3.9 Pengujian Kemampuan Antioksidan dengan Spektrofotometer Visibel 3.9.1 Prinsip metode penangkapan radikal bebas DPPH
Kemampuan sampel uji dalam meredam proses oksidasi DPPH 1.1- diphenyl-2picryl-hidrazyl sebagai radikal bebas dalam larutan metanol sehingga
terjadi peredaman warna ungu DPPH dengan nilai IC50 sebagai konsentrasi sampel uji yang mampu menurunkan radikal bebas sebesar 50 digunakan
sebagai parameter untuk menentukan aktivitas antioksidan sampel uji tersebut.
3.9.2 Pembuatan larutan blanko
Larutan DPPH 0,5 mM dipipet sebanyak 5 ml, kemudian dimasukkan ke dalam labu tentukur 25 ml, dicukupkan volumenya dengan metanol sampai garis
tanda konsentrasi 40 ppm
3.9.3 Penentuan panjang gelombang serapan maksimum
Larutan DPPH konsentrasi 40 ppm dihomogenkan dan diukur serapannya pada panjang gelombang 400-800 nm Graham, 1976.
3.9.4 Pembuatan larutan induk
Sebanyak 25 mg sampel uji ditimbang kemudian dilarutkan dalam labu tentukur 25 ml dengan metanol lalu volumenya dicukupkan dengan metanol
sampai garis tanda konsentrasi 1000 ppm.
3.9.5 Pembuatan larutan uji
Larutan induk dipipet sebanyak 0,5 ml; 1 ml; 1,5 ml; 2 ml; kemudian dimasukkan ke dalam labu tentukur 25 ml untuk mendapatkan konsentrasi 20
Universitas Sumatera Utara
ppm, 40 ppm, 60 ppm, 80 ppm, kemudian dalam masing-masing labu tentukur ditambahkan 5 ml larutan DPPH konsentrasi 40 ppm lalu volume dicukupkan
dengan metanol sampai garis tanda.
3.9.6 Penentuan persen peredaman
Kemampuan antioksidan diukur sebagai penurunan serapan larutan DPPH peredaman warna ungu DPPH akibat adanya penambahan larutan uji. Nilai
serapan larutan DPPH sebelum dan sesudah penambahan larutan uji tersebut dihitung sebagai persen peredaman.
��������� = Α ������� − Α ������
Α ������� × 100
Keterangan : A
control
= Absorbansi tidak mengandung sampel A
sampel
= Absorbansi sampel
3.9.7 Penentuan nilai IC
50
Nilai IC
50
merupakan bilangan yang menunjukkan konsentrasi sampel uji µgml yang memberikan peredaman DPPH sebesar 50. Nilai 0 berarti tidak
mempunyai aktivitas antioksidan, sedangkan nilai 100 berarti peredaman total dan pengujian perlu dilanjutkkan dengan pengenceran larutan uji untuk melihat
batas konsentrasi aktivitasnya. Hasil perhitungan dimasukkan kedalam persamaan regresi dengan konsentrasi ekstrak µgml sebagai absis sumbu X dan nilai
peredaman antioksidan sebagai ordinatnya sumbu Y. Secara spesifik, suatu senyawa dikatakan sebagai antioksidan sangat kuat
jika nilai IC
50
kurang dari 50 µgml, kuat untuk IC
50
bernilai 50-100 µgml,
Universitas Sumatera Utara
sedang jika IC
50
bernilai 100-150 µgml, dan lemah jika IC
50
bernilai 151-200 µgml Mardawati, 2008.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Identifikasi tumbuhan
Hasil identifikasi tumbuhan yang dilakukan di Herbarium Bogoriense, Bidang Botani Pusat Penelitian Biologi – LIPI Bogor menunjukkan bahwa sampel
termasuk spesies Annona muricata L., suku Annonaceae. Hasil identifikasi dapat dilihat pada Lampiran 1, halaman 45.
4.2 Karakteristik Simplisia 4.2.1 Identifikasi makroskopik
Pemeriksaan karakteristik simplisia secara makroskopik yaitu daun tunggal, rapuh, warna kuning kecoklatan, bentuk bundar panjang, lanset atau
bundar telur terbalik, ujung dan pangkal daun runcing, tepi rata. Gambar daun sirsak ditunjukkan pada Lampiran 2, halaman 46.
Pemeriksaan karakteristik pada buah sirsak, kulit buah berwarna hijau kekuningan, memiliki duri yang tidak tajam dan agak lunak. Daging buah
berwarna putih, berserat dan berbiji pipih berwarna hitam. Rasa daging buah sirsak yaitu manis asam, beraroma khas.
4.2.2 Identifikasi mikroskopik
Pemeriksaan mikroskopik serbuk simplisia daun sirsak dijumpai adanya epidermis atas, epidermis bawah dengan stomata tipe anomositik, rambut penutup,
pembuluh kayu, sel batu dan berkas pengangkut. Hasil pemeriksaan mikroskopik
serbuk simplisia daun sirsak dapat dilihat pada Lampiran 3, halaman 47.
Universitas Sumatera Utara