Pola dinamis mempunyai sifat kedatangan pekerjaan tidak menentu, artinya terdapat variabel waktu sebagai faktor yang berpengaruh.
4. Berdasarkan elemen penjadwalan dapat dibedakan atas dua bagian, yakni: a. Deterministik.
Pada model deterministik memiliki kepastian informasi tentang parameter dalam model.
b. Stokastik Pada model stokastik mengandung unsur ketidakpastian.
Masalah penjadwalan dapat diselesaikan dengan cara: 1. Sequencing, bisa diselesaikan dengan metode :
a. Priority Rule
b. Queue
2. Timing, awal dan akhir tiap job dihitung berdasarkan pada urutan, routing dan waktu proses
Metode-metode penyelesaian masalah penjadwalan,yaitu: 1. Heuristik
2. Matematis 3. Simulasi
3.5. Aturan Prioritas
Aturan prioritas priority rule adalah aturan dalam penjadwalan produksi untuk menentukan jobpekerjaan mana yang harus dikerjakan terlebih
Universitas Sumatera Utara
dahulu. Aturan prioritas ini digunakan untuk membantu menyusun penjadwalan dalam usaha mencapai tujuan penjadwalan, yaitu meminimasi
keterlambatan, dan meningkatkan utilitas mesin. Beberapa aturan prioritas yang paling banyak digunakan antara lain sebagai berikut.
1. Acak random mengerjakan job secara urutan yang acak, job yang mana saja dapat diproses terlebih dahulu.
2. FCFS First Come First Serve mengerjakan job sesuai dengan urutan waktu kedatangannya, yang datang lebih awal akan diproses terlebih dahulu.
3. SPT Shortest Processing Time. Proses pengerjaan job dilakukan sesuai dengan urutan waktu proses dari yang paling kecil.
4. EDD Earliest Due Date. Urutan pengerjaan job dilakukan berdasarkan dari batas waktu penyelesaiannya yang lebih kecil.
5. LPT Longest Processing Time. Aturan ini bertolak belakang dengan SPT, yaitu mengerjakan job berdasarkan urutan waktu proses dari yang paling
besar atau yang paling lama. CR Critical Ratio. Aturan ini mengurutkan job-job dengan menghitung waktu
sisa sampai dengan batas waktu kerjanya.
3.6. Algoritma
Tabu search
4
Tabu search TS pertama kali diperkenalkan oleh Glover sekitar tahun 1986. Glover menyatakan bahwa TS adalah salah satu prosedur metaheuristik
tingkat tinggi untuk penyelesaian permasalahan optimisasi kombinatorial. TS ini
4
Glover 1990 dan Gendreau et.al 1998
Universitas Sumatera Utara
dirancang untuk mengarahkan metode-metode lain atau komponen proses TS itu sendiri untuk keluar atau menghindari dari masuk dalam solusi optimal yang
bersifat lokal. Kemampuan TS dalam menghasilkan solusi yang mendekati optimal telah dimanfaatkan dalam beragam permasalahan klasik dan parktis dari
berbagai bidang mulai bidang penjadwalan hingga bidang telekomunikasi . Glover mengatakan bahwa prosedur TS ini dapat ditemukan dalam tiga
pola scheme utama. Pola pertama adalah adanya penggunaan struktur memori berbasiskan atribut-atribut fleksibel yang dirancang untuk membolehkan sebuah
kriteria evaluasi dan hasil pencarian di masa lalu dieksploitasi lebih mendalam. Pola ini menjadikan TS berbeda dengan aplikasi lain yang menggunakan struktur
memori yang rigid kaku atau tanpa menggunakan struktur memori seperti simulated annealing. Pola kedua adalah penggunaan mekanisme atau kondisi
yang dapat membatasi atau membebaskan suatu proses pencarian yang sedang berlangsung. Pola kedua ini dikenal sebagai mekanisme tabu restriction dan
aspiration criteria. Pola ketiga adalah pelibatan suatu fungsi memori dengan rentang waktu yang berbeda yakni berupa memori jangka pendek short term
memory dan memori jangka panjang long term memory untuk menjalankan strategi intensifikasi dan diversifikasi dalam proses pencarian solusi. Strategi
intensifikasi adalah strategi pencarian yang mengarahkan mengfokuskan pencarian pada suatu area tertentu, sedangkan strategi diversifikasi adalah strategi
pencarian yang mengarahkan pencarian pada area baru. Pemilihan kandidat terbaik didasarkan nilai fungsi tujuan. Pemeriksaan
nilai fungsi tujuan lebih didahulukan sebelum pemeriksaan status tabu. Apabila
Universitas Sumatera Utara
