Analisis Hubungan Rasio Aktivitas dengan Kemampulabaan Pada PD. Aneka Industri dan Jasa Medan

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM S-1 EKSTENSI MEDAN

ANALISIS HUBUNGAN RASIO AKTIVITAS DENGAN KEMAMPULABAAN PADA PD. ANEKA INDUSTRI

DAN JASA MEDAN SKRIPSI

OLEH :

SUTAN MANYABAR SIREGAR 050521147

MANAJEMEN

7

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Universitas Sumatera Utara Medan


(2)

ABSTRAK

Sutan Siregar, (2010) Analisis Hubungan Rasio Aktivitas dengan Kemampulabaan Pada PD. Aneka Industri dan Jasa Medan. Di bawah bimbingan Dra. Lisa Marlina, M.Si, Ketua Departemen Manajemen Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, M.Si, Dosen Penguji I Drs. Syahyunan, M.Si, Dosen Penguji II Syafrizal Helmi, SE, M.Si.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya hubungan yang signifikan antara Rasio Aktivitas yaitu : rasio perputaran persediaan, rasio perputaran piutang, rasio perputaran total aktiva, periode perputaran persediaan dan periode rata-rata pengumpulan piutang dengan kemampuan perusahaan memperoleh laba, yang diukur dengan ROI pada Perusahaan Daerah (PD) Aneka Industri dan Jasa.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara sebagian dari Rasio Aktivitas terhadap ROI, yaitu : rasio perputaran persediaan, rasio perputaran total aktiva dan periode perputaran persediaan. Hal ini dapat dibuktikan dari nilai koefisien korelasi spearmannya (rs hitung) lebih

besar dari rs tabel, tingkat signifikansinya lebih kecil dari α = 5% dan nilai uji

thitung yang lebih besar dari ttabel. Sedangkan dua rasio lainnya, yaitu rasio

perputaran piutang dan periode rata-rata pengumpulan piutang setelah dilakukan analisis dan evaluasi tidak memiliki hubungan terhadap ROI pada PD. Aneka Industri dan Jasa Medan. Hal ini dapat dilihat dari nilai spearman rho lebih kecil dari rs tabel, thitung lebih kecil dari ttabel dan nilai signifikansinya yang lebih besar

dari α = 5%, yang berarti hipotesis kedua dan hipotesis kelima ditolak.


(3)

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Tuhan Semesta Alam atas kasih dan anugrahNya telah memperkenankan penulis untuk menyelesaikan dan mempertahankan skripsi ini. Salawat dan salam kepada Rasulullah SAW, keluarga dan sahabatnya. Tujuan penulisan skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Departemen Manajemen pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik dari semua pihak yang dapat membangun untuk menjadikan skripsi ini lebih baik lagi. Dengan segala kerendahan hati, penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi berbagai pihak.

Penulis di dalam perkuliahan hingga penulisan skripsi ini telah banyak mendapat bimbingan, nasihat dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, M.Si selaku Ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Nisrul Irawati, MBA selaku Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.


(4)

5. Ibu Dra. Lisa Marlina, M.Si selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak membimbing, mengarahkan dan memberikan saran kepada penulis.

6. Bapak Drs. Sahyunan, M.Si selaku Dosen Penguji I yang telah banyak memberikan arahan untuk memperbaiki skripsi ini.

7. Bapak Syafrizal, SE, M.Si selaku Dosen Penguji II yang telah banyak memberikan arahan untuk memperbaiki skripsi ini.

8. Seluruh Dosen serta Staf Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, untuk jasa-jasanya selama perkuliahan.

9. Seluruh pegawai PD. Aneka Industri dan Jasa Medan yang telah memberikan data-data dan informasi dalam penulisan skripsi ini, khususnya kepada Bapak Armansyah dan Drs. H. Azwarsyah.

10. Keluargaku yang sangat kukasihi : Bapak, Ibu, Kakak, Adik, Keponakan yang telah memperhatikan dan mendukung penulis selama penulisan skripsi ini.

11. Teman-teman Manajemen semua, khususnya Stambuk 2005 : Dani, Jery, Aqsa, Franklin dan semua teman-teman Stambuk 2005 yang namanya tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

12. Buat Roy, thank’s yah udah membantu dan menemani penulis dalam penyusunan skripsi dan jalan-jalannya.

13. Buat teman-teman : Ifan, Leni, Rudolf yang telah banyak membantu dan meminjamkan komputernya.


(5)

Semoga Allah SWT memberikan imbalan yang setimpal atas kasih, jerih payah, dan jasa-jasa kepada mereka yang telah memberikan bantuan untuk penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin

Medan, September 2010 Penulis,


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR GRAFIK ... ix

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 4

C. Kerangka Konseptual ... 5

D. Hipotesis ... 7

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 8

F. Metode Penelitian ... 9

BAB II : URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu ... 17

B. Kemampulabaan ... 18

C. Return On Investment ... 19


(7)

BAB III : GAMBARAN UMUM PD. ANEKA INDUSTRI DAN JASA MEDAN

A. Sejarah Singkat Perusahaan... 26

B. Tujuan Perusahaan ... 28

C. Struktur Organisasi Perusahaan ... 28

D. Pembagian Tugas Dalam Perusahaan ... 29

BAB IV : ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Persediaan PD. Aneka Industri dan Jasa ... 44

B. Piutang Usaha PD. Aneka Industri dan Jasa ... 45

C. Harga Pokok Penjualan ... 46

D. Total Aktiva PD. Aneka Industri dan Jasa ... 46

E. Penjualan PD. Aneka Industri dan Jasa ... 48

F. Analisis Rasio Aktivitas PD. Aneka Industri dan Jasa ... 48

G. Analisis Kemampulabaan pada PD. Aneka Industri dan Jasa 54 H. Analisis Data Statistik ... 56

I. Pengujian Hipotesis ... 64

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 69

B. Saran ... 71


(8)

DAFTAR TABEL

No. Judul Halaman Tabel 1.1. Perkembangan Rasio Aktivitas dan ROI PD. Aneka Industri

dan Jasa Periode 2002 – 2009 ... 4 Tabel 4.1. Daftar Penyusutan Aktiva Tetap PD. Aneka Industri dan Jasa

Medan ... 47 Tabel 4.2. Data dan Ranking Variabel Rasio Perputaran Persediaan dan

ROI... 56 Tabel 4.3. Data dan Ranking Variabel Rasio Perputaran Piutang dan

ROI... 58 Tabel 4.4. Data dan Ranking Variabel Rasio Total Aktiva dan ROI ... 60 Tabel 4.5. Data dan Ranking Variabel Periode Perputaran Persediaan

dan ROI ... 61 Tabel 4.6. Data dan Ranking Variabel Periode Pengumpulan Piutang


(9)

DAFTAR GAMBAR

No. Judul Halaman Gambar 1.1. Kerangka Konseptual ... 6


(10)

DAFTAR GRAFIK

No. Judul Halaman Grafik 4.1. Perkembangan Rasio Perputaran Persediaan dan ROI

Periode 2002 – 2009 ... 49 Grafik 4.2. Perkembangan Rasio Perputaran Piutang dan ROI Periode

2002 – 2009 ... 50 Grafik 4.3. Perkembangan Rasio Total Aktiva dan ROI Periode

2002 – 2009 ... 51 Grafik 4.4. Perkembangan Periode Perputaran Persediaan dan ROI

Periode 2002 – 2009 ... 52 Grafik 4.5. Perkembangan Periode Rata-rata Pengumpulan Piutang

Periode 2002 – 2009 ... 53 Grafik 4.6. Perkembangan Return on Investment PD. Aneka Industri


(11)

ABSTRAK

Sutan Siregar, (2010) Analisis Hubungan Rasio Aktivitas dengan Kemampulabaan Pada PD. Aneka Industri dan Jasa Medan. Di bawah bimbingan Dra. Lisa Marlina, M.Si, Ketua Departemen Manajemen Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, M.Si, Dosen Penguji I Drs. Syahyunan, M.Si, Dosen Penguji II Syafrizal Helmi, SE, M.Si.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya hubungan yang signifikan antara Rasio Aktivitas yaitu : rasio perputaran persediaan, rasio perputaran piutang, rasio perputaran total aktiva, periode perputaran persediaan dan periode rata-rata pengumpulan piutang dengan kemampuan perusahaan memperoleh laba, yang diukur dengan ROI pada Perusahaan Daerah (PD) Aneka Industri dan Jasa.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara sebagian dari Rasio Aktivitas terhadap ROI, yaitu : rasio perputaran persediaan, rasio perputaran total aktiva dan periode perputaran persediaan. Hal ini dapat dibuktikan dari nilai koefisien korelasi spearmannya (rs hitung) lebih

besar dari rs tabel, tingkat signifikansinya lebih kecil dari α = 5% dan nilai uji

thitung yang lebih besar dari ttabel. Sedangkan dua rasio lainnya, yaitu rasio

perputaran piutang dan periode rata-rata pengumpulan piutang setelah dilakukan analisis dan evaluasi tidak memiliki hubungan terhadap ROI pada PD. Aneka Industri dan Jasa Medan. Hal ini dapat dilihat dari nilai spearman rho lebih kecil dari rs tabel, thitung lebih kecil dari ttabel dan nilai signifikansinya yang lebih besar

dari α = 5%, yang berarti hipotesis kedua dan hipotesis kelima ditolak.


(12)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada umumnya tujuan sebuah perusahaan melakukan kegiatan operasionalnya ialah untuk memperoleh laba yang maksimum, selain untuk mencapai tujuan-tujuan perusahaan yang lainnya. Dengan adanya laba yang cukup tinggi dan didukung oleh nilai perusahaan yang semakin baik maka, kredibilitas dan kontinuitas perusahaan dapat dipertahankan serta perusahaan dapat tumbuh terus dan melakukan ekspansi dalam bisnisnya. Tujuan di atas bukan hanya ada pada perusahaan-perusahaan swasta yang biasanya berorientasi pada laba, namun juga berlaku untuk badan usaha milik pemerintah sebagai salah satu agen pembangunan yang diharapkan dapat menjadi kontributor pemasukan bagi daerah. Oleh karena itu, suatu perusahaan dituntut untuk dapat melakukan kegiatan operasionalnya secara efisien dan efektif sehingga akan meningkatkan pendapatan yang akan diterima.

Pendapatan yang maksimal hanya diperoleh dari pemanfaatan sumber daya yang efektif dan efisien. Unsur-unsur aktiva seperti persediaan, piutang, aktiva tetap dan aktiva lainnya mempunyai hubungan yang erat dengan tingkat laba yang diperoleh perusahaan melalui kegiatan penjualannya. Pencerminan efektif tidaknya pemanfaatan sumber daya perusahaan tersebut akan terlihat dari tingkat penjualan yang tinggi, dimana tingkat penjualan yang tinggi tentu saja akan mendukung pencapaian laba yang maksimum. Sementara laba yang maksimal mengandung konsep bahwa perusahaan harus melakukan kegiatannya secara efektif dan efisien (Martono & Harjito, 2001:1).


(13)

Laba merupakan penerimaan yang masih tersisa dari hasil penjualan setelah semua biaya (termasuk pajak) dibayar. Suatu kenaikan laba mungkin merupakan hasil interaksi bermacam-macam faktor, antara lain : tingkat penjualan, biaya operasional, dan sebagainya. Dalam meningkatkan nilai perusahaan maka kemampuan untuk memperoleh laba yang besar tidaklah cukup. Masih diperlukan kemampuan lainnya, yaitu kemampuan mengelola arus kas, piutang dan persediaan. Ketiga-tiganya mempunyai hubungan yang erat dan saling mempengaruhi, bila dikelola dengan baik akan memberikan sumbangan yang berarti sekali bagi kemajuan perusahaan (Kuswadi, 2004:256).

