pendiri harus melaksanakan tugasnya berdasarkan “fiduciary duty”. 35 a. Para keluarga sedarah terdekat diatur dalam pasal 877 KUHPerdata, Surat wasiat tersebut dapat dibuat seseorang baik dengan persetujuan ataupun tidak dengan persetujuan untuk kepentingan: b. Orang lain seperti fakir miskin diatur dalam pasal 878 KUHPerdata, c. Pengangkatan waris atau pemberian hibah diatur dalam pasal 879 KUHPerdata. Pasal 10 Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 jo. Undang-Undang Nomor 2004 tentang Yayasan menyatakan: 1. Dalam pembuatan akta pendirian yayasan, pendiri dapat diwakili oleh orang lain berdasarkan surat kuasa; 2. Dalam hal pendirian yayasan dilakukan berdasarkan surat wasiat, penerima wasiat bertindak mewakili pemberi wasiat; 3. Dalam hal surat wasiat sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 tidak dilaksanakan, maka atas permintaan pihak yang berkepentingan pengadilan dapat memerintahkan ahli waris atau penerima wasiat yang bersangkutan untuk melaksanakan wasiat tersebut. 35 Chatamarrasjid Ais, Op.Cit, hlm. 28. Penjelasan Pasal 10 diatas, maka sesuai dengan prinsip umum hukum yang berlaku maka: bagi harta benda wasiat yang merupakan kebendaan bergerak, maka pengadilan yang berhak adalah pengadilan yang meliputi tempat kediaman atau domisili pemberi wasiat asas domisili, bagi harta benda wasiat yang merupakan kebendaan tidak bergerak dapat dipergunakan asas lex rei sitae yang berarti pengadilan dimana kebendaan tidak bergerak tersebut tersebut terletaklah yang berhak. Yayasan memperoleh status badan hukum setelah akta pendirian disahkan oleh Mentri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia, yang pelaksanaannya dilakukan oleh kepala Kantor Wilayah Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia. Yayasan yang bergerak dalam bidang sosial, harus memohon kepada Mentri sosial melalui Departemen Sosial untuk ditunjuk sebagai badan hukum. Yayasan yang bergerak dalam bidang pendidikan atau yang bergerak dalam bidang kebudayaan memohon kepada Mentri Pendidikan dan Kebudayaan. Kalau demikian, maka tentu saja Yayasan sebagai layaknya badan hukum lainnya juga mempunyai hak- hak dan dibebani dengan kewajiban yang diantaranya adalah membayar pajak. Namun demikian pendaftaran yang dilakukan di instansi-instansi pemerintah lainnya merupakan suatu tindakan yang paling penting juga untuk memperoleh izin operasional bagi Yayasan yang bersangkutan dan merupakan tindakan administrasi saja. 36 Perjalanan yayasan kadang tidak semulus yang dicita-citakan pada awal pendirian. Yayasan sebagai sebuah badan hukum, dapat menemui berbagai 36 Ibid. hambatan, baik dalam melaksanakan kegiatannya, posisi keuangan, maupun permasalahan terhadap organ yayasan sendiri secara internal atau masalah dengan pihak ketiga luar secara eksternal. Kegiatan hukum yayasan dengan pihak ketiga, seperti jual beli, utang piutang, sewa-menyewa dan sebagainya kadang bisa juga menyisakan permasalahan yang menyebabkan kondisi yayasan menjadi ambaradul. Namun, tentu saja hak dan kewajiban yang timbul berkaitan dengan pihak ketiga ini harus diselesaikan karena bisa bermasalah secara hukum, baik pidana maupun perdata, yang harus ditanggung yayasan, bahkan bisa juga bermasalah bagi organ pengurus yayasan bila memang karena kelalaiannya. 37 Berdasarkan Undang-Undang Yayasan, ada beberapa alasan yayasan bubar, yakni: 38 1. Berakhirnya jangka waktu berdirinya yayasan, sebagaimana ditentukan dalam Anggaran Dasar Yayasan; 2. Tujuan yayasan sudah tercapai atau malah tujuan yayasan tidak tercapai; 3. Yayasan bubar berdasarkan keputusan pengadilan karena yayasan melanggar ketertiban umum dan kesusilaan, tidak mampu membayar utangnya setelah dinyatakan pailit, maupun harta kekayaan yayasan tidak cukup untuk melunasi utang setelah pernyataan pailit dicabut.

D. Organ-Organ Yayasan