Ekonomi Makro Ekonomi Makro

2 3 7. Belanja daerah diupayakan untuk mengentaskan kemiskinan menjadi nol persen. 8. Belanja daerah diusahakan bagi tercapainya peningkatan pendapatan masyarakat. 9. Belanja daerah diupayakan bagi terciptanya pembangunan daerah yang berefek ganda, multyple effect. 10. Belanja daerah diusahakan untuk upaya preventif dalam menekan angka kesenjangan sosial dimasyarakat. Seperti halnya unsur pendapatan, maka unsur belanja juga dikoordinir oleh seksi belanja langsung dan seksi belanja tidak langsung bidang belanja pada Dinas PPKAD sebagai leading sektor dengan melibatkan partisipasi aktif dari seluruh SKPD yang ada sebagai unsur institusi yang memiliki otonomi dalam hal penyusunan rencana belanja penggunaan anggaran APBD Kabupaten Dompu. Adapun mekanisme penggunaan anggaran secara umum, yaitu masing-masing SKPD menyusun rencana kerja SKPD yang dirangkum dalam bentuk Dokumen Anggaran SKPD DPA-SKPD. Selanjutnya DPA-SKPD yang telah disahkandisetujui oleh legislatif bersama eksekutif tersebut secara periodikbertahap akan diajukan pencairannya lewat kuasa BUD dengan melalui pengesahan fungsi verifikasi terlebih dahulu. Selanjutnya bukti pencairan dana oleh SKPD maupun Pihak Ketiga berupa SP2D akan dibukukan oleh seksi pembukuan dan pelaporan bidang akuntansi Dinas PPKAD untuk dilaporkanbahan penyusunan laporan keuangan pemda. 2.2. Ekonomi Makro 2.2. Ekonomi Makro Kabupaten Dompu merupakan salah satu diantara Sembilan kabupatenkota di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Dilihat dari posisi geografis, Kabupaten Dompu terletak di tengah-tengah Pulau Sumbawa, dan berbatasan langsung dengan wilayah - wilayah sebagai berikut : - Sebelah Timur : Kabupaten Bima - Sebelah Barat : Kabupaten Sumbawa - Sebelah Utara : Laut Flores dan Kabupaten Bima - Sebelah Selatan : Laut Indonesia Luas wilayah Kabupaten Dompu 2.324,55 km2 atau sekitar 11,54 dari luas Propinsi Nusa Tenggara Barat terdiri dari tanah sawah 19.269 ha8,29 dan tanah kering seluas 213.186 ha 91,71. Komposisi penggunaan tanah kering sebagian besar terdiri dari hutan Negara seluas 88,1 ribu ha 41,32 dan hutan rakyat 25,6 ribu ha12,01. Selain itu tanah kering juga digunakan sebagai perkarangan, padang rumput dan pertanian. Dilihat secara topografi Kabupaten Dompu merupakan daerah yang dikelilingi oleh pengunungan, dengan ketinggian 15-550 meter di atas permukaan laut. Berdasarkan hasil proyeksi, jumlah Penduduk pada pertengahan tahun 2011 sebanyak 221.184 jiwa yang terdiri dari 122.077 jiwa 50,67 laki-laki dan 109.107 jiwa 49,33 perempuan. Kepadatan penduduk Dompu sebanyak 94,20 jiwa km2 Kabupaten Dompu secara administratif di bagi atas 8 kecamatan definitif, yaitu Kecamatan Hu’u, Dompu, Woja, Kempo, Pekat, Kilo, Pajo dan Manggelewa, yang terdiri dari 79 desakelurahan. Kondisi ideal yang diharapkan dari persebaran penduduk antar wilayah adalah adanya penyebaran penduduk yang merata. Hal ini lebih menjamin kelancaran pelaksanaan pembangunan dengan mendorong partisipasi aktif masyarakat untuk memajukan perekonomian suatu wilayah. Tujuan kebijakan pembangunan ekonomi adalah menciptakan kemakmuran. Salah satu ukuran kemakmuran terpenting adalah pendapatan. Kemakmuran tercipta karena ada kegiatan yang menghasilkan pendapatan. Pendapatan regional adalah tingkat