Dasar-Dasar Da’wah Muhammad bin Abdul Wahab Keistimewaan Da’wah Muhammad bin Abdul Wahab

agar tetap tegar. Ketika sang ayah meninggal dunia pada tahun 1153 H, Muhammad Bin Abdul Wahab mulai berani terang-terangan menyingkap kebenaran, memantapkan tauhid, mengibarkan sunnah Nabi saw, menyuruh kepada yang maruf, dan mencegah dari yang mungkar. Beliau mengingkari berbagai macam bidah atau sesuatu yang diada-adakan dalam urusan akidah, ibadah dan istiadat. Beliau juga menyebarluaskan ilmu, menegakkan hukum, menyingkap kejelekan keadaan orang- orang yang jahil, serta menentang orang-orang yang suka berbuat bidah dan menuruti keinginan-keinginan hawa nafsu. Pada waktu itulah beliau menjadi terkenal dan ikut bergabung bersamanya orang-orang yang ikhlas, shalih, dan bersemangat dalam memperbaiki agama ini. Ada beberapa orang yang kemudian ikut bergabung bersamanya, terlebih ketika beliau melakukan penebangan terhadap pohon-pohon yang dikeramatkan oleh banyak orang Uyainah. Selanjutnya, beliau merobohkan bangunan-bangunan yang berdiri di atas kuburan dan menghukum rajam terhadap wanita yang mengaku kepadanya telah berzina setelah syarat-syaratnya terpenuhi. Keberanian itu membuatnya semakin terkenal sehingga membuat banyak orang yang kemudian bergabung membelanya secara terang-terangan. Sedangkan, orang-orang yang ragu menjadi takut dan juga segan kepadanya.

d. Dasar-Dasar Da’wah Muhammad bin Abdul Wahab

Seruan dawah Muhammad bin Abdul Wahab adalah berdasarkan pada manhâj islam yang benar sesuai kaedah-kaedah serta prinsip-prinsip agama. Yang paling menonjol ialah upaya untuk memurnikan ibadah hanya kepada Allah semata dan kesetiaan untuk selalu mentaati Allah serta Rasulullah SAW. Beliau sangat antusias dalam melakukan hal-hal sebagai berikut :  Menanamkan Tauhid secara mendalam dan membasmi syirik serta berbagai macam bidah,  Menegakkan kewajiban-kewajiban agama dan syiar-syiarnya, seperti shalat, jihad dan amar maruf nahi mungkar,  Mewujudkan keadilan di bidang hukum dan lainnya, dan  Mendirikan masyarakat Islam yang berdasarkan tauhid, sunah, persatuan, kemuliaan, perdamaian dan keadilan. Semua ini berhasil terwujud di negara-negara yang terjangkau atau yang telah terpengaruh oleh dawah dan seruannya. Gambaran tersebut nampak jelas di wilayah- wilayah yang berada di bawah kekuasaan pemerintah Arab Saudi sebagai pengibar bendera gerakan reformasi pada tiga abad periode. Setiap negara yang terjangkau oleh gerakan ini akan kental dengan warna tauhid, iman, sunnah Nabi, perdamaian dan kesejahteraan. Hal ini demi mewujudkan apa yang telah dijanjikan oleh Allah di dalam firman-Nya yang artinya, Sesungguhnya Allah pasti akan menolong orang- orang yang menolong agama-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar maha kuat lagi maha perkasa, yaitu orang-orang yang jika kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi, niscaya mereka mendirikan shalat, menunaikan zakat, menyuruh berbuat yang maruf, dan mencegah dari perbuatan yang mungkar; dan kepada Allahlah kembali segala urusan QS. Al-Hajj:40-41.

e. Keistimewaan Da’wah Muhammad bin Abdul Wahab

Da’wah yang dilakukan Muhammad bin Abdul Wahab mempunyai banyak kesitimewaan, diantaranya adalah : 1. Perilaku yang Jernih Sesungguhnya perilaku Muhammad bin Abdul Wahab telah tercermin di dalam pribadi, ilmu, sikap agama, akhlak, dan pergaulannya terhadap orang-orang yang mendukung maupun yang menentangnya. 2. Sumber yang Bersih Sumber ilmu, adab, dan akhlak yang diterima oleh Muhammad bin Abdul Wahab adalah sumber-sumber yang syari, fitrâh, kuat, dan murni. Hal ini merupakan cerminan dari al-Quran, sunnah Nabi, dan jejak peninggalan para salaf al-shâlih yang lepas dari falsafah dan tasawuf, kesenangan nafsu, dan kerancuan-kerancuan dalam lingkungan keluarga. 3. Manhâj yang Baik Dalam menjabarkan ketetapan agama kepada para pengikut dan orang-orang menentangnya adalah manhaj Syari yang salaf, murni, bersih dari kotoran-kotoran, asli, kokoh, terang, realistis, yang berpedoman pada al-Quran dan sunnah, serta patut untuk mendirikan sebuah masyarakat islami. 4. Berorientasi pada Manhâj Salaf al-Shâlih Dawah islam Muhammad bin Abdul Wahab dalam segala sesuatu menggunakan manhâj salaf al-shâlih. Itulah yang membuat manhâj-nya memiliki ciri khas tersendiri, yakni murni, realiatis, mantap dan meyakinkan. Hasilnya beliau sanggup menegakkan syiar dan dasar-dasar agama sangat sempurna, yang meliputi masalah tauhid, shalat, jihad, amar maruf nahi mungkar, penegak hukum, keadilan, keamanan, tampilnya keutamaan-keutamaan dan tersembunyinya kerendahan- kerendahan. Agama dan ilmu menjadi sangat marak di setiap negara yang terjangkau oleh seruan dawahnya yang ada di kerajaan Arab Saudi. 5. Penuh Semangat dan Berwawasan Luas Hal lain yang membuat manhâj Muhammad bin Abdul Wahab menjadi istimewa ialah semangat dan keyakinannya yang sangat tinggi dalam menegakkan kalimat Allah, membela agama, menyebarkan sunnah Nabi dan mengobati penyakit- penyakit yang diderita oleh umat berupa berbagai macam bidah, kemungkaran, kebodohan, perpecahan, kedzaliman dan keterbelakangan. Semangat yang tinggi dan wawasan luas dalam hal teori dan praktek yang dimilikinya nampak jelas dari banyak hal. Diantaranya adalah:  Perhatiannya yang fokus terhadap masalah-masalah yang utama, seperti masalah tauhid dan kewajiban-kewajiban agama, dengan tidak mengenyampingkan masalah-masalah yang lainnya.  Kesiapannya sejak dini untuk menghadapi berbagai rintangan, ditambah wawasan yang luas, dan kemampuan memiliki antipasi yang peka untuk menghadapi segala sesuatu yang akan terjadi. 6. Kemampuan dan Kesuksesan Berkat Muhammad bin Abdul Wahab, Allah berkenan menolong agama dan memuliakan sunnah Nabi. Beliau baru meningal dunia setelah sempat menyaksikan buah dawahnya yang beliau rintis dengan susah payah, yakni dengan berkibarnya bendera sunnah dan berdirinya negeri tauhid pada zaman pemerintahan Imam Abdul Aziz bin Muhamad dan putranya, Saud. Bendera tersebut terus berkibar melambangkan kejayaan, kemenangan, kewibawaan, kekuasaan, dan kedamaian. Hal itu dilihat sebagai dominasi agama dan tenggelamnya berbagai macam bidah. Kebanyakan gerakan-gerakan islam sekarang ini merupakan kelanjutan yang alami dari gerakan Salafiyah di jazirah Arab.

f. Gagasan dan Pemikiran Da’wah