Teknik Pengumpulan Data Teknik analisis data

Sedangkan yang dimaksudkan dengan objek penelitian adalah sesuatu hal yang ingin diteliti. Adapun yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah 1. Gambaran umum perusahaan. 2. Anggaran kuantitas produksi produk gula, alkohol dan spiritus pada tahun 2003 – 2008. 3. Realisasi kuantitas produksi produk gula , alkohol dan spiritus pada tahun 2003 – 2008. 4. Anggaran harga pokoksatuan produksi biaya produksisatuan produk gula , alkohol dan spiritus pada tahun 2003 – 2008. 5. Realisasi harga pokoksatuan produksi biaya produksisatuan produk gula , alkohol dan spiritus pada tahun 2003 – 2008. 6. Anggaran kuantitas penjualan produk gula , alkohol dan spiritus pada tahun 2003 – 2008. 7. Realisasi kuantitas penjualan produk gula , alkohol dan spiritus pada tahun 2003 – 2008. 8. Anggaran harga jualsatuan produk gula , alkohol dan spiritus pada tahun 2003 – 2008. 9. Realisasi harga jualsatuan produk gula , alkohol dan spiritus pada tahun 2003 – 2008

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara. Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara melakukan tanya jawab secara lisan kepada pengurus atau pengelola PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI perusahaan untuk memperoleh informasi yang berkaitan dengan penelitian. Wawancara ini akan dilakukan kepada pimpinan perusahaan atau staf yang mewakili, dalam hal ini adalah kepala departemen pemasaran, kepala departemen produksi, kepala bagian akuntansi dan keuangan dan kepala bagian umum. Adapun data yang dikumpulkan melalui wawancara adalah : 1. Gambaran umum perusahaan. 2. Anggaran kuantitas produksi produk gula, alkohol dan spiritus pada tahun 2003 – 2008. 3. Realisasi kuantitas produksi produk gula, alkohol dan spiritus pada tahun 2003 – 2008. 4. Anggaran harga pokoksatuan produksi biaya produksisatuan produk gula, alkohol dan spiritus pada tahun 2003 – 2008. 5. Realisasi harga pokoksatuan produksi biaya produksisatuan produk gula, alkohol dan spiritus pada tahun 2003 – 2008. 6. Anggaran kuantitas penjualan produk gula, alkohol dan spiritus pada tahun 2003 – 2008. 7. Realisasi kuantitas penjualan produk gula dan spiritus pada tahun 2003 – 2008. 8. Anggaran harga jualsatuan produk gula, alkohol dan spiritus pada tahun 2003 – 2008. 9. Realisasi harga jualsatuan produk gula, alkohol dan spiritus pada tahun 2003 – 2008 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