besarnya pendapatan masyarakat pada wilayah analisis. Tingkat pendapatan dapat diukur dari total pendapatan wilayah maupun pendapatan rata-rata masyarakat pada wilayah tersebut. Ada beberapa parameter yang dapat digunakan untuk mengukur pelaksanaan pembangunan daerah, untuk itu perlu digunakan alat ukur dan metode yang tepat. LKPD Pemerintah Kabupaten Dompu Tahun 2013 Bab II 2 3 Data statistik merupakan ukuran kuantitatif yang memberikan gambaran faktual mengenai kondisi atau fenomena sosial-ekonomi pada kurun waktu tertentu, dapat pula digunakan sebagai alat untuk memprediksi fenomena sosial-ekonomi di masa datang. Untuk mendukung perencanaan dan kebijaksanaan pembangunan nasional maupun regional dibutuhkan data atau informasi yang lengkap, menyeluruh dan rinci baik bersifat sektoral, maupun lintas sektoral. Pembangunan daerah merupakan bagian integral dari pembangunan nasional, akan tetapi arah pembangunan harus disesuaikan dengan kepentingan daerah itu sendiri. Hal itu sejalan dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah, yang memberikan kewenangan kepada daerah untuk dapat menentukan arah pembangunan sesuai dengan kepentingan daerahnya, maka kebutuhan terhadap data statistik mutlak diperlukan. Salah satu perangkat informasi statistik yang bersifat lintas sektoral khususnya di bidang ekonomi adalah Statistik Produk Domestik Regional Bruto PDRB, karena PDRB merupakan salah satu indikator makro ekonomi yang banyak digunakan dan bersifat universal. Data PDRB merupakan salah satu indikator yang banyak digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan pembangunan, disamping sebagai masukan dalam perencanaan pembangunan, dan perumusan kebijaksanaan ekonomi di tingkat regional. Data PDRB merupakan salah satu indikator makro yang dapat menunjukan kondisi perekonomian di tingkat regional, sehingga tujuan penyusunan buku PDRB ini antara lain untuk mengetahui : 1. Kemampuan sumber daya ekonomi yang dihasilkan. 2. Struktur perekonomian dan peranan sektor-sektor ekonomi. 3. Tingkat laju perekonomian secara keseluruhan atau setiap sektor dari tahun ke tahun. 4. Tingkat kemakmuran masyarakat. 5. Perkembangan harga komoditi secara keseluruhan. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO PDRB. Secara konsepsi, PDRB adalah jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh keseluruhan aktivitas perekonomian yang bekerja di suatu wilayah dalam jangka waktu tertentu satu tahun. Oleh karena itu, angka PDRB mampu menggambarkan kemampuan suatu wilayah dalam mengelola sumber daya alam dan faktor-faktor produksi yang dimiliki untuk menciptakan nilai tambah. Untuk kepentingan berbagai analisis ekonomi makro masing-masing daerah, pada umumnya PDRB dihitung berdasarkan atas dasar harga berlaku dan atas dasar harga konstan dengan time lag 1 tahun. Berdasarkan hasil penghitungan, PDRB Kabupaten Dompu pada tahun 2012 dihitung atas dasar harga berlaku current price adalah sebesar Rp2,335 Triliun. Jumlah tersebut meningkat 17,70 dibandingkan PDRB yang dihasilkan pada tahun 2011 yaitu sebesar Rp1,984 Triliun. Demikian juga dengan hasil penghitungan PDRB atas dasar harga konstan constant price tahun 2000 adalah sebesar Rp1,005 Triliun pada tahun 2012, meningkat dibandingkan tahun 2011 yang sebesar Rp0,931 Triliun. Penggunaan penghitungan