nilai fungsi tujuan sebuah kandidat lebih baik dari yang lain, maka kandidat tersebut berpotensi untuk diterima sehingga perlu diperiksa status tabunya. Urutan
pemeriksaan nilai fungsi tujuan kemudian status tabu memberikan kemungkinan proses penyelesaian program yang lebih cepat. Pemilihan kandidat solusi terbaik
yang dilakukan oleh TS menggunakan prinsip global-best strategy GB bukan first-best strategy FB. GB adalah strategi dimana algoritma akan mengganti
solusi terbaik saat ini dengan solusi terbaik yang ada pada neighborhood. Adapun FB adalah strategi dimana algoritma akan mengganti solusi terbaik saat ini secara
langsung jika solusi yang lebih baik ditemukan. Gendreau et.al 1998 menyatakan bahwa TS adalah pendekatan yang
paling efektif untuk pemecahan masalah penentuan rute kendaraan. Kelebihan TS terletak pada struktur memori yang fleksibel. Struktur memori itu akan
membolehkan pencarian terus dilakukan meskipun solusi yang diperoleh saat ini tidak ada yang lebih baik dari solusi terbaik yang telah diperoleh. Struktur memori
tersebut juga mampu menjaga agar proses pencarian tidak jatuh pada lokal optimal yang pernah muncul pada pencarian sebelumnya. Adanya strukur memori
fleksibel ini yang membedakan TS dengan branch and bound yang menggunakan struktur memori kaku atau simulated annealing yang tidak menggunakan struktur
memori Glover, 1990. TS umumnya tidak menggunakan pembentukan kandidat solusi secara
acak sebagaimana simulated annealing dan genetic algorithm. Pemilihan kandidat solusi dalam TS juga tidak dilakukan secara probabilistik sebagaimana ant colony
system, simulated annealing dan genetic algorithm. Karakteristik ini menjadikan
Universitas Sumatera Utara
solusi yang dihasilkan TS akan sama setiap kali dilakukan proses pencarian solusi terhadap suatu permasalahan. Karakterstik ini juga menjadi salah satu keunggulan
TS dibanding ant colony system, simulated annealing dan genetic algorithm. Tabu search adalah sebuah metode optimasi yang berbasis pada local
search. Proses pencarian bergerak dari satu solusi ke solusi berikutnya, dengan cara memilih solusi terbaik dari neighborhood solusi sekarang current yang
tidak tergolong solusi terlarang tabu. Ide dasar dari algoritma tabu search adalah mencegah proses pencarian dari local search agar tidak melakukan
pencarian ulang pada ruang solusi yang sudah pernah ditelusuri, dengan memanfaatkan suatu struktur memori yang mencatat sebagian jejak proses
pencarian yang telah dilakukan. Struktur memori fundamental dalam tabu search dinamakan tabu list.
Tabu list menyimpan atribut dari sebagian move transisi solusi yang telah diterapkan pada iterasi-iterasi sebelumnya. Tabu search menggunakan tabu-list
untuk menolak solusi-solusi yang memenuhi atribut tertentu guna mencegah proses pencarian mengalami cycling pada daerah solusi yang sama, dan menuntun
proses pencarian menelusuri daerah solusi yang belum dikunjungi. Tanpa menggunakan strategi ini, local search yang sudah menemukan solusi optimum
lokal dapat terjebak pada daerah solusi optimum lokal tersebut pada iterasi- iterasi berikutnya.
Perekaman solusi secara lengkap dalam sebuah forbidden list dan pengecekan apakah sebuah kandidat solusi tercatat dalam list tersebut merupakan
cara yang mahal, baik dari sisi kebutuhan memori maupun kebutuhan waktu
Universitas Sumatera Utara
komputasi. Jadi tabu list hanya menyimpan langkah transisi move yang merupakan lawan atau kebalikan dari langkah yang telah digunakan dalam iterasi
sebelumnya untuk bergerak dari satu solusi ke solusi berikutnya. Dengan kata lain tabu list berisi langkah-langkah yang membalikkan solusi yang baru ke
solusi yang lama. Pada tiap iterasi, dipilih solusi baru yang merupakan solusi terbaik dalam
neighborhood dan tidak tergolong sebagai tabu. Kualitas solusi baru ini tidak harus lebih baik dari kualitas solusi sekarang. Apabila solusi baru ini memiliki
nilai fungsi objektif lebih baik dibandingkan solusi terbaik yang telah dicapai sebelumnya, maka solusi baru ini dicatat sebagai solusi terbaik yang baru.
