Hasil penelitian berdasarkan lama rawat inap di rumah sakit adalah responden 2 hari sebanyak 15 orang 48,4. Menurut Wong 2008, anak belum
mengenal lingkungan rumah sakit dan prosedur pengobatan yang akan dijalani. Anak yang baru pertama kalinya mengalami rawat inap ada awalnya sangat sulit
berinteraksi dengan oranglain bahkan dengan orang asing. Respon yang muncul, anak cenderung menangis atau marah ketika didekati, bahkan tidak segan-segan ia
merajuk pada orangtuanya. Atas bantuan dari orangtua yang selalu ada disamping anak, semua hambatan dapat teratasi dengan baik. Sebagian anak yang telah 4-5
hari dirawat cenderung bisa berinteraksi dengan baik.
5.2.2 Stress Responden Sebelum Diberikan Terapi Musik
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa rata-rata anak usia sekolah mengalami stress sebelum diberikan terapi musik. Sebelum mendapatkan terapi
musik terdapat 30 anak 96,8 mengalami stress, rata-rata responden memiliki skor stress sebelum diberikan terapi musik 11,61, skor stress minimal sebelum
diberikan terapi musik yaitu 0 dan skor stress maksimal yaitu 12. Penelitian ini membuktikan anak usia sekolah yang menjalani rawat inap
banyak mengalami stress hospitalisasi. Stress anak selama dirawat inap terjadi karena adanya stressor. Hal ini dikarenakan anak mengalami berupa perpisahan
dengan orang tua dan teman sebaya, kehilangan kendali atau kontrol, cedera dan nyeri tubuh, dan ketakutan terhadap sakit itu sendiri . Stress akibat rawat inap
pada anak usia sekolah adalah respon individu terhadap situasi yang menimbulkan tekanan, perubahan, tuntutan penyesuaian diri, pemberi asuhan tidak dikenal dan
Universitas Sumatera Utara
kehilangan kemandirian, perasaan yang tidak nyaman dengan keadaan lingkungan Wong 2008.
Dampak rawat inap pada anak yaitu anak cenderung lebih manja dan meminta perhatian lebih pada orang tuanya, bersikap menutup diri pada perawat
yang merawatnya dikarenakan anak belum dapat beradaptasi dengan lingkungan rumah sakit. Stress yang umumnya terjadi yang berhubungan dengan rawat inap
adalah takut akan unfamiliarity, lingkungan rumah sakit yang menakutkan, rutinitas rumah sakit, tindakan yang menyakitkan, dan takut akan kematian.
Reaksi emosional pada anak usia sekolah sering menangis, marah dan berduka sebagai bentuk yang sehat dalam mengatasi stress karena rawat inap Elfira,
2011.
5.2.3 Stress Responden Setelah Diberikan Terapi Musik
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa rata-rata anak usia sekolah mengalami penurunan skor stress. Setelah mendapatkan terapi musik terdapat 3
anak 9,7 mengalami stress, rata-rata responden memiliki skor stress setelah diberikan terapi musik 1,16. Skore stress minimal sebelum diberikan terapi musik
yaitu 0 dan skor stress maksimal yaitu 12. Mendengarkan musik pada anak dapat berusaha untuk nenemukan
harmoni internal inner harmony,meningkatkan kepercayaan diri, mengembangkan keterampilan untuk menangani masalah dan rasa sakit dan
berelaksasi . Hal ini akan lebih mudah mengatasi stress, ketegangan, rasa sakit dan berbagai gangguan atau gejolak emosi negative yang dialaminya. Selain itu musik
melalui suara juga dapat mengubah frekuensi yang tidak harmonis tersebut
Universitas Sumatera Utara
kembali ke vibrasi yang normal, sehat dan dapat memulihkan kembali keadaan yang normal Djohan, 2006.
Hasil penelitian ini tidak terlepas dari konsep bahwa musik bersifat teraupetik yang artinya dapat menyembuhkan. Dikarenakan musik mengahasilkan
rangsangan ritmis yang kemudian ditangkap melalui organ pendengaran dan diolah didalam sistem saraf tubuh dan kelenjar pada otak yang selanjutnya
mereorganisasi interpretasi bunyi ke dalam ritme internal pendengarannya. Ritme internal ini mempengaruhi metabolism tubuh sehingga prosesnya akan
berlangsung dengan baik. Hal tersebut akan membantu tubuh untuk membangun sistem kekebalan yang lebih baik, dan dengan sistem kekebalan tubuh yang lebih
baik tubuh menjadi tangguh terhadap kemungkinan serangan penyakit Satiadarma, 2004.
5.2.4 Perubahan Stress Akibat Rawat Inap Pada Anak Usia Sekolah Sebelum dan Sesudah Pemberian Terapi Musik
Berdasarkan tabel 5.4. Pengaruh terapi musik terhadap stress akibat rawat inap dengan hasil analisis menggunakan uji statistik Wilcoxon dengan tingkat
kepercayaan 95 α = 0,05 . Berdasarkan hasil uji ini, didapatkan stress
hospitalisasi lebih besar sebelum diberi terapi musik ada 31 anak dan setelah diberikan terapi musik ada 3 anak yang masih stress hospitalisasi. Nilai Z mean -
5,196 dan nilai p value adalah 0,000. Maka dapat disimpulkan ada pengaruh terapi musik terhadap stress hospitalisasi sebelum dan sesudah. Dengan demikian p
value ˂ α 0,000 ˂ 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Sehingga dapat
Universitas Sumatera Utara
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh terapi musik terhadap stress akibat rawat inap pada anak usia sekolah di RSUD Dr.Pirngadi Medan.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian Anjar Mahanani 2013 dengan tujuan melihat perbedaan pengaruh durasi pemberian terapi musik klasik Mozart
pada anak yang mengalami hospitalisasi di RSUD Banyumas dengan jumlah responden 15 anak pada kelompok kontrol dan 15 anak pada kelompok
intervensi. Didapatkan hasil yaitu ada perbedaan pengaruh durasi pemberian terapi musik klasik Mozart pada anak yang mengalami hospitalisasi di RSUD
Banyumas pada saat dilakukan pemeriksaan tanda-tanda vital adalah secara signifikan lebih rendah pada saat post test setelah diberikan terapi musik selama
45 menit di bandingkan 30 menit. Penelitian lainnya yang juga mendukung dilakukan oleh Adhe Primadita
2011, dengan tujuan melihat efektivitas intervensi terapi musik klasik terhadap stress dalam menyusun skripsi pada mahasiswa PSIK UNDIP Semarang, dengan
jumlah responden 31 orang dan dipatkan hasil yaitu ada perbedaan yang signifikan jumlah responden sebelum dilakukan terapi musik klasik pada tingkat
stress mahasiswa adalah 8 orang mengalami stress berat, 8 orang mengalami stress ringan dan 15 orang mengalami stress sedang. Sedangkan setelah diberikan
terapi musik klasik mengalami penurunan tingkat stress, sebanyak 2 orang mengalami stress berat, 10 orang mengalami stress ringan, 8 orang mengalami
stress ringan, dan 11 orang menjadi normal. Berdasarkan penelitian ini terapi musik klasik efektif menurunkan stress.
Universitas Sumatera Utara
5.2.5 Keterbatasan Penelitian