atas dasar harga konstan adalah untuk mengetahui pertumbuhan riil produksi barang dan jasa. Atau dengan kata lain, untuk menghilangkan pengaruh faktor harga, sehingga pertumbuhan produksi riil dari barang dan jasa dapat diketahui. Berdasarkan hasil penghitungan PDRB di atas dapat diketahui pertumbuhan ekonomi Kabupaten Dompu pada tahun 2012 adalah sebesar 7,98. Angka pertumbuhan tersebut mengalami percepaan dibandingkan pertumbuhan PDRB tahun 2011 sebesar 4,57. Hal tersebut disebabkan meningkatnya produksi padi dan jagung sebagai dampak kondisi cuaca yang lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya. Tabel 2.1 PDRB Kabupaten Dompu Atas Harga Berlaku dan Atas Harga Konstan 2000 Tahun 2008-2012 LKPD Pemerintah Kabupaten Dompu Tahun 2013 Bab II 2 3 Sumber: BPS Kabupaten Dompu. Tabel 2.1 memperlihatkan bahwa pada periode tahun 2008-2012 Kabupaten Dompu telah mampu mengembangkan dan meningkatkan perekonomian wilayahnya. Demikian juga diamati dari sisi pertumbuhan ekonomi pada periode yang sama, senantiasa mengalami percepatan pertumbuhan, yaitu dari 4,11 tahun 2008, meningkat menjadi 5,29 pada tahun 2009. Sedangkan pada tahun 2010 sedikit mengalami perlambatan menjadi 4,57. Keadaan kembali membaik sehingga pertumbuhan kembali mengalami percepatan menjadi 7,98 pada tahun 2011 dan pada tahun 2012 pertumbuhan ekonomi Dompu masih di atas 5 tepatnya sebesar 6,82. Dengan memperhatikan indikator-indikator ekonomi dari PDRB tersebut, mengindikasikan pengelolaan pembangunan ekonomi di Kabupaten Dompu telah menunjukkan trend yang cukup baik, ini dapat dilihat dari pertumbuhan yang cenderung mengalami percepatan. Visualisasi secara grafik mengenai perkembangan dan pertumbuhan PDRB di Kabupaten Dompu adalah sebagai berikut: Grafik 2.1 PDRB Kabupaten Dompu2008-2012 Miliyar Rupiah STRUKTUR EKONOMI Seperti dijelaskan sebelumnya bahwa PDRB terbentuk dari keseluruhan sektor-sektor ekonomi di suatu wilayah. Oleh karena itu, struktur perekonomian di suatu wilayah tercermin dari peranan atau kontribusi masing-masing sektor ekonomi terhadap PDRB yang dihasilkan. Struktur ekonomi memberikan informasi tentang sektor-sektor yang menjadi kekuatan atau penyangga perekonomian di suatu wilayah. Kondisi di Indonesia secara umum, struktur ekonominya masih di dominasi oleh sektor-sektor primer pertanian dan pertambangan. Tabel 2.2 Kontribusi Masing-masing Sektor Terhadap PDRB Kabupaten Dompu LKPD Pemerintah Kabupaten Dompu Tahun 2013 Bab II 2 3 Atas Harga Berlaku Tahun 2008-2012 Sumber: BPS Kabupaten Dompu Perubahan dan pergeseran struktur ekonomi suatu wilayah biasanya terjadi secara perlahan. Perubahan atau pergeseran yang terjadi merupakan akibat adanya interaksi antara proses akumulasi pembentukan modal dan perubahan pada pola konsumsi masyarakat. Secara makro perubahan pola konsumsi masyarakat tersebut akan mengubah komposisi barang dan jasa yang diproduksi dan diperdagangkan. Perubahan pada komposisi produksi barang dan jasa tersebut dapat menyebabkan pergeseran struktur perekonomian. Berdasarkan tabel 2.2 di atas, Sektor Pertanian selalu memberikan kontribusi terbesar dalam pembentukan PDRB Kabupaten Dompu. Diamati lebih jauh terhadap sektor pertanian tersebut ternyata peranan sub sektor tanaman pangan sangat dominan yaitu rata-rata 25,26 selama periode 