ANALISIS SELISIH LABA KOTOR

B. ANALISIS SELISIH LABA KOTOR

1. Pengertian Analisis Selisih Laba Kotor Menurut RA Supriyono 2000:179, analisis selisih laba kotor merupakan bagian dari analisis laba, yang dimaksud analisis selisih laba kotor adalah memecah-mecah atau membagi menjadi bagian-bagian atau elemen yang lebih kecil dengan tujuan untuk menentukan penyebab penyimpangan laba kotor dan untuk mengetahui hubungan antara elemen- elemen tersebut. Analisis laba kotor dilakukan karena terdapat penyimpangan antara perolehan laba kotor laba kotor sesungguhnya dengan anggaran laba kotor. Penyimpangan ini harus dicari penyebabnya dengan maksud agar pihak manajemen dapat dengan segera mengambil tindakan koreksi agar terjadi perbaikan atau perubahan pada periode berikutnya. Sedangkan menurut Dwi Prastowo 2005 : 209 bahwa analisis laba kotor merupakan suatu proses yang kontinyu berkesinambungan dan intensif. Di dalam menganalisis perubahan laba kotor, pembandingan dapat dilakukan antara anggaran dan realisasi untuk periode berjalan atau antara realisasi periode berjalan dengan periode sebelumnya. Dari beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pada intinya analisis selisih laba kotor digunakan untuk mengetahui penyebab penyimpangan atau perubahan laba kotor dengan membandingkan antara anggaran dan realisasi untuk periode berjalan atau antara realisasi periode berjalan dengan periode sebelumnya. Penyimpangan yang terjadi antara anggaran laba kotor dengan realisasi laba kotor disebabkan karena beberapa faktor. Menurut Munawir 2002 : 216, penyimpangan atau perbedaan tersebut pada dasarnya disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor penjualan dan faktor harga pokok penjualan. Perubahan laba kotor yang terjadi karena faktor penjualan disebabkan oleh adanya : a. Perubahan harga jual per satuan produk b. Perubahan kuantitas atau volume produk yang dijual atau yang dihasilkan. Sedangkan perubahan laba kotor yang terjadi karena faktor harga pokok penjualan disebabkan oleh adanya : a. Perubahan harga pokok rata-rata per satuan b. Perubahan kuantitas atau volume produk yang di jual. RA Supriyono 2000 : 176 menyatakan bahwa penyimpangan realisasi laba dibandingkan dengan rencana laba dapat disebabkan karena elemen-elemen sebagai berikut : a. Penyimpangan jumlah realisasi laba kotor dibandingkan dengan rencana laba kotor yang dipengaruhhi oleh elemen penjualan dan harga pokok penjualan. b. Penyimpangan jumlah realisasi biaya distribusi pemasaran dibandingkan dengan anggaran biaya distribusi. c. Penyimpangan jumlah realisasi biaya administrasi dan umum dibandingkan dengan anggaran biaya administrasi dan umum. d. Penyimpangan jumlah realisasi penghasilan dan biaya di luar usaha dibandingkan dengan anggaran penghasilan dan biaya di luar usaha e. Penyimpangan jumlah realisasi pajak atas laba yaitu pajak penghasilan atas laba perusahaan dibandingkan dengan anggaran pajak atas laba. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Sedangkan menurut Abas Kartadinata 2000 : 226, faktor yang mungkin dapat menyebabkan terjadinya penyimpangan atau perbedaaan dalam laba kotor adalah : a. Price variance atau selisih harga, baik pada tingkat harga jual maupun pada tingkat biaya. b. Volume variance atau selisih volume yang disebabkan karena jumlah unit yang sebenarnya terjual lebih banyak atau lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah penjualan yang diperkirakan. c. Mix variance atau selisih komposisi yang disebabkan karena komposisi produk – produk yang dijual tidak sama dengan komposisi yang diperkirakan. Analisis laba kotor bisa dilakukan dengan cara membandingkan dua laporan rugi laba suatu perusahaan dari laba kotor yang telah direncanakan atau dianggarkan dengan laba kotor yang terealisasi pada periode yang bersangkutan. Dari perbandingan tersebut, mungkin akan diperoleh hasil yang kurang berarti yang disebabkan laporan rugi laba tersebut tidak memuat informasi atau data yang jelas tanpa mengadakan analisa lebih lanjut. Informasi tersebut misalnya Munawir, 2002 : 217 : a. Apa sebabnya penjualan berubah ? 