b. Peralatan Pelindung Tubuh
Para petugas pemadam kebakaran harus melindungi tubuh mereka dari kemungkinan sambaran kobaran api. Selama menjalankan tugas, setiap petugas
pemadam kebakaran seharusnya menggunakan jas lengan panjang dan celana panjang yang terbuat dari bahan kapas atau serat yang tahan terhadap nyala api.
c. Sepatu dan Pelindung Kaki
Petugas pemadam kebakaran sebaiknya menggunakan sepatu boot panjang yang dipadukan dengan celana panjang yang terbuat dari bahan tahan panas untuk
melindungi kaki dari kemungkinan tertusuk benda tajam, terkena cairan kimia yang merusak kulit, atau kejatuhan benda yang keras dan berat.
d. Peralatan Pelindung Tangan
Petugas pemadam kebakaran yang menggunakan sarung tangan akan terhindar dari kemingkinan risiko tertusuk benda tajam dan perembesan panas atau
cairanbahan kimia yang bersifat merusak.
e. Alat Bantu Pernafasan
Penggunaan alat bantu pernafasan bertekanan positif Positive Pressure – SCBA sangat dianjurkan bagi petugas pemadam kebakaran, khususnya bagi mereka
yang harus memasuki ruangan-ruangan tertutup dan mencari korban. Salah satu alasan penggunaan alat bantu pernafasan ini adalah karena berkurangnya oksigen dan
terkontaminasinya udara dengan gas beracun di dalam ruangan yang terbakar.
f. Peralatan dan Kelengkapan Lainnya
Ada 2 jenis peralatan yang telah dikembangkan untuk membantu petugas pemadam kebakaran agar dapat bekerja dengan lebih aman, yaitu sistem keselamatan
Universitas Sumatera Utara
sinyal diri Personal Alert Safety System PASS dan detektor karbon monoksida CO Detector.
2.3.4. Peralatan Pemadaman Kebakaran
Adapun peralatan yang digunakan oleh petugas pemadam kebakaran untuk memadamkan kebakaran yaitu Puslatkar Jakarta, 1998 :
a. Selang Kebakaran Fire Hose
Selang kebakaran berfungsi untuk mengalirkan air dari mobil pemadam atau hidran melalui nozzle ke sasaran kebakaran. Panjang selang penyalur yaitu 20-
30 meter dengan diameter sebesar 1-1,5 inchi, 2,5 inchi. b.
Saringan Strainers Strainer berfungsi untuk menyaring air dan sumber air terbuka, baik kotoran
yang halus maupun yang kasar. c.
Pipa Pemancar Nozzle Nozzle berfungsi untuk memancarkan air dari selang penyalur ke sasaran
kebakaran. Jenis pancaran yang dihasilkan tergantung dari tipe nozzle yang digunakan. Adapun beberapa tipe nozzle yaitu : spray nozzle, foam nozzle, fog
nozzle. d.
Kopling Kopling berfungsi untuk menyambungkan antar selang. Beberapa tipe kopling
yaitu : Yan Vander Hyder hermaprodite, kopling jantan, kopling betina. e.
Kunci Kopling Kunci kopling berfungsi untuk mengencangkan dan melepaskan kopling.
Universitas Sumatera Utara
f. Adaptor
Adaptor berfungsi untuk menyambungkan dua kopling yang berlainan jenis, berbeda ukuran dan berlainan bentuk.
g. Hidran Kebakaran
Merupakan suatu alat yang dilengkapi dengan fire hose dan nozzle yang digunakan untuk mengalirkan air bertekanan bagi keperluan pemadaman
kebakaran. Adapun klasifikasi hidran kebakaran yaitu : g.1. Hidran Kelas I
Hidran yang outlet-nya berdiameter 2,5 inchi yang dipersiapkan untuk petugas pemadam kebakaran atau orang yang sudah terlatih.
g.2. Hidran Kelas II Hidran yang outlet-nya berdiameter 1,5 inchi yang dipersiapkan untuk
penghuni gedung. g.3. Hidran Kelas III
Hidran yang outlet-nya berdiameter 1,5 dan 2,5 inchi perpaduan hidran kelas I dan II.