2008-2012. Sementara tanaman perkebunan, peternakan, kehutanan dan perikanan masing-masing hanya berperan sebesar rata-rata 3,47; 3,84; 0,28; dan 5,10 setiap tahun. Hal ini mengindikasikan, peranan tanaman pangan masih sangat kuat berpengaruh terhadap perekonomian Kabupaten Dompu hingga tahun 2012. Hal lain yang menunjukan dominasi sektor pertanian adalah pada tahun 2011 ketika sektor pertanian tumbuh negatif kontribusi sektor-sektor lain terhadap PDRB Kabupaten Dompu menjadi berkembang, namun pada tahun 2012 ketika sektor pertanian kembali mengalami pertumbuhan positif kontribusi sektor-sektor lain seakan ”dikalahkan” oleh kontribusi sektor pertanian sehingga mengalami penurunan kontribusi dibanding tahun 2011. Kecuali sektor Bangunan dan Keuangan yang masih menunjukan peningkatan kontribusi. Hal tersebut didukung oleh pembangunan infrastruktur yang meningkat termasuk kegiatan eksplorasi pertambangan mineral dan aktivitas perbankan yang semakin berkembang. Sektor kedua yang memberikan kontribusi cukup besar terhadap PDRB Kabupaten Dompu tahun 2012 adalah Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran, yaitu sebesar 18,88 atau rata-rata dalam lima tahun terakhir adalah sebesar 18,94. Sektor Jasa – Jasa menempati posisi ketiga kontributor terbesar terhadap PDRB Kabupaten Dompu. Pada tahun 2012 kontribusi sektor Jasa-Jasa sebesar 15,09. Hal tersebut dipengaruhi adanya penerimaan PNS dan penambahan pegawai instansi vertikal di Kabupaten Dompu. Grafik 2.2 Kontribusi Sektor Terhadap PDRB Kabupaten Dompu Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2007-2011 LKPD Pemerintah Kabupaten Dompu Tahun 2013 Bab II 2 3 Apabila diamati kelompok-kelompok kegiatan ekonomi, maka dapat dijelaskan bahwa perekonomian Kabupaten Dompu hingga tahun 2012 masih didominasi oleh kelompok tersier sektor-sektor jasa serperti, Sektor jasa-jasa; Sektor Perdagangan, Hotel Restoran; Sektor Angkutan dan Komunikasi; dan Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan dengan kontribusi pada tahun 2012 sebesar 48,63. Sementara sektor primer yang terdiri dari Sektor Pertanian dan Sektor Pertambangan Penggalian mempunyai peranan sebesar 39,79, dan sektor sekunder yang terdiri dari Sektor Industri; Sektor Listrik dan Air Bersih; dan Sektor Konstruksi pada tahun 2012 hanya berperan sebesar 11,58. Grafik 2.3 Struktur Ekonomi Kabupaten Dompu Tahun 2012 LAJU PERTUMBUHAN EKONOMI Tujuan pembangunan ekonomi suatu wilayah adalah untuk mencapai pertumbuhan yang setinggi- tingginya untuk kemakmuran rakyat. Indikator yang lazim digunakan untuk melihat pertumbuhan ekonomi adalah pertumbuhan PDRB atas dasar harga konstan. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui pertumbuhan riil produksi barang dan jasa tanpa dipengaruhi oleh fluktuasi atau perubahan harga. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Dompu yang dicerminkan dengan pertumbuhan PDRB selama periode tahun 2008-2012 menunjukkan adanya fluktuasi pertumbuhan setiap tahun namun tetap bernilai positif. Gambaran mengenai pertumbuhan ekonomi masing-masing sektor PDRB lapangan usaha dapat dilihat pada tabel 2.3 di bawah. LKPD Pemerintah Kabupaten Dompu Tahun 2013 Bab II 2 3 Tabel 2.3 Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Dompu Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha Tahun 