1 Berapa perubahan penjualan yang disebabkan oleh perubahan kuantitas barang yang dijual ? 2 Berapa perubahan penjualan yang disebabkan oleh perubahan harga produk jual itu ? b. Apa sebabnya harga pokok penjualan berubah ? 1 Berapa perubahan harga pokok penjualan yang disebabkan oleh perubahan kuantitas barang yang di jual ? 2 Berapa perubahan harga pokok penjualan yang disebabkan perubahan biaya atau harga pokok per satuan ? Perubahan laba kotor yang disebabkan oleh perubahan harga jual tidak dapat diidentifikasikan secara jelas karena harga jual berhubungan dengan pihak ekstern perusahaan. Dengan demikian, dapat diketahui bahwa harga jual dipengaruhi oleh keadaan pasar. Perubahan laba kotor yang disebabkan oleh perubahan kuantitas barang yang di jual berhubungan langsung dengan bagian penjualan atau bagian pemasaran, sehingga tanggung jawab perubahan laba kotor berada pada departemen pemasaran. Adanya perubahan laba kotor yang dicapai yang disebabkan karena faktor penjualan akan menunjukkan kinerja dari departemen pemasaran. Apabila perusahaan mengalami peningkatan pada harga maupun volume penjualan yang menyebabkan peningkatan pada perolehan laba kotor, maka dapat dikatakan bahwa kinerja departemen pemasaran untuk periode yang bersangkutan baik atau lebih efektif dari pada periode sebelumnya. Perubahan laba kotor yang disebabkan oleh perubahan harga dan kuantitas harga pokok penjualan merupakan tanggung jawab departemen produksi. Departemen ini harus memberikan penjelasan terhadap pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan selisih harga pokok penjualan : mengapa harga-harga pokok penjualan yang sesungguhnya lebih tinggi atau lebih rendah dari yang dianggarkan ?, mengapa volume harga pokok penjualan yang sesungguhnya lebih tinggi atau lebih rendah dari yang dianggarkan ?, mengapa biaya produksi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik yang sesungguhnya lebih tinggi atau lebih rendah dari yang dianggarkan? Analisis terhadap penyimpangan antara anggaran laba kotor dengan realisasi laba kotor sangat penting untuk dilakukan. Berdasarkan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI hasil analisis ini, maka pihak manajemen dapat mengambil suatu keputusan dalam rangka memperbaiki penyimpangan tersebut. Adapun tujuan dari analisis laba kotor ini adalah RA Supriyono. 2000 : 175 : a. Memberikan petunjuk kepada manajer tentang elemen apa yang menyimpang, berapa jumlah penyimpangan dan bagaimana pengaruhnya terhadap laba yang dicapai perusahaan, apa penyebab penyimpangan tersebut, pada kegiatan apa penyimpangan tersebut terjadi, siapa yang bertanggung jawab terhadap penyimpangan tersebut atau penyimpangan tersebut dapat dikendalikan oleh pusat kegiatan tertentu atau tidak. b. Memberikan petunjuk kepada manajer untuk menyusun anggaran laba periode berikutnya, dengan investasi terhadap penyimpangan yang timbul agar dapat menilai apakah rencana laba merupakan pengukur yang baik untuk menilai atau mengevaluasi realisasi laba. Apabila ternyata rencana laba tidak tepat maka akibatnya tidak dapat dipakai sebagai alat evaluasi dan dalam menentukan rencana laba periode berikutnya harus lebih teliti. 