penyediaan tebu sebagai bahan baku pabrik gula serta memimpin seksi-seksi yang berada dalam bagiannya untuk mencapai tujuan dan
sasaran yang telah ditetapkan. b.
Tugas Kepala bagian tanaman memiliki tugas sebagai berikut :
1 Membantu general manger dalam melaksanakan kebijkan
direksi dalam penetapan rencana dan pelaksanaan penanaman tebu dan produktivitas tebu giling.
2 Membantu general manger dalam melaksanakan pencapaian
target penanaman tebu bibit dan tebu giling. 3
Membantu general manger dalam menetapkan komposisi jenis tebu, jadwal penanaman, jadwal tebang dan angkutan tebu.
E. Produksi
1. Hasil produksi
PT. Madu Baru memproduksi beberapa jenis produk antara lain gula pasir dengan kualitas SHS IA Superior Head Sugar atau GKP
Gula Kristal Putih, alkohol murni kadar 95 dan spiritus bakar kadar 94 . Mutu produksi gula pasir dipantau oleh P3GI Pasuruan
Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia, sedangkan mutu alkohol murni dan spiritus bakar dipantau oleh Balai Penelitian Kimia
Depertemen Perindustrian dan PT. Sucofindo Indonesia. Besarnya hasil produksi sangat tergantung pada jumlah tebu yang digiling dan
dipengaruhi oleh luas area tanaman tebu. Sebagai gambaran luas area tebu yang ada saat ini berkisar antara 5.000 hingga 6.000 hektar dengan
tingkat produktivitas lahan tiap hektarnya sekitar 1.000 kuintal tebu. Hasil produksi rata-rata per tahun untuk produk gula kualitas SHS IA
adalah ± 35.000 ton per tahun. Sedangkan untuk produk yang dihasilkan dari pabrik spiritus adalah 7,5 – 8 juta liter per tahun. Untuk
memproduksi gula digunakan bahan baku berupa tebu dan bahan pembantu berupa batu gamping, belerang, flokulan, air dan NaOH.
Sedangkan untuk produk yang dihasilkan di pabrik spiritus digunakan bahan baku berupa tetes dari pabrik gula Madukismo ± 25.000 ton per
tahun dan bahan pembantu berupa pupuk urea, NPK dan Asam Sulfat. Masa produksi yang dibutuhkan untuk berproduksi sekitar 5 sampai 6
bulan per tahun 24 jam hari secara terus-menerus yaitu bulan Mei sampai dengan Oktober. Selain bulan tersebut digunakan untuk
memelihara mesin pabrik servis, revisi, perbaikan, penggantian dan lain- lain.
2. Proses Produksi
a. Proses pengolahan di pabrik gula Madukismo
Proses pengolahan tebu menjadi gula pasir melalui beberapa tahapan sebagai berkut :
1 Pemerahan nira extraction
Setelah tebu ditebang, dikirim ke stasiun gilingan ekstraksi untuk dipisahkan antara bagian padat ampas
dengan cairannya yang mengandung gula nira mentah melalui alat-alat berupa unigrator mark IV dan cane knife
digabung dengan lima gilingan, masing-masing terdiri atas tiga rol dengan ukuran 36” × 64”. Ampas yang diperoleh sekitar 30
tebu untuk bahan bakar di stasiun ketel pusat tenaga, sedangkan nira mentah akan dikirim ke bagian pemurnian
untuk proses lebih lanjut. Untuk mencegah kehilangan gula karena bakteri dilakukan sanitasi di stasiun gilingan.
2 Pemurnian nira
PG. Madukismo menggunakan sistem sulfitasi. Nira mentah ditimbang, dipanaskan 70˚ - 75˚, direaksikan dengan
susu kapur dalam defecator dan diberi gas SO
2
dalam peti sulfitasi
sampai Ph 7,00 kemudian dipanaskan lagi sampai suhu 100˚- 105˚C. kotoran yang dihasilkan diendapkan dalam
peti pengendap dorr clarifier dan disaring menggunakan rotary vacum filter
alat penapis hampa. Endapan padatnya blotong digunakan sebagai pupuk organik. Kadar gula dalam
blotong ini dibawah 2,00 . Nira jernihnya dikirim ke stasiun penguapan.
