2. Risiko pekerjaan adalah kemungkinan terjadinya kejadian berbahaya atau paparan
dengan cedera atau keluhan kesehatan yang disebabkan oleh kejadian atau paparan tersebut mulai dari petugas mendengar lonceng tanda kebakaran, berangkat ke
lokasi, tiba di lokasi kebakaran, melakukan pemadaman kebakaran hingga selesai dan kembali ke kantor DP2K.
3.6. Analisa Data
Jenis analisa data yang digunakan yaitu menurut Poerwandari 2005 model analisis antar kasus dengan tahapan : data yang sudah terkumpul dari hasil
wawancara kemudian diorganisasi dengan menyusun transkripsi verbatim serta dikoding dan dianalisis. Setelah itu dilakukan pengujian terhadap dugaan untuk
mempertajam kesimpulan sementara yang diperoleh dengan menggunakan matriks- matriks sederhana dan kemudian di interpretasi.
Universitas Sumatera Utara
BAB 4 HASIL PENELITIAN
4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 4.1.1. Sejarah Dinas Pencegah Pemadam Kebakaran Kota Medan
Dinas Pencegah Pemadam Kebakaran Kota Medan sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda Batavia tahun 1919 dan pada saat itu pemadam kebakaran ini
disebut Brandwier. Sejak zaman kemerdekaan Republik Indonesia unit pemadam kebakaran ini terus tetap ada namun dikelola oleh daerah tingkat II masing – masing
yang keberadaannya bergabung dengan instansi yang ada pada saat itu. Di Kota Medan khususnya unit Pemadam Kebakaran ini berada di Dinas
Pekerjaan Umum Kotamadya Medan yang berada pada salah satu seksi dan disebut Unit Pencegah Pemadam Kebakaran Kotamadya Medan. Kemudian pada tahun
1967, unit Pemadam Kebakaran ini beralih posisinya dari Unit Pemadam Kebakaran dibawah Dinas Pekerjaan Umum Kotamadya Medan ke Sub. Direktorat Ketertiban
Umum. Pada tahun 1972 Unit Pemadam Kebakaran ini berubah menjadi Unit Linmas dibawah Sub Direktorat Ketertiban Umum.
Sejak tahun 1979, Dinas Pencegah Pemadam Kebakaran Kota Medan dipindahkan ke Badan Penelitian dan Pengembangan Kota Medan. Penempatan Dinas
Pencegah dan Pemadam Kebakaran Kota Medan pada Badan Penelitian dan Pengembangan Kota Medan bertujuan untuk menyamakan perkembangan kota
dengan strategi mengantisipasi sumber-sumber bencana khususnya sumber-sumber kebakaran yang baru dan mengetahui tingkat pelayanan publik lainnya.
Universitas Sumatera Utara
4.1.2. Lokasi Penelitian
Dinas Pencegah Pemadam Kebakaran Kota Medan terletak di Jalan Candi Borobudur No. 2 Medan dan mempunyai satu pos induk yang merupakan Unit
Pelaksana Teknis Wilayah I UPT I inti kota. Luas lahan yang ditempati oleh DP2K Kota Medan yaitu sebesar 6.790 m
2
dengan luas bangunan 2.580 m
2
.
4.1.3. Wilayah Kerja Dinas Pencegah Pemadam Kebakaran Kota Medan
Dinas Pencegah Pemadam Kebakaran DP2K Kota Medan melayani 265,1 km² luas wilayah, 21 kecamatan, 151 kelurahan, dan 2001 lingkungan.
4.1.4. Visi
Dalam Renstra DP2K Kota Medan Tahun 2006 – 2011, sejalan dengan
tupoksinya, visi DP2K Kota Medan adalah “Terwujudnya Kota Medan yang Sigap Mencegah dan Mengatasi Kebakaran serta Bencana lainnya”
atau disingkat
Universitas Sumatera Utara
”Medan Siaga Bencana” . Visi tersebut menggambarkan adanya tuntutan untuk
bersikap profesional dari seluruh jajaran yang ada di DP2K Kota Medan dalam menjalankan tugasnya, serta perlunya partisipasi seluruh komponen yang ada di kota
Medan baik masyarakat, instansi pemerintah, swasta, dan lain-lain.
4.1.5. Misi
Untuk mewujudkan visi tersebut ditetapkan beberapa misi yaitu : 1.
Mendorong partisipasi masyarakat dan swasta serta pihak kelurahan dan kecamatan dalam pencegahan dan penanggulangan bencana
2. Meningkatkan mutu layanan ke masyarakat
3. Meningkatkan sarana dan prasarana alat pencegah dan pemadam kebakaran
4. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia
4.1.6. Fungsi
Dinas Pencegah Pemadam Kebakaran DP2K Kota Medan yang dibentuk berdasarkan Perda Kota Medan No. 34 Tahun 2001, Keputusan Walikota Medan
Nomor 67 Tahun 2002, tentang Tugas Pokok dan Fungsi DP2K kota Medan, mempunyai tugas melaksanakan urusan rumah tangga daerah dalam bidang
pencegahan dan pemadaman kebakaran, melaksanakan pembantuan sesuai dengan bidang tugasnya.
