Pengertian Yayasan PENGATURAN HUKUM YAYASAN DIINDONESIA MENURUT UU

BAB II PENGATURAN HUKUM YAYASAN DIINDONESIA MENURUT UU

NO.16 TAHUN 2001 jo. UU NO.28 TAHUN 2004

A. Pengertian Yayasan

Yayasan dalam bahasa Belanda dikenal dengan istilah “stichting” dan dalam bahasa Inggris “foundation”. Stichting berarti lembaga atau yayasan, berasal dari kata stichten yang berarti membangun atau mendirikan. 19 Gatot Supramono dalam tulisannya memberikan defenisi yayasan adalah kumpulan dari sejumlah orang yang terorganisasi dan dilihat dari segi kegiatannya, lebih tampak sebagai lembaga sosial. Dari sejak awal, sebuah yayasan didirikan bukan untuk tujuan komersial atau untuk mencari keuntungan, akan tetapi tujuannya tidak lebih dari membantu atau meningkatkan kesejahtraan hidup orang lain. 20 Mahadi mengutip dari kamus Van Dale mengatakan bahwa yayasan adalah sebagai suatu badan hukum yang didirikan dengan suatu akte atau testament, sipendiri menyisihkan sebahagian dari hartanya untuk tujuan tertentu, sipendiri juga menetapkan pengurusnya. 21 Abdul Muis mengemukakan pengertian Yayasan adalah suatu badan hukum yang memiliki harta kekayaan yang telah dipisahkan dari pemiliknya, 19 Ibid. 10 Gatot Supramono, Op.Cit, hlm. 1. 21 Mahadi, Badan Hukum, Fakultas Hukum USU, hlm. 18. 16 sehingga bersifat mandiri dengan maksud dan tujuan tertentu yang bersifat adil dan diurus oleh suatu badan pengurus tanpa anggota. 22 Pemikiran bahwa Indonesia memerlukan suatu Undang-Undang yayasan telah berlangsung cukup lama. Pada umumnya pemikiran itu bertolak dari kenyataan bahwa dalam ketidakadaan undang-undang. Yayasan telah berkembang dengan pesat dan telah terjadi pula penyimpangan dari tujuan yang seharusnya dimiliki oleh suatu yayasan. Sebelum lahirnya Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 jo Undang-Undang Nomor 28 tahun 2004 tentang Yayasan perundang- undang sama sekali tidak mengatur tentang badan hukum yayasan. Hanya dalam beberapa Undang-Undang disebut adanya yayasan, seperti Pasal 899, 900, 1680 dan pasal 365 KUH Perdata, kemudian dalam Pasal 6 ayat 3 dan Pasal 236 Rv. Dalam pasal-pasal tersebut sama sekali tidak memberi rumusan tentang yayasan. Menurut Scholten Yayasan adalah suatu badan hukum yang dilahirkan oleh pernyataan sepihak. Pernyataan itu harus berisikan pemisahan suatu kekayaan untuk suatu tujuan dengan penunjukan bagaimanakah kekayaan itu diurus dan digunakan. 23 22 Abdul Muis, Membuka Peluang Yayasan Berkarakter Komersil, makalah Seminar “sosialisasi Undang-Undang Nomor 16 tahun 2001, Fakultas Hukum USU. 23 R. Ali Rido, Badan Hukum dan Kedudukan Badan Hukum Perseroan, Perkumpulan, Koperasi, Yayasan, Wakaf, Bandung: Alumni 2001, hlm. 107. Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Yayasan Nomor 16 Tahun 2001 menyatakan : “Yayasan adalah badan hukum yang terdiri atas kekayaan yang dipisahkan dan diperuntukkan untuk mencapai tujuan tertentu dibidang sosial, keagamaan dan kemanusian yang tidak mempunyai anggota”. Defenisi yayasan di atas mengandung empat catatan utama yaitu: 24 1. Yayasan merupakan badan hukum. Artinya yayasan secara hukum dianggap bisa melakukan tindakan-tindakan yang sah dan mempunyai akibat hukum walaupun nanti secara nyata yang bertindak adalah organ-organ yayasan, baik pembina, pengawas maupun pengurusnya. 2. Yayasan memiliki kekayaan yang dipisahkan. Artinya, yayasan mempunyai aset, baik bergerak maupun tidak, yang pada awalnya diperoleh dari modal atau kekayaan yang telah dipisahkan. Maka, yayasan secara hukum memiliki kekayaan sendiri yang terlepas dan mandiri. 25 3. Yayasan mempunyai tujuan tertentu yang merupakan pelaksanaan nilai-nilai , baik keagamaan, sosial, maupun kemanusiaan. Dari hal ini diketahui bahwa yayasan sejak awal didesain sebagai organisasi nirlaba yang tidak bersifat untuk mencapai keuntungan profit oriented sebagaimana badan usaha, seperti perseroan terbatas, CV, Firma dan lain-lain. Pemisahan harta kekayaan tersebut sebenarnya bertujuan mencegah jangan sampai kekayaan awal yayasan masih merupakan bagian dari harta pribadi atau harta bersama pendiri. Jika tidak demikian nantinya harta tersebut masih tetap sebagai kekayaan milik pendiri yayasan. 