PENCAPAIAN SASARAN STRATEGIS 9 : Terwujudnya Sistem Kesehatan Ikan

78 L A K I P D J P B T r i w u l a n I TAHUN 2014 Rencana aksi yang akan dilakukan untuk mengatasi kendala diatas pada periode selanjutnya adalah i melakukan evaluasi data informasi dan distribusi perbenihan; ii workshop sistem informasi dan distribusi perbenihan; iii workshop kualitas data produksi dan distribusi perbenihan; iv validasi data statistik perikanan budidaya; v pembinaan petugas pengumpul data statistik; vi supervisi data; dan vii sinkronisasi database perijinan usaha budidaya.

3.9. PENCAPAIAN SASARAN STRATEGIS 9 : Terwujudnya Sistem Kesehatan Ikan

dan Lingkungan Perikanan Buiddaya yang Memadai Sasaran strategis Ter ujud ya “iste Kesehata Ika da Li gku ga Perika a Budidaya ya g Me adai didukung oleh 3 Indikator Kinerja Utama IKU dengan rincian capaian seperti pada tabel 44 berikut. Tabel 44. Capaia “asara “trategis Terwujudnya Sistem Kesehatan Ikan dan Lingkungan Perikanan Budidaya yang Memadai sampai dengan Triwulan I Tahun 2014 SASARAN STRATEGIS URAIAN INDIKATOR KINERJA TARGET TAHUN 2014 TARGET SD TRIWULAN I TAHUN 2014 REALISASI SD TRIWULAN I TAHUN 2014 CAPAIAN TERHADAP TARGET SD TRIWULAN I TAHUN 2014 CAPAIAN TERHADAP TARGET TAHUN 2014 KETERANGAN 9 Terwujudnya sistem kesehatan ikan dan lingkungan perikanan budidaya yang memadai 21 Persentase produk perikanan budidaya yang bebas residu atau dibawah ambang batas residu yang diperbolehkan sesuai dengan perminataan pasar 96 96 0,00 0,00 Non Kumulatif, dihitung triwulanan Capaian pada tahun 2013 adalah 99,66 dari target 96 103,81 22 Jumlah penyakit ikan penting yang dapat dikendalikan 17 15 15 100,00 88,24 Kumulatif, dihitung triwulanan Capaian sampai dengan tahun 2013 adalah 15 jenis penyakit dari target 15 jenis penyakit 100 23 Jumlah kawasan budidaya yang mendapatkan pengawasan pengendalian kualitas lingkungan 111 14 23 164,29 20,72 Non Kumulatif, dihitung triwulanan Capaian pada tahun 2013 adalah 135 kawasan dari target 99 kawasan 136,36 79 L A K I P D J P B T r i w u l a n I TAHUN 2014 A. Persentase produk perikanan budidaya yang bebas residu atau dibawah ambang batas residu yang diperbolehkan sesuai dengan permintaan pasar Isu keamanan pangan pada produk perikanan budidaya menjadi tuntutan dalam perdagangan global. Hal ini ditandai dengan aturan yang dipersyaratkan salah satu negara importir yang menerapkan standar keamanan pangan yang paling ketat adalah Uni Eropa UE. Melalui regulasi yang dimuat dalam CD9623EC, UE menyatakan bahwa setiap produk perikanan udangikan yang diekspor ke UE harus bebas dari kandungan residu obat ikan tertentu. Untuk memenuhi persyaratan tersebut Indonesia telah menerapkan sistem jaminan mutu dan keamanan hasil perikanan, diantaranya melalui monitoring residu obat ikan, kimia dan bahan kontaminan pada proses pembudidayaan ikan. Monitoring residu