Prosedur Operasi Penanggulangan Kebakaran

Berukuran 1 12 – 5 gallon dan dapat digunakan untuk memadamkan api kelas A. Pengoperasian dapat dilakukan dengan pompa tangan. h.2. Alat Pemadam Air yang Berisi Tekanan Berukuran 2 12 gallon berisi tekanan udara sekitar 6,8 bar di dalam kerangka atau ruangan yang sama dengan air.. h.3. Alat Pemadam Api Carbon Dioxide CO2 Dapat digunakan untuk memadamkan api kelas B dan C dengan mengeluarkan gas CO2 yang bertekanan dengan beberapa “salju” melalui ujung pipa pemancar. h.4. Alat Pemadam Api Halon Berukuran 1 gallon sampai 10 gallon. Dapat digunakan untuk memadamkan api kelas B dan C. h.5. Alat Pemadam Kimia Kering Dasar BiasaNormal Berukuran 1.134-13.608 kg. Dapat dignakan untuk memadamkan api kelas B dan C. h.6. Alat Pemadam Kimia Kering Biasa Serba Guna Berukuran 1.134-13.608 kg. Dapat digunakan untuk memdamkan api kelas A, B, dan C.

2.3.5. Prosedur Operasi Penanggulangan Kebakaran

Menurut Lampiran III Surat Keputusan Kepala Dinas PencegahPemadam Kebakaran Kota Medan Nomor 970 0131 SK 2006 tentang Prosedur Penanggulangan Kebakaran Dan Bencana Lainnya, prosedur operasi penanggulangan kebakaran yaitu : Universitas Sumatera Utara a. Setiap memulai tugas siaga pada setiap harinya, Komandan Regu dan Wakil Komandan Regu harus segera mengatur urutan mobil yang akan berangkat bila terjadi kebakaran pada saat jam tugas mereka dan melaporkannya kepada Kepala UPT. b. Komandan serta Wakil Komandan Regu segera mengatur personil untuk masing- masing mobil, termasuk petugas yang akan menjadi Tim Rescue. c. Komandan serta Wakil Komandan Regu segera menugaskan masing-masing supir bersama piket supir untuk memeriksa kesiapan mobil dan peralatanperlengkapannya serta melakukan pemanasan mesin sesuai Prosedur Penggunaan dan Pemeliharaan Mobil Pemadam Kebakaran, Mobil DP2K Kota Medan lainnya dan PeralatanPerlengkapannya sebagaimana terdapat pada Lampiran II. d. Sesaat setelah mendengar sirene atau lonceng tanda adanya kebakaran, seluruh petugas pemadam kebakaran harus segera bergegas masuk ke mobil pemadam kebakaran dan segera memakai helm yang telah tersedia di mobil masing-masing. Dan bagi petugas yang menjadi Tim Rescue, segera mengenakan kelengkapan keselamatan personil personil safety tools. e. Mobil pemadam dan petugas yang berangkat menuju lokasi kebakaran ditentukan oleh Kepala UPT. f. Seluruh anggota Tim Rescue dan PNS Siaga yang bertempat tinggal di Komplek Pemadam Kebakaran harus berangkat dan mengacu kepada Pengaturan Kesiagaan Pegawai DP2K Kota Medan dalam Penanggulangan Kebakaran sebagaimana terdapat pada Lampiran I. Universitas Sumatera Utara g. Sesuai dengan petunjuk dari petugas piket, seluruh mobil yang diberangkatkan segera bergerak menuju lokasi kebakaran dengan tidak lupa menyalakan lampu rotari dan membunyikan sirene. Kecepatan mobil pemadam kebakaran harus mempertimbangkan keselamatan dan kemanan seluruh pihak. h. Dalam perjalanan menuju lokasi kebakaran, setiap unit mobil harus tetap melaporkan posisinya dan meminta panduan dari petugas piket tentang jalur lalu lintas yang paling lancar, singkat dan dapat dilalui mobil pemadam menuju lokasi kebakaran. i. Seluruh unit mobil pemadam yang berangkat menuju lokasi kebakaran harus tetap memonitor petunjuk dari petugas piket atau Kepala UPT. j. Pada saat regu pemadam telah sangat dekat dengan lokasi kebakaran dan dapat melihat dengan jelas kondisi kebakaran, anggota pemadam harus segera melaporkan hal-hal yang terlihat kepada petugas piket