h. Alat Pemadam Api Ringan APAR
APAR diklasifikasikan sesuai dengan tujuan penggunaannya pada empat kelas api A,B,C,D. Semua APAR berperan dengan suatu daya padam yang
menunjukkan kecocokan pemadamannya untuk digunakan pada suatu kelas api tertentu yang terdiri dari :
h.1. Alat Pemadam Api Tipe Air Tanki Pompa
Universitas Sumatera Utara
Berukuran 1
12
– 5 gallon dan dapat digunakan untuk memadamkan api kelas A. Pengoperasian dapat dilakukan dengan pompa tangan.
h.2. Alat Pemadam Air yang Berisi Tekanan Berukuran 2
12
gallon berisi tekanan udara sekitar 6,8 bar di dalam kerangka atau ruangan yang sama dengan air..
h.3. Alat Pemadam Api Carbon Dioxide CO2 Dapat digunakan untuk memadamkan api kelas B dan C dengan
mengeluarkan gas CO2 yang bertekanan dengan beberapa “salju” melalui ujung pipa pemancar.
h.4. Alat Pemadam Api Halon Berukuran 1 gallon sampai 10 gallon. Dapat digunakan untuk memadamkan
api kelas B dan C. h.5. Alat Pemadam Kimia Kering Dasar BiasaNormal
Berukuran 1.134-13.608 kg. Dapat dignakan untuk memadamkan api kelas B dan C.
h.6. Alat Pemadam Kimia Kering Biasa Serba Guna Berukuran 1.134-13.608 kg. Dapat digunakan untuk memdamkan api kelas
A, B, dan C.
2.3.5. Prosedur Operasi Penanggulangan Kebakaran
Menurut Lampiran III Surat Keputusan Kepala Dinas PencegahPemadam Kebakaran Kota Medan Nomor 970 0131 SK 2006 tentang Prosedur
Penanggulangan Kebakaran Dan Bencana Lainnya, prosedur operasi penanggulangan kebakaran yaitu :
Universitas Sumatera Utara
a. Setiap memulai tugas siaga pada setiap harinya, Komandan Regu dan Wakil Komandan Regu harus segera mengatur urutan mobil yang akan berangkat bila
terjadi kebakaran pada saat jam tugas mereka dan melaporkannya kepada Kepala UPT.
b. Komandan serta Wakil Komandan Regu segera mengatur personil untuk masing- masing mobil, termasuk petugas yang akan menjadi Tim Rescue.
c. Komandan serta Wakil Komandan Regu segera menugaskan masing-masing supir bersama piket supir untuk memeriksa kesiapan mobil dan
peralatanperlengkapannya serta melakukan pemanasan mesin sesuai Prosedur Penggunaan dan Pemeliharaan Mobil Pemadam Kebakaran, Mobil DP2K Kota
Medan lainnya dan PeralatanPerlengkapannya sebagaimana terdapat pada Lampiran II.
d. Sesaat setelah mendengar sirene atau lonceng tanda adanya kebakaran, seluruh petugas pemadam kebakaran harus segera bergegas masuk ke mobil pemadam
kebakaran dan segera memakai helm yang telah tersedia di mobil masing-masing. Dan bagi petugas yang menjadi Tim Rescue, segera mengenakan kelengkapan
keselamatan personil personil safety tools. e. Mobil pemadam dan petugas yang berangkat menuju lokasi kebakaran ditentukan
oleh Kepala UPT. f. Seluruh anggota Tim Rescue dan PNS Siaga yang bertempat tinggal di Komplek
Pemadam Kebakaran harus berangkat dan mengacu kepada Pengaturan Kesiagaan Pegawai DP2K Kota Medan dalam Penanggulangan Kebakaran sebagaimana
terdapat pada Lampiran I.