dilaksanakan secara triwulanan untuk mengetahui kandungan residu obat ikan, kimia dan bahan kontaminan yang dibuktikan dengan hasil pengujian di laboratorium yang ditunjuk. Program monitoring residu meliputi pengambilan sampel, pengujian dan evaluasi hasil pengujian, serta penyelidikan tindakan korektif untuk hasil non-compliant, Kegiatan monitoring residu merupakan aplikasi dari dokumen NRMP 2014 yang merupakan kegiatan berskala nasional dengan melibatkan pemerintah provinsi dan stakeholder dan pengambilan sampel dilakukan pada 17 provinsi dan 4 empat perusahaan swasta untuk 4 empat komoditas perikanan budidaya. Tabel 45. Capaia IKU Persentase Produk Perikanan Budidaya yang Bebas Residu atau di bawah Ambang Batas Residu yang Diperbolehkan sesuai dengan Permintaan Pasar persen sampai dengan Triwulan I Tahun 2014 IKU 2010 2011 2012 2013 2014 Keterangan Persentase Produk Perikanan Budidaya yang Bebas Residu atau di bawah Ambang Batas Residu yang Diperbolehkan sesuai dengan Permintaan Pasar persen Non Kumulatif, dihitung triwulanan Capaian pada tahun 2013 adalah 99,66 dari target 96 103,81 - Target Tahunan 93 94 95 96 96 - Target sd TW I 96 96 - Realisasi sd TW I - Persentase Realisasi terhadap Target sd TW I 0,00 0,00 Ket : : Belum ditetapkan targetnya : Belum dilakukan pengukuran Target produk perikanan budidaya yang bebas residu atau dibawah ambang batas residu yang dipersyaratkan sesuai dengan permintaan pasar tahun 2014 sebesar 96, dengan capaian hingga triwulan I adalah 0 nol. Hal ini dikarenakan sampel yang diambil dari lapangan sedang dalam proses pengujian di laboratorium dan belum diketahui hasil ujinya, Jumlah keseluruhan sampel yang berhasil diambil pada triwulan I yaitu 879 sampel dari 884 sampel yang ditargetkan sehingga realisasi pengambilan sampel adalah 99,34. Tidak terealisasinya target pengambilan sampel disebabkan beberapa kendala diantaranya adalah 80 L A K I P D J P B T r i w u l a n I TAHUN 2014 beberapa daerah masih dalam tahap penebaran ikan sehingga ukuran ikan belum memungkinkan untuk diambil sebagai sampel. Berdasarkan kendala diatas, untuk mengoptimalkan kegiatan pengambilan sampel agar mencapai target yang diinginkan adalah dengan melakukan koordinasi dengan pihak Provinsi secara intensif terutama bagi daerah yang sampelnya belum terpenuhi di triwulan I. Sebagai tindak lanjut terhadap langkah antisipatif yang telah direncanakan tahun sebelumnya telah dilakukan beberapa kegiatan untuk meningkatkan kinerja diantaranya adalah koordinasi teknis pengendalian residu nasional dalam rangka pelaksanaan jaminan mutu dan keamaan hasil perikanan dan workshop petugas pengambilan contoh untuk meningkatkan kapabilitas dan kompetensi SDM petugas residu. Sedangkan rencana aksi untuk triwulan selanjutnya adalah kegiatan pengambilan sampel, pengembangan sistem informasi, dan penyusunan laporan triwulan I.

