69
BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Data-data yang dibutuhkan untuk menghitung selisih laba kotor pada PT. Madu Baru Yogyakarta adalah data-data laba kotor yang sesungguhnya.
Data-data yang dianalisis adalah data laba kotor sesungguhnya tahun 2003, data laba kotor sesungguhnya tahun 2004, data laba kotor sesungguhnya
tahun 2005, data laba kotor sesungguhnya tahun 2006, data laba kotor sesungguhnya tahun 2007 dan data laba kotor sesungguhnya tahun 2008
untuk produk gula, alkohol dan spiritus.
Laba kotor sesungguhnya adalah selisih antara hasil penjualan sesungguhnya dengan harga pokok penjualan sesungguhnya. Besarnya
penjualan sesungguhnya dapat dihitung dari kuantitas penjualan sesungguhnya dikalikan harga jual per satuan sesungguhnya dari setiap macam produk yang
dijual. Sedangkan harga pokok penjualan sesugguhnya dapat dihitung dari kuantitas penjualan sesungguhnya dikalikan harga pokok penjualan per satuan
sesungguhnya dari setiap macam produk produk yang dijual.
B. Analisis Data
Data yang dianalisis adalah data laba kotor sesungguhnya dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2008. Analisis dilakukan dengan membandingkan
laba kotor sesungguhnya pada periode berjalan dengan laba kotor PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
sesungguhnya tahun sebelumnya. Data laba kotor sesungguhnya dari tahun sebelumnya dijadikan sebagai anggaran. Anggaran laba kotor tidak bisa
digunakan untuk menilai kinerja perusahaan karena kondisi ekonomi yang tidak stabil yang sifatnya berada di luar kendali perusahaan sehingga tidak
tepat jika digunakan sebagai alat pengukur kinerja. Selain itu, data-data anggaran pada tahun-tahun lalu sudah dilenyapkan sehingga peneliti tidak
bisa mendapatkan data-data anggaran tersebut. Dalam analisis data ini akan dikelompokkan menjadi lima bagian
yaitu analisis selisih laba kotor tahun 2004, analisis selisih laba kotor tahun 2005, analisis selisih laba kotor tahun 2006, analisis laba kotor tahun 2007
dan analisis selisih laba kotor tahun 2008. 1.
Analisis selisih laba kotor tahun 2004 Selisih laba kotor tahun 2004 dapat dicari dengan
membandingkan laba kotor sesungguhnya tahun 2004 dengan laba kotor sesungguhnya 2003. Dari hasil analisis menunjukkan adanya selisih laba
kotor tahun 2004 sebesar Rp .
7.646.116.100,00 tidak menguntungkan. Laba kotor sesungguhnya tahun 2004 sebesar Rp.1.426.896.245,00
tidak menguntungkan lebih kecil dan laba kotor sesungguhnya tahun 2003 sebesar Rp. 6.219.409.996,00 menguntungkan. Hal ini
menunjukkan laba kotor sesungguhnya tahun 2004 mengalami penurunan sebesar 122,94 dibandingkan dengan laba kotor tahun 2003. Dengan
menggunakan batas toleransi 10 maka selisih tersebut berarti. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Selanjutnya selisih laba kotor di analisis menjadi tiga bagian yaitu selisih penjualan, selisih harga pokok penjualan dan selisih kuantitas
penjualan bersih. a.
Selisih penjualan Selisih penjualan tahun 2004 dapat dicari dengan
membandingkan penjualan sesungguhnya tahun 2004 dengan penjualan sesungguhnya tahun 2003. Dari hasil analisis
menunjukkan adanya selisih penjualan sebesar Rp. 4.373.627.960,00 menguntungkan. Penjualan sesungguhnya tahun 2004 sebesar Rp.
43.806.455.540,00 lebih besar dari penjualan sesungguhnya tahun 2003 sebesar Rp. 39.433.017.580,00. Hal ini berarti penjualan
sesungguhnya tahun 2004 mengalami kenaikan sebesar 11,09 dibandingkan dengan penjualan sesungguhnya tahun 2003.
