B. ANALISIS SELISIH LABA KOTOR
1. Pengertian Analisis Selisih Laba Kotor
Menurut RA Supriyono 2000:179, analisis selisih laba kotor merupakan bagian dari analisis laba, yang dimaksud analisis selisih laba
kotor adalah memecah-mecah atau membagi menjadi bagian-bagian atau elemen yang lebih kecil dengan tujuan untuk menentukan penyebab
penyimpangan laba kotor dan untuk mengetahui hubungan antara elemen- elemen tersebut. Analisis laba kotor dilakukan karena terdapat
penyimpangan antara perolehan laba kotor laba kotor sesungguhnya dengan anggaran laba kotor. Penyimpangan ini harus dicari penyebabnya
dengan maksud agar pihak manajemen dapat dengan segera mengambil tindakan koreksi agar terjadi perbaikan atau perubahan pada periode
berikutnya. Sedangkan menurut Dwi Prastowo 2005 : 209 bahwa analisis laba kotor merupakan suatu proses yang kontinyu berkesinambungan dan
intensif. Di dalam menganalisis perubahan laba kotor, pembandingan dapat dilakukan antara anggaran dan realisasi untuk periode berjalan atau
antara realisasi periode berjalan dengan periode sebelumnya. Dari beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pada intinya
analisis selisih laba kotor digunakan untuk mengetahui penyebab penyimpangan atau perubahan laba kotor dengan membandingkan antara
anggaran dan realisasi untuk periode berjalan atau antara realisasi periode berjalan dengan periode sebelumnya.
Penyimpangan yang terjadi antara anggaran laba kotor dengan realisasi laba kotor disebabkan karena beberapa faktor. Menurut Munawir
2002 : 216, penyimpangan atau perbedaan tersebut pada dasarnya disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor penjualan dan faktor harga pokok
penjualan. Perubahan laba kotor yang terjadi karena faktor penjualan disebabkan oleh adanya :
a. Perubahan harga jual per satuan produk
b. Perubahan kuantitas atau volume produk yang dijual atau yang
dihasilkan. Sedangkan perubahan laba kotor yang terjadi karena faktor harga
pokok penjualan disebabkan oleh adanya : a.
Perubahan harga pokok rata-rata per satuan b.
Perubahan kuantitas atau volume produk yang di jual. RA Supriyono 2000 : 176 menyatakan bahwa penyimpangan
realisasi laba dibandingkan dengan rencana laba dapat disebabkan karena elemen-elemen sebagai berikut :
a. Penyimpangan jumlah realisasi laba kotor dibandingkan dengan
rencana laba kotor yang dipengaruhhi oleh elemen penjualan dan harga pokok penjualan.
b. Penyimpangan jumlah realisasi biaya distribusi pemasaran
dibandingkan dengan anggaran biaya distribusi. c.
Penyimpangan jumlah realisasi biaya administrasi dan umum dibandingkan dengan anggaran biaya administrasi dan umum.
d. Penyimpangan jumlah realisasi penghasilan dan biaya di luar usaha
dibandingkan dengan anggaran penghasilan dan biaya di luar usaha e.
Penyimpangan jumlah realisasi pajak atas laba yaitu pajak penghasilan atas laba perusahaan dibandingkan dengan anggaran
pajak atas laba. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Sedangkan menurut Abas Kartadinata 2000 : 226, faktor yang mungkin dapat menyebabkan terjadinya penyimpangan atau perbedaaan
dalam laba kotor adalah : a.
Price variance atau selisih harga, baik pada tingkat harga jual maupun pada tingkat biaya.
b. Volume variance atau selisih volume yang disebabkan karena jumlah
unit yang sebenarnya terjual lebih banyak atau lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah penjualan yang diperkirakan.
c. Mix variance atau selisih komposisi yang disebabkan karena
komposisi produk – produk yang dijual tidak sama dengan komposisi yang diperkirakan.