DP2K Kota Medan mempunyai fungsi sebagai berikut : a.
Merumuskan dan melaksanakan kebijakan teknis di bidang pencegah pemadam kebakaran;
b. Melaksanakan kegiatan pencegahan terhadap bahaya kebakaran atau bencana
alam;
Universitas Sumatera Utara
c. Melaksanakan kegiatan operasional penanggulanganpemadaman kebakaran atau
bencana alam; d.
Menyelenggarakan pengawasan atau pengendalian terhadap pengolahan, penyimpanan, peredaran, kegiatan bongkar muat, pengangkutan barang dan bahan
material yang mudah terbakar sesuai dengan ketentuan yang berlaku; e.
Mengkoordinir kegiatan unit pemadam kebakaran pada instansi pemerintah dan swasta, perusahaan, perhotelan, perbankan, tempat-tempat vitalnon vital, pusat
perbelanjaan, pasar dan lain-lain; f.
Melaksanakan kegiatan retribusi racun api; g.
Melakukan pengawasan dan pemeriksaan pada semua bangunan, gedung pertunjukanpameran, tempat usaha, tempat hiburan dan tempat keramaian yang
ramai dikunjungi orang yang rawan terhadap bahaya kebakaran; h.
Melaksanakan seluruh kewenangan yang ada sesuai dengan bidang tugasnya; i.
Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Daerah.
4.1.7. Sarana dan Prasarana
Dalam rangka optimalisasi penyelenggaraan tugas pokok dan fungsinya, DP2K Kota Medan didukung dengan berbagai sarana dan prasarana kerja yang sangat
bervariasi jenisnya, yaitu : 1.
Kendaraan dinasoperasional Dinas P2K Kota Medan. Berbagai jenis kendaraan dinasoperasional yang dimiliki DP2K Kota Medan
untuk mendukung terlaksananya tugas dalam kegiatan pencegahan dan
Universitas Sumatera Utara
penanggulangan kebakaran dan bencana lainnya yang dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 4.1. Kondisi Kendaraan DinasOperasional DP2K Kota Medan Tahun 2011
No Jenis
Jumlah Perkondisi Total
Baik Rusak
Ringan Rusak
Berat Afkir
1 Ladder truck
4 -
- -
4 2
Fire truck Sistem Portable Pump 11
2 -
- 13
3 Fire truck Sistem PTO Pump
7 1
3 11
22 4
Nissan Sistem PTO Pump 1
- 1
- 2
5 Mini Bus
1 -
- -
1 6
Mobil Pick-up 2
- -
- 2
7 Mini Truck
- -
1 -
1 8
Sepeda Motor 17
- -
- 17
Jumlah
43 3
5 11
62 Ketika terjadi kebakaran kendaraan yang digunakan untuk melakukan
pemadaman di lokasi yaitu ladder truck yang berfungsi sebagai mobil tangga untuk melakukan evakuasi terhadap korban ataupun untuk menyalurkan air dengan
menyedot air dari sumber air. Fire truck dan Nissan dengan sistem portable pump juga digunakan sebagai penyedot air. Sedangkan fire truck sistem PTO Power Take
Off pump yaitu kendaraan pemadam kebakaran yang putaran mesin pompanya langsung bergabung dengan mesin induknya. Fire truck jenis ini dapat membawa air
sendiri dan dapat langsung melakukan penyiraman dengan menghubungkan selang pemadam pada mesin pompa. Adapun kapasitas air yang mampu disimpan yaitu 5
ton. Mini truck digunakan untuk membawa peralatan, sedangkan mini bus, pick up, dan sepeda motor merupakan kendaraan operasional.