Sebagai tambahan dari tabu-list, dikenal adanya kriteria aspirasi, yaitu suatu penanganan khusus terhadap move yang dinilai dapat menghasilkan solusi
yang baik namun move tersebut berstatus tabu. Dalam hal ini, jika move tersebut memenuhi kriteria aspirasi yang telah ditetapkan sebelumnya, maka move
tersebut dapat digunakan untuk membentuk solusi berikutnya status tabunya dibatalkan.
3.6.1. Klasifikasi Memori
Struktur memori dalam tabu search memiliki empat elemen penting yaitu recency, frequency, quality dan influence.Elemen ini yang menjadikan struktur
memori dalam tabu search bersifat fleksibel. Elemen recency dan frequency merupakan elemen yang saling melengkapi untuk menjaga jejak setiap solusi
terakhir dalam proses pencarian. Elemen quality berfungsi untuk membedakan
Universitas Sumatera Utara
kualitas solusi yang dikunjungi selama pencarian. Dalam hal ini, memori dapat digunakan untuk mengidentifikasi beberapa solusi. Elemen keempat yaitu
influence mempertimbangkan pengaruh dari solusi yang dipilih selama proses pencarian berlangsung baik dari kualitas maupun struktur.
3.6.2. Intensifikasi dan Diversifikasi
Dua strategi yang penting dalam tabu search adalah intensifikasi dan diversifikasi. Kedua komponen ini bekerja pada memori jangka pendek dan
jangka panjang. Strategi intensifikasi dilakukan dengan melakukan penguatan pada langkah yang telah dijalani sehingga diperoleh solusi yang baik. Jika
diperlukan proses pencarian akan terus berulang di daerah yang menarik untuk melakuan pencarian yang lebih teliti. Identifikasi set solusi dilakukan untuk
memperoleh solusi baru. Lain halnya dengan intensifikasi, strategi diversifikasi merupakan langkah pencarian yang berorientasi pada daerah baru. Setelah
langkah pengulangan masih belum menemukan, maka proses akan dilanjutkan dengan pencarian di daerah baru. Penentuan titik pengambilan posisi baru
didasarkan pada identifikasi data pada memori.
3.6.3. Penentuan Kandidat Solusi Terbaik
Salah satu proses penting dalam tabu search adalah penentuan kandidat solusi terbaik yang dapat diterima. Langkah pertama adalah mengevaluasi setiap
langkah pencarian. Evaluasi ini dapat didasarkan pada perubahan nilai fungsi objektif. Sebagai proses pencarian, bentuk evaluasi tabu search mejadi adaptif
Universitas Sumatera Utara
dengan terdapatnya komponen intensifikasi dan diversifikasi. Tahap pertama dalam penentuan kandidat solusi adalah dengan menguji status tabu pada setiap
langkah. Suatu langkah memiliki status tabu yang aktif jika langkah tersebut telah dilalui. Hal ini yang membuat tabu search dapat menghindari cycling. Jika suatu
langkah tidak tabu, maka langkah tersebut dapat diterima dan dicatatkan pada daftar kandidat. Langkah yang tabu kemudian dapat diterima jika pada kriteria
aspirasi dirasa merupakan salah satu solusi yang baik.
3.7. Pengukuran Waktu
Time Study
5
Pengukuran kerja yang dimaksud disini adalah pengukuran waktu kerja time study adalah suatu aktivitas untuk menentukan waktu yang dibutuhkan oleh
seorang operator yang memiliki skill rata-rata dan terlatih baik dalam melaksanakan sebuah kegiatan kerja dalam kondisi dan tempo kerja yang normal.
Tujuan pokok dari aktivitas ini dengan sendirinya akan berkaitan erat dengan usaha menetapkan waktu baku standard time. Secara historis dijumpai dua
macam pendekatan didalam menentukan waktu baku ini, yaitu pendekatan dari bawah ke atas bottom-up dan pendekatan dari atas ke bawah top-down.
