Ciri-ciri Kalimat Efektif Gambaran Umum Masalah Kalimat Efektif

c. Penekanan Inti pikiran yang terkandung dalam setiap kalimat gagasan utama haruslah dibedakam dari sebuah kata yang dipentingkan. Gagasan utama kalimat tetap didukung oleh S dan P, sedangkan usur yang dipentingkan dapat bergeser dari satu kata ke kata yang lain. Kata yang dipentingkan harus mendapat tekanan atau harus ditonjolkan dari unsur-unsur yang lain. d. Kevariasian Variasi merupakan suatu upaya yang bertolak belakang repetisi.Repetisi atau pengulangan sebuah kata untuk memperoleh efek penekanan, lebih banyak menekankan kesamaan bentuk. Pemakaian bentuk yang sama secara berlebihan akan menghambarkan selera pendengar atau pembaca. Sebab itu, ada upaya lain yang bekerja berlawanan dengan repetisi yaitu variasi. Sebuah alinea terasa hidup dan menarik bila kalimat-kalimatnya berariasi dalam hal panjang-pendeknya, jenisnya, aktif-pasifnya, polanya atau gayanya. e. Koherensi yang baik dan kompak Koherensi atau kepaduan yang baik dan kompak adalah hubungan timbal balik yang baik dan jelas antara unsur-unsur kata atau kelompok kata yang membentuk kalimat itu.Bagaimana hubungan antara subjek dan predikat, hubungan antara predikat dan objek, serta keterangan-keterangan lain yang menjelaskan unsur tersebut. Contoh: Tidak efektif: Atas perhatiannya, saya ucapkan terima kasih. Efektif: Atas perhatian saudara, saya ucapkan terima kasih. f. Paralelisme Bila variasi struktur kalimat merupakan suatu alat yang baik untuk menonjolkan gagasan sentral, maka paralelisme juga menempatkan gagasan-gagasan yang sama penting dan sama fungsinya ke dalam suatu struktur atau konstruksi gramatikal yang sama. Bila salah satu dari gagasan itu ditempatkan dalam strutur kata benda, maka kata-kata atau kelompok kata yang lain ditempatkan dalam struktur kata benda, maka kata-kata atau kelompok kata yang lain menduduki fungsi yang sama harus juga ditempatkan dalam struktur kata benda; bila yang satunya di tempatkan dalam struktur kata kerja, maka yang lain- lainnya juga harus di tempatkan dalam struktur kata kerja. Paralelisme atau kesejajaran bentuk membantu memberi kejelasan dalam usur gramatikal dengan mempertahankan bagian-bagian yang sederajat dalam konstruksi yang sama. Kurang jelas: dihapuskannya pangkalan asing dan menarik kembali tentang imperialis dari bumi Asia-Afrika yang akan mempercepat perwujudan cita-cita segenap bangsa Asia-Afrika yang hendak menciptkan masyarakat yang aman, damai, dan makmur. Jelasefektif: penghapusan pangkalan asing dan penarikan kembali tentang imperialis dari bumi Asia-Afrika yang hendak menciptakan masyarakat yang aman, damai, dan makmur. g. Kelogisan bahasa kelogisan atau penalaran adalah suatu proses berpikir yang berusaha untuk menghubungkan evidensi-evidensi menuju kepada suatu kesimpulan yang masuk akal. Kelogisan pembicara turut menentukan baik tidaknya kalimat seseorang, mudah atau tidak pikirannya untuk dapat dipahami h. Pengaruh bahasa asing Tidak bisa dipungkiri bahwa bahasa Indonesia sangat dipengaruhi oleh bahasa asing, pembentukan kata bahasa Indonesia diambil diserap dari beberapa bahasa. Misalnya saja dalam pembetukan kata-kata istilah. Istilah-istilah keilmuan didominasi oleh bahasa inggris dan yunani. Sedangkan, teks agama islam lebih didominasi dalam bahasa Arab sehingga pemakaian istilah yang berbahasa arab dianggap lebih agamis.

C. Sekilas Masalah Diksi

1. Definisi diksi

Diksi merupakan cara bagaimana seseorang dalam memilih sebuah kata yang tepat dalam setiap penggunaannya. Misalnya dalam menerjemahkan satu teks bahasa sumber, bisa saja diterjemahkan dengan pemilihan kata yang berbeda tanpa merubah pesan yang dimaksudkan penulis bahasa sumbernya. Diksi berdasarkan beberapa literatur, yaitu 1 menurut Keraf diksi adalah pemilihan kata. 2 Diksi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah pilihan kata yang tepat sesuai dengan struktur kalimat. 3 Menurut Harimurti Kridalakasana, diksi ialah pilihan kata dan kejelasan lafal untuk memperoleh efek tertentu dalam berbicara di depan umum. Dapat disimpulkan diksi adalah pemilihan kata yang sesuai dengan kalimat atau dalam kejelasan lafal agar mudah dipahami oleh lawan bicara, atau pun pembaca. Pemilihan kata untuk mengungkapkan suatu ide atau gagasan diperlukan penguasaan akan suatu bahasa yang antara lain adalah penguasaan kosa kata, artinya semakin banyak kata yang dikuasai, maka semakin mudah kitauntuk memilih setepat-tepatnya kata mana yang paling sesuai dengan yang dimaksudnya. Kecermatan diksi secara cermat akan menimbulkan gagasan yang tepat pada imajinasi pembacanya. Dalam kaitan ini, menghubung- hubungkan kalimat dapat juga dilakukan dengan memperhatikan kecermatan diksi, karena akan menghasilkan relasi semantik atau hubungan makna yang kohesif. 43 43 . Wahyu Wibowo. Tata Permainan Bahasa Karya Tulis Ilmiah. Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2010 hal 77 Keraf 2010, berpendapat bahwa kesesuaian kelayakan diksi dapat dilihat berdasarkan pemakaian ragam formal ragam baku, ragam tak formal ragam tak baku, dan ragam cakapan. Agar tercipta suatu kalimat yang efektif dan efesien, pemahaman yang baik ihwal penggunaan diksi atau pilihan kata sangatlah penting, bahkan mungkin vital, untuk menghindari terjadinya kesalapahaman. Diksi atau pilihan kata dalam praktik berbahasa sesungguhnya mempersoalkan kesanggupan sebuah kata dapat juga frasa atu kelompok kata untuk menimbulkan gagasan yang tepat pada imajinasi pembaca atau pendengarnya.

2. Macam-macam Diksi

a. Pemakaian kata berdenotasi dan berkonotasi Dalam studi linguistik ditegaskan bahwa kata yang tidak mengandung makna tambahan atau perasanaan tambahan makna disebut denotasi.Adapun maknanya disebut makna denotatif, makna denotasioanl, makna kognitif, makna konseptual, ideasional, makna referensial atau makna profosional. Jadi, makna denotatif itu disebut makna sebenarnya, makna yang ditunjuk oleh yang disimbolkan itu. Sebuah peranti duduk dalam perkantoran, misalnya saja, namanya ‘kursi’ maka peranti untuk duduk itu disebut ‘kursi’. Kata ‘kursi’ dalam hal ini memiliki makna apa adanya, sesuai yang disimbolkan, tidak ada nuansa makna lain di luar makna sesungguhnya. Jadi, makna demikian itulah yag dimaksud makna denotatif. Karya-karya jurnalistik harus