Selanjutnya selisih penjualan dianalisis penyebabnya ke dalam dua macam selisih yaitu selisih harga jual dan selisih kuantitas
penjualan. 1
Selisih harga jual Selisih harga jual tahun 2004 dapat dicari dengan
membandingkan harga jual sesungguhnya tahun 2004 dengan harga jual sesungguhnya tahun 2003 dikalikan kuantitas
penjualan sesungguhnya tahun 2004. Dari hasil analisis menunjukkan adanya selisih harga jual tahun 2004 sebesar Rp.
542.801.360,00 tidak menguntungkan. Harga jual PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
sesungguhnya tahun 2004 sebesar Rp. Rp43.806.455.540,00 lebih kecil dari harga jual sesungguhnya tahun 2003 sebesar
Rp44.349.256.900,00. Hal ini berarti harga jual sesungguhnya tahun 2004 mengalami penurunan sebesar 1,22 dibandingkan
dengan harga jual sesungguhnya tahun 2003. 2
Selisih kuantitas penjualan Selisih kuantitas penjualan tahun 2004 dapat dicari
dengan membandingkan kuantitas penjualan sesungguhnya tahun 2004 dengan kuantitas penjualan sesungguhnya tahun
2003 dikalikan harga jual sesungguhnya tahun 2003. Dari hasil analisis menunjukkan adanya selisih kuantitas penjualan tahun
2004 sebesar Rp. 4.916.239.320,00 menguntungkan. Kuantitas penjualan sesungguhnya tahun 2004 sebesar Rp.
44.349.256.900,00 lebih besar dari kuantitas penjualan sesungguhnya tahun 2003 sebesar Rp. 39.433.017.580,00. Hal
ini berarti kuantitas penjualan sesungguhnya tahun 2004 mengalami kenaikan sebesar 12,47 dibandingkan dengan
kuantitas penjualan sesungguhnya tahun 2003. b.
Selisih Harga Pokok Penjualan Selisih harga pokok penjualan tahun 2004 dapat dicari
dengan membandingkan harga pokok penjualan sesungguhnya tahun 2004 dengan harga pokok penjualan sesungguhnya tahun 2003. Dari
hasil analisis menunjukkan adanya selisih harga pokok penjualan sebesar Rp.12.019.744.060,00 tidak menguntungkan. Harga pokok
penjualan sesungguhnya tahun 2004 sebesar Rp. 45.233.351.650,00 lebih besar dari harga pokok penjualan sesungguhnya tahun 2003
sebesar Rp. 33.213.607.590,00. Hal ini berarti harga pokok penjualan sesungguhnya tahun 2004 mengalami penurunan sebesar
36,19 dibandingkan dengan harga pokok penjualan sesungguhnya tahun 2003.
Selanjutnya selisih harga pokok penjualan dianalisis penyebabnya ke dalam dua macam selisih yaitu selisih harga HPP
dan selisih kuantitas HPP. 1
Selisih harga HPP Selisih harga HPP dapat dicari dengan membandingkan
harga HPP sesungguhnya tahun 2004 dengan harga HPP sesungguhnya tahun 2003 dikalikan dengan kuantitas penjualan
sesungguhnya tahun 2004. Dari hasil analisis menunjukkan adanya selisih harga HPP sebesar Rp. 7.834.039.270,00 tidak
menguntungkan. Harga HPP sesungguhnya tahun 2004 sebesar Rp. 45.233.351.650,00 lebih besar dari harga HPP
sesungguhnya tahhun 2003 sebesar Rp. 37.399.312.380,00. Hal ini berarti harga HPP sesungguhnya tahun 2004 mengalami
penurunan sebesar 20,95 dibandingkan harga HPP sesungguhnya tahun 2003.
2 Selisih kuantitas HPP
Selisih kuantitas HPP dapat dicari dengan membandingkan kuantitas penjualan sesungguhnya tahun 2004
dengan kuantitas penjualan sesungguhnya tahun 2003 dikalikan harga HPP sesungguhnya tahun 2003. Dari hasil analisis
menunjukkan adanya selisih kuantitas HPP sebesar Rp. 4.185.704.790,00 tidak menguntungkan. Kuantitas HPP
sesungguhnya tahun 2004 sebesar Rp. 37.399.312.380,00 lebih besar dari kuantitas HPP sesungguhnya tahun 2003 sebesar Rp.
