Defenisi Rawat Inap Dampak Rawat Inap

2.3 Rawat Inap

2.3.1 Defenisi Rawat Inap

Rawat inap adalah suatu proses karena suatu alasan yang terencana atau darurat, yang mengharuskan anak untuk tinggal di rumah sakit. Menjalani terapi dan perawatan sampai akhirnya akan dipulangkan kembali ke rumah Wong, 2008. Rawat inap merupakan pengalaman bagi individu karena faktor penyebab stress yang dialami dan menimbulkan perasaan yang tidak nyaman dan aman, seperti: lingkungan asing sendiri, berpisah dengan orang terdekat, kehilangan kebebasan dan kemandirian, pengalaman yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan dan perilaku petugas rumah sakit Wong, 2003.

2.3.2 Dampak Rawat Inap

Perawatan di rumah sakit merupakan masalah besar dan menimbulkan ketakutan, kecemasan, bagi anak. Dampak rawat inap yang dialami bagi anak dan orangtua akan menimbulkan stress dan tidak merasa aman. Efek dan jumlah stress tergantung pada persepsi anak dan orangtua terhadap diagnosa penyakit dan pengobatan Wong, 2008. Anak-anak dapat bereaksi terhadap stress rawat inap sebelum mereka masuk, selama dirawat, dan setelah pemulangan mereka ke rumah. Anak akan cenderung lebih manja, akan meminta perhatian lebih dari orang tua. Stress yang umumnya terjadi berhubungan dengan rawat inap adalah takut dengan lingkungan rumah sakit, kegiatan rumah sakit, tindakan perawat yang menyakitkan dan takut akan kematian. Konsep sakit yang dimiliki anak bahkan lebih penting Universitas Sumatera Utara dibandingkan usia dan kematangan intelektual dalam memperkirakan tingkat kecemasan sebelum dirawat. Reaksi rawat inap pada anak bersifat individual dan tergantung pada tahapan usia perkembangan anak. Emosional pada anak sering ditunjukkan dengan ekspresi menagis, marah dan berduka sebagai bentuk yang wajar dalam mengatasi stress akibat rawat inap Wong, 2003. Anak sering menganggap sakit adalah hukuman untuk perilaku buruk, hal ini terjadi karena anak masih mempunyai keterbatasan koping. Anak juga mempunyai kesulitan dalam pemahaman mengapa mereka sakit, tidak bisa bermain dengan teman sebayanya, mengapa mereka terluka dan nyeri sehingga mereka harus ke rumah sakit dan harus mengalami rawat inap. Reaksi anak tentang hukuman yang diterimanya dapat bersifat kooperatif, menyebabkan anak menjadi marah. Sehingga anak kehilangan kontrol sehubungan terganggunya fungsi motorik yang mengakibatkan berkurangnya percaya diri pada anak, sehingga tugas perkembangan yang sudah dicapai akan terhambat Wong, 2008.

2.3.3 Reaksi Anak Usia Sekolah Terhadap Sakit dan Rawat Inap