Universitas Sumatera Utara
2. Peralatan dan perlengkapan kerja untuk kegiatan operasi
Tabel 4.2. Peralatan dan Perlengkapan Kegiatan Operasi DP2K Kota Medan Tahun 2011
Baik Rusak
1 Genset
3 3
2 Mesin Las
1 1
3 Impuls Gun
1 1
4 Gancu
4 4
5 Portable Blower
1 1
6 Portable Pump
1 1
2 7
Floating Pump 6
6 8
Self Contained Breathing Aparatus 9
9 9
Baju dan Celana Tahan Panas 9
9 10
Baju dan Celana Tahan Api 1
1 11
Helm 63
63 12
Masker Strainer dan Full Mask 16
16 13
Tandu 1
1 14
Gergaji Mesin untuk TembokBesi 4
4 15
Kampak
2 2
16 Martil
2 2
17 Selang 2,5
35 35
18 Selang 1,5
20 20
19 Nozzle Jet 2,5
22 22
20
Nozzle Jet 1,5
17 17
21 Variable Nozzle 2,5
20 20
22 Variable Nozzle 1,5
14 14
23 Kopling Cab. 2,5 - 1,5
12 12
24 Lampu Kepala
5 5
25 Kopling Selang Ukuran 2,5
3 3
26 Kopling Selang Ukuran 1,5
3 3
No. Nama Barang
Jumlah TOTAL
3. Pos Pemadam Kebakaran
Untuk mendekatkan pelayanannya kepada masyarakat sekaligus untuk mempersingkat waktu tempuh dalam penanggulangan kebakaran, DP2K Kota Medan
mempunyai 1 satu Pos Induk yang terletak di Jalan Candi Borobudur No. 2 Medan,
Universitas Sumatera Utara
2 dua Pos Wilayah, yaitu Pos Wilayah Selatan di Terminal Terpadu Amplas dan Pos Wilayah Utara di Kawasan Industri Medan KIM dan 1 satu Pos Pembantu di
Kecamatan Medan Belawan.
4.2. Proses Kerja Informan Tabel 4.3. Matriks Proses Kerja Informan di Dinas Pencegah Pemadam
Kebakaran DP2K UPT Wilayah I Kota Medan Nomor
Informan Proses Kerja
1 “Jadi begitu dengar lonceng kami terus naik armada kan, uda
ditunjuk armada masing-masing. Armada pemadam berangkat ke lokasi.. Begitu kita nyampe di lokasi kita turun dari armada, kita
persiapkan lah selang sama pemancar itu untuk penyiraman.. Selang tadi kita masukkan ke handle mobil itu kita tarik ke depan, terus kita
standbye baru kita bilang “idupkan air”, idup.. terus kita siram”
2 “Kita menerima apabila ada laporan kebakaran dari masyarakat, dan
juga kita bisa menerima dari kepolisian.., kita cek pas, betul, kita lonceng..ya kita lari.. Jadi dengar lonceng kita pake lah baju, helm..
sambil kita lari menuju mobil bisa di pake, di mobil pun bisa kita pakek kan. Begitu nyampek di TKP barulah masing-masing ada yang
ngambil selang ada yang ngambil nozzle ada yang ngambil, lainnya lah.. Itulah baru kita siram“
3 “Begitu informasi sudah pasti, baru bunyi alarm atau lonceng, baru
kami begerak.. Jadi begitu lonceng, persiapan masing-masing, nanti ada yang belum sempat make baju, make bajunya didalem mobil..
Kami di dalam mobil udah pasang strategi.. macam ini komandan, nanti kamu pegang selang, tarik nozzle kesana, tarik selang kesana
kamu bawa nozzle langsung dari arah sana.. Terus kalo udah pulang itu kan, pas balek ke sini.. kita pun kendaraan
kita tidak secepat yang kita pergi tadi, kita iring-iringan.. “
Universitas Sumatera Utara
4 “Kan kita terima telfon, cuma kan banyak telepon jahil kan.. ee jadi
konfirmasi lagi ntah yang ke lurah, kepling..itu.. baru kadang di..di sahkan oleh..kayak..polisi. Terus umumkan, siap-siap, baru lonceng..
Itulah tadi, kan kebetulan kalian udah ikut langsung, kami ga usah menerangkan secara rinci..”
Berdasarkan matriks di atas dapat diketahui bahwa semua informan melakukan proses kerja yang sama sebagai anggota regu yaitu menjaga pos piket,
menerima telfon laporan kejadian kebakaran kemudian melakukan konfirmasi terhadap kebenaran kejadian kebakaran. Jika informasi benar maka piket segera
membunyikan lonceng tanda kebakaran dan petugas segera berlari mengambil alat pelindung diri berupa helm dan baju tahan panas kemudian menuju ke mobil
pemadam fire truck masing-masing yang telah ditentukan untuk segera menuju lokasi kebakaran. Alat pelindung diri dipakai ketika petugas menuju ataupun ketika
didalam mobil pemadam. Sesampainya di lokasi kebakaran, petugas langsung menggelar selang,
memasang nozzle dan menyambungkannya ke mesin pompa pada fire truck dengan berkoordinasi dengan supir pemadam yang bertugas sebagai operator pompa untuk
pengaliran dan pengaturan tekanan air. Kemudian petugas melakukan pemadaman sesuai instruksi dari komandan regu wakil komandan regu mengenai strategi
penyiraman yang akan dilakukan dan kembali ke kantor DP2K UPT Wilayah I setelah selesai melakukan pemadaman.
Universitas Sumatera Utara
4.3. Pelatihan Informan Tabel 4.4. Matriks Pelatihan Informan di Dinas Pencegah Pemadam Kebakaran