2008-2012 Tabel 2.3 Sumber: BPS Kabupaten Dompu Berdasarkan tabel 2.3 tersebut, diketahui bahwa semua sektor lapangan usaha menunjukkan pertumbuhan positif di atas 5 persen kecuali sektor indusri pengolahan 3,47. Sektor Pertanian yang merupakan sektor yang paling banyak menyerap tenaga kerja dan mata pencaharian sebagian besar penduduk di Kabupaten Dompu. Pertumbuhan sektor pertanian yang kembali bernilai positif pada tahun 2012 disebabkan kondisi cuaca yang membaik dan sangat mendukung peningkatan produktivitas sektor pertanian ini. Sub sektor pertambangan dan penggalian, serata bangunan memperlihatkan pertumbuhan masing-masing yang cukup tinggi yaitu 6,58 dan 9,42. Tumbuhnya sub sektor perikanan disebabkan meningkatnya produksi rumput laut sebagai salah satu program unggulan PIJAR dan produksi ubur-ubur yang meningkat pesat. Sektor bangunan menunjukan petumbuhan yang cukup baik, hal tersebut disebabkan meningkatnya pembangunan dan perbaikan infrastruktur publik serta kegiatan eksplorasi pertambangan mineral. Meningkatnya aktivitas pembangunan infrastruktur berdampak terhadap meningkatnya sektor penggalian sebagai salah satu bahan pendukung kegiatan konstruksi. Sektor Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan mengalami pertumbuhan yang cukup baik pada tahun 2012. Pertumbuhan tersebut didorong oleh aktivitas perbankan yang semakin meningkat dan menyumbangkan pertumbuhan sebesar 17,92 pada ahun 2012. Sektor bangunan menunjukan petumbuhan yang cukup baik, hal tersebut disebabkan meningkatnya pembangunan dan perbaikan infrastruktur publik. Meningkatnya aktivitas pembangunan infrastruktur berdampak terhadap meningkatnya sektor penggalian sebagai salah satu bahan pendukung kegiatan konstruksi. Sektor Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan mengalami pertumbuhan yang cukup baik pada tahun 2012. Pertumbuhan tersebut didorong oleh aktivitas perbankan yang semakin meningkat dan menyumbangkan pertumbuhan sebesar 13,68 persen pada tahun 2012. Pada tahun 2012, pertumbuhan sektor jasa-jasa mengalami perlambatan yaitu sebesar 2,64 persen. Jasa pemerintahan umum hanya mampu tumbuh sebesar 2,43 persen. Salah satu penyebabnya adalah penurunan jumlah Pegawai Negeri Sipil PNS di lingkungan Pemerintahan Daerah Kabupaten Dompu yang merupakan akibat dari moratorium PNS. Gambaran pertumbuhan masing-masing sektor selama periode tahun Gambaran pertumbuhan masing-masing sektor selama periode tahun 2008-2012 dapat ditunjukkan oleh grafik 2. 4 di bawah. Grafik 2.4 Pertumbuhan PDRB Kabupaten Dompu Atas Harga Konstan 2000 Tahun 2008-2012 LKPD Pemerintah Kabupaten Dompu Tahun 2013 Bab II 2 3 PDRB PER KAPITA PDRB per kapita merupakan gambaran dari rata-rata pendapatan yang diterima oleh setiap penduduk dari nilai tambah yang tercipta selama satu tahun. PDRB per kapita biasa digunakan sebagai salah satu indikator untuk mengetahui tingkat kesejahteraan ekonomi masyarakat secara makro. PDRB per kapita yang tinggi mencerminkan keadaan ekonomi masyarakat yang lebih baik, dan sebaliknya PDRB per kapita yang rendah mencerminkan keadaan ekonomi masyarakat yang kurang berkembang. Angka PDRB perkapita diperoleh dengan cara membagi nilai PDRB dengan jumlah penduduk pertengahan tahun pada tahun yang sama. Untuk mengetahui adanya pertumbuhan tingkat kesejahteraan