IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING lanjutan IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING lanjutan IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING lanjutan

PT KRAKATAU STEEL PERSERO Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN INTERIM Pada Tanggal 31 Maret 2014 dan 31 Desember 2013 Disajikan dalam ribuan Dolar AS dan dalam jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain PT KRAKATAU STEEL PERSERO Tbk AND SUBSIDIARIES NOTES TO INTERIM CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS As of March 31, 2014 and December 31, 2013 Expressed in thousands of US Dollar and in million Rupiah, Unless Otherwise Stated 42

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING lanjutan

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES continued

x. Standar Akuntansi yang telah Diterbitkan namun belum Berlaku Efektif lanjutan

x. Accounting Standards that have been Published but not yet Effective continued

• PSAK 4 2013: Laporan Keuangan Tersendiri, yang diadopsi dari IAS 4, berlaku efektif 1 Januari 2015. PSAK ini hanya mengatur persyaratan akuntansi ketika entitas induk menyajikan laporan keuangan tersendiri sebagai informasi tambahan. Pengaturan akuntansi untuk laporan keuangan konsolidasian diatur dalam PSAK 65. • PSAK 4 2013: Separate Financial Statements, adopted from IAS 4, effective January 1, 2015. This PSAK prescribes only the accounting requirements when a parent entity prepares separate financial statements as additional information. Accounting for consolidated financial statements is determined in PSAK 65. • PSAK 15 2013: Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama, yang diadopsi dari IAS 28, berlaku efektif 1 Januari 2015. PSAK ini mengatur penerapan metode ekuitas pada investasi ventura bersama dan juga entitas asosiasi. • PSAK 15 2013: Investments in Associates and Joint Ventures, adopted from IAS 28, effective January 1, 2015. This PSAK describes the application of the equity method to investments in joint ventures in addition to associates. • PSAK 24 2013: Imbalan Kerja, yang diadopsi dari IAS 19, berlaku efektif 1 Januari 2015. PSAK ini, antara lain, menghapus mekanisme koridor dan pengungkapan atas informasi liabilitas kontinjensi untuk menyederhanakan klarifikasi dan pengungkapan. • PSAK 24 2013: Employee Benefits, adopted from IAS 19, effective January 1, 2015. This PSAK, among other, removes the corridor mechanism and contingent liability disclosures to simple clarifications and disclosures. • PSAK 65: Laporan Keuangan Konsolidasi, yang diadopsi dari IFRS 10, berlaku efektif 1 Januari 2015. PSAK ini menggantikan porsi PSAK 4 2009 yang mengenai pengaturan akuntansi untuk laporan keuangan konsolidasian, menetapkan prinsip penyusunan dan penyajian laporan keuangan konsolidasian ketika entitas mengendalikan satu atau lebih entitas lain. • PSAK 65: Consolidated Financial Statements, adopted from IFRS 10, effective January 1, 2015. This PSAK replaces the portion of PSAK 4 2009 that addresses the accounting for consolidated financial statements, establishes principles for the presentation and preparation of consolidated financial statements when an entity controls one or more other entities. • PSAK 66: Pengaturan bersama, yang diadopsi dari IFRS 11, berlaku efektif 1 Januari 2015. PSAK ini menggantikan PSAK 12 2009 dan ISAK 12. PSAK ini menghapus opsi metode konsolidasi proporsional untuk mencatat bagian ventura bersama. • PSAK 67: Pengungkapan Kepentingan dalam Entitas Lain, yang diadopsi dari IFRS 12, berlaku efektif 1 Januari 2015. PSAK ini mencakup semua pengungkapan yang diatur sebelumnya dalam PSAK 4 2009, PSAK 12 2009 dan PSAK 15 2009. Pengungkapan ini terkait dengan kepentingan entitas dalam entitas-entitas lain. • PSAK 66: Joint Arrangements, adopted from IFRS 11, effective January 1, 2015. This PSAK replaces PSAK 12 2009 and ISAK 12. This PSAK removes the option to account for jointly controlled entities using proportionate consolidation. • PSAK 67: Disclosure of Interest in Other Entities, adopted from IFRS 12, effective January 1, 2015. This PSAK includes all of the disclosures that were previously in PSAK 4 2009, PSAK 12 2009 and PSAK 15 2009. This disclosures relate to an entity’s interests in other entities. PT KRAKATAU STEEL PERSERO Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN INTERIM Pada Tanggal 31 Maret 2014 dan 31 Desember 2013 Disajikan dalam ribuan Dolar AS dan dalam jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain PT KRAKATAU STEEL PERSERO Tbk AND SUBSIDIARIES NOTES TO INTERIM CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS As of March 31, 2014 and December 31, 2013 Expressed in thousands of US Dollar and in million Rupiah, Unless Otherwise Stated 43

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING lanjutan

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES continued

x. Standar Akuntansi yang telah Diterbitkan namun belum Berlaku Efektif lanjutan

x. Accounting Standards that have been Published but not yet Effective continued

• PSAK 68: Pengukuran Nilai Wajar, yang diadopsi dari IFRS 13, berlaku efektif 1 Januari 2015. PSAK ini memberikan panduan tentang bagaimana pengukuran nilai wajar ketika nilai wajar disyaratkan atau diizinkan. • PSAK 68: Fair Value Measurement, adopted from IFRS 13, effective January 1, 2015. This PSAK provides guidance on how to measure fair value when fair value is required or permitted. Kelompok Usaha sedang mengevaluasi dampak dari standar akuntansi yang baru tersebut dan belum menentukan dampaknya terhadap laporan keuangan konsolidasian interim. The Group is presently evaluating and has not yet determined the effects of these new acounting standards on its interim consolidated financial statements. PT KRAKATAU STEEL PERSERO Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN INTERIM Pada Tanggal 31 Maret 2014 dan 31 Desember 2013 Disajikan dalam ribuan Dolar AS dan dalam jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain PT KRAKATAU STEEL PERSERO Tbk AND SUBSIDIARIES NOTES TO INTERIM CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS As of March 31, 2014 and December 31, 2013 Expressed in thousands of US Dollar and in million Rupiah, Unless Otherwise Stated 44 3. SUMBER ESTIMASI KETIDAKPASTIAN 3. SOURCE OF ESTIMATION UNCERTAINTY Pertimbangan Judgments Penyusunan laporan keuangan konsolidasian interim Kelompok Usaha mengharuskan manajemen untuk membuat pertimbangan, estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah yang dilaporkan dari pendapatan, beban, aset dan liabilitas, dan pengungkapan atas liabilitas kontinjensi, pada akhir periodetahun pelaporan. Ketidakpastian mengenai asumsi dan estimasi tersebut dapat mengakibatkan penyesuaian material terhadap nilai tercatat pada aset dan liabilitas dalam periode pelaporan berikutnya. The preparation of the Group’s interim consolidated financial statements requires management to make judgments, estimates and assumptions that affect the reported amounts of revenues, expenses, assets and liabilities, and the disclosure of contingent liabilities, at the end of the reporting periodyear. Uncertainty about these assumptions and estimates could result in outcomes that require a material adjustment to the carrying amount of the asset and liability affected in future periods. Pertimbangan berikut ini dibuat oleh manajemen dalam rangka penerapan kebijakan akuntansi Kelompok Usaha yang memiliki pengaruh paling signifikan atas jumlah yang diakui dalam laporan keuangan konsolidasian interim: The following judgments are made by management in the process of applying the Group’s accounting policies that have the most significant effects on the amounts recognized in the interim consolidated financial statements: Klasifikasi Aset dan Liabilitas Keuangan Classification of Financial Assets and Liabilities Kelompok Usaha menetapkan klasifikasi atas aset dan liabilitas tertentu sebagai aset keuangan dan liabilitas keuangan dengan mempertimbangkan bila definisi yang ditetapkan PSAK No. 55 Revisi 2011 dipenuhi. Dengan demikian, aset keuangan dan liabilitas keuangan diakui sesuai dengan kebijakan akuntansi Kelompok Usaha seperti diungkapkan pada Catatan 2.f. The Group determines the classifications of certain assets and liabilities as financial assets and financial liabilities by judging if they meet the definition set forth in PSAK No. 55 Revised 2011. Accordingly, the financial assets and financial liabilities are accounted for in accordance with the Group’s accounting policies disclosed in Note 2.f. Penentuan Mata Uang Fungsional Determination of Functional Currency Mata uang fungsional adalah mata uang dari lingkungan ekonomi primer dimana Kelompok Usaha beroperasi. Manajemen mempertimbangkan mata uang yang paling mempengaruhi pendapatan dan beban dari jasa yang diberikan serta mempertimbangkan indikator lainnya dalam menentukan mata uang yang paling tepat menggambarkan pengaruh ekonomi dari transaksi, kejadian dan kondisi yang mendasari. The functional currency is the currency of the primary economic environment in which the Group operates. The management considered the currency that mainly influences the revenue and cost of rendering services and other indicators in determining the currency that most faithfully represents the economic effects of the underlying transactions, events, and conditions.