Analisis laba kotor bisa dilakukan dengan cara membandingkan dua laporan rugi laba suatu perusahaan dari laba kotor yang telah
direncanakan atau dianggarkan dengan laba kotor yang terealisasi pada periode yang bersangkutan. Dari perbandingan tersebut, mungkin akan
diperoleh hasil yang kurang berarti yang disebabkan laporan rugi laba tersebut tidak memuat informasi atau data yang jelas tanpa mengadakan
analisa lebih lanjut. Informasi tersebut misalnya Munawir, 2002 : 217 : a.
Apa sebabnya penjualan berubah ? 1
Berapa perubahan penjualan yang disebabkan oleh perubahan kuantitas barang yang dijual ?
2 Berapa perubahan penjualan yang disebabkan oleh perubahan
harga produk jual itu ? b.
Apa sebabnya harga pokok penjualan berubah ? 1
Berapa perubahan harga pokok penjualan yang disebabkan oleh perubahan kuantitas barang yang di jual ?
2 Berapa perubahan harga pokok penjualan yang disebabkan
perubahan biaya atau harga pokok per satuan ? Perubahan laba kotor yang disebabkan oleh perubahan harga jual
tidak dapat diidentifikasikan secara jelas karena harga jual berhubungan dengan pihak ekstern perusahaan. Dengan demikian, dapat diketahui
bahwa harga jual dipengaruhi oleh keadaan pasar. Perubahan laba kotor yang disebabkan oleh perubahan kuantitas barang yang di jual
berhubungan langsung dengan bagian penjualan atau bagian pemasaran, sehingga tanggung jawab perubahan laba kotor berada pada departemen
pemasaran. Adanya perubahan laba kotor yang dicapai yang disebabkan karena faktor penjualan akan menunjukkan kinerja dari departemen
pemasaran. Apabila perusahaan mengalami peningkatan pada harga maupun volume penjualan yang menyebabkan peningkatan pada perolehan
laba kotor, maka dapat dikatakan bahwa kinerja departemen pemasaran untuk periode yang bersangkutan baik atau lebih efektif dari pada periode
sebelumnya. Perubahan laba kotor yang disebabkan oleh perubahan harga dan
kuantitas harga pokok penjualan merupakan tanggung jawab departemen produksi. Departemen ini harus memberikan penjelasan terhadap
pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan selisih harga pokok penjualan : mengapa harga-harga pokok penjualan yang sesungguhnya
lebih tinggi atau lebih rendah dari yang dianggarkan ?, mengapa volume harga pokok penjualan yang sesungguhnya lebih tinggi atau lebih rendah
dari yang dianggarkan ?, mengapa biaya produksi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik yang sesungguhnya lebih
tinggi atau lebih rendah dari yang dianggarkan? Analisis terhadap penyimpangan antara anggaran laba kotor
dengan realisasi laba kotor sangat penting untuk dilakukan. Berdasarkan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
hasil analisis ini, maka pihak manajemen dapat mengambil suatu keputusan dalam rangka memperbaiki penyimpangan tersebut. Adapun
tujuan dari analisis laba kotor ini adalah RA Supriyono. 2000 : 175 : a.
Memberikan petunjuk kepada manajer tentang elemen apa yang menyimpang, berapa jumlah penyimpangan dan bagaimana
pengaruhnya terhadap laba yang dicapai perusahaan, apa penyebab penyimpangan tersebut, pada kegiatan apa penyimpangan tersebut
terjadi, siapa yang bertanggung jawab terhadap penyimpangan tersebut atau penyimpangan tersebut dapat dikendalikan oleh pusat kegiatan
tertentu atau tidak.
b. Memberikan petunjuk kepada manajer untuk menyusun anggaran laba
periode berikutnya, dengan investasi terhadap penyimpangan yang timbul agar dapat menilai apakah rencana laba merupakan pengukur
yang baik untuk menilai atau mengevaluasi realisasi laba. Apabila ternyata rencana laba tidak tepat maka akibatnya tidak dapat dipakai
sebagai alat evaluasi dan dalam menentukan rencana laba periode berikutnya harus lebih teliti.
