2. 3. Antioksidan
Antioksidan berfungsi mengatasi atau menetralisir radikal bebas dan melindungi tubuh dari beragam penyakit. Antioksidan adalah zat yang dapat
menetralisir radikal bebas sehingga atom dengan elektron yang tidak berpasangan mendapat pasangan elektron sehingga tidak liar lagi Kosasih, dkk, 2004.
Diketahui bahwa masuknya antioksidan berasal dari makanan, seperti sayur mayur dan suplemen makanan termasuk vitamin A, vitamin E, vitamin C
dan betakaroten, ginseng dan ginko biloba Kosasih, dkk, 2004. Antioksidan alami dari tumbuhan umumnya adalah senyawa fenol atau polifenol yang dapat
berupa golongan flavanoid salah satu golongan fenol alami terbesar, turunan asam sinamat, kumarin, tokoferol, dan asam-asam organik polifungsional.
Antioksidan golongan flavonoid antara lain adalah flavon, flavonol, isoflavon, katekin, dan kalkon Suranto, 2011.
2.3.1 Vitamin C
Vitamin C atau asam askorbat mempunyai berat molekul 178,13, rumus molekul C
6
H
8
O
6
, titik lebur lebih kurang 190°C, berbentuk serbuk atau hablur,
warnanya putih atau agak kuning, apabila kena cahaya lambat laun menjadi gelap. Stabil di udara dalam keadaan kering dan mudah teroksidasi dalam larutan, mudah
larut dalam air, agak sukar larut dalam etanol, tidak larut dalam kloroform, eter dan benzen. Penyimpanannya dalam wadah tertutup rapat dan tidak tembus
cahaya Ditjen POM, 1995. Struktur kimia vitamin C dapat dilihat pada Gambar 1 dibawah berikut ini berikut:
Universitas Sumatera Utara
Gambar 1. Struktur kimia vitamin C
Vitamin C merupakan salah satu senyawa kimia yang mempunyai potensi sebagai antioksidan dengan mendonorkan hidrogen dari gugus hidroksilnya
kepada radikal bebas. Vitamin C juga dapat meningkatkan kekebalan tubuh terhadap infeksi dan virus. Aktivitas sistem kekebalan yang optium memerlukan
keseimbangan antara pembentukan radikal bebas dan proteksi antioksidan Silalahi, 2006.
2.3.2 Flavonoid
Senyawa flavonoid merupakan salah satu senyawa polifenol yang mengandung 15 atom karbon dalam inti dasarnya, yang tersusun dalam
konfigurasi C
6
– C
3
– C
6,
yaitu dua cincin aromatik yang dihubungkan oleh satuan 3 karbon yang dapat atau tidak dapat membentuk cincin ketiga Markham, 1988.
Kerangka flavonoid dapat dilihat pada Gambar 2 berikut:
Gambar 2.
Kerangka flavonoid Flavonoid terdapat dalam tumbuhan sebagai campuran dari flavonoid yang
berbeda golongan dan jarang sekali dijumpai hanya flavonoid tunggal. Flavonoid
Universitas Sumatera Utara
pada tumbuhan terdapat dalam berbagai bentuk struktur molekul dengan beberapa bentuk kombinasi glikosida. Untuk menganalisis flavonoid lebih baik memeriksa
aglikon yang telah terhidrolisis daripada dalam bentuk glikosida dengan strukturnya yang rumit dan kompleks. Flavonoid dapat berkhasiat sebagai
antioksidan, antibakteri dan antiinflamasi Harborne, 1984. Struktur dasar dan sistem penomoran untuk turunan flavonoid dapat dilihat pada Gambar 3 berikut:
Gambar 3. Struktur dasar flavonoid
2.4 Ekstraksi
Ekstraksi adalah suatu proses pemisahan kandungan senyawa kimia dari jaringan tumbuhan maupun hewan. Sebelum ekstraksi dilakukan biasanya bahan-
bahan dikeringkan terlebih dahulu kemudian dihaluskan pada derajat kehalusan tertentu Harborne, 1984.
Metode ekstraksi yang sering digunakan dalam berbagai penelitian menurut Ditjen POM, 2000 adalah sebagai berikut:
a. Cara dingin 1. Maserasi adalah proses penyarian simplisia dengan cara perendaman
menggunakan pelarut dengan sesekali diaduk, pada temperatur kamar. Maserasi dengan pengadukan secara terus-menerus disebut maserasi kinetik
dan yang dilakukan pengulangan panambahan pelarut setelah dilakukan penyaringan terhadap maserat pertama dan seterusnya disebut remaserasi.
Universitas Sumatera Utara