akan memperhatikan prinsip kehati- hatian dan akan memperkecil kemungkinan resiko terjadinya kegagalan usaha.
Adanya karakteristik perbankan syariah dengan bank konvensional menyebabkan timbulnya keengganan bagi pengguna jasa perbankan
terutama bagi pengguna jasa yang akan berpindah dari bank konvensional ke bank syariah. Keengganan tersebut disebabkan antara lain karena
hilangnya kesempatan untuk mendapatkan penghasilan tetap berupa bunga dari simpanan. Hal ini menjadi salah satu kendala bagi bank
syariah untuk mendapatkan nasabah dengan cepat.
2.1.4. Peranan Dan Kegiatan Usaha Perbankan Syariah
Pasal 6 Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang perbankan menentukan bahwa: “Usaha bank umum dalam menyediakan pembiayaan
danatau melalukan kegiatan usaha lain berdasarkan prinsip syariah ditetapkan dengan ketentuan Bank Indonesia“. Berdasarkan ketentuan di
atas, kegiatan- kegiatan usaha yang dilakukan Bank Umum dengan menerapkan prinsip syariah, dirinci lebih lanjut dalam Pasal 28 dan Pasal
29 Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor 3234KEPDIR. Dikatakan Bank Umum Syariah wajib menerapkan prinsip syariah dalam
melakukan kegiatan usahanya yang meliputi :
1. Sebagai Penghimpun Dana, yaitu dengan cara:
a Dengan prinsip Wadiah.
Wadiah dapat diartikan sebagai titipan dari satu pihak ke pihak lain, baik individu maupun badan hukum yang harus dijaga dan dikembalikan
Universitas Sumatera Utara
kapan saja si penyimpan menghendakinya Wiroso, 2005: 20. Adapun prinsip rukun yang harus dipenuhi dalam transaksi dengan
prinsip wadiah adalah sebagai berikut: Wiroso, 2005: 20. 1.
Barang yang dititipkan, 2.
Orang yang penitipkanpenitip, 3.
Orang yang menerima titipan penerima titipan, dan 4.
Ijab qobul. Didalam Pedoman Akutansi Perbankan Syariah Indonesia PAPSI
dijelaskan kakakteristik wadiah, tabungan wadiah, dan bonus simpanan wadiah sebagai berikut:
1. Giro wadiah adalah titipan pihak ketiga pada bank syariah yang
penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet giro, sarana pemerintah pembayaran lainnya atau dengan cara
pemindahbukuan. Termasuk didalamnya giro wadiah yang diblokir untuk tujuan tertentu misalnya dalam rangka escrow account, giro yang
diblikir oleh yang berwajib karena suatu perkara. 2.
Tabungan wadiah adalah titipan pihak ketiga pada bank syariah yang penarikannya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati
dengan kuintansi, kartu ATM, sarana perintah pembayaran lainnya atau dengan cara pemindahbukuan.
3. Atas bonus simpanan wadiah dikenakan pajak sesuai dengan ketentuan
perpajakan yang berlaku.
Universitas Sumatera Utara
b Dengan prinsip mudharabah.
Mudharabah adlah perjanjian atas suatu jenis perkongsian, dimana pihak pertama shahibuk mal menyediakan dana dan pihak
kedua mudharib bertanggung jawab atas pengelola usaha Wiroso, 2005: 33.
Keuntungan akan dibagi sesuati dengan kesepakatan antara kedua belah pihak yang bersangkutan, dimana jika rugi akan
ditanggung oleh shaibul mal. Mudharabah dalam penghimpun dana di perbankan syariah
terdapat produk: a.
Tabungan. b.
Deposito.