2. Teknik Analisis Selisih Laba Kotor
Penyimpangan laba kotor merupakan selisih antara rencana atau anggaran laba kotor dengan realisasi laba kotor. RA Supriyono 2000 :
180 menyajikan teknik-teknik untuk menghitung penyimpangan tersebut. Adapun teknik-teknik tersebut adalah sebagai berikut :
a. Menghitung selisih laba kotor
Selisih laba kotor adalah selisih yang timbul karena perbedaan antara realisasi laba kotor dibandingkan dengan anggaran laba kotor
untuk periode yang bersangkutan, yang dapat dihitung dengan rumus : SLK =
PS – HpS – AP – A Hp Atau
SLK = LKS – ALK
Dimana ,
SLK =
Selisih laba
kotor PS
= Penjualan
sesungguhnya Hp S = Harga pokok penjualan sesungguhnya
AP =
Anggaran penjualan
A Hp = Anggaran harga pokok penjualan LKS = Laba kotor sesungguhnya
ALK = Anggaran laba kotor Sifat selisih :
Apabila, LKS ALK, maka SLK menguntungkan favorable LKS ALK, maka SLK merugikan unfavorable
b. Menentukan penyebab selisih laba kotor
1 Menghitung selisih penjualan
Selisih penjualan adalah selisih yang timbul karena perbedaan antara realisasi penjualan dibandingkan dengan
anggaran penjualan untuk periode yang bersangkutan. Selisih penjualan dapat dihitung dengan rumus :
SP =
KS x HJS – KA x HJA Atau
SP =
PS – PA Dimana,
SP = Selisih penjualan
KS = Kuantitas atau volume penjualan sesungguhnya
HJS = Harga jual satuan sesungguhnya PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KA = Kuantitas atau volume penjualan dianggarkan
HJA = Harga jual satuan dianggarkan PS
= Penjualan sesungguhnya PA
= Penjualan dianggarkan Sifat selisih :
Apabila, PS PA, maka SP menguntungkan favorable PS PA, maka SP merugikan unfavorable
Selanjutnya, selisih penjualan dianalisis penyebabnya ke dalam dua macam selisih, yaitu :
a Selisih Harga Jual Sales Price Variance
Selisih harga jual adalah selisih penjualan yang ditimbulkan oleh perbedaaan antara harga jual sesungguhnya
atau realisasi harga jual dibandingkan dengan harga jual yang dianggarkan. Apabila harga jual sesungguhnya lebih besar
dibandingkan dengan harga jual yang dianggarkan, maka selisih harga jual sifatnya menguntungkan. Sedangkan apabila
harga jual sesungguhnya lebih kecil dibandingkan dengan harga jual yang dianggarkan, maka selisih harga jual sifatnya
merugikan. SHJ
= KS x HJS – KS x HJA
= KS HJS – HJA
Dimana, SHJ
= Selisih harga jual PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KS = Kuantitas atau volume penjualan
sesungguhnya HJS
= Harga jual satuan sesungguhnya HJA
= Harga jual satuan dianggarkan Sifat selisih :
Apabila, HJS HJA, maka SHJ menguntungkan favorable
HJS HJA, maka SHJ merugikan unfavorable
b Selisih Kuantitas atau Volume Penjualan Sales Quantity or
Volume Variance Selisih kuantitas penjualan adalah selisih penjualan
penjualan yang disebabkan perbedaan antara kuantitas penjualan sesungguhnya atau volume penjualan sesungguhnya
dibandingkan dengan kuantitas penjualan yang dianggarkan. Apabila kuantitas penjualan sesungguhnya lebih besar
dibandingkan kuantitas penjualan yang dianggarkan maka selisih kuantitas penjualan sifatnya menguntungkan. Sedangkan
apabila kuantitas penjualan sesungguhnya lebih kecil dibandingkan dengan kuantitas penjualan yang dianggarkan
maka sifat selisih merugikan. Selisih kuantitas penjualan dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
SKP =
KS x HJA – KA x HJA PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
= KS – KA HJA
Dimana : SKP
= Selisih kuantitas penjualan atanu selisih volume
penjualan KS
= Kuantitas atau volume penjualan sesungguhnya
KA = Kuantitas atau volume penjualan
dianggarkan HJA
= Harga jual satuan menurut anggaran Sifat selisih :
Apabila, KS KA, selisih menguntungkan favorable KS KA, selisih merugikan unfavorable
c. Menghitung selisih harga pokok penjualan
Selisih harga pokok penjualan adalah selisih yang timbul karena perbedaan harga pokok penjualan yang sesungguhnya
realisasi dibandingkan dengan harga pokok penjualan yang direncanakan atau dianggarkan atau standar atau periode sebelumnya.
