Konsep Pan-Islamisme Jamaluddin al-Afgani Peranan Jamaluddin al-Afgani pada Penerbitan ‘Urwatul Wu qā Meneladani Sikap Jamaluddin al-Afgani

 Mengerjakan ketertinggalan umat islam dalam pengetahuan, sains, dan teknologi modern Langkah ini diambil Jamaluddin al-Afgani dengan cara mendirikan sekolah atau perguruan tinggi dan membentuk masyarakat ilmiah.  Mengembalikan pemahaman umat islam terhadap ajaran-ajaran sumber aslinya Jamaluddin al-Afgani memasukkan langkah ini agar umat islam kembali pada al-Qur’an, sunah dan keteladanan para sahabat pada permulaan islam. Dengan demikian, praktik korupsi dan manipulasi dapat dihilangkan.  Berjuang melawan kolonialisme asing Barat Langkah ini berdasarkan pada realita bahwa Negara-negara Barat terlalu campur tangan terhadap urusan-urusan politik Negara Islam. Negara-negara Barat secara eksploitatif telah menjajah umat Islam, khususnya di bidang ekonomi. Mereka mengeruk sumber-sumber kekuatan dan kekayaan ekonomi Negara Islam. Bahkan, mereka memasukkan unsur-unsur kultur Barat ke dalam kultur kaum Muslimin. Menghadapi kenyataan ini, Jamluddin al-Alfgani membakar semangat untuk mengenyahkan penjajahan Barat meskipun dimusuhi penguasa Barat, akibatnya beliau terpaksa harus berpindah-pindah dari Mesir ke India, Iran, Hijaz, Yaman, Turki, Rusia, Jerman, Perancis, dan Inggris.  Membangkitkan slogan persatuan Islam Jamaluddin al-Afgani mementingkan langkah ini bagi umat Islam walaupun mereka berbeda mazhab atau aliran. Beliau tidak suka dengan istilah Sunni, Syi’ah, atau fanatisme pada sekte tertentu. Jamaluddin al-Afgani sangat gigih memperjuangakan penolakannya terhadap paham sekterianisme dan nasionalisme menurut konsep Barat. Kedua paham ini terbukti merongrong ajaran dasar Islam. Oleh karena itu, beliau berusaha mempersatukan dengan satu tali pengikat yaitu agama Islam Pan-Islamisme.

c. Konsep Pan-Islamisme Jamaluddin al-Afgani

Gerakan Pan-Islamisme didirikan oleh Jamaluddin al-Afgani yang berpusat di Kabul, Afghanistan. Adapun tujuan didirikannya gerakan Pan-Islamisme adalah untuk memajukan umat Islam, menyatukan aliran modern, dan membentuk persatuan semua umat Islam di bawah satu khalifah pusat, sebagaimana pada zaman khalifah-khalifah terdahulu. Gerakan Pan-Islamisme yang dimotori Jamaluddin al-Afgani terkenal sanat revolusioner dan antiimperialis. Oleh karena itu, beliau disebut seorang penggerak Islam pada abad ke-19. Pokok ajaran-ajaran Jamaluddin al-Afgani, antara lain:  Menggugah rasa solidaritas ukhwah mukmin seluruh dunia dan sebagai muktamarnya adalah ibadah haji di Mekkah,  Nasrani sekalipun berbeda keturunan kebangsaan, ketika menghadapi Timur Islam, dapat bersatu untuk menghacurkan dunia Islam,  Mengenyahkan segala fanatisme golongan dan nasionalisme kebangsaan untuk menggalang kekuatan guna mengusir segala bentuk imperilisme Barat, dan  Bersatunya umat Islam yang tidak mengenal suku bangsa akan menciptakan sesuatu peradaban yang maju.

d. Peranan Jamaluddin al-Afgani pada Penerbitan ‘Urwatul Wu qā

ṡ Karena persoalan pilitik di Mesir, Jamaluddin al-Afgani akhirnya pergi ke Paris Prancis. Di Paris inilah akhirnya beliau mendirikan sebuah organisasi bernama ‘Urwatul Wu qā ṡ yang beranggotakan muslim militant dari India, Mesir, Syiria, dan Afrika Utara. Organisasi tersebut bertujuan memperkuat persaudaraan Islam, dan mendorong umat Islam mencapai kemajuan. Oraganisasi ‘Urwatul Wu qā ṡ menebitkan majalah dalam bahasa arab yang bernama ‘Urwatul Wu qā. ṡ Karena isi gagasannya dianggap terlalu keras mengancam kekuasan penjajah Barat, majalah tersebut akhirnya dibredel dan dilarang beredar.

e. Meneladani Sikap Jamaluddin al-Afgani

Nama Jamaluddin al-Afgani sering diindentikan dengan dua gerakan yang secara gencar beliau serukan. Pertama adalah nasionalisme yang dikampanyeannya, terutama di Mesir dan India untuk menentang Pan-Islamisme. Kedua adalah Pan- Islamisme atau persatuan Negara-negara Islam. Kejayaan melalui kesatuan inilah salah satu kunci pemikiran al-Afgani. Menurutnya, persatuan termasuk salah satu tiang agama Islam. Untuk itu beliau mengimbau Negara-negara Islam agar bersatu. Sikap Jamaluddin al-Afgani sebagai seorang nasionalis, pemikir, dan pembaru patut kita teladani. Setidaknya, ada lima faktor, yaitu:  Seorang penggagas Pan-Islamisme, nasionalisme, anti-kolonialisme dan modernisme Islam,  Seorang orator dan pembicara yang kharismatik,  Sering berkunjung ke Negara-negara Islam, yang memungkinkan untuk menyebarkan gagasannya kepada orang banyak,  Menyerukan persatuan dan kesatuan sebagai sendi kekuatan umat islam, dan  Menafsirkan kembali nilai-nilai Islam.

f. Ide Pembaharuanya