BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Peranan toksikologi dalam penyidikan bertujuan untuk memudahkan penyidik dalam mencari dan mengumpulkan barang bukti yang ada dalam
Tempat Kejadian Perkara TKP yang kemudian dengan bukti tersebut digunakan untuk membuat terang suatu tindak pidana yang terjadi dan untuk menemukan
tersangkanya. Dan juga untuk mendeteksi dan mengidentifikasi bahanracun yang
diduga ada dalam organ atau jaringan tubuh dan cairan tubuh korban.
Biasanya dokter pemeriksa, pada saat melakukan pemeriksaan luar dan dalam korban mati dugaan tindak pidana sudah memikirkan untuk melakukan atau
tidak melakukan pemeriksaan toksikologi. Tertutama jika keadaan korban mati lebih mengarah kepada keracunan suatu zat. Jika dugaan ini diperkuat dengan
hasil pemeriksaan racun tertentu, seperti: cairan pembasmi serangga, obat- obatannarkoba, atau zat-zat lainnya positif tentu saja kesimpulan pada visum et
repertum korban akan lebih jelas dan dapat disimpulkan dengan tepat. Dokter pemeriksa pada bab kesimpulan visum et repertum tidak akan menyebutkan
korban mati akibat bunuh diri, pembunuhan, ataupun kecelakaan, tapi jelas menyebutkan penyebab kematiannya akibat keracunan zat-zat, obat-obatan,dan
racun tertentu atau dengan kata lain ditemukannya gangguan pada organ-organ tubuhnya akibat sesuatu zat-zat, obat-obatan,dan racun tertentu tersebut.
Sayangnya hasil pemeriksaan toksikologi kadang-kadang tidak menyebutkan jumlah kadar zat-zat, obat-obatan,dan racun yang terdapat di dalam tubuh korban
Universitas Sumatera Utara
dengan berdasarkan angka-angka atau nilai dosis fatalnya yang ditemukan. Misalnya 0,5 mgml darah jantung.
Peranan toksikologi sangat dibutuhkan untuk mewujudkan penyidikan secara cepat dan tepat dalam rangka pengungkapan kejahatan pembunuhan
khususnya kasus pembunuhan yang ada indikasi korbannya meninggal karena diracun, maka sangat diperlukan ilmu mengenai racun atau toksikologi forensik.
Pembuktian Tindak Pidana Pembunuhan Dengan menggunakan Racun melalui Visum Et Repertum dapat dilakukan terlebih dahulu dengan melakukan
pemeriksaan di tempat kejadian olah TKP, dimana pemeriksaan ini berguna untuk membantu penentuan penyebab kematian dan menentukan cara kematian.
Kemudian dapat dilakukan pemeriksaan forensik. Pemeriksaan forensik dapat dilakukan pada korban yang masih hidup dan juga pada koraban yang telah
meninggal dunia. Pada pada korban yang masih hidup dapat dilakukan pemeriksaan tinja
korban atau dari bahan yang dimuntahkan oleh korban. Sedangkan pada korban yang telah meninggal dunia dapat dilakukan pemeriksaan luar, pemeriksaan dalam
tubuh korban, dan pemeriksaan toksikologi. Setelah dilakukannya proses pemeriksaan tersebut maka dapat disimpulkanlah bahwa korban tersebut ada atau
tidak mengalami peristiwa keracunan. Dalam pelaksanannya, pembuatan visum et repertum banyak mengalami
hambatan-hambatan. Terutama bagi kasus dugaan keracunan. Hal yang paling menonjol adalah sering sekali terjadi pembusukan pada mayat atau jenazah. Hal
ini dapat terjadi karena permintaan atas visum sudah ada ditangan para dokter ahli kedokteran forensik tetapi famili korban tidak ada yang datang untuk
Universitas Sumatera Utara
menyetujui apakah dapat dilakukan visum terutama pemeriksaan dalam tubuh. Yang kedua disebabkan karena jenazah atau mayat tidak ada diruang visum
melainkan berada di tempat keluarga korban. Yang ketiga disebabkan karena surat permintaan visum tidak dibuat secara lengkap. Yang keempat karena pihak korban
tidak setuju dilakukan visum terhadap korban, apalagi dilakukan pembedahan terhadap tubuh korban. Yang kelima karena identifikasi korban tidak dikenal
sehingga dibutuhkan waktu agar keluarga korban mencari korban dan dapat dilakukan visum. Hambatan yang berikutnya adalah kurangnya koordinasi antara
penyidik dengan dokter yang berwenang. Semua hal-hal diatas menjadi hambatan dalam pembuatan visum. Sangat sulit untuk melakukan pemeriksaan toksikologi
apabila organ tubuh korban yang dianggap mengandung racun telah membusuk sehingga hasilnya akan menjadi kabur dan maupun negatif mengandung racun.
B. Saran