Selisih harga pokok penjualan dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
SHp =
KS x H Hp S – KA x H Hp A =
Hp S – Hp A Dimana,
SHp = Selisih harga pokok penjualan
KS = Kuantitas atau volume penjualan sesungguhnya
H Hp S = Harga harga pokok penjualan satuan yang
sesungguhnya KA
= Kuantitas atau volume penjualan dianggarkan H Hp A
= Harga pokok penjualan per satuan dianggarkan Hp S
= Harga pokok penjualan sesungguhnya Hp A
= Harga pokok penjualan dianggarkan Sifat selisih :
Apabila, Hp S Hp A, maka S Hp merugikan unfavorable Hp S Hp A, maka S Hp menguntungkan favorable
Selanjutnya selisih harga pokok penjualan dianalisa penyebabnya ke dalam dua macam selisih, yaitu :
1 Selisih Harga-harga Pokok Penjualan Cost of Sales Price
Variance Selisih harga-harga pokok penjualan adalah selisih harga
pokok penjualan yang disebabkan karena perbedaan antara harga- harga pokok penjualan sesungguhnya dengan harga-harga pokok
penjualan yang dianggarkan atau standar atau periode sebelumnya. Apabila harga-harga pokok penjualan sesungguhnya lebih
besar dibandingkan dengan dengan harga-harga pokok penjualan yang dianggarkan, maka selisihnya sifatnya merugikan. Apabila
harga-harga pokok penjualan sesungguhnya lebih kecil dibandingkan dengan harga-harga penjualan dianggarkan maka
selisihnya menguntungkan. Selisih harga-harga pokok penjualan dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
SHHp =
KS x HHp S – KS x HHp A =
KS HHp S – HHp A Dimana,
SHHp = Selisih harga-harga pokok penjualan
KS = Kuantitas atau volume penjualan
sesungguhnya HHp S
= Harga-harga pokok penjualan per satuan sesungguhnya
HHP A = Harga-harga pokok penjualan per satuan
dianggarkan Sifat selisih :
Apabila HHp S HHp A, maka S Hp merugikan unfavorable
HHp S HHp A, maka S Hp menguntungkan favorable
2 Selisih Kuantitas atau Volume Harga Pokok Penjualan Cost of
Sales Quantity on Volume Variance Selisih kuantitas harga-harga pokok penjualan adalah selisih
harga pokok penjualan yang disebabkan karena adanya perbedaan antara kuantitas atau volume penjualan sesungguhnya
dibandingkan dengan kuantitas atau volume penjualan yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
direncanakan atau dianggarkan atau standar atau periode sebelumnya.
Sifat selisih kuantitas penjualan akan selalu berlawanan dengan sifat selisih kuantitas harga pokok penjualan, apabila selisih
kuantitas penjualan merugikan maka selisih kuantitas harga pokok penjualan menguntungkan, apabila selisih kuantitas penjualan
menguntungkan maka selisih kuantitas harga pokok penjualan merugikan.
Dalam menghitung selisih kuantitas harga pokok penjualan, apabila kuantitas penjualan yang sesungguhnya lebih besar
dibandingkan dengan kuantitas penjualan yang dianggarkan maka sifat selisihnya merugikan, sedangkan apabila kuantitas penjualan
sesungguhnya lebih kecil dibandingkan dengan kuantitas penjualan yang dianggarkan maka sifat selisihnya menguntungkan. Selisih
kuantitas harga pokok penjualan dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
SKHp =
KS x HHp A – KA x HHp A =
KS – KA HHp A Dimana
: SKHp
= Selisih kuantitas atau volume harga pokok penjualan
KS = Kuantitas penjualan sesungguhnya
HHp A = Harga-harga pokok penjualan per satuan
dianggarkan, atau standar, atau periode sebelumnya
KA = Kuantitas penjualan dianggarkan.