3 Penguapan nira
Nira jernih dipekatkan di dalam pesawat penguapan dengan system multiple effect yang disusun secara
interchangeable agar dapat dibersihkan secara bergantian. Nira
encer dengan padat terlarut 16 dapat dinaikan menjadi 64 dan disebut nira kental yang siap dikristalkan di stasiun
kristalisasi atau stasiun masakan. Total luas bidang pemanas 5.990 m VO. Nira kental yang berwarna gelap ini diberi gas
SO sebagai bleaching atau pemucatan dan siap untuk dikristalkan.
4 Kristalisasi
Nira kental dari stasiun penguapan diuapkan lagi dalam pan kristalisasi sampai lewat jenuh hingga timbul kristal gula.
Sistem yang dipaki yaitu ACD, dimana gula A sebagai gula produk, gula C dan D dipakai sebagai bibit seed, serta
sebagian lagi dilebur untuk dimasak kembali. Pemanasan menggunakan uap dengan tekanan vakum sebesar 65 CmHg
sehingga suhu didihnya hanya 65˚ C, jadi sakarosa tidak rusak akibat terkena panas yang tinggi. Hasil masakan merupakan
campuran Kristal gula dan larutan stroop. Sebelum dipisahkan di stasiun puteran, gula lebih dahulu didinginkan di
dalam palung pendingin kultrog. 5
Puteran gula centrifuge Alat ini bertugas memisahkan gula dengan larutannya
stroop dengan gaya centrifugal. Puteran gula yang tersedia :
a 3 buah Broadbent 48” × 30” untuk masakan A.
b 4 buah batch sangerhausen 48” × 28” untuk masakan A.
c 2 buah western CC5 untuk masakan D.
d 6 buah batch sangerhausen 48” × 28” untuk gula SHS.
e 2 buah BMA 850 K untuk gula C.
f 1 buah BMA 1.000 K untuk gula D.
6 Penyelesaian dan gudang gula
Dengan alat penyaring gula, gula SHS dari puteran SHS dipisahkan antara gula halus, gula kasar dan gula normal yang
kemudian dikirim ke gudang gula dan dikemas dalam karung plastik polipropoline dengan kapasitas 50 kg netto. Produksi
gula per hari tergantung dari rendemen gulanya. Jika rendemen 8 maka pada kapasitas 3.000 tth diperoleh gula 2.400 kuintal
atau 4.800 sak. Agar gula yang telah dikemas tidak rusak, lantai harus dialasi dengan kayu, plastik dan gedek. Selain itu,
suhu gudang harus 30˚C dan kelembapan udara tidak lebih dari 65 .
b. Proses pengolahan di pabrik spiritus Madukismo
1 Masakan
Tetes diencerkan dengan air sampai kadar tertentu dan ditambah nutrisi untuk pertumbuhan ragi. Sebagai sumber
nitrogen dipakai pupuk urea dan sebagai sumber phosphor dipakai pupuk NPK, pH diatur sekitar 4,8 dengan H
2
SO
4
agar tidak terjadi kontaminasi dari bakteri lain.
2 Peragian
Dilaksanakan bertahap mulai isi 3.010, 18.000 liter dan 75.000 liter. Waktu peragian utama berkisar 40 – 50 jam dan
kadar alkohol yang dicapai antara 9 – 10 . 3
Penyulingan Adonan yang telah selesai diragikan, dipisahkan
alkoholnya disuling di dalam pesawat penyulingan yang terdiri dari 4 kolom yaitu :
a Kolom maische
Alkohol kasar kadar ± 45 yang kemudian dimasukan ke kolom vorloop. Hasil bawah dari kolom ini
adalah vinase yang kemudian dibuang. b
Kolom vorloop Hasil atas berupa alkohol teknis kadar 94 yang
masih mengandung aldehide dan ditampung sebagai hasil. Sedangkan hasil bawah berupa alkohol muda kadar ± 25
yang dimasukan ke kolom rektifiser. c
Kolom rektifiser Hasil atas berupa alkohol murni prima I dengan
kadar minimal 95 yang ditampung sebagai hasil. Hasil tengah berupa alkohol muda yang mengandung minyak
fusel yang kemudian dimasukan ke kolol nachloop. Sedangkan hasil bawah berupa lutter waser, air yang bebas
alkohol, dan kadang-kadang bila perlu sebagian digunakan untuk menambah kolom vorloop sebagai bahan penyerap
alkohol dan sebagian dibuang. d
Kolom nachloop Hasil atas berupa alkohol teknis dengan kadar 94
yang ditampung sebagai hasil. Sedangkan hasil bawah berupa air yang bebas alkohol dan dibuang.
F. Personalia