Salah satu alat ukur yang lazim digunakan untuk mengukur efektif tidaknya manajemen perusahaan menggunakan aktiva yang dimilikinya dalam melaksanakan kegiatan perusahaan ialah dengan menggunakan rasio aktivitas (Syahyunan, 2004:83). Analisis rasio aktivitas dapat dihitung dengan menggunakan berbagai rasio aktivitas, yaitu : rasio perputaran total aktiva (total asset turnover ratio), rasio perputaran piutang dagang (receivable turnover ratio), rasio perputaran persediaan (inventory turnover ratio), periode perputaran persediaan (inventory period), dan jangka waktu pengumpulan piutang (average collection

period). Rasio-rasio ini akan dapat digunakan oleh manajer perusahaan untuk

mengetahui apakah perusahannya telah beroperasi dengan efektif, dimana apabila perusahaan telah beroperasi dengan efektif maka kemampuan perusahaan tersebut untuk memperoleh laba juga semakin besar.


(14)

Helfert (1997:83) mengatakan bahwa efektivitas dari manajemen perusahaan dalam menggunakan total aktivanya maupun aktiva bersihnya dapat dinilai dengan ROI. Sedangkan menurut Abdullah (2005:57) ROI dipergunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan (laba) dengan penggunaan keseluruhan aktiva perusahaan yang dimiliki.

Kuswadi (2004:190) menyatakan bahwa, efektivitas penggunaan dana dalam perusahaan ditunjukkan melalui perputaran aktiva. Semakin besar nilai perputarannya maka akan semakin efektif penggunaan dana, sehingga akan memperbesar kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba.

Perusahaan Daerah Aneka Industri dan Jasa merupakan suatu perusahaan daerah yang bergerak di bidang industri percetakan dan bidang jasa lainnya. Perusahaan ini berlokasi pada Jl. Putri Merak Jingga No. 3 Medan. Seperti pada umumnya BUMN atau BUMD lain, PD. Aneka Industri dan Jasa dalam kegiatan operasionalnya juga masih mengandalkan modal yang diinvestasikan pemerintah sebagai sumber daya keuangannya. Tentu saja pemerintah juga mengharapkan modal yang diinvestasikan mampu menghasilkan laba yang maksimal.

Kinerja terbaik dari seluruh manajemen perusahaan merupakan salah satu faktor penting untuk mendukung tercapainya sasaran yang telah ditetapkan manajer keuangan harus mampu menerapkan kebijakan yang tepat dalam mengelola seluruh sumber daya keuangan yang dimilikinya sehingga setiap kegiatan operasional perusahaan dapat berjalan dengan efektif.


(15)

Tabel 1.1

Perkembangan Rasio Aktivitas dan ROI PD. Aneka Industri dan Jasa Periode 2002 – 2009

Tahun Rasio Perputaran Persediaan Rasio Perputaran Piutang Rasio Total Aktiva Periode Perputaran Persediaan Periode Pengumpulan Piutang ROI

2002 3,144x 1,703x 0,251x 114 211 0,038 2003 2,628x 1,870x 0,287x 137 193 0,963 2004 2.577x 2,186x 0,396x 140 165 1,115 2005 5,417x 3,735x 0,590x 66 96 1,615 2006 4,870x 3,832x 0,574x 74 94 1,058 2007 15,116x 2,527x 0,695x 24 142 2,698 2008 34,420x 2,265x 0,868x 11 159 2,338 2009 24,56x 2,508x 0,788x 15 144 3,015 Sumber : Bagian Keuangan PD. Aneka Industri dan Jasa

Tabel 1.1 di atas menunjukkan bahwa tingkat rasio aktivitas perusahaan mengalami peningkatan walaupun berfluktuasi. Artinya perusahaan telah dapat menggunakan sumber dayanya semakin efektif sehingga penjualan dan keuntungan yang diperoleh perusahaan semakin bagus. Sementara itu kemampuan

perusahaan untuk memperoleh laba juga mengalami peningkatan dari tahun ke tahun walaupun nilainya kecil.

Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti tertarik melakukan penelitian lebih lanjut dengan judul : “Analisis Hubungan Rasio Aktivitas terhadap Kemampulabaan pada PD. Aneka Industri dan Jasa Medan”.

B. Perumusan Masalah

Masalah ialah sesuatu yang memerlukan pemecahan dan merupakan sesuatu yang tidak diinginkan. Oleh karena itu setiap masalah memerlukan tanggapan dan cara-cara untuk mengatasinya agar perusahaan berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Perumusan masalah merupakan tahap awal yang harus dilakukan sebelum mencapai ke tahap pembahasan.


(16)

Berdasarkan hal ini maka penulis mengemukakan suatu masalah yaitu “Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara rasio aktivitas terhadap kemampuan memperoleh laba pada PD. Aneka Industri dan Jasa Medan?”.

C. Kerangka Konseptual

Perusahaan di dalam menjalankan usahanya akan membutuhkan dana. Dana dapat diperoleh dari pemilik perusahaan maupun dari utang pihak lain. Dana yang diterima oleh perusahaan akan digunakan untuk membeli aktiva tetap, bahan-bahan untuk kepentingan produksi dan penjualan, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, para manajer keuangan dituntut untuk mengelola aliran dana tersebut agar sesuai dengan tujuan perusahaan yang telah ditetapkan sebelumnya. Keseluruhan aktivitas mengenai mendapatkan dana atau menggunakan dana tersebut disebut dengan manajemen keuangan perusahaan.

Syahyunan (2004) menyatakan bahwa rasio aktivitas digunakan untuk mengetahui seberapa efektif manajemen perusahaan menggunakan aktiva yang dimilikinya dalam melaksanakan kegiatan perusahaan. Rasio aktivitas yang umum digunakan yaitu Average Collection Period, Fixed Assets Turnover,

dan Total Assets Turnover sedangkan rasio profitabilitas digunakan untuk

mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba atau seberapa efektif pengelolaan perusahaan oleh manajemen.


(17)

Munawir (2000 : 89) Return on Investment ini sudah merupakan teknik analisa yang lazim digunakan oleh pimpinan perusahaan untuk mengukur efektivitas dari keseluruhan operasi perusahaan. ROI adalah salah satu dari rasio profitabilitas yang dimaksudkan untuk dapat mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk operasi perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. Dengan demikian ROI ini menghubungkan keuntungan yang diperoleh dari operasi perusahaan dengan jumlah investasi atau aktiva yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan operasi tersebut.

Berdasarkan uraian diatas dapat diketahui efektifnya perusahaan mengelola aktivitas perusahaan dalam hal ini adalah mengukur kemampuan manajemen perusahaan untuk mengelola persediaan bahan mentah, barang-barang proses dan barang jadi serta kebijakan dalam mengelola aktiva lainnya. Kerangka konseptual yang telah diuraikan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :

Sumber : Abdullah (2001 : 57), Munawir (2002 : 32) Gambar 1.1. Kerangka Konseptual

Rasio Aktivitas a. Inventory Turnover

b. Receivable Turnover

c. Total Asset Turnover

d. Inventory Period

e. Average Collection Period


(18)

D. Hipotesis

Hipotesis adalah penjelasan sementara tentang perilaku, fenomena atau keadaan tertentu yang telah terjadi atau akan terjadi. Hipotesis berupa pernyataan mengenai konsep yang dapat dinilai benar atau salah jika menunjuk pada suatu fenomena yang diamati dan diuji secara empiris. Fungsi dari hipotesis adalah sebagai pedoman untuk dapat mengarahkan penelitian agar sesuai dengan apa yang kita harapkan (Kuncoro, 2003 : 47-48).

Berdasarkan permasalahan yang telah disebutkan maka hipotesis yang diambil penulis adalah :

1. Variabel rasio perputaran persediaan mempunyai hubungan yang positif signifikan terhadap tingkat kemampulabaan pada PD. Aneka Industri dan Jasa Medan.

2. Variabel rasio perputaran piutang memiliki hubungan yang positif dan signifikan terhadap tingkat kemampulabaan pada PD. Aneka Industri dan Jasa Medan.

3. Variabel rasio perputaran total aktiva memiliki hubungan yang positif dan signifikan terhadap tingkat kemampulabaan pada PD. Aneka Industri dan Jasa Medan.

4. Variabel periode perputaran persediaan memiliki hubungan yang negatif dan signifikan terhadap tingkat kemampulabaan pada PD. Aneka Industri dan Jasa Medan.


(19)

5. Variabel periode rata-rata pengumpulan piutang memiliki hubungan yang negatif dan signifikan terhadap tingkat kemampulabaan pada PD. Aneka Industri dan Jasa Medan.

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui dan menganalisis hubungan rasio aktivitas dengan kemampuan memperoleh laba pada PD. Aneka Industri dan Jasa Medan.

2. Manfaat Penelitian a. Bagi perusahaan

Sebagai bahan masukan, tambahan bagi pihak perusahaan mengenai kondisi rentabilitas perusahaan khususnya ROI dalam hubungannya dengan efektivitas penggunaan sumber daya/aktiva dalam perusahaan, sehingga dapat menjadi bahan pertimbangan dalam pembuatan keputusan di masa depan yang lebih efektif dalam penggunaan sumber daya perusahaan yang akan mendukung peningkatan kemampuan perusahaan memperoleh laba di masa mendatang.

b. Bagi peneliti

Memberikan kesempatan kepada penulis untuk menerapkan teori yang telah didapatkan di bangku kuliah dan menambah wawasan penulis dalam bidang keuangan khususnya dalam rentabilitas perusahaan dalam hubungannya dengan rasio aktivitas perusahaan.


(20)

c. Bagi pihak lain

Sebagai bahan referensi yang dapat memberikan perbandingan dalam melakukan penelitian selanjutnya khususnya mengenai kemampuan perusahaan memperoleh laba, yaitu ROI dalam hubungannya dengan rasio aktivitas.

F. Metode Penelitian 1. Batasan Operasional

Bahasan dari penelitian ini adalah hanya membahas bagaimana hubungan analisis rasio aktivitas perusahaan dengan memakai data keuangan tahun 2002-2009, yaitu : rasio perputaran persediaan, rasio perputaran piutang dagang, rasio perputaran total aktiva, periode perputaran persediaan, dan periode rata-rata pengumpulan piutang terhadap kemampuan memperoleh laba yang diukur dengan

Return on Investment perusahaan.