Pendekatan dari bawah ke atas bottom-up dimulai dengan mengukur waktu dasar basic time dari suatu elemen kerja, kemudian menyesuaikannya
dengan tempo kerja rating performance dan menambahkannya dengan kelonggaran-kelonggaran waktu allowances time seperti halnya dengan
kelonggaran waktu untuk melepaskan lelah, kebutuhan personal, dan antisipasi
5
Sritomo Wignjosoebroto. Pengantar Teknik Industri. Surabaya: Guna Widya. 1989. h. 118-119
Universitas Sumatera Utara
terhadap delays. Pendekatan dengan model dari atas ke bawah top-down banyak digunakan dalam labor-contracts. Disini umumnya akan mendefenisikan waktu
baku sebagai waktu dimana ”a qualified employee working under usual conditions can make an incentive pay specified percent above base pay”.
Dimanapun defenisi akan diaplikasikan, pendekatan bottom-up akan lebih sering digunakan untuk menghitung atau menetapkan waktu baku. Untuk menjelaskan
prosedur penentuan waktu baku dengan pendekatan bottom-up, maka terlebih dahulu perlu dipahami beberapa definisi seperti berikut:
1. Waktu normal normal time ialah waktu yang diperlukan untuk seorang operator yang terlatih dan memiliki keterampilan rata-rata untuk
melaksanakan suatu aktivitas dibawah kondisi dan tempo kerja normal. Waktu normal disini tidak termasuk waktu longgar yang diperlukan untuk
fatigue, personal needs ataupun delay yang diperlukan bilamana kegiatan kerja tersebut harus dilaksanakan dalam waktu sehari penuh 8 jamhari.
2. Tempo kerja normal normal pace merupakan tempo kerja atau performans kerja yang ditunjukkan oleh seorang operator yang memiliki keterampilan
rata-rata, terlatih baik dan dengan kesadaran tinggi bekerja secara normal tidak terlalu cepat tetapi juga tidak terlalu lambat selama 8 jamhari 1 shift
kerja. 3. Waktu pengamatan actual time adalah waktu pengamatan yang diperoleh
dari hasil pengamatan dan pengukuran waktu yang diperlukan seorang operator untuk menyelesaikan sebuah aktivitas atau elemen kerja.
Universitas Sumatera Utara
4. Kelonggaran waktu allowances time merupakan sejumlah waktu yang harus ditambahkan dalam waktu normal normal time untuk mengantisipasi
terhadap kebutuhan-kebutuhan waktu guna melepaskan lelah fatigue, kebutuhan-kebutuhan yang bersifat pribadi personal needs dan kondisi-
kondisi menunggumenganggur baik yang bisa dihindarkan ataupun tidak bisa dihindarkan avoidable or anavoidable delays.
5. Waktu standard adalah waktu yang dibutuhkan oleh seorang pekerja yang memiliki tingkat kemampuan rata-rata untuk menyelesaikan suatu pekerjaan.
Waktu standard sudah mencakup kelonggaran waktu allowance time yang diberikan dengan memperhatikan situasi dan kondisi pekerjaan yang harus
diselesaikan. Pada garis besarnya teknik-teknik pengukuran waktu dibagi kedalam dua
bagian yaitu: 1.
Pengukuran waktu secara langsung Direct Time Study Pengukuran ini dilaksanakan secara langsung yaitu kegiatan
pangamatanpengukuran untuk memperoleh data pengamatan harus dilaksanakan secara langsung di tempat kegiatan yang ingin diukur. Misalnya
pengukuran kerja dengan jam henti stopwatch time study dan sampling kerja work sampling.
2. Pengukuran secara tidak langsung Indirect Time Study
Pada pengukuran ini tidak perlu dilakukan time study secara mendetail untuk setiap aktivitas yang harus dilaksanakan, melainkan cukup dilakukan time
study secara detail sekali dan kemudian data mengenai elemen-elemen
Universitas Sumatera Utara
aktivitas tersebut dicatat, dihitung, dan disimpan dalam sebuah standard data file. Kemudian dilain kesempatan bilamana dijumpai suatu kegiatan lain tetapi
memiliki unsur-unsur elemen aktivitas yang sama dengan yang distandardkan tersebut, maka peneliti tinggal mengambil dan mengaplikasikannya langsung
dari data yang dimiliki. Dengan demikian time study standard data bisa didefenisikan sebagai “normal time value not obtained from direct time
measurement of the particular element but obtained from direct time measurement of the element in a similiar operation earlier”.
3.8. Pengukuran Waktu dengan