Sifat selisih : Apabila, KS KA, maka SKHp merugikan unfavorable
KS KA, maka SKHp menguntungkan favorable
d. Menghitung selisih Kuantitas atau volume Bersih Net Quantity or
Volume Variance Selisih kuantitas bersih dapat dihitung dengan
menjumlahkan selisih kuantitas penjualan dengan selisih kuantitas harga pokok penjualan.
Apabila perusahaan menjual barang dagangan atau produk lebih dari satu macam, selisih kuantitas bersih dapat dianalisa lebih
lanjut ke dalam dua penyebab selisih, yaitu: 1
Selisih Komposisi Penjualan Selisih komposisi penjualan adalah selisih yang
timbulnya disebabkan perbedaan antara laba kotor pada komposisi sesungguhnya dibandingkan dengan laba kotor pada
komposisi yang dianggarkan. Apabila laba kotor pada komposisi sesungguhnya lebih
besar dibandingkan dengan laba kotor pada komposisi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dianggarkan, maka sifat selisih menguntungkan. Apabila laba kotor pada komposisi sesungguhnya lebih kecil dibandingkan
dengan laba kotor pada komposisi dianggarkan, maka sifat selisih merugikan.
Rumus perhitungan selisih komposisi penjualan, dimana rencana laba kotor didasarkan anggaran adalah sebagai
berikut: SKm P
= LKKm S – LKKm A KSJ x LKAJ – TKS x LKR
Di mana, SKm P
= Selisih komposisi penjualan LKKm S = Laba kotor pada komposisi sesungguhnya
LKKm A = Laba kotor pada komposisi dianggarkan KSJ
= Kuantitas sesungguhnya setiap jenis produk yang dijual
LKAJ = Laba kotor dianggarkan setiap jenis
produk per satuan TKS
= Total kuantitas sesungguhnya yang dijual LKR
= Laba kotor rata-rata per satuan dianggarkan
Selisih komposisi penjualan dapat pula dihitung untuk setiap jenis produk yang dijual dengan rumus sebagai berikut:
SKm P =
Km S – Km A LKA PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Di mana, SKm P
= Selisih komposisi penjualan Km S
= Komposisi sesungguhnya setiap jenis produk
Km A = Komposisi dianggarkan setiap jenis
produk LKA
= Laba kotor dianggarkan setiap produk Apabila, Km S Km A, maka SKm P menguntungkan
favorable Km S Km A, maka SKm P merugikan
unfavorable 2
Selisih Kuantitas Penjualan Final Selisih kuantitas penjualan final adalah selisih yang
timbulnya disebabkan perbedaan antara laba kotor pada komposisi yang dianggarkan dengan laba kotor yang
dianggarkan untuk periode yang bersangkutan. Apabila laba kotor pada komposisi dianggarkan lebih
besar dibandingkan laba kotor yang dianggarkan, maka sifat selisih menguntungkan. Apabila laba kotor pada komposisi
dianggarkan lebih kecil dibanding laba kotor dianggarkan, maka sifat selisih merugikan.
Rumus perhitungan selisih kuantitas penjualan final apabila dasar perbandingan adalah anggaran, yaitu:
SKPF =
TKS x LKR – KA x LKs A Di mana,
SKPF = Selisih kuantitas penjualan final
TKS = Total Kuantitas penjualan sesungguhnya
LKR = Laba kotor Rata-rata dianggarkan
KA = Kuantitas penjualan dianggarkan setiap jenis
produk LKs A
= Laba kotor satuan dianggarkan setiap jenis produk Atau dapat pula dihitung dengan rumus sebagai berikut:
SKPF =
TKS x LKR – TKA x LKR =
TKS - TKA LKR Di mana,
TKA = Total Kuantitas penjualan di Anggarkan.
Sifat selisih: Apabila, TKS TKA, selisihnya menguntungkan
favorable TKS TKA, selisihnya merugikan unfavorable
Gambar 2.1 Bagan Analisis Selisih Laba Kotor
Sumber : Supriyono 2000 : 194 Anggaran Laba
Kotor
Laba Kotor Sesungguhnya
Selisih Laba Kotor
Selisih Penjualan
Selisih Harga Pokok
Penjualan Selisih Harga
Jual
Selisih Kuantitas
Penjualan
Selisih Kuantitas
HPP
Selisih Harga HPP
Selisih Kuantitas
Bersih
Selisih Kuantitas
Penjualan Final
Selisih Komposisi
Penjualan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
C. Manfaat Analisis laba kotor
Manfaat analisis laba kotor bagi manajemen adalah : 1.