2. Definisi Operasional

a. Kemampuan memperoleh laba (Yi) sebagai variabel terikat dalam penelitian diukur dengan salah satu rasio rentabilitas, yaitu dengan menggunakan ROI yang berguna untuk menilai kesuksesan atau prestasi perusahaan secara keseluruhan, yang secara umum didefenisikan sebagai net income dibagi dengan total investasi (Munawir, 2002). Rasio ini dirumuskan sebagai berikut :


(21)

100% x Aktiva Total Pajak Sesudah Bersih Laba Investment on Return =

b. Rasio perputaran persediaan/Inventory Turnover ratio (X1) merupakan

variabel bebas pertama yang menunjukkan seberapa cepat perputaran persediaan dalam siklus produksi normal (Harahap, 2004:308). Perumusan rasio ini ditunjukkan sebagai berikut :

Barang Persediaan rata -Rata Penjualan Pokok Harga Persediaan Perputaran Rasio =

c. Rasio perputaran piutang datang/Receivable Turnover ratio (X2)

merupakan variabel bebas kedua yang menunjukkan kemampuan dari dana yang tertanam dalam piutang untuk berputar dalam suatu periode tertentu (Riyanto, 1999:334).

rata -Rata Piutang Kredit Penjualan Dagang Piutang Perputaran Rasio =

d. Rasio perputaran total aktiva/Total Asset Turnover ratio (X3)

merupakan variabel bebas ketiga yang menunjukkan perputaran total aktiva diukur dari volume penjualan, atau dengan kata lain seberapa jauh kemampuan seluruh aktiva untuk menciptakan penjualan (Harahap, 2004:309). Aktiva Total Penjualan Aktiva Total Perputaran Rasio =

e. Periode perputaran persediaan/Inventory period (X4) merupakan

variabel bebas keempat yang berguna untuk mengukur manajemen perusahaan dalam mengelola persediaannya. Semakin pendek rasio ini


(22)

akan semakin baik (Kuswadi, 2004:64). Perumusan rasio ini ditunjukkan sebagai berikut :

360 x Penjualan Pokok Harga rata -Rata Persediaan Persediaan Perputaran Periode =

f. Periode rata-rata pengumpulan piutang/Average collection period (X5)

merupakan variabel bebas kelima yang menunjukkan periode rata-rata yang diperlukan untuk mengumpulkan piutang (Riyanto, 1999:334). Perumusan rasio ini ditunjukkan sebagai berikut :

x 360 Kredit Penjualan rata -Rata Piutang Piutang n Pengumpula rata Rata

Periode − =

3. Jenis Data

Dalam mengadakan penelitian ini, maka data-data yang digunakan peneliti untuk mencapai tujuan penelitian ialah :

a. Data Primer

Penulis juga menggunakan data primer untuk melengkapi data

sekunder tersebut yaitu berupa wawancara langsung dengan Kepala Bagian Umum Bapak Armansyah yang dianggap berwenang

memberikan keterangan yang dibutuhkan.

b. Data Sekunder

Data sekunder yaitu data yang telah dikumpulkan oleh lembaga pengumpul data dan dipublikasikan kepada masyarakat pengguna data. Data sekunder yang digunakan oleh peneliti untuk menganalisis permasalahan meliputi :

1) Sejarah perkembangan perusahaan, struktur organisasi serta uraian tugas


(23)

2) Neraca perusahaan dari tahun 2002 – 2009 3) Laporan laba rugi dari tahun 2002 – 2009

4) Data informasi lain yang dianggap perlu misalnya buku-buku ilmiah dan literatur lainnya yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.

4. Tempat/Lokasi Penelitian

Peneliti mengadakan penelitian pada kantor PD. Aneka Industri dan Jasa yang berlokasi di Jl. Putri Merak Jingga No. 3. Peneliti mengadakan penelitian mulai Juni 2010 sampai Agustus 2010.

5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti dalam melakukan penelitian ini, antara lain dengan cara :

a. Studi Dokumentasi

Informasi yang diperlukan untuk penelitian dikumpulkan peneliti yang berasal dari laporan keuangan PD. Aneka Industri dan Jasa Medan tahun 2002 sampai dengan 2009 serta data-data lain yang relevan dengan penelitian baik dari perusahaan maupun yang berasal dari buku-buku literatur.

b. Teknik Wawancara (Interview)

Wawancara merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti untuk mendapatkan informasi dengan cara memberikan


(24)

ini peneliti bertanya langsung dengan bagian yang menjadi objek penelitian. Wawancara dilakukan peneliti untuk mengetahui kegiatan produksi yang dilakukan oleh perusahaan, pelaksanaan kegiatan penjualan pada perusahaan serta informasi mengenai keadaan aktiva yang dimiliki oleh perusahaan sehingga akan membantu peneliti dalam mengadakan penelitian.

6. Teknik Analisis Data

Metode analisis yang dipergunakan untuk menganalisa data yang dikumpulkan oleh peneliti ialah dengan cara :

a. Metode Analisis Deskriptif

Metode ini merupakan cara merumuskan dan menafsirkan data yang ada sehingga memberikan gambaran yang nyata mengenai keadaan perusahaan melalui pengumpulan, penyusunan, dan penganalisaan data mengenai laporan keuangan dan kegiatan perusahaan, sehingga akan diketahui gambaran umum keuangan perusahaan.

b. Metode Analisis Korelasi Rank Spearman

Analisis Korelasi Spearman Rank digunakan untuk mencari hubungan atau untuk menguji signifikan hipotesis asosiatif bila masing-masing variabel yang digunakan berbentuk ordinal, dan sumber data antar variabel tidak harus sama (Sugiyono, 2004:282).

Metode Korelasi Spearman digunakan untuk mengukur keeratan hubungan antara dua variabel atau data ordinal. Kedua variabel itu diketahui tidak memiliki distrubusi normal dan kondisi varians tidak diketahui sama.


(25)

Koefisien Korelasi Rank Spearman (rs) dapat dihitung dengan rumus :

1) (n n

di 6 1

r 2

2 s

− −

=

Dimana :

rs : Koefisien Korelasi Rank Spearman

di : Selisih peringkat untuk setiap data n : Jumlah sampel atau data

Nilai rs menggambarkan besarnya hubungan antara dua variabel

tersebut. Nilai rs = 1 berarti hubungan antara dua variabel tersebut kuat,

dan bilamana nilai rs mendekati nol menggambarkan hubungan kedua

variabel tersebut lemah dan mendekati tidak ada. Tanda positif (+) menunjukkan arah hubungan dua variabel yang positif (searah) dan tanda negatif (-) menunjukkan arah hubungan dua variabel yang negatif (tidak searah). Selain itu untuk melihat apakah terdapat hubungan yang signifikan dari koefisien korelasi spearman yang diperoleh maka dapat dilihat dari tingkat signifikansi yang dihasilkan. Apabila tingkat signifikansi yang dihasilkan lebih kecil dari tingkat signifikansi yang ditetapkan untuk penelitian (α = 5%) maka terdapat hubungan yang signifikan antara variabel X dan variabel Y (Gohzali, 2002:182). Pengujian ini dilakukan dengan bantuan program SPSS Versi 16.

Bentuk pengujian yang digunakan ialah : H0 : r = 0


(26)

Artinya tidak terdapat hubungan yang positif (negatif) antara variabel Xi dengan variabel Y.

Ha : r ≠ 0

Artinya terdapat hubungan yang positif (negatif) antara variabel X dengan variabel Y.

Kriteria pengambilan keputusan :

H0 diterima jika –rs tabel≤ rs hitung≤ rs tabel dengan α = 5%

Ha diterima jika –rs tabel > rs hitung > rs tabel dengan α = 5% a. Pengujian Hipotesis

1. Uji Statistik-t

Untuk menguji signifikansi dari koefisien korelasi spearman yang diperoleh maka digunakanlah uji-t. Rumus yang digunakan untuk menghitung nilai daripada thitung (Sugiyono, 2004:185)

ialah :

r 2 r 1

2 n t

− − =

Bentuk pengujian yang digunakan ialah : H0 : t = 0

Artinya : tidak ada hubungan yang signifikan antara variabel-variabel Xi dengan variabel Y

Ha : t ≠ 0

Artinya : terdapat hubungan yang signifikan antara variabel-variabel xi dengan variabel Y.


(27)

Kriteria pengambilan keputusan pada uji-t ini ialah : H0 diterima jika –t tabel≤ t hitung≤ t tabel dengan α = 5%


(28)

BAB II

URAIAN TEORITIS

A. Penelitian Terdahulu

Hiras (2007) melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Rasio Aktivitas Terhadap Return On Investment (ROI) pada PT. Hutan Barumun Perkasa Medan. Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah rasio aktivitas secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Return On

Investment (ROI), apakah rasio aktivitas secara parsial mempunyai pengaruh

yang signifikan terhadap Return On Investment (ROI) pada PT. Hutan Barumun Perkasa Medan. Variabel manakah dari rasio aktivitas : Inventory Turnover,

Average Collection Period, Working Capital Turnover, Fixed Asset Turnover

dan Total Asset Turnover yang paling dominan mempengaruhi tingkat ROI?

Metode analisis data yang digunakan pada penelitian tersebut ada 3 tahap : perhitungan variabel, pengembangan model analisis dan pengujian hipotesis.

Siahaan (2007) meneliti hubungan rasio aktivitas terhadap ROI pada PT. Putra Lika Perkasa Medan variabel yang digunakan dalam penelitian adalah rasio perputaran persediaan, rasio perputaran piutang, rasio total aktiva, periode perputaran persediaan, periode perputaran piutang sebagai penentu Return

on Invesment (ROI) dalam perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

variabel rasio total aktiva mempunyai hubungan yang positif dan signifikan terhadap ROI, sedangkan variabel periode perputaran persediaan, variabel perputaran piutang mempunyai hubungan yang negatif dan signifikan terhadap ROI.


(29)

B. Kemampulabaan

Pada umumnya tujuan sebuah perusahaan melaksanakan kegiatan operasionalnya sehari-hari ialah untuk dapat meningkatkan kesejahteraan pihak-pihak yang berkaitan dengan perusahaan dengan cara memaksimumkan laba. Melalui tingkat laba yang diperoleh dan kembalian investasi maka akan dapat diukur peningkatan atau pertumbuhan nilai dari suatu perusahaan.

Manajer dalam perusahaan mempunyai wewenang dan tanggung jawab dalam menggunakan sumber daya yang dimiliki seefisien mungkin untuk memperoleh laba. Setiap laba yang diperoleh perusahaan tidak menjamin bahwa perusahaan beroperasi secara efisien. Tingkat efisiensi perusahaan dapat diperoleh dengan membandingkan laba yang diperoleh dengan kekayaan atau modal yang menghasilkan laba tersebut.

Rentabilitas atau biasa disebut juga profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan sumber yang ada : kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang dan sebagainya (Harahap, 2004:304). Rasio rentabilitas bertujuan untuk mengukur keefektifan manajemen yang tercermin pada imbalan hasil dari investasi melalui kegiatan penjualan, misalnya : profit margin on sales, retrun on total asset, retrun on investment, dan sebagainya (Djarwanto, 2001:128).

Analisis rentabilitas terdiri dari pengujian yang dipakai untuk mengevaluasi kinerja pendapatan-pendapatan perusahaan selama tahun tertentu (Simamora, 1999:358). Hasil pengujian akan dikombinasikan dengan data lainnya guna meramalkan pendapatan potensial perusahaan yang dianggap


(30)

penting bagi kalangan manajer, kreditor, dan pemegang saham oleh karena dalam jangka panjang perusahaan harus beroperasi dengan laba yang memuaskan agar tetap hidup.

Menurut Harahap (2004:304) bahwa jenis-jenis dari rasio rentabilitas perusahaan adalah sebagai berikut :

1. Marjin Laba (Profit Margin), 2. Return on Asset (Asset Turnover),

3. Return on Investment (Retrun on Equity), 4. Return on Total Asset,

5. Basic Earning Power, 6. Earning Per Share, 7. Contribution Margin

C. Return on Investment

Pada penelitian ini untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba maka peneliti digunakan salah satu rasio rentabilitas, yaitu :

Return on Investment (ROI). Return on Investment (ROI) merupakan suatu alat

yang biasa digunakan untuk menilai kesuksesan atau prestasi perusahaan secara keseluruhan, yang secara umum didefenisikan sebagai net income dibagi dengan total investasi (Munawir, 2002:269).

Rasio ROI dapat dihitung dengan rumus :

100% x Aktiva

Total

Pajak Sesudah Bersih

Laba ROI =


(31)

Menurut Kuswadi (2004:190), rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dibanding dengan jumlah dana yang ditanam dalam perusahaan. Dengan demikian rasio ini menunjukkan efektifitas penggunaan dana dilihat dari perputarannya dalam suatu periode. Makin besar rasio perputarannya maka makin efektif penggunaannya, sehingga memperbesar kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba.

Melalui ROI dapat memberikan indikasi kepada kita tentang baik-buruknya manajemen dalam melaksanakan kegiatan baik dalam kontrol biaya maupun pengelolaan aktiva. Besarnya laba bersih operasi yang diterima perusahaan dipengaruhi oleh perputaran dana yang ditanam.