Universitas Sumatera Utara
g. Sesuai dengan petunjuk dari petugas piket, seluruh mobil yang diberangkatkan segera bergerak menuju lokasi kebakaran dengan tidak lupa menyalakan lampu
rotari dan membunyikan sirene. Kecepatan mobil pemadam kebakaran harus mempertimbangkan keselamatan dan kemanan seluruh pihak.
h. Dalam perjalanan menuju lokasi kebakaran, setiap unit mobil harus tetap melaporkan posisinya dan meminta panduan dari petugas piket tentang jalur lalu
lintas yang paling lancar, singkat dan dapat dilalui mobil pemadam menuju lokasi kebakaran.
i. Seluruh unit mobil pemadam yang berangkat menuju lokasi kebakaran harus tetap memonitor petunjuk dari petugas piket atau Kepala UPT.
j. Pada saat regu pemadam telah sangat dekat dengan lokasi kebakaran dan dapat melihat dengan jelas kondisi kebakaran, anggota pemadam harus segera
melaporkan hal-hal yang terlihat kepada petugas piket serta menyampaikan tentang perlu tidaknya penambahan jumlah unit mobil pemadam ke lokasi
kebakaran. k. Setelah mobil pemadam tiba di lokasi kebakaran, hal-hal yang harus dilakukan
petugas pemadam kebakaran adalah : k.1. Supir menempatkan mobil pada posisi yang paling tepat menurut posisi obyek
terbakar dan kondisi jalan; k.2. Operator mesin segera menempati posisi di dekat mesin pompa dan
melakukan persiapan yang dibutuhkan; k.3. Petugas pembawa selang segera menggelar selang menuju titik terdekat ke
obyek terbakar dengan meninggalkan ujung selang berkopling betina di
Universitas Sumatera Utara
dekat mesin pompa, sedangkan Petugas pembawa nozzel bertugas membawa nozzel untuk disambungkan dengan ujung selang berkopling jantan;
k.4. Bila dibutuhkan penyambungan selang tambahan, maka Petugas lainnya segera membawa selang dengan atau tanpa kopling sambungan cabang dua
dan menyambungkannya dengan selang terdahulu; k.5. Operator segera menyambungkan ujung selang berkopling betina ke kopling
jantan yang ada di mesin pompa; k.6. Setelah ada permintaan pengaliran air dari petugas pemegang nozzle, Operator
segera mengalirkan air melalui selang dengan tekanan air disesuaikan dengan kondisi atau sesuai permintaan Petugas pemegang nozzle;
k.7. Petugas tidak diperkenankan membiarkan selang atau nozzle dikuasai oleh orang lain yang bukan petugas pemadam DP2K Kota Medan. Petugas boleh
bekerjasama dengan masyarakat melakukan penyiraman air, namun kendali operasi selang tetap berada di tangan petugas;
k.8.Pemadaman kebakaran harus mengutamakan upaya melokalisir perkembangan api untuk kemudian semakin memperkecil api sampai dengan padamnya api
dan baranya; k.9. Mekanisme penyuplaian air harus disesuaikan dengan formasi mobil atau
sistem pemadaman, apakah menggunakan sistem statis atau dinamis, atau sesuai dengan petunjuk Komandan ReguKepala UPT;
k.10. Setiap mobil yang telah kehabisan air harus segera kembali untuk mengisi air dengan meminta petunjuk dari Komandan ReguKepala UPT tentang dimana
titik pengisian ulang air;
Universitas Sumatera Utara
k.11. Petugas yang ikut dengan setiap mobil yang kembali untuk mengisi ulang air hanyalah supir bersama dengan satu orang anggota;
k.12. Setelah selesai mengisi ulang air, supir bersama anggotanya harus segera membawa kembali mobil tersebut ke lokasi kebakaran kecuali ditentukan
lain oleh Komandan ReguKepala UPT; k.13. Setelah pemadaman dinyatakan selesai, masing-masing anggota pada unit
mobil dikomandoi oleh supir pemadam harus segera menggulung selang yang telah digunakan dan menyimpannya kembali ke mobil bersama-sama
dengan peralatan lainnya; k.14. Setelah seluruh mobil dan peralatannya rapi, maka seluruh petugas segera
melakukan apel untuk melaporkan kendala dan kesiapan masing-masing regu unit mobil kepada Komandan ReguKepala UPT, untuk kemudian
menuggu petunjuk dari Komandan ReguKepala UPT; k.15. Bila semuanya dinilai telah cukup, Komandan ReguKepala UPT segera
memerintahkan seluruh unit mobil bersama masing-masing anggota untuk kembali ke Pos Siaga dengan formasi konvoi yang teratur dan tertib;
k.16. Setibanya di Pos SiagaPos Penjagaan masing-masing supir pemadam dibantu anggotanya kembali mengisi ulang air pada tangki mobil yang
kosong dan merapikan peralatanperlengkapannya, serta melaporkan segala kerusakan kendala yang dialami mobil kepada Komandan Regu untuk
diteruskan kepada Kepala Seksi guna diteruskan ke Subdis Harlat untuk ditindaklanjuti.