33.213.607.590,00. Hal ini berarti kuantitas HPP tahun 2004 mengalami penurunan sebesar 12,60 dibandingkan dengan
kuantitas HPP tahun 2003. c.
Selisih Kuantitas Penjualan Bersih
Selisih kuantitas penjualan bersih dapat dicari dengan membandingkan selisih kuantitas penjualan tahun 2004 dengan
selisih kuantitas HPP tahun 2004. Dari hasil analisis menunjukkan adanya selisih kuantitas penjualan bersih tahun 2004 sebesar Rp.
730.534.530,00 menguntungkan. Selisih kuantitas penjualan tahun 2004 sebesar Rp. 4.916.239.320,00 menguntungkan lebih besar
dari selisih kuantitas HPP sebesar Rp. 4.185.704.790,00 tidak PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menguntungkan. Hal ini berarti kuantitas penjualan tahun 2004 mengalami kenaikan sebesar 17,46 dibandingkan dengan
kuantitas HPP tahun 2004. Karena PT. Madu Baru Yogyakarta menjual lebih dari satu
macam produk, maka selisih kuantitas penjualan bersih dapat dianalisis ke dalam dua penyebab selisih yaitu selisih komposisi
penjualan dan selisih kuantitas penjualan final. 1
Selisih komposisi penjualan
Selisih komposisi penjualan tahun 2004 dapat dicari dengan membandingkan antara laba kotor pada komposisi
sesungguhnya tahun 2004 dengan laba kotor pada komposisi sesungguhnya tahun 2003. Dari hasil analisis menunjukkan
adanya selisih komposisi penjualan sebesar Rp. 361.272.787,00 tidak menguntungkan. Laba kotor pada komposisi
sesungguhnya tahun 2003 sebesar Rp. 7.311.226.306,00 lebih besar dari laba kotor pada komposisi sesungguhnya tahun 2004
sebesar Rp. 6.949.953.519,00. Hal ini berarti laba kotor pada komposisi sesungguhnya tahun 2004 mengalami penurunan
sebesar 4,94 dibandingkan dengan laba kotor pada komposisi sesungguhnya tahun 2003.
2 Selisih kuantitas penjualan final
Selisih kuantitas penjualan final dapat dicari dengan membandingkan antara laba kotor pada komposisi
sesungguhnya tahun 2003 dengan laba kotor sesungguhnya tahun 2003. Dari hasil analisis menunjukkan adanya selisih
kuantitas penjualan final sebesar Rp. 1.091.816.310,00 menguntungkan. Laba kotor pada komposisi sesungguhnya
tahun 2003 sebesar Rp. 7.311.226.306,,00 lebih besar dari laba kotor sesungguhnya tahun 2003 sebesar Rp. 6.219.409.996,00.
Hal ini berarti laba kotor pada komposisi sesungguhnya tahun 2004 mengalami kenaikan sebesar 17,56 dibandingkan
dengan laba kotor tahun 2003. Perincian analisis selisih laba kotor tahun 2004 dapat dilihat pada
bagan analisis selisih laba kotor tahun 2004 gambar 1. Halaman 77. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 5.1 Analisis Selisih Laba kotor tahun 2004
Selisih kuantitas penjualan final Rp.
1.091.816.310,00 F
Selisih komposisi penjualan Rp.
361.272.787,00 UF
Selisih kuantitas bersih Rp.
730.534.530 F Selisih kuantitas
HPP Rp. 4.185.704.790,00
UF
Selisih harga HPP Rp.
7.834.039.270,00 UF
Selisih kuantitas penjualan Rp.
4.916.239.320,00 F
Selisih harga jual Rp. 542.801.360,00
UF
Selisih HPP Rp. 12.019.744.060,00
UF Selisih penjualan
Rp. 4.373.627.960,00
F
Selisih laba kotor Rp.