Kelebihan yang dimiliki ROI sehingga digunakan sebagai alat pengukur prestasi kinerja manajer dalam perusahaan adalah sebagai berikut :

a. Mendorong manajer untuk memfokuskan pada keterkaitan dengan hubungan (relationship) antara penjualan (sales), biaya (expenses) dan investasi (investment) khususnya untuk manajer pusat investasi.

b. Mendorong para manajer untuk memfokuskan pada efisiensi biaya. c. Mendorong para manajer untuk mengoperasikan aktivanya secara

efisien.

ROI dalam suatu perusahaan dapat ditingkatkan dengan beberapa cara (Simamora, 1999:270), yaitu :


(32)

a. Meningkatkan Penjualan

Peningkatan penjualan dapat dilakukan dengan cara menaikkan harga jual produk tanpa harus meningkatkan biaya variabel per unit ataupun biaya tetap. Imbalan atas penjualan akan meningkat. Hal ini terjadi setiap kali kenaikan persentase jumlah biaya lebih kecil daripada persentase kenaikan jumlah rupiah penjualan. Kenaikan penjualan juga meningkatkan putaran aktiva sepanjang tidak terjadi kenaikan proporsional dalam aktiva.

b. Pemangkasan beban

Pemangkasan biaya/beban merupakan pendekatan pertama yang dilakukan oleh manajer manakala menghadapi kemerosotan penjualan. Hal ini dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu :

1. Menelaah biaya tetap diskresioner, baik unsur biaya maupun program-program yang membentuk suatu paket biaya tetap diskresioner, dan kemudian mencari biaya yang dapat dipotong dengan segera.

2. Mencari cara-cara untuk membuat para karyawan bekerja secara lebih efisien dengan membuang duplikasi, waktu bukan nilai tambah, atau waktu perbaikan mesin, dan dengan meningkatkan muatan kerja karyawan.


(33)

c. Mengurangi Aset

Pengguntingan terhadap kelebihan investasi dalam perusahaan dapat mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap putaran aktiva dan, karenanya, juga terhadap angka ROI. Pengurangan investasi-investasi yang tidak perlu kerap memerlukan pelepasan maupun penghapusan aktiva-aktiva yang tidak produktif ataupun tidak lagi dipergunakan.

D. Rasio Aktivitas

Rasio aktivitas (efficiency ratio) atau dikenal juga dengan analisis aktivitas merupakan suatu rasio yang digunakan untuk mengukur keefektifan perusahaan dalam menggunakan aktivanya. Analisis ini menganggap perlunya suatu keseimbangan yang “tepat” antara investasi dalam setiap pos aktiva (persediaan, piutang dagang, aktiva tetap, dan lain-lain) dengan hasil yang diperoleh dari investasi tersebut, atau dengan pos aktiva lainnya.

Menurut Martono & Harjito (2001:56-58) :

Activity ratios mengukur sejauh mana efektivitas manajemen perusahaan

mengelola aset-asetnya. Artinya dalam hal ini adalah mengukur kemampuan manajemen perusahaan dalam mengelola persediaan bahan mentah, barang dalam proses, dan barang jadi serta kebijakan manajemen dalam mengelola aktiva lainnya dan kebijakan pemasaran.

Rasio aktivitas yang banyak digunakan dalam perusahaan adalah : a. Rasio perputaran persediaan (Inventory Turnover ratio)


(34)

Rasio ini adalah untuk mengukur sampai seberapa jauh efisiensi perusahaan dalam mengelola dan menjual persediaannya. Rasio ini menggambarkan kecepatan perputaran persediaan, sehingga semakin besar rasio akan semakin baik. Semakin tinggi putaran ini maka akan semakin singkat atau semakin baik waktu rata-rata antara penanaman modal dalam persediaan dengan transaksi penjualan.

Hal tersebut menunjukkan semakin tinggi permintaan atau penjualan produk perusahaan serta semakin efisien kerja dari tim manajemen persediaan dan semakin tinggi laba yang akan di dapat. Walaupun demikian tingkat perputaran persediaan yang tinggi juga dapat memberikan indikasi tentang kekurangan stok persediaan, yang karenanya dapat menyebabkan kehilangan order penjualan.

Bila dana perusahaan secara berlebihan terikat pada persediaan, maka perputaran persediaan akan menjadi rendah. Hal ini dapat menyebabkan perusahaan mengalami kesulitan arus kas dan modal kerja. Apalagi bila ternyata perusahaan tidak berhasil di dalam pemasaran produk-produknya. Disamping hasil penerimaan dari penjualan menjadi rendah, juga persediaan barang jadinya meningkat. Rumus dari rasio perputaran persediaan/Inventory Turnover Ratio

(Harahap, 2004:308), ialah :

Barang Persediaan

rata -Rata

Penjualan Pokok

Harga Persediaan

Perputaran


(35)

b. Rasio perputaran piutang dagang (Receivable Turnover Ratio)

Piutang dagang timbul karena penjualan barang dagangan secara kredit. Penjualan barang dagangan disamping dilaksanakan dengan tunai juga dilakukan dengan pembayaran kemudian untuk mempertinggi volume penjualan

Rasio perputaran piutang dagang adalah besarnya rasio perputaran total penjualan kredit terhadap saldo piutang rata-rata selama periode tertentu (biasanya setahun) dan hasilnya merupakan gambaran tentang jangka waktu rata-rata yang dibutuhkan untuk mengubah piutang menjadi uang tunai. Smakin tinggi rasio putaran piutang dagang adalah semakin baik, karena akan semakin singkat periode waktu antara pencatatan penjualan dan penagihan kas dari penjualan tersebut.

Bentuk perhitungan dari rasio perputaran piutang (Harahap, 2004:308), adalah :

rata rata Piutang

Bersih Kredit

Penjualan Dagang

Piutang Perputaran

Rasio

=

c. Rasio perputaran total aktiva (Total Asset Turnover ratio)

Rasio perputaran total aktiva merupakan gambaran perputaran total aktiva diukur dari volume penjualan. Melalui rasio ini akan dapat diukur efisiensi suatu perusahaan dalam mengelola aktivanya, baik total aktiva maupun yang dipisahkan antara aktiva lancar maupun aktiva tetap (Kuswadi, 2004:193). Dengan kata lain untuk mengukur seberapa jauh kemampuan semua aktiva menciptakan penjualan, dimana apabila semakin tinggi nilai rasio ini maka akan semakin baik


(36)

Bentuk perhitungan dari rasio Perputaran total aktiva (Harahap, 2004:309), ialah : Aktiva Total Penjualan Aktiva Total Perputaran Rasio =

d. Periode perputaran persediaan (Inventory period)

Rasio ini menunjukkan berapa lama periode menahan persediaan rata-rata atau periode rata-rata persediaan barang di gudang. Bentuk perhitungan dari rasio ini (Kuswadi, 2004:64), adalah :

360 x Penjualan Pokok Harga rata rata Persediaan Persediaan Perputaran

Periode = −

e. Periode rata-rata pengumpulan piutang (Average Collection Period) Angka ini menunjukkan berapa lama perusahaan melakukan penagihan piutang. Semakin pendek periodenya maka akan semakin baik bagi perusahaan.

Bentuk perhitungan dari rasio ini (Riyanto, 1999:334), adalah :

360 x Kredit Penjualan rata -Rata Piutang Piutang n Pengumpula rata -Rata Periode =


(37)

BAB III

GAMBARAN UMUM PD. ANEKA INDUSTRI DAN JASA MEDAN

A. Sejarah Singkat Perusahaan

Perusahaan Daerah Aneka industri jasa Medan didirikan pada tahun 1985 berdasarkan Peraturan Daerah (PERDA) No. 26 tahun 1985 tanggal 27 Juli 1985 tentang pendirian Perusahaan Daerah (PD) Aneka Industri dan Jasa Provinsi Sumatera Utara yang disahkan oleh Menteri Dalam Negeri dengan SK Nomor 539.22-1435 tanggal 16 Oktober 1985. Perusahaan ini merupakan gabungan dari 8 (delapan) perusahaan daerah masing-masing berdiri sendiri sebelumnya, yaitu :

1. Perusahaan Daerah Sumber daya, dengan Perda No. 5 Tahun 1979 2. Perusahaan Daerah Pabrik Batu Bata, dengan Perda No. 6 Tahun 1979 3. Perusahaan Daerah Obor, dengan Perda No. 7 Tahun 1979

4. Perusahaan Daerah Percetakan, dengan Perda No. 8 Tahun 1979 5. Perusahaan Daerah Es Parwita Yasa, dengan Perda No. 9 Tahun 1979 6. Perusahaan Daerah Hiburan, dengan Perda No. 9 Tahun 1979

7. Perusahaan Daerah Toko Buku dan Niaga Alat Kantor, dengan Perda No. 14 Tahun 1979

8. Perusahaan Daerah Perisai, dengan Perda No. 15 Tahun 1979

Kedelapan perusahaan tersebut berkedudukan di Propinsi Sumatera Utara dan Kuala Simpang sebagai Sub Unit dari Perusahaan Daerah Es Parwita Yasa. Setelah kedelapan perusahaan ini didirikan (sejak tahun 1979) ternyata perusahaan-perusahaan tersebut belum dapat berkembang sebagaimana yang


(38)

tersebut maka dipandang perlu untuk menggabungkan perusahaan-perusahaan tersebut. Berdasarkan penggabungan ini, maka seluruh kekayaan, personalia, hak, kewajiban, dan tanggung jawab dari kedelapan perusahaan yang ada sebelumnya teralih kepada PD. Aneka Industri dan Jasa Medan.

PD. Aneka Industri dan Jasa memiliki Kantor Pusat yang bekedudukan di Medan dan dengan unit-unit usaha yang ada sebelumnya sebagai cabang. Berdasarkan Perda No. 26 Tahun 1985, perusahaan ini berbentuk badan hukum yang berhak melakukan usahanya berdasarkan peraturan daerah yang dikeluarkan, dengan lapangan usaha yaitu melaksanakan semua usaha yang bergerak di bidang industri dan jasa yang dikeluarkan oleh peraturan perundang-undangan yang

berlaku. Pada tahun 1986, setelah perusahaan tersebut berjalan setahun, terjadi pengurangan terhadap beberapa unit usaha yang ada. Hal ini dilakukan

untuk memusatkan kegiatan perusahaan kepada usaha-usaha yang lebih efisien dan efektif, karena beberapa dari unit usaha tersebut mengalami kerugian yang terus menerus dan dirasakan kurang bermanfaat.

Delapan unit usaha yang bergabung dalam PD. Aneka Industri dan Jasa Medan, yang ada pada saat ini masih aktif ialah PD. Percetakan, PD. Parawita Yasa, PD. Hiburan, PD. Toko Buku NAK. es dan took buku. Unit percetakan berlokasi di Jalan Putri Merak Jingga No. 3 Medan, dibangun di atas tanah 3.834 m2 dengan luas bangunan 1.361,75 m2. Kapasitas produksi terpasang 108.500 lembar/jam atau 217 rim/jam. Unit Pariwisata Jasa adalah pabrik es yang terdapat pabrik es Petojo Tanjung Morawa dan Pabrik es Kwala Simpang. Unit Hiburan yaitu berupa gedung bioskop, berada di Binjai, Pematang Siantar, Berastagi dan Kabanjahe. Unit Toko Buku NAK (Niaga Alat Kantor) berada di Jalan Kesawan, Medan.


(39)

B. Tujuan Perusahaan

Perusahaan Daerah Aneka Industri dan Jasa Medan didirikan pada tahun 1985 berdasarkan Peraturan Daerah (PERDA) No. 26 tahun 1985 tanggal 27 Juli 1985 tentang pendirian Perusahaan Daerah (PD) Aneka Industri dan Jasa Provinsi Sumatera Utara yang disahkan oleh Menteri Dalam Negeri dengan SK No. 539.22-1435 tanggal 16 Oktober 1985.