4. Yayasan tidak mempunyai anggota. Maksudnya, yayasan tidak mempunyai semacam pemegang saham sebagaimana perseroan terbatas atau sekutu-sekutu dalam CV atau anggota-anggota dalam badan usaha lainnya. Namun, yayasan tentu saja digerakkan oleh organ-organ yayasan, baik pembina, pengawas dan 24 Adib Bahari, Prosedur pendirian yayasan, Yogyakarta: Pustaka Yustisia, hlm. 2. 25 Gatot Supramono, Op. Cit, hlm. 37. terlebih lagi peran utama pengorganisasian yayasan berada di tangan pengurus dengan pelaksana hariannya. Undang-Undang tentang yayasan dimaksudkan untuk memberikan pemahaman yang benar kepada masyarakat mengenai yayasan, yang menjamin kepastian dan ketertiban hukum atau persyaratan formal berdasarkan Undang- Undang. Pendirian Yayasan dilakukan melalui akta notaris dan kemudian status badan hukum akta pendiriannya disahkan Mentri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia atau pejabat yang ditunjuk. Yayasan sebagai suatu badan hukum mampu dan berhak serta berwenang untuk melakukan tindakan-tindakan perdata. Pada dasarnya keberadaan badan hukum bersifat permanen, artinya badan hukum tidak dapat dibubarkan hanya dengan persetujuan para pendiri atau anggotanya. 26 Pasal 8 disebutkan bahwa kegiatan usaha badan usaha Yayasan mempunyai cakupan yang luas, antara lain di bidang pendidikan. Lebih lanjut ketentuan pada Pasal 7 ayat 1 menyebutkan yayasan dapat mendirikan badan usaha yang kegiatannya sesuai dengan maksud dan tujuan yayasan. Kata “kegiatan” merujuk pada kegiatan badan usaha dan pada kegiatan yayasan. Untuk Badan hukum hanya dapat dibubarkan jika telah dipenuhi segala ketentuan dan persyaratan yang ditetapkan dalam Anggaran Dasarnya. Hal tersebut sama kedudukannya dengan perkumpulan yang berbentuk berbadan hukum, dimana dipandang sebagai subjek hukum karena dapat melakukan perbuatan hukum, menyandang hak dan kewajiban dapat digugat maupun menggugat di Pengadilan. 26 Mulyadi, Artikel: Bedanya Perkumpulan Dengan Yayasan, diakses dari www.hukumonline.com. diakses bulan Desember 2012. dapat mendirikan suatu badan usaha, suatu yayasan terlebih dahulu harus mempunyai kegiatan di bidang sosial, misalnya mendirikan lembaga-lembaga pendidikan formal sekolah dasar, menengah, dan atau pendidikan tinggi atau lembaga pendidikan non formal, misalnya kursus-kursus. Yayasan yang sudah berkegiatan di bidang pendidikan, misalnya untuk dapat lebih mendukung kehidupan yayasan, atau lebih dapat memajukan dan mengembangkan kegiatan pendidikan, yayasan lalu mendirikan badan usaha yang menjadi badan hukum, syaratnya harus mempunyai kegiatan tersebut baru dapat didirikan oleh Perseroan Terbatas PT. contoh, yayasan yang berkegiatan di bidang penyelenggaraan rumah sakit dan rumah penanggulangan psikotropika, yang berkegiatan rumah sakit dan penangganan penyakit-penyakit psikotropika. Penjelasan dari tim sosialisasi Departemen Hukum dan HAM tentang Undnag-Undang Yayasan dan perkembangan persetujuan akta yayasan selam ini, Yayasan mempunyai tiga jenis kegiatan. Kegiatan itu adalah kegiatan utama implisit dalam pasal 1 nomor 1, kegiatan penunjang Pasal 3, Pasal 7 ayat 1 dan Pasal 8, dan kegiatan penyertaan Pasal 7 ayat 2. Kegiatan utama adalah kegiatan untuk melaksanakan maksud dan tujuan pendirian di salah satu bidang sosial, kemanusiaan dan keagamaan. 27 Kegiatan penunjang adalah kegiatan usaha untuk menunjang maksud dan tujuan yaitu dengan membentuk badan usaha yang kegiatannya sesuai dengan Dalam hal ini adalah pendidikan yang diatur dalam akta anggaran dasar yayasan standar yang dibuat Departemen Hukum dan HAM dalam Pasal 3. 27 Thomas Suryatno, Yayasan Tidak Dapat Menyelenggarakan Pendidikan, Suara Pembaruan Daily, diakses dari www.google.com Diakses bulan Desember 2012. maksud dan tujuan kegiatan utama yayasan, sesuai Pasal 7 ayat 1 Undang- Undang Yayasan. Dengan demikian, yayasan dapat menyelenggarakan pendidikan secara langsung sebagai salah satu kegiatan utama, dalam kenyataannya sudah ratusan bahkan ribuan akta perubahan anggaran dasar yayasan dibuat oleh notaris dan disahkan Departemen Hukum dan HAM sesuai dengan akta standar anggaran dasar yayasan tersebut diatas.

B. Sejarah Yayasan