Universitas Sumatera Utara
2.4. Kerangka Pikir
Perjalanan ke lokasi kebakaran -
Memakai Alat Pelindung Diri
Tiba di lokasi kebakaran -
Mengambil dan Menggelar Selang - Memasang Nozzle
Melakukan pemadaman kebakaran Bunyi lonceng
tanda kebakaran
Pemadaman Selesai -
Menggulung selang -Membereskan peralatan
Kembali ke kantor DP2K Kota Medan UPT I
Universitas Sumatera Utara
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan metode wawancara mendalam indepth interview untuk menggali informasi
mengenai risiko pekerjaan petugas pemadam kebakaran di Dinas Pencegah Pemadam Kebakaran DP2K Kota Medan.
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Unit Pelaksana Teknis UPT Pemadam Kebakaran Wilayah I inti kota Dinas Pencegah Pemadam Kebakaran DP2K Kota Medan.
Alasan pemilihan penelitian dilokasi ini karena merupakan UPT pos induk dengan wilayah pemadaman terluas yang menangani wilayah inti kota Medan serta belum
pernah dilakukan penelitian mengenai risiko pekerjaan pada petugas pemadam kebakaran di UPT tersebut.
3.2.2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai Agustus 2012.
3.3. Populasi dan Informan 3.3.1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh anggota regu pemadam karena memiliki tugas untuk melaksanakan operasi penanggulangan kebakaran secara
Universitas Sumatera Utara
langsung di lokasi kebakaran di UPT Pemadam Kebakaran Wilayah I yang berjumlah 63 orang.
3.3.2. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang dijadikan sebagai informan. Informan dalam penelitian ini yaitu anggota regu yang terdapat di UPT Pemadam
Kebakaran Wilayah I yang dipilih berdasarkan pengambilan sampel homogen karena memiliki tugas dan fungsi yang sama dalam melakukan pemadaman kebakaran
berdasarkan kecukupan penelitian yaitu sebanyak 4 orang.
3.4. Metode Pengumpulan Data 3.4.1. Data Primer
Data primer diperoleh langsung dari hasil wawancara mendalam indepth interview dengan pedoman umum berupa panduan pertanyaan yang telah disusun
dan menggunakan alat bantu voice recorder.
3.4.2. Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari DP2K Kota Medan mengenai jumlah pekerja dan gambaran umum DP2K Kota Medan.
3.5. Definisi Operasional
1. Petugas pemadam kebakaran adalah orang yang dilatih dan bertugas untuk
menanggulangi dan memadamkan kebakaran secara langsung yaitu anggota regu Unit Pelaksana Teknis UPT Pemadam Kebakaran Wilayah I DP2K Kota Medan.
Universitas Sumatera Utara
2. Risiko pekerjaan adalah kemungkinan terjadinya kejadian berbahaya atau paparan
dengan cedera atau keluhan kesehatan yang disebabkan oleh kejadian atau paparan tersebut mulai dari petugas mendengar lonceng tanda kebakaran, berangkat ke
lokasi, tiba di lokasi kebakaran, melakukan pemadaman kebakaran hingga selesai dan kembali ke kantor DP2K.
3.6. Analisa Data