Tujuan Perusahaan sesuai dengan PERDA Nomor 26 Tahun 1985 sebagai berikut :

a. Tujuan Perusahaan

b. Lapangan Usaha

c. Tempat Kedudukan :

:

:

Mengembangkan perekonomian daerah dan untuk menambah Pendapatan Asli Daerah (PAD). Lapangan Usaha.

Melakukan semua usaha yang bergerak dalam bidang industri dan jasa yang dibenarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Medan dan dapat mempunyai unit usaha di tempat lain.

C. Struktur Organisasi

Struktur organisasi suatu perusahaan merupakan salah satu hal yang cukup penting. Struktur organisasi ialah suatu kerangka yang menunjukkan kedudukan, tugas dan wewenang anggota perusahaan dalam rangka mencapai tujuan perusahaan. Dengan adanya struktur organisasi ini maka akan terlihat jelas hubungan antara bagian, wewenang dan tanggungjawab masing-masing bagian


(40)

Susunan organisasi dan tata kerja PD. Aneka Industri dan Jasa Sumatera Utara ditetapkan berdasarkan keputusan direksi PD. Aneka Industri dan Jasa Sumatera Utara No. 018/SK/AIJ/1989 tanggal 19 Juni 1989, Sk Gubernur Sumatera Utara No. 060.2711/K/tahun 1989 tanggal 24 Agustus 1996 dan dengan persetujuan Menteri Dalam Negeri No. 529/2226/PUOD/1996 tanggal 8 Agustus 1996 tentang penggantian Direksi dengan pengangkatan seorang Direktur.

Struktur organisasi PD. Aneka Industri dan Jasa Medan berpedoman pada SK Direksi No. 018/SK/AIJ/VI/1989 yang telah mendapat pengesahan Gubernur dan persetujuan Mendagri. Struktur organisasi perusahaan tergolong organisasi garis dan staf. Uraian tugas dari masing-masing jabatan pada PD. Aneka Industri dan Jasa Medan adalah sebagai berikut :

1. Direktur

Direktur PD. Aneka Industri dan Jasa merupakan pimpinan tertinggi dalam perusahaan yang secara langsung bertanggung jawab kepada Gubernur Kepala Daerah Tingkat I, dalam menjalankan tugasnya sebagai pengelola perusahaan. Direktur diangkat dan diberhentikan oleh Gubernur setelah mendapat persetujuan dari Menteri Dalam Negeri.

Dalam menjalankan tugasnya sehari-hari direktur dibantu oleh beberapa orang staf yang dapat diangkat dan diberhentikannya sendiri berdasarkan ketentuan pokok kepegawaian sendiri, yang berdasarkan ketentuan-ketentuan pokok kepegawaian perusahaan daerah. Staf-staf dari direktur antara lain adalah : Ketua Satuan Pengawas Intern (SPI), Kepala Bagian Umum, Kepala Bagian Pemasaran, Kepala Bagian Produksi, Kepala Bagian Keuangan, Manajer Pabrik Es, Manajer Peretakan, Manajer Hiburan dan Manajer Toko Buku dan Niaga Alat Kantor.


(41)

Adapun Tugas dan tanggung jawab dari Direktur ialah :

1. Mengawasi, mengamankan dan mengelola seluruh asset perusahaan daerah berdasarkan Peraturan Daerah.

2. Mengelola kegiatan intern, mengawasi dan mengkoordinasikan kegiatan Perusahaan Daerah sebagaimana tercantum dalam susunan organisasi untuk mencapai tujuan Perusahaan Daerah.

3. Menyusun/mempersiapkan RAPB/RAK Perusahaan Daerah selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan sebelum Tahun Anggaran berjalan berakhir. 4. Memberikan laporan tahunan kepada Gubernur Kepala Daerah Tingkat I

melalui Badan Pengawas terdiri dari : Neraca, Perhitungan Rugi/Laba maupun laporan berkala atau insidentil atau tentang kegiatan Perusahaan Daerah.

5. Menetapkan ketentuan dan prosedur untuk peningkatan efisiensi dan terciptanya internal kontrol meliputi kegiatan sebagai berikut :

a. Pembelian dan penyimpanan dan penggunaan barang dan bahan. b. Penerimaan, penyimpanan dan pengeluaran uang.

c. Penawaran, persetujuan, pelaksanaan dan pengawasan pekerjaan oleh pihak ketiga.

d. Sistem pemasaran produksi dan jasa.

6. Merumuskan strategi Perusahaan Daerah dan menjalankan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Gubernur Kepala Daerah Tingkat I dalam pelaksanaan operasi Peusahaan Daerah sesuai dengan peraturan/ketentuan


(42)

7. Melaksanakan pembinaan pegawai seperti penempatan, pemindahan, pemberhentian, penegakan disiplin, penentuan pesangon/jasa/ganti rugi dan sebagainya sesuai dengan peraturan/ketentuan yang berlaku serta memberikan penilaian terakhir terhadap pegawai perusahaan dan efisiensi kerja mereka.

8. Mewakili Perusahaan Daerah di dalam dan di luar Pengadilan dapat menyerahkan kuasa mewakili tersebut kepada anggota Direksi atau kepada seseorang/beberapa orang pegawai Perusahaan Daerah yang khusus ditunjuk ataupun kepada orang/badan lain di luar Perusahaan Daerah.

2. Satuan Pengawas Intern

Satuan Pengawas Intern (SPI) dipimpin oleh Kepala SPI yang melaksanakan tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direksi, bertugas untuk :

1. Mengkoordinasikan seluruh tugas dan kegiatan di Satuan Pengawas Intern. 2. Melakukan pengawasan akuntansi dan pengawasan administrasi atas

seluruh kegiatan dan kekayaan perusahaan.

3. Melakukan penilaian atas system pelaksanaan dan prosedur administrasi dan akuntansi Perusahaan Daerah dan bila perlu mengusulkan perbaikan-perbaikan kepada Direksi.

4. Mengadakan penilaian atas pelaksanaan proses produksi dan proses jasa. 5. Mengadakan pengawasan atas Anggaran Pendapatan dan Biaya Perusahaan


(43)

6. Melaporkan secara periodic/insidentil seluruh kegiatan yang telah dilakukan Direksi.

7. Memberikan saran, pertimbangan dan pendapat baik diminta maupun tidak Kepada Direksi tentang langkah-langkah atau tindakan-tindakan yang perlu diambil dalam bidang dan tugasnya.

8. Melakukan tugas lain yang diberikan oleh Direksi.

3. Bagian Umum

Bagian Umum dipimpin seorang Kepala bagian umum yang dalam melaksanakan tugasnya berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Direksi, bertugas untuk :

9. Mengkoordinasikan seluruh tugas dan kegiatan di bagian umum.

10. Mengawasi dan merencanakan perawatan atas aktiva tetap Perusahaan Daerah dan melakukan inventarisasi terhadap inventaris Perusahaan Daerah sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

11. Bersama dengan Kepala Bagian Administrasi Keuangan menyusun RAPB dan RAK Perusahaan Daerah.

12. Mengkoordinasikan penyusunan laporan pengelolaan Perusahaan Daerah baik secara berkala maupun insidentil secara lengkap sebagai laporan Direksi kepada Gubernur Kepala Daerah Tingkat I atau instansi-instansi lainnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

13. Melaporkan seluruh kegiatan yang telah dilakukan secara periodic atau insidentil kepada Direksi.


(44)

14. Memberikan saran, pertimbangan dan pendapat baik diminta maupun tidak kepada Direksi tentang langkah-langkah atau tindakan yang perlu diambil di bidang tugasnya.

15. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Direksi.

Dalam menjalankan tugasnya kepala bagian bagian umum dibantu oleh

dua sub bagian, yaitu : Sub bagian Tata Usaha dan Sub bagian Kepegawaian, yang masing-masingnya mempunyai tugas yang berbeda-beda, antara lain :

a. Sub Bagian Tata Usaha

Adapun tugas dan tanggung jawab daripada Sub Bagian Tata Usaha :

1. Menyelenggarakan administrasi surat menyurat dinas Perusahaan Daerah. 2. Mengagendakan dan mengarsipkan surat-surat masuk dan keluar secara

baik teratur dan aman.

3. Mendistribusikan surat masuk dan keluar sesuai dengan tujuan.

4. Mengecek kembali pengembalian surat-surat yang didistribusikan ke semua bagian memperoleh penyelesaian jawaban surat sesuai dengan waktu yang dibutuhkan.

5. Melaksanakan atau mengkoordinasi pengaturan pengetikan surat.

6. Melaksanakan pengadaan atau pembelian ATK peralatan kantor dan lain yang bukan bahan baku atau bahan penolong untuk proses produksi.

7. Menyimpan dan memelihara dokumen-dokumen berkenaan dengan tugas ketatausahaan.


(45)

b. Sub Bagian Kepegawaian

Adapun tugas dan tanggung jawab dari sub Kepegawaian ialah :

1. Menyelesaikan segala tugas-tugas berkenaan dengan kepegawaian seperti administrasi kepegawaian, dan pembinaan pegawai dan lain-lain.

2. Menyelenggarakan administrasi dan kesejahteraan pegawai

3. Mempersiapkan dana pesangon, asuransi para pegawai termasuk kegiatan olah raga dan lain-lain.

4. Menyelesaikan administrasi dan pembayaran gaji, upah natura dan lain-lain tepat pada waktunya.

5. Menyetorkan pajak penghasilan (PPh). Astek dan lain-lain yang dipotong dari gaji staf dan pegawai.

6. Melakukan pengadaan/pembelian bahan-bahan keperluan karyawan (baju dinas, sepatu dan lain-lain) dan pemeliharaan gedung dan lain-lain yang bukan untuk kebutuhan proses produksi.

7. Mengurus perbekalan, peralatan dan kegiatan lain Kantor Direksi. 8. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bagian Umum

4. Bagian Administrasi Keuangan

Bagian Administrasi Keuangan dipimpin oleh seorang Kepala Administrasi Keuangan yang dalam melaksanakan tugasnya berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Direksi, berfungsi untuk :


(46)

16. Mengkoordinasikan seluruh tugas-tugas dan kegiatan di Bagian Administrasi Keuangan.

17. Mengendalikan pelaksanaan pencatatan eakuntansi yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan Daerah secara up to date, merencanakan serat mengendalikan sumber-sumber pendapatan, pembelanjaan dan kekayaan Perusahaan Daerah.

18. Merencanakan serta menginventarisasikan data keuangan khususnya menyangkut pendapatan dan pengeluaran Perusahaan Daerah dalam bentuk cash flow (cash budget) bulanan, serat membuat evaluasi di dalam kegiatan Perusahaan Daerah di bidang keuangan.

19. Bertanggung jawab atas penyusunan laporan keuangan dan laporan pendukung lainnya untuk periode bulanan, triwulan dan tahunan.

20. Mengkoordinasikan, menyusun RAPB/RAK setiap tahunnya selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan sebelum tahun buku berjalan berakhir.

21. Memberikan saran, pertimbangan dan pendapat baik diminta maupun tidak kepada Direksi tentang langkah-langkah atau tindakan-tindakan yang perlu diambil dibidang tugasnya.

22. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Direksi

Kepala Bagian Umum menjalankan tugasnya dibantu oleh tiga sub bagian, yaitu : Sub bagian keuangan, Sub bagian Akuntansi dan Sub bagian

Verifikasi, yang masing-masingnya mempunyai tugas yang berbeda-beda, yaitu antara lain :


(47)

a. Sub Bagian Keuangan

1. Menerima dan menyimpan uang, surat-surat berharga serta mengadministrasikannya.

2. Menyelenggarakan administrasi atas penggunaan dan penggantian dana kas kecil.

3. Melakukan penagihan penjualan produksi dan jasa tepat pada waktunya dan menyetorkannya kepada Kepala Bagian Administrasi Keuangan.

4. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bagian Administrasi Keuangan.

b. Sub Bagian Akuntansi

Adapun tugas dan tanggungjawab Sub Bagian Akuntansi, antara lain : 1. Menyelenggarakan pembukuan akuntansi yang meliputi buku harian,

buku besar dan buku tambahan.

2. Mengadministrasikan seluruh bukti yang digunakan untuk pencatatan transaksi ke buku harian.

3. Membuat/menyusun laporan biaya dan persediaan bahan/barang dari unit industri Perusahaan Daerah.

4. Mengadministrasikan seluruh bukti yang telah digunakan untuk pencatatan transaksi di dalam buku harian ataupun buku tambahan. 5. Mengkordinir perhitungan harga pokok produksi/jasa dari hasil

produksi/jasa setiap Unit/Sub Unit di dalam lingkungan Perusahaan Daerah.


(48)

6. Mengumpulkan bahan penyusunan RAPB atau RAK dari kantor Direksi dan Unit/Sub Unit di lingkungan Perusahaan Daerah.

7. Membuat atau menyusun laporan keuangan Perusahaan Daerah dalam bentuk neraca untuk periode bulanan, triwulan dan tahunan. 8. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bagian

Administrasi Keuangan.

c. Sub Bagian Verifikasi

Adapun tugas dan tanggungjawab dari Sub Bagian Verifikasi yaitu :

a. Mengadakan pemeriksaan dan penelitian semua bukti penerimaan dan pengeluaran atas semua transaksi yang dilaksanakan oleh Perusahaan Daerah.

b. Menyusun RAPB atau RAK Perusahaan Daerah

c. Menyelenggarakan Administrasi slip penerimaan dan pengeluaran kas kantor Direksi.

d. Menganalisa laporan keuangan dan biaya (cost price) memberikan pendapat dan saran mengenai laporan tersebut.

e. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bagian Administrasi Keuangan

5. Bagian Produksi

Bagian Produksi dipimpin oleh seorang Kepala Bagian Produksi yang bertanggungjawab kepada Direksi, bertugas untuk :


(49)

23. Mengkoordinasikan seluruh tugas dan kegiatan di Bagian Produksi.

24. Menyusun daftar atau menilai kembali harga diri bahan baku/pembantu yang akan digunakan dalam produksi.

25. Merencanakan pembelian atau pengadaan bahan baku/pembantu yang akan digunakan dalam produksi dan lain-lain kebutuhan untuk proses produksi perusahaan dengan harga, kwalitas dan kwantitas yang efisien dengan mempedomani RAPB/RAK perusahaan daerah dan persyaratan/ketentuan yang berlaku.

26. Melakukan perhitungan harga jual dan harga pokok produksi, bekerjasama dengan bagian Administrasi Keuangan

27. Mengadakan penelitian dan perencanaan untuk membina dan mengembangkan Perusahaan Daerah.

28. Bersama-sama dengan Kepala Bagian Administrasi dan keuangan

menyusun RAPB atau RAK Perusahaan Daerah selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan sebelum tahun buku berakhir.

29. Menyusun dan membuat laporan periodic/insidentil kepada Direksi.

30. Memberikan saran, pertimbangan dan pendapat baik diminta atau tidak kepada Direksi tentang langkah-langkah atau tindakan yang perlu diambil dalam bidang dan tugasnya.

31. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh direksi.

Adapun bagian-bagian dari bagian produksi terdiri dari dua sub unit yaitu antara lain :


(50)

a. Sub Bagian Teknik dan Produksi

Sub Bagian Teknik dan Produksi dipimpin oleh seorang Kepala Bagian Sub Teknik dan Produksi yang dalam melaksanakan tugasnya berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Bagian Produksi, bertugas untuk : 1. Merencanakan dan melaksanakan perawatan serta pemeliharaan dan

bongkar pasang mesin/peralatan produksi sesuai dengan jadwal dan mempersiapkan suku cadang yang mungkin dibutuhkan secara berdaya guna. 2. Mengadministrasikan data-data seluruh peralatan produksi/mesin-mesin

dan peralatan pendukung produksi lainnya sehingga diketahui keadaan persentasi fisik dan ekonominya.

3. Menganalisa pemakaian bahan baku atau bahan pembantu untuk mencapai hasil berdaya guna.

4. Bekerja sama dengan bagian Administrasi Keuangan membuat perhitungan harga pokok produksi dari setiap Unit/Sub Unit Industri. 5. Melaksanakan tugas-tugas lainnya yang diberikan oleh Kepala Bagian

Produksi.

b. Sub Bagian Pembelian

Sub bagian pembelian dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian Pembelian yang dalam melaksanakan tugasnya berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Bagian Produksi, bertugas untuk :

1. Melakukan monitoring terhadap perkembangan harga pasar dari barang/bahan, suku cadang dan lain-lain kebutuhan Perusahaan dearah dan tercatat rapi sehingga setiap saat dapat diketahui perkembangan harga kebutuhan tersebut untuk bahan evaluasi serta analisa.


(51)

2. Melaksanakan pembelian/pengadaan barang/bahan/suku cadang dan lain-lain untuk kebutuhan proses produksi/jasa dengan harga kwalitas/jenis/kwantitas yang berdaya guna serta prosedurnya harus berpedoman kepada persyaratan/ketentuan yang berlaku.

3. Melaksanakan administrasi/pembukuan pembelian barang-barang/bahan, suku cadang/peralatan produksi.

4. Mengumpulkan data-data sebagai bahan penyusunan RAPB/RAK Perusahaan Daerah.

5. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bagian Produksi.

6. Bagian Pemasaran

Bagian Pemasaran dipimpin oleh seorang Kepala Bagian Pemasaran dalam melaksanakan tugasnya berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Direksi, bertugas untuk :

32. Mengkoordinasikan seluruh tugas dan kegiatan di Bagian Pemasaran. 33. Membuat surat Perintah Kerja kepada Unit Percetakan atas nama pesanan

cetakan yang diterima dan mengadministrasikannya secara teratur.

34. Merencanakan pengembangan dan memperluas jaringan pemasaran berpedoman kepada batas kemampuan produksi.

35. Melaporkan seluruh kegiatan yang telah dilakukan secara periodik/insidentil kepada Direktur.

36. Membantu Kepala Bagian Administrasi Keuangan menyusun RAPB/RAK Perusahaan Daerah.


(52)

37. Memberikan saran-saran, pertimbangan dan pendapat baik diminta maupun tidak kepada Direksi tentang langkah-langkah atau tindakan yang perlu diambil di bidang tugasnya.

38. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Direksi

Dalam menjalankan tugasnya Kepala Bagian Pemasaran dibantu oleh dua sub unit, yang masing-masing mempunyai tugs yang berbeda-beda, antara lain :

a. Sub Bagian Pemasaran Cetakan dan Alat Tulis Kantor

Dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian Pemasaran Cetakan dan Alat Tulis Kantor yang dalam melaksanakan tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bagian Pemasaran.

1. Memasarkan/mencari pesanan cetakan dan alat tulis kantor kepada Dinas/Instansi Pemerintah atau Swasta.

2. Mengadministrasikan Surat Perintah Kerja (SPK) untuk setiap pesanan cetakan maupun alat tulis kantor.

3. Melakukan perhitungan biaya jual dari produksi barang cetakan dan alat tulis kantor.

4. Memeriksa barang yang akan di sampaikan/dikirimkan mengenai jenis, mutu, jumlah dan menjadwal waktu pengiriman agar sesuai dengan pesanan, serta bertanggung jawab atas keamanan dan keselamatan barang yang dikirimkan sampai di tempat tujuan.

5. Mengadministrasikan dan menyusun laporan bulanan tentang pesanan yang diterima.


(53)

b. Sub Bagian Pemasaran Es, Hiburan dan Toko Buku & NAK

Sub Bagian Pemasaran Es, Hiburan dan Toko Buku dan NAK dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian Pemasaran Es, Hiburan, Toko Buku dan NAK yang dalam kepada Kepala Bagian Pemasaran, bertugas untuk : 1. Mengembangkan pemasaran produksi atau jasa Industri, Hiburan dan

Toko Buku & NAK.

2. Mempersiapkan karcis tontonan untuk semua bioskop milik Perusahaan Daerah dan menyelesaikannya dengan Dinas Pendapatan Daerah Tingkat II setempat.

3. Menyusun laporan bulanan tentang hasil penjualan produksi Industri Es, Hiburan dan Toko Buku & NAK.

4. Melaksanakan tugas lain yang diberikan Kepala Bagian Pemasaran. Disamping pejabat-pejabat diatas, Direktur masih dibantu oleh beberapa Kepala Unit yang bertindak sebagai Kepala Manager cabang yang mempunyai tugas dan kedudukan sama dan sejajar dengan Kepala Bagian. Kepala Unit tersebut juga dibantu oleh beberapa Kepala Sub Unit yang bertindak selaku Kuasa Manajer.

Adapun masing-masing unit tersebut adalah :

1. Unit Industri Es Parwita Yasa, yang terdiri dari 3 unit dan dibantu oleh :

a. Seksi Tata Usaha b. Sub Unit-Sub Unit


(54)

2. Unit Percetakan, dibantu oleh : a. Seksi Tata Usaha

b. Seksi Teknik dan Produksi c. Seksi Gudang

d. Seksi Pengawasan Mutu

3. Unit Toko dan Niaga Alat Kantor, dibantu oleh : a. Seksi Tata Usaha


(55)

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Persediaan pada PD. Aneka Industri dan Jasa Medan

Persediaan pada PD. Aneka Industri dan Jasa Medan merupakan penyimpanan terhadap bahan baku/bahan penolong yang dibutuhkan oleh perusahaan yang berkaitan dengan proses produksi di dalam perusahaan, seperti : kertas, tinta, plat dan sebagainya. Persediaan dinilai berdasarkan harga perolehan dan pemakaiannya dicatat dengan metode masuk pertama dan keluar pertama (MPKP).

Pelaksanaan persediaan pada PD. Aneka Industri dan Jasa Medan dilaksanakan berdasarkan :

1. Ramalan tentang banyaknya peningkatan pekerjaan yang diperoleh oleh PD. Aneka Industri dan Jasa Medan.

2. Ramalan tentang peningkatan harga-harga pada tahun berikutnya sehingga persediaan bahan baku di gudang juga akan meningkat.

Jumlah persediaan pada perusahan dapat diperoleh dengan menggunakan informasi tentang jumlah dan bahan baku/bahan pembantu yang dimiliki perusahaan ditambah dengan jumlah persediaan buku, persediaan suku cadang yang akan dikurangi dengan persediaan yang tidak dapat digunakan lagi/telah rusak.


(56)

Pada dasarnya pengelolaan persediaan adalah salah satu hal yang sangat penting dalam menjalankan bisnis. Perlu diingat bahwa semakin meningkat jumlah persediaan yang dimiliki perusahaan maka akan meningkatkan biaya bagi perusahaan seperti : Biaya pemeliharaan, persediaan mengalami kerusakan dan sebagainya.

B. Piutang Usaha PD. Aneka Industri dan Jasa Medan

Piutang usaha pada PD. Aneka Industri dan Jasa Medan dicatat pada saat diterbitkan faktur penjualan. Piutang PD. Aneka Industri dan Jasa Medan merupakan tagihan perusahaan kepada pihak ketiga atas penjualan produk dari setiap unit dalam perusahaan. Sedangkan piutang usaha yang telah berumur lebih dari 4 (empat) tahun menurut kebijakan perusahaan akan di bukukan menjadi pos penyisihan piutang usaha disebabkan kemungkinan dari piutang-piutang tersebut tidak tertagih lagi.