2. Teknik Analisis Selisih Laba Kotor Penyimpangan laba kotor merupakan selisih antara rencana atau anggaran laba kotor dengan realisasi laba kotor. RA Supriyono 2000 : 180 menyajikan teknik-teknik untuk menghitung penyimpangan tersebut. Adapun teknik-teknik tersebut adalah sebagai berikut : a. Menghitung selisih laba kotor Selisih laba kotor adalah selisih yang timbul karena perbedaan antara realisasi laba kotor dibandingkan dengan anggaran laba kotor untuk periode yang bersangkutan, yang dapat dihitung dengan rumus : SLK = PS – HpS – AP – A Hp Atau SLK = LKS – ALK Dimana , SLK = Selisih laba kotor PS = Penjualan sesungguhnya Hp S = Harga pokok penjualan sesungguhnya AP = Anggaran penjualan A Hp = Anggaran harga pokok penjualan LKS = Laba kotor sesungguhnya ALK = Anggaran laba kotor Sifat selisih : Apabila, LKS ALK, maka SLK menguntungkan favorable LKS ALK, maka SLK merugikan unfavorable b. Menentukan penyebab selisih laba kotor 1 Menghitung selisih penjualan Selisih penjualan adalah selisih yang timbul karena perbedaan antara realisasi penjualan dibandingkan dengan anggaran penjualan untuk periode yang bersangkutan. Selisih penjualan dapat dihitung dengan rumus : SP = KS x HJS – KA x HJA Atau SP = PS – PA Dimana, SP = Selisih penjualan KS = Kuantitas atau volume penjualan sesungguhnya HJS = Harga jual satuan sesungguhnya PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KA = Kuantitas atau volume penjualan dianggarkan HJA = Harga jual satuan dianggarkan PS = Penjualan sesungguhnya PA = Penjualan dianggarkan Sifat selisih : Apabila, PS PA, maka SP menguntungkan favorable PS PA, maka SP merugikan unfavorable Selanjutnya, selisih penjualan dianalisis penyebabnya ke dalam dua macam selisih, yaitu : a Selisih Harga Jual Sales Price Variance Selisih harga jual adalah selisih penjualan yang ditimbulkan oleh perbedaaan antara harga jual sesungguhnya atau realisasi harga jual dibandingkan dengan harga jual yang dianggarkan. Apabila harga jual sesungguhnya lebih besar dibandingkan dengan harga jual yang dianggarkan, maka selisih harga jual sifatnya menguntungkan. Sedangkan apabila harga jual sesungguhnya lebih kecil dibandingkan dengan harga jual yang dianggarkan, maka selisih harga jual sifatnya merugikan. SHJ = KS x HJS – KS x HJA = KS HJS – HJA Dimana, SHJ = Selisih harga jual PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KS = Kuantitas atau volume penjualan sesungguhnya HJS = Harga jual satuan sesungguhnya HJA = Harga jual satuan dianggarkan Sifat selisih : Apabila, HJS HJA, maka SHJ menguntungkan favorable HJS HJA, maka SHJ merugikan unfavorable b Selisih Kuantitas atau Volume Penjualan Sales Quantity or Volume Variance Selisih kuantitas penjualan adalah selisih penjualan penjualan yang disebabkan perbedaan antara kuantitas penjualan sesungguhnya atau volume penjualan sesungguhnya dibandingkan dengan kuantitas penjualan yang dianggarkan. Apabila kuantitas penjualan sesungguhnya lebih besar dibandingkan kuantitas penjualan yang dianggarkan maka selisih kuantitas penjualan sifatnya menguntungkan. Sedangkan apabila kuantitas penjualan sesungguhnya lebih kecil dibandingkan dengan kuantitas penjualan yang dianggarkan maka sifat selisih merugikan. Selisih kuantitas penjualan dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut : SKP = KS x HJA – KA x HJA PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI = KS – KA HJA Dimana : SKP = Selisih kuantitas penjualan atanu selisih volume penjualan KS = Kuantitas atau volume penjualan sesungguhnya KA = Kuantitas atau volume penjualan dianggarkan HJA = Harga jual satuan menurut anggaran Sifat selisih : Apabila, KS KA, selisih menguntungkan favorable KS KA, selisih merugikan unfavorable c. Menghitung selisih harga pokok penjualan Selisih harga pokok penjualan adalah selisih yang timbul karena perbedaan harga pokok penjualan yang sesungguhnya realisasi dibandingkan dengan harga pokok penjualan yang direncanakan atau dianggarkan atau standar atau periode sebelumnya. Selisih harga pokok penjualan dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: SHp = KS x H Hp S – KA x H Hp A = Hp S – Hp A Dimana, SHp = Selisih harga pokok penjualan KS = Kuantitas atau volume penjualan sesungguhnya H Hp S = Harga harga pokok penjualan satuan yang sesungguhnya KA = Kuantitas atau volume penjualan dianggarkan H Hp A = Harga pokok penjualan per satuan dianggarkan Hp S = Harga pokok penjualan sesungguhnya Hp A = Harga pokok penjualan dianggarkan Sifat selisih : Apabila, Hp S Hp A, maka S Hp merugikan unfavorable Hp S Hp A, maka S Hp menguntungkan favorable Selanjutnya selisih harga pokok penjualan dianalisa penyebabnya ke dalam dua macam selisih, yaitu : 1 Selisih Harga-harga Pokok Penjualan Cost of Sales Price Variance Selisih harga-harga pokok penjualan adalah selisih harga pokok penjualan yang disebabkan karena perbedaan antara harga- harga pokok penjualan sesungguhnya dengan harga-harga pokok penjualan yang dianggarkan atau standar atau periode sebelumnya. Apabila harga-harga pokok penjualan sesungguhnya lebih besar dibandingkan dengan dengan harga-harga pokok penjualan yang dianggarkan, maka selisihnya sifatnya merugikan. Apabila harga-harga pokok penjualan sesungguhnya lebih kecil dibandingkan dengan harga-harga penjualan dianggarkan maka selisihnya menguntungkan. Selisih harga-harga pokok penjualan dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut : SHHp = KS x HHp S – KS x HHp A = KS HHp S – HHp A Dimana, SHHp = Selisih harga-harga pokok penjualan KS = Kuantitas atau volume penjualan sesungguhnya HHp S = Harga-harga pokok penjualan per satuan sesungguhnya HHP A = Harga-harga pokok penjualan per satuan dianggarkan Sifat selisih : Apabila HHp S HHp A, maka S Hp merugikan unfavorable HHp S HHp A, maka S Hp menguntungkan favorable 2 Selisih Kuantitas atau Volume Harga Pokok Penjualan Cost of Sales Quantity on Volume Variance Selisih kuantitas harga-harga pokok penjualan adalah selisih harga pokok penjualan yang disebabkan karena adanya perbedaan antara kuantitas atau volume penjualan sesungguhnya dibandingkan dengan kuantitas atau volume penjualan yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI direncanakan atau dianggarkan atau standar atau periode sebelumnya. Sifat selisih kuantitas penjualan akan selalu berlawanan dengan sifat selisih kuantitas harga pokok penjualan, apabila selisih kuantitas penjualan merugikan maka selisih kuantitas harga pokok penjualan menguntungkan, apabila selisih kuantitas penjualan menguntungkan maka selisih kuantitas harga pokok penjualan merugikan. Dalam menghitung selisih kuantitas harga pokok penjualan, apabila kuantitas penjualan yang sesungguhnya lebih besar dibandingkan dengan kuantitas penjualan yang dianggarkan maka sifat selisihnya merugikan, sedangkan apabila kuantitas penjualan sesungguhnya lebih kecil dibandingkan dengan kuantitas penjualan yang dianggarkan maka sifat selisihnya menguntungkan. Selisih kuantitas harga pokok penjualan dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut : SKHp = KS x HHp A – KA x HHp A = KS – KA HHp A Dimana : SKHp = Selisih kuantitas atau volume harga pokok penjualan KS = Kuantitas penjualan sesungguhnya HHp A = Harga-harga pokok penjualan per satuan dianggarkan, atau standar, atau periode sebelumnya KA = Kuantitas penjualan dianggarkan. Sifat selisih : Apabila, KS KA, maka SKHp merugikan unfavorable KS KA, maka SKHp menguntungkan favorable d. Menghitung selisih Kuantitas atau volume Bersih Net Quantity or Volume Variance Selisih kuantitas bersih dapat dihitung dengan menjumlahkan selisih kuantitas penjualan dengan selisih kuantitas harga pokok penjualan. Apabila perusahaan menjual barang dagangan atau produk lebih dari satu macam, selisih kuantitas bersih dapat dianalisa lebih lanjut ke dalam dua penyebab selisih, yaitu: 1 Selisih Komposisi Penjualan Selisih komposisi penjualan adalah selisih yang timbulnya disebabkan perbedaan antara laba kotor pada komposisi sesungguhnya dibandingkan dengan laba kotor pada komposisi yang dianggarkan. Apabila laba kotor pada komposisi sesungguhnya lebih besar dibandingkan dengan laba kotor pada komposisi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI dianggarkan, maka sifat selisih menguntungkan. Apabila laba kotor pada komposisi sesungguhnya lebih kecil dibandingkan dengan laba kotor pada komposisi dianggarkan, maka sifat selisih merugikan. Rumus perhitungan selisih komposisi penjualan, dimana rencana laba kotor didasarkan anggaran adalah sebagai berikut: SKm P = LKKm S – LKKm A KSJ x LKAJ – TKS x LKR Di mana, SKm P = Selisih komposisi penjualan LKKm S = Laba kotor pada komposisi sesungguhnya LKKm A = Laba kotor pada komposisi dianggarkan KSJ = Kuantitas sesungguhnya setiap jenis produk yang dijual LKAJ = Laba kotor dianggarkan setiap jenis produk per satuan TKS = Total kuantitas sesungguhnya yang dijual LKR = Laba kotor rata-rata per satuan dianggarkan Selisih komposisi penjualan dapat pula dihitung untuk setiap jenis produk yang dijual dengan rumus sebagai berikut: SKm P = Km S – Km A LKA PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Di mana, SKm P = Selisih komposisi penjualan Km S = Komposisi sesungguhnya setiap jenis produk Km A = Komposisi dianggarkan setiap jenis produk LKA = Laba kotor dianggarkan setiap produk Apabila, Km S Km A, maka SKm P menguntungkan favorable Km S Km A, maka SKm P merugikan unfavorable 2 Selisih Kuantitas Penjualan Final Selisih kuantitas penjualan final adalah selisih yang timbulnya disebabkan perbedaan antara laba kotor pada komposisi yang dianggarkan dengan laba kotor yang dianggarkan untuk periode yang bersangkutan. Apabila laba kotor pada komposisi dianggarkan lebih besar dibandingkan laba kotor yang dianggarkan, maka sifat selisih menguntungkan. Apabila laba kotor pada komposisi dianggarkan lebih kecil dibanding laba kotor dianggarkan, maka sifat selisih merugikan. Rumus perhitungan selisih kuantitas penjualan final apabila dasar perbandingan adalah anggaran, yaitu: SKPF = TKS x LKR – KA x LKs A Di mana, SKPF = Selisih kuantitas penjualan final TKS = Total Kuantitas penjualan sesungguhnya LKR = Laba kotor Rata-rata dianggarkan KA = Kuantitas penjualan dianggarkan setiap jenis produk LKs A = Laba kotor satuan dianggarkan setiap jenis produk Atau dapat pula dihitung dengan rumus sebagai berikut: SKPF = TKS x LKR – TKA x LKR = TKS - TKA LKR Di mana, TKA = Total Kuantitas penjualan di Anggarkan. Sifat selisih: Apabila, TKS TKA, selisihnya menguntungkan favorable TKS TKA, selisihnya merugikan unfavorable Gambar 2.1 Bagan Analisis Selisih Laba Kotor Sumber : Supriyono 2000 : 194 Anggaran Laba Kotor Laba Kotor Sesungguhnya Selisih Laba Kotor Selisih Penjualan Selisih Harga Pokok Penjualan Selisih Harga Jual Selisih Kuantitas Penjualan Selisih Kuantitas HPP Selisih Harga HPP Selisih Kuantitas Bersih Selisih Kuantitas Penjualan Final Selisih Komposisi Penjualan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI C. Manfaat Analisis laba kotor Manfaat analisis laba kotor bagi manajemen adalah : 1. Memberikan motivasi bagi manajemen untuk memulai suatu pemeriksaan yang memungkinkan dilakukannya tindakan koreksi, khususnya analisis yang menunjukkan perbedaan yang tidak menguntungkan rugi antara anggaran dan realisasi. 