Liabilitas imbalan kerja jangka pendek Short-term employees’ benefits liabilities

PT KRAKATAU STEEL PERSERO Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN INTERIM Pada Tanggal 31 Maret 2014 dan 31 Desember 2013 Disajikan dalam ribuan Dolar AS dan dalam jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain PT KRAKATAU STEEL PERSERO Tbk AND SUBSIDIARIES NOTES TO INTERIM CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS As of March 31, 2014 and December 31, 2013 Expressed in thousands of US Dollar and in million Rupiah, Unless Otherwise Stated 129 23. IMBALAN KERJA lanjutan 23. EMPLOYEE BENEFITS continued Imbalan Pensiun Manfaat Pasti Defined Benefit Pension Plan Program pensiun manfaat pasti Perusahaan dikelola oleh Dana Pensiun Krakatau Steel, pihak berelasi, yang didirikan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan No. KEP-121KM. 171998 tanggal 16 Maret 1998. Sumber dana program pensiun berasal dari kontribusi karyawan dan Perusahaan. Kontribusi karyawan adalah sebesar 5 dari penghasilan dasar pensiun dan sisanya ditanggung oleh Perusahaan dan Entitas Anak untuk karyawan Perusahaan yang diperbantukan pada Entitas Anak. Perhitungan pensiun untuk tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 dilakukan oleh PT Binaputera Jaga Hikmah “Binaputera”, aktuaris independen, dalam laporannya masing-masing tanggal 10 Januari 2014 dan 10 Maret 2013, menggunakan metode “Projected Unit Credit” dengan asumsi-asumsi sebagai berikut: The Company’s defined benefit pension plan is managed by Dana Pensiun Krakatau Steel, a related party, which was established based on the Ministry of Finance Decision Letter No. KEP-121KM.171998 dated March 16, 1998. The fund is contributed by both employees and the Company. Employee’s contribution to the plan is 5 of basic pension income salary and the remaining contribution is paid by the Company and Subsidiaries for the Company’s employees who are seconded to the Subsidiaries. The calculations of pension as of December 31, 2013 and 2012 were performed by PT Binaputera Jaga Hikmah “Binaputera”, an independent actuary, based on its reports dated January 10, 2014 and March 10, 2013, respectively, using the “Projected Unit Credit” method which utilized the following assumptions: 2014 2013 Tingkat bunga aktuaria per tahun 8,6 8,6 Actuarial discount rate per annum Tingkat hasil investasi per tahun 11 11 Investment rate of return per annum Tingkat kenaikan gaji per tahun 8 8 Salary increase rate per annum Tingkat kematian TMI III-2011 TMI II-2011 Mortality rate Umur pensiun 56 tahun56 years 56 tahun56 years Retirement age Tingkat perputaran 1 untuk setiap usia 1 untuk setiap usia Turnover rate 1 for every age 1 for every age Tingkat cacat 10 dari tingkat 10 dari tingkat Disability rate Mortalitas10 from mortalitas10 from mortality rate mortality rate Tabel Mortalitas IndonesiaIndonesia Mortality Table Selisih antara nilai kini liabilitas imbalan pasti dengan nilai wajar aset dana pensiun pada tanggal- tanggal 31 Maret 2014 dan 31 Desember 2013 adalah sebagai berikut: The difference between the present value of defined benefits obligation and the fair value of pension plan assets as of March 31, 2014 and December 31, 2013, respectively are as follows: 31032014 31122013 Nilai kini liabilitas imbalan pasti 161.971 161.971 Present value of defined benefit obligation Nilai wajar aset program 191.850 191.850 Fair value of plan assets Kerugian keuntunganaktuaris yang belum diakui 29.522 29.522 Unrecognized actuarial lossesgain Selisih 357 357 Difference Penilaian atas nilai kini dari pengembalian dana atau pengurangan iuran masa datang dilakukan berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan No. 510KMK2002 tentang Pendanaan dan Solvabilitas Dana Pensiun Pemberi Kerja. Menurut keputusan tersebut, surplus yang timbul dari perubahan metode aktuaria tidak dapat diperhitungkan sebagai iuran normal pemberi kerja. Valuation of the present value of available refund or a reduction to the future contribution is based on the Decree of the Ministry of Finance No. 510KMK2002 regarding Funding and Solvability of Pension Plan from the Employer. Based on the decree, any surplus resulting from the change in the actuarial method should not be accounted for as an employer’s normal contribution.