E. Teknik analisis data

Teknik analisis data yang akan digunakan oleh penulis untuk melakukan analisis terhadap data-data diatas adalah sebagai berikut : 1. Menghitung selisih laba kotor dengan rumus sebagai berikut : SLK = PS – HpS – AP – A Hp Atau SLK = LKS – ALK Dimana , SLK = Selisih laba kotor PS = Penjualan sesungguhnya Hp S = Harga pokok penjualan sesungguhnya AP = Anggaran penjualan A Hp = Anggaran harga pokok penjualan LKS = Laba kotor sesungguhnya ALK = Anggaran laba kotor Sifat selisih : Apabila, LKS ALK, maka SLK menguntungkan favorable LKS ALK, maka SLK merugikan unfavorable Untuk menentukan apakah selisih laba kotor cukup berarti atau tidak digunakan batas presentase 10 . Jika selisih laba kotor yang terjadi kurang atau sama dengan 10 , maka selisih tidak cukup berarti. Jika selisih laba kotor yang terjadi lebih dari 10 , maka selisih cukup berarti. Selisih laba kotor 10 dapat dihitung dengan mencari besarnya selisih PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI antara laba kotor tahun sebelumnya dengan laba kotor periode tertentu, kemudian selisihnya dibagi dengan laba kotor tahun sebelumnya dan hasil pembagiannya dikalikan 100 R. Soemita Adikoesoema, 1980 : 15. 2. Untuk menjawab rumusan masalah yang pertama yaitu bagaimanakah kinerja departemen Produksi pada PT. Madu Baru Yogyakarta pada tahun 2004 – 2008, maka dilakukan perhitungan terhadap selisih harga-harga pokok penjualan Cost of Sales Price Variance. Selisih harga-harga pokok penjualan dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut : SHHp = KS x HHp S – KS x HHp A = KS HHp S – HHp A Dimana, SHHp = Selisih harga-harga pokok penjualan KS = Kuantitas atau volume penjualan sesungguhnya HHp S = Harga-harga pokok penjualan per satuan sesungguhnya HHP A = Harga-harga pokok penjualan per satuan dianggarkan Sifat selisih : Apabila HHp S HHp A, maka S Hp merugikan unfavorable HHp S HHp A, maka S Hp menguntungkan favorable Adapun kriteria yang digunakan untuk pengambilan keputusan adalah sebagai berikut : a. Untuk selisih menguntungkan . Jika selisih harga-harga pokok penjualan tahun sebelumnya lebih besar daripada selisih harga-harga pokok penjualan tahun berjalan, maka kinerja depertemen produksi buruk. Jika selisih harga- harga pokok penjualan tahun sebelumnya lebih kecil daripada selisih harga-harga pokok penjualan, maka kienrja depertemen produksi baik. b. Untuk selisih merugikan Jika selisih harga-harga pokok penjualan tahun sebelumnya lebih kecil daripada selisih harga-harga pokok penjualan, maka kinerja depertemen produksi buruk. Jika selisih harga-harga pokok penjualan tahun sebelumnya lebih besar daripada selisih harga-harga pokok penjualan, maka kinerja depertemen produksi baik. Untuk menentukan apakah selisih penjualan cukup berarti atau tidak digunakan batas presentase 10 . Jika selisih penjualan yang terjadi kurang atau sama dengan 10 , maka selisih tidak cukup berarti. Jika selisih penjualan yang terjadi lebih dari 10 , maka selisih cukup berarti. Selisih penjualan 10 dapat dihitung dengan mencari besarnya selisih antara selisih penjualan tahun sebelumnya dengan selisih penjualan periode tertentu, kemudian selisihnya dibagi dengan selisih penjualan tahun sebelumnya dan hasil pembagiannya dikalikan 100 . 3. Untuk menjawab rumusan masalah yang kedua yaitu bagaimanakah kinerja departemen pemasaran pada PT. Madu Baru Yogyakarta selama tahun 2004 – 2008, maka dilakukan perhitungan terhadap a. Selisih Harga Jual Sales Price Variance Selisih harga jual di hitung dengan rumus sebagai berikut : SHJ = KS x HJS – KS x HJA = KS HJS – HJA Dimana, SHJ = Selisih harga jual KS = Kuantitas atau volume penjualan sesungguhnya HJS = Harga jual satuan sesungguhnya HJA = Harga jual satuan dianggarkan Sifat selisih : Apabila, HJS HJA, maka SHJ menguntungkan favorable HJS HJA, maka SHJ merugikan unfavorable b. Selisih Kuantitas atau Volume Penjualan Sales Quantity atau Volume Variance Selisih kuantitas penjualan dihitung dengan rumus sebagai berikut : SKP = KS x HJA – KA x HJA = KS – KA HJA Dimana : SKP = Selisih kuantitas penjualan atanu selisih volume penjualan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KS = Kuantitas atau volume penjualan sesungguhnya KA = Kuantitas atau volume penjualan dianggarkan HJA = Harga jual satuan menurut anggaran Sifat selisih : Apabila, KS KA, selisih menguntungkan favorable KS KA, selisih merugikan unfavorable c. Selisih Kuantitas atau Volume Harga Pokok Penjualan Cost of Sales Quantity on Volume Variance Selisih kuantitas harga pokok penjualan dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut : SKHp = KS x HHp A – KA x HHp A = KS – KA HHp A Dimana : SKHp = Selisih kuantitas atau volume harga pokok penjualan KS = Kuantitas penjualan sesungguhnya HHp A = Harga-harga pokok penjualan per satuan dianggarkan, atau standar, atau periode sebelumnya KA = Kuantitas penjualan dianggarkan. Sifat selisih : Apabila, KS KA, maka SKHp merugikan unfavorable KS KA, maka SKHp menguntungkan favorable Adapun kriteria yang digunakan untuk pengambilan keputusan adalah sebagai berikut : 1 Untuk selisih menguntungkan a Jika selisih harga jual tahun sebelumnya lebih besar dari suatu tahun tertentu, maka kinerja departemen pemasaran buruk. Jika selisih harga jual suatu tahun tertentu lebih besar dari tahun sebelumnya, maka kinerja departemen pemasaran baik. b Jika selisih kuantitas penjualan tahun sebelumnya lebih besar dari suatu tahun tertentu, maka kinerja departemen pemasaran buruk. Jika selisih kuantitas penjualan suatu tahun tertentu lebih besar dari tahun sebelumnya, maka kinerja departemen pemasaran baik. c Jika selisih kuantitas penjualan tahun sebelumnya lebih besar dari suatu tahun tertentu, maka maka kinerja departemen pemasaran baik. Jika selisih kuantitas penjualan suatu tahun tertentu lebih besar dari tahun sebelumnya, maka kinerja departemen pemasaran buruk. 2 Untuk selisih merugikan a Jika selisih harga jual tahun sebelumnya lebih besar dari suatu tahun tertentu, maka kinerja departemen pemasaran baik. Jika selisih harga jual suatu tahun tertentu lebih besar dari tahun sebelumnya, maka kinerja departemen pemasaran buruk PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI b Jika selisih kuantitas penjualan tahun sebelumnya lebih besar dari suatu tahun tertentu, maka maka kinerja departemen pemasaran baik. Jika selisih kuantitas penjualan suatu tahun tertentu lebih besar dari tahun sebelumnya, maka kinerja departemen pemasaran buruk. c Jika selisih kuantitas penjualan tahun sebelumnya lebih besar dari suatu tahun tertentu, maka kinerja departemen pemasaran buruk. Jika selisih kuantitas penjualan suatu tahun tertentu lebih besar dari tahun sebelumnya, maka kinerja departemen pemasaran baik. Untuk menentukan apakah selisih penjualan cukup berarti atau tidak digunakan batas presentase 10 . Jika selisih penjualan yang terjadi kurang atau sama dengan 10 , maka selisih tidak cukup berarti. Jika selisih penjualan yang terjadi lebih dariu 10 , maka selisih cukup berarti. Selisih penjualan 10 dapat dihitung dengan mencari besarnya selisih antara selisih penjualan tahun sebelumnya dengan selisih penjualan periode tertentu, kemudian selisihnya dibagi dengan selisih penjualan tahun sebelumnya dan hasil pembagiannya dikalikan 100 . PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN