Transformator Gambaran Faktor yang Mempengaruhi Kunjungan Lansia pada Posyandu lansia Desa Kotarih Baru di Wilayah Kerja Puskesmas Kotarih Kabupaten Serdang Bedagai 2014

2.3 Daya

Daya listrik adalah energi yang dibawa oleh elektron yang bergerak tiap satuan ewaktu. Karena ada arus yang mengalir dalam rangkaian maka akan ada konversi energi listrik menjadi energi bentuk lain. Contoh, arus mengalir melalui filamen merubah energi listrik menjadi terang dan energi panas. Daya listrik dapat didefenisikan sebagai ukuran rate pada saat energi listrik dikonversi dan merupakan kuantitas yang penting dalam rangkaian-rangkaian praktis. Daya merupakan ukuran disipasi energi dalam sebuah alat. Karena tegangan dan arus dapat berubah sesuai fungsi dari waktu, kita segera memperkirakan bahwa nilai sesaat dan nilai rata-rata dapat digunakan untuk menggambarkan disipasi. Konsumsi daya dalam arus ac lebih rumit karena tegangannya sinusoidal dan arusnya berubah secara kontiniu dalam amplitudo, dan dapat keluar atau masuk fase.Ada beberapa sirkuit ac yang sekaligus memiliki komponen resistif dan juga reaktif. Komponen resistif mendisipasi membuang energi pada rangkaian ac, sama halnya dengan rangkaian dc. Ada kalanya komponen reaktif tidak mendisipasi energi, tetapi melepaskannya ke sumber daya dalam satu selang siklus tegangan sebanyak energi yang diserap sebelumnya. Hasil yang terjaring adalah energi total yang terdisipasi pada suatu rangkaian ac yang mengandung komponen resistif, dan sama sekali tidak mengandung komponen reaktif. Watt W adalah ukuran dasar dari daya listrik. Kesimpulan untuk daya pengukuran pada rangkaian dc dan ac adalah sebagai berikut: P = V x I 2.2 Dimana : P = Dayaenergi listrik watt V = Teganganbeda potensial Volt I = Arus Ampere

2.4 Transformator

Transformator merupakan suatu peralatan listrik yang bisa memindahkan energi listrik atau mengubah energi listrik bolak-balik dari satu level ke level tegangan yang lain berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik. Induksi elektromagnetik Universitas Sumatera Utara dapat terjadi karena pada kedua ujung kumparan terjadi perubahan jumlah garis- garis gaya medan magnet. Pada umumnya transformator terdiri atas sebuah inti yang terbuat dari besi berlapis dan dua buah kumparan yaitu kumparan primer dan kumparan sekunder dan bersifat induktif yang berpisah secara elektris namun berhubungan secara magnetis melalui jalur yang memiliki reluktansi reluctance rendah. Apabila kumparan primer dihubungkan dengan sumber tegangan bolak- balik, maka fluks bolak-balik akan muncul di dalam inti core yang dilaminasi, karena kumparan tersebut membentuk jaringan tertutup, maka mengalirlah arus primer. Transformator step-up adalah transformator yang memiliki lilitan sekunder lebih banyak daripada lilitan primer, sehingga berfungsi sebagai penaik tegangan. Transformator ini biasa ditemui pada pembangkit tenaga listrik sebagai penaik tegangan yang dihasilkan generator menjadi tegangan tinggi Gambar 2.1 Gambar Transformator Step-Up Apabila tegangan diturunkan disebut transformator step – down. Transformator step-down memiliki lilitan sekunder lebih sedikit daripada lilitan Universitas Sumatera Utara primer, sehingga berfungsi sebagai penurun tegangan. Transformator jenis ini sangat mudah ditemui, terutama dalam adaptor AC-DC. Gambar 2.2 Gambar Transformator Step-Down Arus daya AC yang bervariasi diperlukan untuk menghasilkan fluks magnet yang bervariasi pada inti besi sehingga energi listrik dari satu kumparan ditransfer ke kumparan yang lain. Kumparan yang menerima daya dari pensuplai disebut kumparan primer, sedangkan kumparan yang memberikan daya pada beban disebut kumparan sekunder. Frekuensi AC dari primer menginduksikan frekuensi yang sama pada sekunder. Selain sebagai pengubah tegangan, transformator juga dapat digunakan untuk mengisolasi rangkaian, mengatur tegangan atau arus dan untuk pengukuran serta rangkaian pelindung Universitas Sumatera Utara

2.5 Pengenalan Visual Basic

Dokumen yang terkait

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemanfaatan Pelayanan Posyandu Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Tanggul Kabupaten Jember

1 3 22

Hubungan antara kinerja kader Posyandu lansia terhadap kepuasan lansia di kelurahan Rempoa wilayah binaan kerja Puskesmas Ciputat Timur

2 14 127

Faktor Sosial Budaya yang Mempengaruhi kunjungan Lansia ke Posyandu Lansia di Unit Pelayanan Primer Puskesmas Medan Johor

0 6 82

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN LANSIA DALAM KEGIATAN POSYANDU DI DESA Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kunjungan Lansia Dalam Kegiatan Posyandu Di Desa Plumbon Kec.Mojolaban Sukoharjoul.

0 1 15

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN LANSIA DALAM KEGIATAN POSYANDU DI DESA Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kunjungan Lansia Dalam Kegiatan Posyandu Di Desa Plumbon Kec.Mojolaban Sukoharjoul.

0 1 16

SEJARAH TERBENTUKNYA KOTARIH DI KECAMATAN KOTARIH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI.

3 11 20

Faktor-Faktor yang Memengaruhi terhadap Kejadian Hipertensi pada Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Silinda Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2013

0 0 18

Faktor-Faktor yang Memengaruhi terhadap Kejadian Hipertensi pada Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Silinda Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2013

0 0 2

Faktor-Faktor yang Memengaruhi terhadap Kejadian Hipertensi pada Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Silinda Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2013

0 1 14

Faktor-Faktor yang Memengaruhi terhadap Kejadian Hipertensi pada Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Silinda Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2013

0 1 43