2. Analisis laba kotor yang di dasarkan pada anggaran dapat memberikan gambaran mengenai titik-titik kelemahan dari kinerja periode tersebut sehingga manajemen akan mampu menguraikan tindakan-tindakan perbaikan untuk mengoreksi. 3. Laba kotor menjadi tanggung jawab bersama dari fungsi pemasaran dan fungsi produksi. Fungsi pemasaran harus dapat menjelaskan perubahan- perubahan yang terjadi pada harga jual per unit, pergeseran komposisi penjualan dan penurunan total unit yang dijual . Sedangkan funsi produksi harus menjelaskan kenaikan harga pokok per unit maupun penurunan harga pokok per unit. 4. Untuk dapat menentukan selisih yang terjadi pada biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik. Penyimpangan-penyimpangan yang terjadi perlu diteliti lebih lanjut agar dapat diketahui penyebabnya. Pada umumnya yang bertanggung jawab atas terjadinya penyimpangan pada laba kotor adalah : 1. Selisih harga jual Selisih ini disebabkan karena perusahaan telah menjual produk dengan harga jual yang sesungguhnya lebih besar atau lebih kecil dibandingkan dengan harga jual yang dianggarkan. Tanggung jawab terhadap selisih ini terletak pada pejabat perusahaan yang memiliki wewenang untuk menentukan harga jual, biasanya adalah kepala departemen atau bagian pemasaran. Apabila harga jual ditentukan pemerintah, maka perusahaan harus mematuhi peraturan pemerintah tersebut sehingga tanggung jawab terjadinya selisih harga jual bukan pada departemen pemasaran. 2. Selisih kuantitas atau volume penjualan Selisih ini disebabkan karena perusahaan dapat menjual produk dengan kuantitas lebih besar atau lebih kecil dibandingkan dengan kuantitas yang dianggarkan. Tanggung jawab terhadap selisih ini pada umumnya terletak pada departemen pemasaran karena kuantitas yang di jual akan tergantung pada harga jual produk dan keaktifan bagian pemasaran dalam menjual produk. Kedua faktor tersebut umumnya masih berada dalam jangkauan departemen pemasaran. Selisih kuantitas penjualan dapat bersifat di luar jangkauan departemen pemasaran misalnya karena hambatan atau kemacetan dalam produksi yang mengakibatkan kualitas yang dihasilkan menurun sehingga kuantitas yang dapat dijual juga menurun. Apabila penyebab penyimpangan adalah faktor tersebut, maka tanggung jawab selisih ini tidak terletak pada depertemen pemasaran. 3. Selisih harga - harga pokok penjualan Selisih ini disebabkan karena harga – harga pokok penjualan yang sesungguhnya lebih besar atau lebih kecil daripada yang dianggarkan. Selisih ini disebabkan karena di dalam kegiatan produksi telah terjadi penghematan atau pemborosan biaya. Pada umumnya, selisih ini merupakan tanggung jawab departemen produksi. 4. Selisih kuantitas atau volume harga pokok penjualan Penyebab selisih ini adalah sama dengan penyebab timbulnya selisih kuantitas penjualan sehingga selisih ini menjadi tanggung jawab departemen pemasaran. 5. Selisih komposisi penjualan Selisih ini disebabkan karena kuantitas penjualan secara keseluruhan berbeda dengan yang dianggarkan. Tanggung jawab terhadap selisih ini terletak pada depertemen pemasaran. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33

BAB III METODE PENELITIAN