serta menyampaikan tentang perlu tidaknya penambahan jumlah unit mobil pemadam ke lokasi kebakaran. k. Setelah mobil pemadam tiba di lokasi kebakaran, hal-hal yang harus dilakukan petugas pemadam kebakaran adalah : k.1. Supir menempatkan mobil pada posisi yang paling tepat menurut posisi obyek terbakar dan kondisi jalan; k.2. Operator mesin segera menempati posisi di dekat mesin pompa dan melakukan persiapan yang dibutuhkan; k.3. Petugas pembawa selang segera menggelar selang menuju titik terdekat ke obyek terbakar dengan meninggalkan ujung selang berkopling betina di Universitas Sumatera Utara dekat mesin pompa, sedangkan Petugas pembawa nozzel bertugas membawa nozzel untuk disambungkan dengan ujung selang berkopling jantan; k.4. Bila dibutuhkan penyambungan selang tambahan, maka Petugas lainnya segera membawa selang dengan atau tanpa kopling sambungan cabang dua dan menyambungkannya dengan selang terdahulu; k.5. Operator segera menyambungkan ujung selang berkopling betina ke kopling jantan yang ada di mesin pompa; k.6. Setelah ada permintaan pengaliran air dari petugas pemegang nozzle, Operator segera mengalirkan air melalui selang dengan tekanan air disesuaikan dengan kondisi atau sesuai permintaan Petugas pemegang nozzle; k.7. Petugas tidak diperkenankan membiarkan selang atau nozzle dikuasai oleh orang lain yang bukan petugas pemadam DP2K Kota Medan. Petugas boleh bekerjasama dengan masyarakat melakukan penyiraman air, namun kendali operasi selang tetap berada di tangan petugas; k.8.Pemadaman kebakaran harus mengutamakan upaya melokalisir perkembangan api untuk kemudian semakin memperkecil api sampai dengan padamnya api dan baranya; k.9. Mekanisme penyuplaian air harus disesuaikan dengan formasi mobil atau sistem pemadaman, apakah menggunakan sistem statis atau dinamis, atau sesuai dengan petunjuk Komandan ReguKepala UPT; k.10. Setiap mobil yang telah kehabisan air harus segera kembali untuk mengisi air dengan meminta petunjuk dari Komandan ReguKepala UPT tentang dimana titik pengisian ulang air; Universitas Sumatera Utara k.11. Petugas yang ikut dengan setiap mobil yang kembali untuk mengisi ulang air hanyalah supir bersama dengan satu orang anggota; k.12. Setelah selesai mengisi ulang air, supir bersama anggotanya harus segera membawa kembali mobil tersebut ke lokasi kebakaran kecuali ditentukan lain oleh Komandan ReguKepala UPT; k.13. Setelah pemadaman dinyatakan selesai, masing-masing anggota pada unit mobil dikomandoi oleh supir pemadam harus segera menggulung selang yang telah digunakan dan menyimpannya kembali ke mobil bersama-sama dengan peralatan lainnya; k.14. Setelah seluruh mobil dan peralatannya rapi, maka seluruh petugas segera melakukan apel untuk melaporkan kendala dan kesiapan masing-masing regu unit mobil kepada Komandan ReguKepala UPT, untuk kemudian menuggu petunjuk dari Komandan ReguKepala UPT; k.15. Bila semuanya dinilai telah cukup, Komandan ReguKepala UPT segera memerintahkan seluruh unit mobil bersama masing-masing anggota untuk kembali ke Pos Siaga dengan formasi konvoi yang teratur dan tertib; k.16. Setibanya di Pos SiagaPos Penjagaan masing-masing supir pemadam dibantu anggotanya kembali mengisi ulang air pada tangki mobil yang kosong dan merapikan peralatanperlengkapannya, serta melaporkan segala kerusakan kendala yang dialami mobil kepada Komandan Regu untuk diteruskan kepada Kepala Seksi guna diteruskan ke Subdis Harlat untuk ditindaklanjuti. Universitas Sumatera Utara

2.4. Kerangka Pikir