Memberikan motivasi bagi manajemen untuk memulai suatu pemeriksaan yang memungkinkan dilakukannya tindakan koreksi, khususnya analisis
yang menunjukkan perbedaan yang tidak menguntungkan rugi antara anggaran dan realisasi.
2. Analisis laba kotor yang di dasarkan pada anggaran dapat memberikan
gambaran mengenai titik-titik kelemahan dari kinerja periode tersebut sehingga manajemen akan mampu menguraikan tindakan-tindakan
perbaikan untuk mengoreksi. 3.
Laba kotor menjadi tanggung jawab bersama dari fungsi pemasaran dan fungsi produksi. Fungsi pemasaran harus dapat menjelaskan perubahan-
perubahan yang terjadi pada harga jual per unit, pergeseran komposisi penjualan dan penurunan total unit yang dijual . Sedangkan funsi produksi
harus menjelaskan kenaikan harga pokok per unit maupun penurunan harga pokok per unit.
4. Untuk dapat menentukan selisih yang terjadi pada biaya bahan baku, biaya
tenaga kerja dan biaya overhead pabrik. Penyimpangan-penyimpangan yang terjadi perlu diteliti lebih lanjut
agar dapat diketahui penyebabnya. Pada umumnya yang bertanggung jawab atas terjadinya penyimpangan pada laba kotor adalah :
1. Selisih harga jual
Selisih ini disebabkan karena perusahaan telah menjual produk dengan harga jual yang sesungguhnya lebih besar atau lebih kecil
dibandingkan dengan harga jual yang dianggarkan. Tanggung jawab terhadap selisih ini terletak pada pejabat perusahaan yang memiliki
wewenang untuk menentukan harga jual, biasanya adalah kepala departemen atau bagian pemasaran.
Apabila harga jual ditentukan pemerintah, maka perusahaan harus mematuhi peraturan pemerintah tersebut sehingga tanggung jawab
terjadinya selisih harga jual bukan pada departemen pemasaran. 2.
Selisih kuantitas atau volume penjualan Selisih ini disebabkan karena perusahaan dapat menjual produk
dengan kuantitas lebih besar atau lebih kecil dibandingkan dengan kuantitas yang dianggarkan. Tanggung jawab terhadap selisih ini pada
umumnya terletak pada departemen pemasaran karena kuantitas yang di jual akan tergantung pada harga jual produk dan keaktifan bagian
pemasaran dalam menjual produk. Kedua faktor tersebut umumnya masih berada dalam jangkauan departemen pemasaran.
Selisih kuantitas penjualan dapat bersifat di luar jangkauan departemen pemasaran misalnya karena hambatan atau kemacetan dalam
produksi yang mengakibatkan kualitas yang dihasilkan menurun sehingga kuantitas yang dapat dijual juga menurun. Apabila penyebab
penyimpangan adalah faktor tersebut, maka tanggung jawab selisih ini tidak terletak pada depertemen pemasaran.
3. Selisih harga - harga pokok penjualan
Selisih ini disebabkan karena harga – harga pokok penjualan yang sesungguhnya lebih besar atau lebih kecil daripada yang dianggarkan.
Selisih ini disebabkan karena di dalam kegiatan produksi telah terjadi penghematan atau pemborosan biaya. Pada umumnya, selisih ini
merupakan tanggung jawab departemen produksi. 4.
Selisih kuantitas atau volume harga pokok penjualan Penyebab selisih ini adalah sama dengan penyebab timbulnya
selisih kuantitas penjualan sehingga selisih ini menjadi tanggung jawab departemen pemasaran.
5. Selisih komposisi penjualan
Selisih ini disebabkan karena kuantitas penjualan secara keseluruhan berbeda dengan yang dianggarkan. Tanggung jawab terhadap
selisih ini terletak pada depertemen pemasaran. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
BAB III METODE PENELITIAN