Pada umumnya piutang usaha pada PD. Aneka Industri dan Jasa ini muncul karena sebagian besar pelanggannya (debitur) merupakan lembaga-lembaga/instansi pemerintah daerah Tingkat I Sumatera Utara, dimana pembayaran oleh lembaga-lembaga ini tergantung pada tersedianya dana APBD sehingga piutang dagang pada PD. Aneka Industri dan Jasa juga ikut meningkat.


(57)

C. Harga Pokok Penjualan PD. Aneka Industri dan Jasa Medan

Harga pokok produksi pada PD. Aneka Industri dan Jasa Medan merupakan biaya-biaya langsung yang berkaitan dengan pengerjaan bahan-bahan baku sampai menjadi barang jadi yang akan disampaikan ke konsumen, ditambah dengan biaya tenaga kerja langsung, ongkos lembur dan ditambah dengan biaya-biaya listrik, air, telepon yang berkaitan dengan proses produksi perusahaan. Sedangkan Harga Pokok Penjualan PD. Aneka Industri dan Jasa Medan merupakan jumlah daripada Harga Pokok Produksi ditambah dengan prediksi laba yang ingin dicapai ditambah dengan beban pajak.

Harga Pokok Penjualan pada PD. Aneka Industri dan Jasa Medan ini sangat dipengaruhi oleh keadaan harga pasar. Dimana fluktuasi dari naik turunnya Rupiah terhadap Dollar akan menyebabkan terjadinya fluktuasi naik turunnya harga pokok penjualan PD. Aneka Industri dan Jasa Medan. Hal ini disebabkan karena bahan baku yang dipergunakan oleh perusahaan untuk melakukan proses produksi masih diimpor sehingga perubahan kurs Dollar akan mempengaruhi harga pokok penjualan pada perusahaan.

D. Total Aktiva PD. Aneka Industri dan Jasa Medan

Aktiva yang dipergunakan oleh PD. Aneka Industri dan Jasa Medan dalam melaksanakan kegiatannya terdiri dari tiga bagian, yaitu : Aktiva Lancar, Aktiva Tetap dan Aktiva lain-lain. Aktiva Lancar pada perusahaan ialah berupa : kas, bank, piutang dagang, pinjaman pegawai, uang muka pajak, panjar bagian laba Pemda TK I SU, jaminan, pendapatan yang masih harus diterima dan


(58)

Aktiva tetap pada PD. Aneka Industri dan Jasa Medan dicatat berdasarkan harga perolehan. Aktiva tetap yang dipergunakan oleh perusahaan untuk melakukan kegiatan produksinya ialah berupa : gedung/bangunan, tanah, mesin dan instalasi, kendaraan serta inventaris lainnya. Menurut kebijakan akuntansi perusahaan, penyusutan aktiva tetap selain bangunan dihitung berdasarkan metode saldo menurun. Sedangkan aktiva tetap bangunan dihitung menurut metode garis lurus sesuai dengan Undang-Undang Nomor 7 tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 17 tahun 2002, yaitu :

Tabel 4.1

Daftar Penyusutan Aktiva Tetap PD. Aneka Industri dan Jasa Medan

No. Kelompok Jenis Aktiva Masa Manfaat

I

II

Bukan Bangunan Kelompok 1 Kelompok 2 Kelompok 3 Bangunan Permanen Non Permanen

Kendaraan

Mesin Instalasi, Inventaris Mesin Produksi

8 tahun 8 tahun 16 tahun

20 tahun 10 tahun

Sumber : Bagian Keuangan PD. Aneka Industri dan Jasa Medan

Aktiva lain-lain pada PD. Aneka Industri dan Jasa Medan adalah pemindahan pos aktiva lancar (piutang dagang yang tidak tertagih? Aktiva tetap yang umurnya sudah melampaui lebih dari 5 (lima) tahun dan kondisinya tidak dapat digunakan lagi dalam operasional perusahaan.


(59)

E. Penjualan PD. Aneka Industri dan Jasa Medan

Penjualan pada PD. Aneka Industri dan Jasa Medan merupakan pendapatan yang diperoleh dari barang cetakan dan alat tulis kantor yang diakui pada saat diterbitkan penjualan. Sedangkan untuk pengoperasian Bioskop, Pabrik es, pendapatan tahun berjalan diakui berdasarkan kontrak yang diperbaharui secara periodik antara pihak perusahaan dengan pengelola bioskop/pabrik es dengan jumlah yang sesuai dengan yang ditetapkan dalam kontrak. Pada dasarnya sebagian penjualan PD. Aneka Industri dan Jasa Medan merupakan penjualan kredit. Hal ini disebabkan karena sebagian besar pelanggannya merupakan lembaga/instansi-instansi Pemda Tingkat I Sumatera Utara dimana pelaksanaan pembayarannya tergantung pada tersedianya dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

F. Analisis Rasio Aktivitas pada PD. Aneka Industri dan Jasa Medan 1. Rasio Perputaran Persediaan

Rasio perputaran persediaan "merupakan perbandingan antara harga pokok penjualan perusahaan dengan persediaan rata-rata yang dimiliki oreh perusahaan. Rasio perputaran persediaan menggambarkan kecepatan perputaran persediaan, dimana semakin besar rasio akan semakin baik. Semakin tinggi putaran persediaan maka akan semakin singkat atau semakin baik waktu rata-rata antara penanaman modal dalam persediaan dengan transaksi penjualan.


(60)

Grafik 4.1

Perkembangan Rasio Perputaran Persediaan dan ROI Periode 2002-2009

Sumber : PD. Aneka Industri dan Jasa Medan

Melalui grafik diatas maka dapat dilihat bahwa tingkat perputaran persediaan pada PD. Aneka Industri dan Jasa Medan mengalami peningkatan, khususnya pada tahun 2007 kenaikan tingkat perputaran persediaan cukup besar yaitu dari 4,87 x menjadi 15,1l6x. Kenaikan tingkat perputaran persediaan ini disebabkan oleh terjadinya penurunan dari jumlah persediaan bahan baku/bahan pembantu perusahaan, dimana sebagian besar persediaan ini digunakan untuk proses produksi dari kegiatan penjualan dan juga disebabkan oleh persediaan yang telah rusak atau tidak layak pakai lagi. Kenaikan penjualan perusahaan ini menunjukkan bahwa pelaksanaan kegiatan operasional perusahaan berjalan semakin baik dimana berarti semakin singkat antara penanaman modal perusahaan dengan transaksi penjualan yang, terealisasi. Hal ini juga akan memberikan pengaruh terhadap tingkat laba yang diperoleh oleh perusahaan, dimana apabila semakin tinggi tingkat penjualan berarti kemampuan perusahaan memperoleh laba juga akan semakin besar. Keadaan ini dapat dibuktikan melalui grafik, dimana pada saat persediaanya menurun maka pada umumnya tingkat penjualan yang diperoleh perusahaan menjadi meningkat.


(61)

2. Rasio Perputaran Piutang

Rasio perputaran piutang merupakan perbandingan antara penjualan kredit yang dilakukan perusahaan dengan piutang rata-rata yang dimiliki perusahaan. Tingkat perputaran piutang pada PD. Aneka Industri dan Jasa Medan pada periode tahun 2002 sampai 2009 adalah bernilai cukup rendah. Hal ini mengindikasikan bahwa semakin lama periode waktu antara pencatatan penjualan dan penagihan kas dari penjualan tersebut.

Grafik 4.2

Perkembangan Rasio Perputaran Piutang dan ROI Periode 2002-2009

Sumber : PD. Aneka Industri dan Jasa Medan

Rendahnya perputaran piutang pada PD. Aneka Industri dan Jasa Medan ini disebabkan lamanya periode pengembalian piutang dan penagihan yang dilakukan oleh perusahaan kurang intensif. Tidak lancarnya penagihan membawa akibat tidak lancarnya pembayaran hutang dagang perusahaan sehingga menyebabkan piutang perusahaan akan meningkat. Hal ini disebabkan karena debitur perusahaan hampir semunya adalah lembaga-lembaga Pemerintah di Propinsi Sumatera Utara yang pembayarannya selalu terkait dengan waktu dan tersedianya anggaran dan dana untuk pembayaran.


(62)

3. Rasio Total Aktiva

Rasio perputaran total aktiva merupakan gambaran perputaran total aktiva diukur dari volume penjualan. Besarnya perputaran total aktiva pada PD. Aneka Industri dan Jasa Medan dalam periode penelitian benilai kecil atau berputar dalam jangka waktu yang lama. Hal ini berarti kemampuan total aktiva dalam perusahaan untuk menciptakan penjualan yang akan menghasilkan laba juga rendah.

Grafik 4.3

Perkembangan Rasio Total Aktiva dan ROI Periode 2002-2009

Sumber : PD. Aneka Industri dan Jasa Medan

Rendahnya perputaran total aktiva dalam perusahaan disebabkan oleh masih rendahnya perputaran piutang dalam perusahaan, rendahnya perputaran persediaan, nilai penyusutan dari aktiva tetap yang cukup besar akan menyebabkan kemampuan dari aktiva yang dimiliki oleh perusahaan untuk menghasilkan laba juga semakin rendah.


(63)

4. Periode Perputaran Persediaan

Periode perputaran persediaan merupakan perbandingan antara persediaan rata-rata dengan harga pokok penjualan perusahaan dalam satu tahun (360 hari). Rasio ini digunakan untuk mengukur manajemen perusahaan dalam mengelola persediaannya Semakin pendek rasio ini akan semakin baik.

Grafik 4.4

Perkembangan Periode Perputaran Persediaan dan ROI Periode 2002-2009

Sumber : PD. Aneka Industri dan Jasa Medan

Melalui grafik di atas dapat dilihat lamanya periode perputaran persediaan pada PD. Aneka Industri dan Jasa ini cukup besar pada tahun 2002 dan mengalami peningkatan sampai tahun 2009. semakin pendeknya periode perputaran persediaan PD. Aneka Industri dan Jasa Medan ini mengindikasikan bahwa perusahaan telah meningkatkan manajeman perusahaannya menjadi lebih efektif dan efisien.


(64)

Semakin lama periode perputaran persediaan akan mempunyai pengaruh yang negatif terhadap kemampuan memperoleh laba pada perusahaan. Dimana apabila persediaan yang dimiliki perusahaan berputar dengan cepat mengindikasikan tingkat penjualan yang semakin besar, sedangkan semakin lama periode perputaran dari persediaan mengartikan bahwa semakin lama waktu rata-rata antara penanaman modal perusahaan dengan transaksi penjualan yang terealisasi dalam perusahaan.

5. Periode Rata-rata Pengumpulan Piutang

Periode rata-rata pengumpulan piutang menunjukkan berapa lama perusahaan melakukan penagihan piutang. Semakin pendek periodenya maka akan semakin baik bagi perusahaan.

Grafik 4. 5

Perkembangan Periode Rata-rata Pengumpulan Piutang Periode 2002-2009


(65)

Melalui grafik diatas terlihat bahwa periode rata-rata pengumpulan piutang pada PD. Aneka Industri dan Jasa Medan adalah besar. Lamanya perputaran piutang pada perusahaan ini disebabkan oleh lamanya pembayaran yang dilakukan oleh pihak debitur (yang pada umumnya merupakan lembaga/instansi Pemda Tingkat I Sumatera Utara) sehingga perputaran piutang menjadi kas juga semakin lama. Semakin lamanya dana yang tertanam di dalam piutang menjadi kas maka kas yang dimiliki perusahaan dalam bentuk tunai juga akan semakin sedikit sehingga secara tidak langsung juga akan menghambat kegiatan operasional sehingga menyebabkan kemampuan perusahaan dalam memperoleh lama semakin kecil.

