Sejarah Yayasan PENGATURAN HUKUM YAYASAN DIINDONESIA MENURUT UU

maksud dan tujuan kegiatan utama yayasan, sesuai Pasal 7 ayat 1 Undang- Undang Yayasan. Dengan demikian, yayasan dapat menyelenggarakan pendidikan secara langsung sebagai salah satu kegiatan utama, dalam kenyataannya sudah ratusan bahkan ribuan akta perubahan anggaran dasar yayasan dibuat oleh notaris dan disahkan Departemen Hukum dan HAM sesuai dengan akta standar anggaran dasar yayasan tersebut diatas.

B. Sejarah Yayasan

Hukum di Indonesia dikenal lembaga-lembaga yang disebut yayasan Stichting, Fonundation , organisasi dengan tujuan tertentu. Subjek hukum yang baru dan berdiri sendiri itu yang dimaksudkan ialah badan hukum. Badan hukum yayasan dapat didirikan dengan tidak adanya campur tangan dari penguasa dan bahwa kebiasaan dan yurisprudensi bersama-sama menetapkan aturan itu. Dengan demikian, kedudukan badan hukum itu diperoleh dengan bersama-sama berdirinya yayasan itu. Praktek hukum dan kebiasaan membuktikan bahwa Indonesia dapat didirikan yayasan dan yayasan itu mempunyai kedudukan sebagai badan hukum. 28 Berdasarkan hukum kebiasaan dan asumsi hukum yang berlaku di masyarakat, maka dapat dikemukan ciri-ciri Yayasan sebagai suatu entitas hukum sebagai berikut: 29 a. Eksistensi yayasan sebagai entitas hukum di Indonesia belum didasarkan pada peraturan perundang-undangan yang berlaku; 28 Ali Ridho, Op.Cit, hlm. 114. 29 Nindyo Pramono, Kedudukan Hukum Yayasan di Indonesia, dalam Reformasi Yayasan Persfektif Hukum dan Manajemen , Yogyakarta: PT Andi, 2002, hlm. 4. b. Pengakuan yayasan sebagai badan hukum belum ada dasar yuridis yang tegas, berbeda halnya dengan perseroan terbatas, koperasi dan badan hukum yang lain; c. Yayasan dibentuk dengan memisahkan kekayaan pribadi pendiri untuk tujuan nirlaba, untuk tujuan religus, sosial, keagamaan dan kemanusiaan; d. Yayasan didirikan dengan akta notaris atau dengan surat keputusan pejabat yang bersangkutan dengan pendirian yayasan; e. Yayasan tidak memiliki anggota dan tidak memiliki oleh siapapun, namun mempunyai pengurus atau organ untuk merelisasikan tujuan yayasan; f. Yayasan mempunyai kedudukan yang mandiri, sebagai akibat dari adanya kekayaan terpisah dari kekayaan pribadi pendiri atau pengurusnya dan mempunyai tujuan tersendiri beda atau lepas dari tujuan pribadi pendiri atau pengurus; g. Yayasan dapat dibubarkan oleh pengadilan apabila tujuan yayasan bertentangan dengan hukum, dapat dilikuidasi dan dapat dinyatakan pailit; h. Yayasan diakui sebagai badan hukum seperti halnya orang yang berarti ia diakui sebagai subjek hukum mandiri yang dapat menyandang hak dan kewajiban mandiri, didirikan dengan akta dan didaftarkan di Kantor Kepanitraan Pengadilan Negeri Setempat. Menanti sekian lama dan dibiarkan yayasan berkembang dimasyarakat tanpa aturan main yang jelas, akhirnya pada tahun 2001 lahirlah Undang-Undang Nomor 16 tentang Yayasan yang diundangkan pada tanggal 6 Agustus 2001 dalam Lembaran Negara RI tahun 2001 Nomor 112 tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4142 dan mulai berlaku sejak tanggal 6 Agustus 2002. Diberikannya jangka waktu pemberlakuan Undang-Undang ini dimaksudkan agar seluruh masyarakat Indonesia mengetahui dan mempersiapkan hal-hal yang diperlukan dalam melakukan penyesuian. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001, disebutkan bahwa dasar pertimbangan dikelurkannya Undang-Undang ini adalah bahwa pendirian Yayasan di Indonesia selama ini dilakukan berdasarkan kebiasaan dalam masyarakat, karena belum ada peraturan perundang-undang yang mengatur tentang Yayasan. Namun demikian, kurang lebih 2 tahun sejak dikeluarkannya Undang-Undang tersebut, tepatnya tanggal 6 Oktober tahun 2004, melalui lembaran Negara No.115 dan tambahan berita Negara Republik Indonesia No.4430 diundangkanlah Undang-Undang No.28 tahun 2004 tentang perubahan Undang-Undang No.16 tahun 2001 tentang Yayasan. Tujuan diubahnya Undang-Undang ini dimaksudkan untuk lebih menjamin kepastian dan ketertiban hukum, serta memberikan pemahaman yang benar kepada masyarakat mengenai yayasan, sehingga dapat mengembalikan fungsi Yayasan sebagai sarana dalam rangka mencapai tujuan tertentu dibidang sosial, keagamaan dan kemanusian. Pertimbangan didalam Undang-Undang No.16 Tahun 2001 tentang yayasan disebutkan bahwa mulai berlaku pada tanggal 6 Agustus tahun 2002, namun Undang-Undang tersebut dalam perkembangannya belum menampung seluruh kebutuhan dan perkembangan hukum dalam masyarakat, serta terdapat beberapa substansi yang dapat menimbulkan berbagai penafsiran, maka perlu dilakukan perubahan terhadap undang-undang tersebut. Perubahan Undang-Undang Yayasan dilakukan bukan untuk mengganti Undang-Undang sebelumnya atau menganti seluruh ketentuan-ketentuan yang ada dalam Undang-Undang itu. Namun perubahan tersebut hanya mengubah beberapa Pasal saja, sehingga Undang-Undang No.16 Tahun 2001 dan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004 saling berkaitan dan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan satu dengan lainnya. Saat ini juga, telah dikeluarkan peraturan pelaksanaan dari Undang- Undang Yayasan yaitu Peraturan Pemerintah No.63 Tahun 2008. Tepatnya tanggal 23 september 2008, melalui Lembaran Negara Republik Inddonesia No.134 tambahan Berita Negara Republik Indonesia No.4894. Dalam Peraturan Pemerintah ini diatur antara lain mengenai pemakaian nama Yayasan, kekayaan awal Yayasan, pendirian Yayasan berdasarkan surat wasiat, syarat dan tata cara pendirian Yayasan oleh orang asing, dan tata cara pengajuan permohonan pengesahan akta pendirian dan persetujuan akta perubahan anggaran dasar Yayasan. Adanya Undang-Undang Yayasan dan ditindak lanjuti dengan dikeluarkannya peraturan pemerintah tentang Yayasan tersebut, diharapkan Yayasan yang akan didirikan maupun yang sudah menyesuikan dengan aturan perundang-undang Yayasan dapat menjalankan aktivitasnya sesuai dengan tujuan pendiriannya untuk beraktivitas dalam bidang sosial, keagamaan dan kemanusian.

C. Pendirian Yayasan