masyarakat, dihitung dengan PDRB perkapita atas dasar harga konstan. Pertumbuhan PDRB dapat terjadi tanpa memberi dampak positif pada tingkat kesejahteraan masyarakat akibat pertumbuhan penduduk dan atau perubahan harga yang lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan PDRB-nya. Tabel 2.4 menunjukkan bahwa PDRB per kapita Kabupaten Dompu dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2012 terus mengalami pertumbuhan. Pada tahun 2012 PDRB per kapita Kabupaten Dompu atas dasar harga berlaku mencapai Rp11.816.882,- atau mengalami peningkatan sebesar 11,91. Sedangkan atas dasar harga konstan PDRB per kapita Kabupaten Dompu mencapai Rp4.803.794,- atau terjadi pertumbuhan positif sebesar 5,63. Hal ini berarti penduduk Kabupaten Dompu pada tahun 2012 rata-rata mengalami peningkatan kesejahteraan. Tabel 2.4 PDRB Per Kapita Kabupaten Dompu Adh Berlaku dan Adh Konstan 2000 Tahun 2008-2012 LKPD Pemerintah Kabupaten Dompu Tahun 2013 Bab II 2 3 Sumber: BPS Kabupaten Dompu Pada tahun 2012 PDRB per kapita Kabupaten Dompu atas dasar harga berlaku mengalami penurunan sebesar 11,91, dan dilihat dari harga Konstan terjadi pertumbuhan negatif sebesar 5,63. Hal ini berarti penduduk Kabupaten Dompu pada tahun 2011 rata-rata mengalami penurunan kesejahteraan. Grafik 2.5 PDRB Per Kapita Kabupaten Dompu Adh Berlaku dan Adh Konstan 2000 Tahun 2008-2012 Jutaan Rupiah INDEKS HARGA IMPLISIT IHI Dalam pembangunan ekonomi, masalah tingkat harga merupakan variabel penting yang dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi serta daya beli purcasing power masyarakat. Pertumbuhan yang tinggi tidak akan membawa dampak terhadap kesejahteraan masyarakat kalau tingkat harga LKPD Pemerintah Kabupaten Dompu Tahun 2013 Bab II 2 3 meningkat lebih tinggi. Dengan berkembangnya perekonomian berarti semua komponen nilai tambah, termasuk upah dan gaji serta keuntungan pengusaha juga meningkat. Upah dan Gaji sebagai balas jasa faktor produksi tenaga kerja mengalami kenaikan dan di lain pihak harga barang kebutuhan relatif stabil maka akan terjadi kenaikan daya beli. Bila daya Beli masyarakat meningkat berarti terdapat perbaikan kesejahteraan. Indeks Harga Implisit IHI adalah suatu indeks harga yang diperoleh dengan membagi nilai PDRB atas dasar harga berlaku dengan nilai PDRB atas dasar harga konstan 2000 untuk masing-masing sektorsub sektor dalam kurun waktu satu tahun dan dikalikan 100. Tingkat perubahan indeks harga implisit menggambarkan tingkat perubahan harga umum seluruh komoditi baik barang maupun jasa dari seluruh kegiatan ekonomi mulai dari sektor pertanian sampai dengan sektor jasa-jasa yang terjadi di suatu wilayah dalam kurun waktu satu tahun. Tabel 2.5 IHI dan Perubahan IHI Kabuapten Dompu Tahun 2008-2012 Sumber: BPS Kabupaten Dompu Dari tabel 2.5 terlihat selama kurun waktu 2008 – 2012, laju inflasi perubahan IHI lebih rendah dibandingkan laju pertumbuhan PDRB per kapita atas dasar harga berlaku. Ini mengindikasikan bahwa rata – rata daya beli masyarakat selama periode tersebut mengalami peningkatan, sehingga dapat dikatakan bahwa rata – rata nilai tambah penduduk Kabupaten Dompu mengalami peningkatan secara riil. Grafik 2.6 Perubahan IHI dan Laju Pertumbuhan PDRB Per Kapitan 2008-2012 2.3. Pencapaian Target APBD 2.3. Pencapaian Target APBD