Periode rata-rata pengumpulan piutang dengan kemampuan memperoleh laba perusahaan berbanding terbalik, dimana semakin lama periode rata-rata pengumpulan piutang dalam perusahaan maka akan menyebabkan kemampuan perusahaan tersebut memperoleh laba juga semakin rendah.

G. Analisis Kemampuan memperoleh laba pada PD. Aneka Industri dan Jasa Medan ditinjau dari ROI (Return on Investment)

Return on Investment (ROI) merupakan salah satu jenis dari rasio

kemampulaban biasa digunakan sebagai alat untuk menilai kesuksesan atau prestasi perusahaan secara keseluruhan, yang secara umum didefenisikan, sebagai net income dibagi dengan total aktiva.


(66)

Tingkat ROI pada PD. Aneka Industri dan Jasa Medan pada tahun 2002 sampai dengan tahun 2009 bernilai rendah walaupun nilai ini mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Rendahnya nilai dari ROI pada perusahaan mengindikasikan bahwa kemampuan perusahaan tersebut untuk memperoleh laba/return dari investasinya mempunyai peluang yang kecil.

Rendahnya nilai dari RoI yang dimiliki oleh PD. Aneka Industri dan Jasa. Ini disebabkan oleh tingkat laba yang diperoleh oleh perusahaan bernilai kecil bila dibandingkan dengan aktiva atau investasi yang telah ditanamkan oleh perusahaan Selain itu rendahnya tingkat laba yang diperoleh oleh perusahaan juga disebabkan tingkat penjualan yang kecil sementara biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan cukup besar dan piutang dagang yang dimiliki perusahaan berjumlah besar.

Grafik 4.6

Perkembangan Return on Investment PD. Aneka Industri dan Jasa Periode 2002-2009


(67)

H. Analisis Data Statistik

1. Analisis Model Statistik antara Rasio Perputaran Persediaan dengan ROI

Berikut ini adalah hasil analisis statistik antara rasio perputaran persediaan dengan ROI. Analisis dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi spearman (rs). Untuk menghitung koefisien rs maka setiap data harus dimasukkan

terlebih dahulu, setelah itu setiap data diberikan ranking untuk variabel X dan Y. Berikan nilai 1 untuk nilai terendah dari setiap variabel dan nilai N untuk data tertinggi dari masing-masing variabel. Kemudian tentukan di, yaitu perbedaan antara ranking X dan Y untuk setiap observasi. Pangkat duakan setiap nilai dijumlahkan nilai di2 dan masukkan nilai ini untuk mendapatkan ∑ di 2, kemudian masukkan nilai ini ke dalam rumus korelasi spearman untuk memperoleh koefisien korelasi spearman (Ghozali, 2002:173).

a. Analisis Perhitungan Spearman

Tabel 4.2

Data dan Ranking Variabel Rasio Perputaran Persediaan dan ROI

Rasio Perputaran Persediaan (X)

ROI (Y)

Ranking Rasio Perputaran Persediaan

(X)

Ranking ROI

(Y) di di

2

3,144x 0,038 3 1 2 4

2,628x 0,963 2 2 0 0

2,577x 1,115 1 4 -3 9

5,417x 1,615 5 5 0 0

4,870x 1,058 4 3 1 1

15,166x 2,698 6 7 -1 1

33,420x 2,338 8 6 2 4

24,563x 3,015 7 8 -1 1


(68)

Rumus untuk Spearman :

rs = 1 -

1) (n n

di 6

2 2 −

rs = 1 -

1) (8 8

(20) 6

2−

rs = 1 - 504 120

rs = 1 - 0,238 = 0,762

Berdasarkan hasil perhitungan dihasilkan nilai dari koefisien korelasi spearman (rs) adarah sebesar 0,762. Sedangkan nilai dari rs tabel pada α = 5% adalah sebesar 0,886. Sementara nilai itu nilai signifikansi

yang diperoleh berdasarkan hasil SPSS l2.0 adalah sebesar 0,028, dimana hal ini berarti nilai signifikansi yang diperoleh adalah lebih kecil dari α = 5% (Lampiran 10). Oleh sebab itu, dapat disimpulkan hipotesis Ho ditolak dan Hipotesis Ha diterima. Artinya rasio perputaran persediaan

dan ROI mempunyai hubungan yang positif, dimana apabila rasio perputaran persediaan semakin tinggi maka akan mempunyai hubungan yang positif dengan nilai dari ROI perusahaan.

2. Analisis Model Statistik antara Rasio perputaran piutang dengan ROI

Berikut ini adalah hasil analisis statistik antara rasio perputaran piutang ROI. Analisis dilakukan dengan menggunakan rumus koefisien korelasi spearman.


(69)

a.

Tabel 4.3 Analisis Perhitungan Spearman

Data dan Ranking Variabel Rasio Perputaran Piutang dan ROI

Rasio Perputaran Piutang (X) ROI (Y) Ranking Rasio Perputaran Piutang (X) Ranking ROI

(Y) di di

2

0 0,038 2 1 1 1

0,175 0,963 6 2 4 16

0,109 1,115 5 4 1 1

0 1,615 2 5 -3 9

0,333 1,058 7 3 4 16

1,075 2,698 8 7 1 1

0 2,338 2 6 -4 16

0,038 3,015 4 8 -4 16

Total 76

Sumber : PD. Aneka Industri dan Jasa Medan

Oleh karena terdapat data yang sama pada variabel X (rasio perputaran Piutang), maka rumus spearman yang dipakai akan dimodifikasi menjadi :

rs =

2 2 2

2 2 2 y . x di y x ∑ ∑ ∑ − ∑ + ∑ dimana : Tx 12 n n x 3

2 = − − ∑

∑ Ty 12 n n y 3

2 = − −∑

dengan Tx atau Ty adalah :

12 t t Ty/x 3 − = ∑

Dimana n adalah jumlah data atau dalam kasus adalah 8 tahun. Sedangkan t adalah jumlah data yang sama.


(1)

Nonparametric Correlations

Correlations

Rasio Perputaran Persediaan

Return on Investment Spearman's rho Rasio_Perputaran_Persedia

an

Correlation Coefficient 1.000 .762*

Sig. (2-tailed) . .028

N 8 8

Return_on_Investment Correlation Coefficient .762* 1.000

Sig. (2-tailed) .028 .

N 8 8

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Nonparametric Correlations

Correlations

Rasio Perputaran

Piutang

Return on Investment Spearman's rho Rasio_Perputaran_Piutang Correlation Coefficient 1.000 .073

Sig. (2-tailed) . .863

N 8 8

Return_on_Investment Correlation Coefficient .073 1.000

Sig. (2-tailed) .863 .


(2)

Lampiran 11

Nonparametric Correlations

Correlations

Rasio Total Aktiva

Return on Investment Spearman's rho Rasio_Total_Aktiva Correlation Coefficient 1.000 .905**

Sig. (2-tailed) . .002

N 8 8

Return_on_Investment Correlation Coefficient .905** 1.000

Sig. (2-tailed) .002 .

N 8 8

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Nonparametric Correlations

Correlations

Periode Perputaran Persediaan

Return on Investment Spearman's rho Periode_Perputaran_Persedi

aan

Correlation Coefficient 1.000 -.762*

Sig. (2-tailed) . .028

N 8 8

Return_on_Investment Correlation Coefficient -.762* 1.000

Sig. (2-tailed) .028 .

N 8 8

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Nonparametric Correlations


(3)

Periode Pengumpulan

Piutang

Return on Investment Spearman's rho Periode_Pengumpulan_Piuta

ng

Correlation Coefficient 1.000 .317

Sig. (2-tailed) . .444

N 8 8

Return_on_Investment Correlation Coefficient .317 1.000

Sig. (2-tailed) .444 .


(4)

Lampiran 12

STRUKTUR ORGANISASI

PD. ANEKA INDUSTRI DAN JASA MEDAN

Sumber : PD. Aneka Industri dan Jasa Medan

Direktur Bagian Umum Sub Bagian Tata Usaha Sub Bagian Kepegawaian Bagian Adm. Keuangan Sub Bagian Keuangan Sub Bagian Akuntansi Bagian Produksi Sub Bagian Teknik Sub Bagian Pembelian Bagian Pemasaran Sub Bagian Pemasaran & Cetakan Sub Bagian Pemasaran Hiburan, Es & Buku

Unit Industri Es Parwita Yasa (Manajer) Unit Percetakan (Manajer) Seksi Tata Usaha Sub Unit (Kuasa Manajer) Seksi Tata Usaha Seksi Teknik & Produksi Seksi Gudang Seksi Pengawasan Mutu Urusan Tata Usaha Urusan Teknik Seksi Tata Usaha Unit Toko Buku & NAK

(Manajer) Seksi Keuangan Unit Hiburan (Manajer) Seksi Tata Usaha Urusan Tata Usaha Sub Unit Kuasa (Manajer) Satuan Pengawas Intern


(5)

TABEL NILAI-NILAI Rho

N Taraf

5%

Signif

1% N

Taraf 5%

Signif 1%

5 1,000 16 0,506 0,665

6 0,886 1,000 18 0,475 0,626

7 0,786 0,929 20 0,450 0,591

8 0,738 0,881 22 0,428 0,562

9 0,683 0,883 24 0,409 0,537

10 0,648 0,794 26 0,392 0,515

12 0,591 0,777 28 0,377 0,496


(6)

Lampiran 14 Tabel Harga Kritik untuk t

Level of Significance for one-tailed test

df .20 .10 .05 .02 .01 .0001

1 3,078 6,314 12,706 31,821 63,657 636,619

2 1,886 2,920 4,303 6,965 9,925 31,598

3 1,638 2,353 3,182 4,541 5,841 12,941

4 1,533 2,132 2,770 3,747 4,604 8,613

5 1,476 2,015 2,571 3,365 4,032 6,859

6 1,440 1,943 2,447 3,143 3,707 5,959

7 1,415 1,895 2,365 2,998 3,499 5,405

8 1,397 1,860 2,306 2,896 3,355 5,041

9 1,383 1,830 2,262 2,821 3,250 4,781

10 1,372 1,812 2,228 2,764 3,169 4,587

11 1,363 1,796 2,201 2,718 3,106 4,437

12 1,356 1,782 2,179 2,681 3,055 4,318

13 1,350 1,771 2,160 2,650 3,012 4,221

14 1,345 1,761 2,145 2,624 2,977 4,140

15 1,341 1,753 2,131 2,602 2,947 4,073

16 1,337 1,746 2,120 2,583 2,921 4,015

17 1,333 1,740 2,110 2,567 2,898 3,965

18 1,330 1,734 2,101 2,552 2,878 3,922

19 1,328 1,729 2,093 2,539 2,861 3,883

20 1,325 1,725 2,086 2,528 2,845 3,850

21 1,323 1,721 2,080 2,518 2,831 3,819

22 1,321 1,717 2,074 2,508 2,819 3,792

23 1,319 1,714 2,069 2,500 2,807 3,767

24 1,318 1,711 2,064 2,492 2,797 3,745

25 1,316 1,708 2,060 2,485 2,787 3,725

26 1,315 1,706 2,056 2,479 2,779 3,707

27 1,314 1,703 2,052 2,473 2,771 3,690

28 1,313 1,701 2,052 2,467 2,763 3,674

29 1,311 1,699 2,048 2,462 2,756 3,659

30 1,310 1,697 2,045 2,457 2,750 3,646

40 1,303 1,684 2,021 2,423 2,704 3,551

60 1,296 1,671 2,000 2,390 2,660 3,460

120 1,289 1,658 1,980 2,358 2.617 3.373

~ 1,282 1,645 1,960 2,326 2,576 3,291