2. Sebagai Penyaluran Atau Pembiyaan Dana
1. Piutang a
Qardh Qardh adalah Transaksi pinjaman dari bank muqridh kepada pihak
tertentu muqtaridh wajib dikembalikan dengan jumlah yang lama sesuai pinjaman. Muqridh dapat meminta jaminan atas pinjaman kepada
muqtaridh Veithzal dan Arviyan, 2010: 216. b
Murabahah Murabahah adalah transaksi jual beli antara bank dengan nasabah,
dimana bank dapat memperoleh sejumlah keuntungan. bank menjadi penjual dan nasabah mennjadi pembeli bank membeli barang yang
Universitas Sumatera Utara
dibutuhkan nasabah dan menjual kepada nasabah yang bersangkutan sebesar harga pokok ditambah keuntungan yang disepakati Veithzal dan
Arviyan, 2010: 216. c
Salam Salam adalah transaksi jual beli dengan cara pesanan muslam fiih
antara pembeli muslam dengan penjual muslam ilaih dimana barangnya belum ada, sehingga barang yang menjadi obyek diserahkan
secara tangguh dan hali bank menjadi pembeli dan nasabah menjadi penjual. Ketentuan dan haraga barang disepakati pada awal akad, dan
pembayaran dilakukan dimuka secara penuh. Apabila bank bertindak sebagai muslam kemudian memesan kepada pihak lain untuk
menyediakan barang muslam fiih, maka hal ini disebut salam pararel Veithzal dan Arviyan, 2010: 217.
d Istihna’
Istihna’ adalah transaksi jual beli barang mashnu’ antara pemesan mustashni’ dengan menerima pesanan shani alur transaksi istihna’
serupa dengan salam, hanya saja dalam istihna’, bank dapat membayar harga pembelian dalam beberapa kali termin pembayaran. Spesifikasi
dan hara barang pesanan disepakti pada awal akad dengan pembayaran dilakukan secara bertahap sesuai kesepakatan. Apabila bank bertindak
sebagai shani’ kemudian menunjuk pihak lain untuk membyat barang masnu’, maka hal ini disebut istihna pararel Veithzal dan Arviyan,
2010: 215.
Universitas Sumatera Utara
2. Investasi.
1. Mudarabah.
a Mudharabah Mutlaqah Investasi tidak terikat
Mudharabah Mutlaqah adalah yaitu pihak pengusaha diberi kuasa penuh untuk menjalankan proyek tanpa laranganganguan apapun
urusan yang berkaitan dengan proyek itu dan tidak terikat dengan waktu, tempat, jenis, perusahaan, dan pelanggan. Investasi tidak terikat
ini pada usaha perbankan syariah diaplikasikan pada tabungan dan deposito Veithzal dan Arviyan, 2010: 216.
b Mudharabah MuqaidahMuqayyadah Investasi terikat
Mudharabah MuqaidahMuqayyadah adalah pemiliik dana membatasi memberi syarat kepada mudharib dalam pengelolaan dana
seperti misalnya hanya untuk melakukan mudharabah bidang tertentu , cara, waktu, dan tempat tertentu saja. Bank disini hanya sebagai agent
saja dan menerima imbalan berupa fee Veithzal dan Arviyan, 2010: 216.
c Musyarakah
Musyarakah adalah sebagai suatu perkongsian dua pihak atau lebih dalam suatu proyek dimana masing-masing pihak berhak atas
segala keuntungan dan bertanggung jawab atas segala kerugian yang terjadi sesuai dengan modal masing-masing. Atau dikatakan pula
Universitas Sumatera Utara
sebagai transaksi kerja sama patungan antara dua pihak atau lebih pemilik modal untuk mrmbiayai suatu jenis usaha yang halal dan
produktif. Pendapatan atau keuntungan dibagi sesuai dengan nisbah yang telah disepakati Veithzal dan Arviyan, 2010: 215.
3. Sewa a.
Ijarah Ijarah adalah transaksi sewa menyewa barang antara bank
muaajir dengan penyewa mustajir. Setelah masa sewa berakhir, barang sewaan dikembalikan kepada muaajir. Secara prinsip, ijarah
sama dengan transaksi jual beli, hanya saja yang menjadi objek dalam transaksi ini adalah dalam bentuk manfaat Veithzal dan Arviyan, 2010:
215. b.Ijarah Muntahhiyah bittamlik
Ijarah Muntahhiyah Bittamlik adalah sewa menyewa yaitu pada akhir masa sewa barang yang disewa dapat diperjual belikan dan di ikutin
berpindah kepemilikan barang tersebut Veithzal dan Arviyan, 2010: 215.
3. Sebagai Penyediaan Jasa – jasa