B. Jumlah penyakit ikan penting yang dapat dikendalikan

Permasalahan penyakit ikan dan penurunan kualitas lingkungan budidaya merupakan faktor yang mengancam keberhasilan produksi karena menyebabkan penurunan produktivitas sekaligus sebagai penyebab utama kegagalan dalam usaha pembudidayaan ikan. Untuk mengantisipasi dampak kerugian akibat serangan penyakit ikan yang ditimbulkan baik secara ekonomi maupun sosial maka dilakukan kegiatan pengendalian hama dan penyakit Ikan yang bertujuan untuk dapat mengendalikan adanya serangan dan penyebaran penyakit ikan. Dalam pelaksanaannya, prinsip pengendalian penyakit ikan mengacu pada falsafah bahwa pencegahan lebih baik dari pada pengobatan. Pengendalian penyakit ikan tersebut dilakukan dengan metode : 1. Pencegahan yaitu melalui pemberian vaksin vaksinasi; 2. Pemusnahan eradikasi yaitu dengan memusnahkan ikanudang yang terkena penyakit untuk memutus rantai penyebaran penyakit, seperti dalam pengendalian penyakit udang White Tail Disease Macrobrachium rosenbergii Noda VirusMrNv dan terus dilakukan surveillance; 3. Perbaikan kualitas lingkungan, antara lain dengan pemberian probiotik dan biofloc pada pengendalian penyakit IMNV Infectious Myonecrocis Virus; dan 4. Pemberian imunostimulan dan penambahan vitamin C pada pakan secara rutin selama pemeliharaan, Target dari IKU diatas pada tahun 2014 adalah 20 dua puluh jumlah penyakit ikan penting yang dapat dikendalikan, dengan capaian pada triwulan I masih 0 nol, kondisi capaian IKU saat ini masih sama dengan capaian tahun 2013 yaitu 15 lima belas jenis penyakit ikan yang dikendalikan sifat IKU adalah kumulatif sebagaimana pada tabel 46, dan rincian jenis penyakit ikan yang dapat dikendalikan pada tabel 47. Apabila dibandingkan dengan target pada akhir tahun, maka IKU ini sudah terealisasi sebesar 88,23 sehingga masih membutuhkan beberapa strategi untuk pencapaiannya. Capaian IKU tahun 2014 81 L A K I P D J P B T r i w u l a n I TAHUN 2014 berdasarkan target yang diharapkan baru dapat diukur pada triwulan III dan IV. Tabel 46. Capaian IKU 22 Jenis Penyakit Ikan yang Dapat Dikendalikan sampai dengan Triwulan I Tahun 2014 IKU 2010 2011 2012 2013 2014 Keterangan Jenis Penyakit Ikan yang Dapat Dikendalikan Kumulatif, dihitung triwulanan Capaian sampai dengan tahun 2013 adalah 15 jenis penyakit dari target 15 jenis penyakit 100 - Target Tahunan 15 17 - Target sd TW I 12 15 - Realisasi sd TW I 12 15 - Persentase Realisasi terhadap Target sd TW I 100,00 100,00 Ket : : Belum ditetapkan targetnya : Belum dilakukan pengukuran Tabel 47. Rekapitulasi Jenis Penyakit Ikan yang Dapat Dikendalikan Hingga Triwulan I Tahun 2014 Upaya yang telah berjalan pada triwulan I dalam mencapai target IKU, yaitu : i pembinaan pelaksanaan surveillance dan monitoring penyakit ikan di 8 delapan provinsi dan ii pertemuan komisi kesehatan ikan dan lingkungan. Rencana aksi yang akan dilakukan sebagai upaya untuk pencapaian kinerja diatas adalah melakukan pengendalian penyakit ikan melalui vaksinasi pengadaan vaksin, apresiasi petugas pengendali penyakit sebagai vaksinator, dan pertemuan komisi kesehatan ikan dan lingkungan. No Jenis penyakit ikan yang dapat dikendalikan 1 Penyakit Merah Motile Aeromonas Septicemia 2 Penyakit Streptococciasis Streptococcus agalactiae 3 Penyakit Streptococciasis Streptococcus iniae 4 Penyakit Vibriosis Vibrio sp pada Ikan 5 Penyakit Koi Herpes Koi Herpes Virus 6 Penyakit Iridovirus 7 Penyakit Viral Encephalophaty and Retinopathy 8 Penyakit Flexibacter columnare pada ikan laut Tinecebaculum maritimum 9 Penyakit Flexibacter columnare pada ikan laut Tinecebaculum maritimum 10 Penyakit Flexibacter columnare pada ikan air tawar 11 Penyakit Enteric Septicemia of CatfishESC Edwarsiella ictaluri 12 White Tail Disease Macrobrachium rosenbergii Noda VirusMrNv 13 Penyakit IMN Infectious Myonecrocis VirusIMNV 14 Penyakit Mycobacteriosis Mycobacteriumfortuitum 15 White Spot Syndrome Virus WSSV, 82 L A K I P D J P B T r i w u l a n I TAHUN 2014 C. Jumlah kawasan budidaya yang mendapatkan pengawasanpengendalian kualitas lingkungan Salah satu hal yang penting dalam pengelolaan kesehatan ikan dan lingkungan adalah menjaga keseimbangan ekosistem lingkungan di kawasan perikanan budidaya sehingga tidak memberikan dampak buruk pada kegiatan perikanan budidaya dan lingkungan yang dilakukan melalui pengawasanpengendalian kawasan. Kawasan ini dapat diwujudkan melalui kegiatan pencegahan eutrofikasi di perairan umum melalui penebaran ikan pemakan planktongulma, perbaikan mutu air tambak melalui penggunaan probiotik di kawasan pertambakan udang, kegiatan rehabilitasi pertambakan melalui penanaman mangrove, dan monitoring kualitas lingkungan serta kegiatan lainnya dalam upaya pengendalian lingkungan perikanan budidaya. Capaian kinerja kawasanpengendalian kualitas lingkungan pada triwulan I yang dilakukan UPT Lingkup DJPB sebanyak 29,73 dari target tahunan atau sebanyak 23 kawasan, sebagaimana tabel 48, dan rekapitulasi jumlah kawasan pada tabel 49. Sementara, bila dibandingkan dengan target triwulanan, maka capaian ini sebesar 164,29. Tabel 48. Capaia IKU Jumlah Kawasan Budidaya yang Mendapatkan PengawasanPengendalian Kualitas Lingkungan kawasan sa pai de ga Tri ula I Tahu IKU 2010 2011 2012 2013 2014 Keterangan Jumlah Kawasan Budidaya yang Mendapatkan PengawasanPengendalian Kualitas Lingkungan kawasan Non Kumulatif, dihitung triwulanan Capaian pada tahun 2013 adalah 135 kawasan dari target 99 kawasan 136,36 - Target Tahunan 99 111 - Target sd TW I 14 - Realisasi sd TW I 23 - Persentase Realisasi terhadap Target sd TW I 164,29 Ket : : Belum ditetapkan targetnya : Belum dilakukan pengukuran Tabel 49. Rekapitulasi Jumlah Kawasan Budidaya yang Mendapatkan PengawasanPengendalian Kualitas Lingkungan UPT Jumlah Kawasan Budidaya yang Mendapatkan PengawasanPengendalian Kualitas Lingkungan kawasan Target 2014 Realisasi TW I BBAP Ujung Batee 6 3 50 BBL Batam 6 BBAT Jambi 9 9 100 BBPBL Lampung 10 6 60 BBPBAT Sukabumi 4 BBPBAP Jepara 25 9 36 BBAP Situbondo 14 83 L A K I P D J P B T r i w u l a n I TAHUN 2014 UPT Jumlah Kawasan Budidaya yang Mendapatkan PengawasanPengendalian Kualitas Lingkungan kawasan Target 2014 Realisasi TW I BBL Lombok 4 BBAT Mandiangin 11 BBAT Tatelu 10 BBAP Takalar 9 BBL Ambon 1 1 100 BLUPPB Karawang 1 1 100 LP2IL Serang 4 TOTAL 114 23 29,73 Ket: Total target IKU pada masing-masing UPT 114 lebih besar dibanding target yang ada pada Ditjen PB 111; Kawasan budidaya adalah setra produksi budidaya dan lokasi sumber benihinduk alam Dalam rangka meningkatkan upaya pengendalian kualitas lingkungan pada triwulan berikutnya adalah dengan melakukan pembinaan persiapan sertifikat dan pengawasan teknis budidaya, surveilance CPIB, dan monitoring kualitas lingkungan.

3.10. PENCAPAIAN SASARAN STRATEGIS 10 : Tersedianya SDM Ditjen Perikanan