7.646.116.100,00 UF
Laba kotor tahun 2004 Rp.
4.426.706.110,00 Laba kotor tahun
2003 Rp. 6.219.409.990,00
2. Analisis selisih laba kotor tahun 2005
Selisih laba kotor tahun 2005 dapat dicari dengan membandingkan laba kotor sesungguhnya tahun 2005 dengan laba kotor
sesungguhnya tahun 2004. Dari hasil analisis menunjukkan adanya selisih laba kotor tahun 2005 sebesar Rp. 10.888.975.200,00
menguntungkan. Laba kotor sesungguhnya tahun 2005 sebesar Rp. 9.462.269.085,00 lebih besar dari rugi kotor tahun 2004 sebesar Rp.
1.426.706.110,00. Hal ini berarti laba kotor sesungguhnya tahun 2005 mengalami kenaikan sebesar 763,22 dibandingkan dengan rugi kotor
tahun 2004. Dengan menggunakan batas toleransi 10 maka selisih tersebut berarti.
Selanjutnya selisih laba kotor di analisis menjadi tiga bagian yaitu selisih penjualan, selisih harga pokok penjualan dan selisih kuantitas
penjualan bersih. a.
Selisih penjualan Selisih penjualan tahun 2005 dapat dicari dengan
membandingkan penjualan sesungguhnya tahun 2005 dengan penjualan sesungguhnya 2004. Dari hasil analisis menunjukkan
adanya selisih penjualan tahun 2005 sebesar Rp. 28.065.388.240,00 menguntungkan. Penjualan sesungguhnya tahun 2005 sebesar Rp.
71.871.843.780,00 lebih besar dari penjualan sesungguhnya tahun 2004 sebesar Rp. 43.806.455.540,00. Hal ini berarti penjualan
sesungguhnya tahun 2005 mengalami kenaikan sebesar 64,07 dibandingkan dengan penjualan sesungguhnya tahun 2004.
Selanjutnya selisih penjualan dianalisis penyebabnya ke dalam dua macam selisih yaitu selisih harga jual dan selisih kuantitas
penjualan. 1
Selisih harga jual Selisih harga jual tahun 2005 dapat dicari dengan
membandingkan harga jual sesungguhnya tahun 2005 dengan harga jual sesungguhnya tahun 2004 dikalikan kuantitas
penjualan sesungguhnya tahun 2005. Dari hasil analisis menunjukkan adanya selisih harga jual tahun 2005 sebesar Rp.
14.250.782.400,00 menguntungkan. Harga jual sesungguhnya tahun 2005 sebesar Rp. 71.871.843.780,00 lebih besar dari harga
jual sesungguhnya tahun 2004 sebesar Rp. 57.621.061.380,00. Hal ini berarti harga jual sesungguhnya tahun 2005 mengalami
kenaikan sebesar 24,73 dibandingkan dengan harga jual sesungguhnya tahun 2004.
2 Selisih kuantitas penjualan
Selisih kuantitas penjualan sesungguhnya tahun 2005 dapat dicari dengan membandingkan kuantitas penjualan
sesungguhnya tahun 2005 dengan kuantitas penjualan sesungguhnya tahun 2004 dikalikan harga jual sesungguhnya
tahun 2004. Dari hasil analisis menunjukkan adanya selisih PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kuantitas penjualan tahun 2005 sebesar Rp. 13.814.605.840,00 menguntungkan. Kuantitas penjualan sesungguhnya tahun
2005 sebesar Rp. 57.621.061.380 lebih besar dari kuantitas penjualan sesungguhnya tahun 2004 sebesar Rp.
43.806.455.540,00. Hal ini berarti kuantitas penjualan sesungguhnya tahun 2005 mengalami kenaikan sebesar 31,53
dibandingkan dengan kuantitas penjualan sesungguhnya tahun 2004.
b. Selisih Harga Pokok Penjualan
Selisih harga pokok penjualan tahun 2005 dapat dicari dengan membandingkan harga pokok penjualan sesungguhnya tahun
2005 dengan harga pokok penjualan sesungguhnya tahun 2004. Dari hasil analisis menunjukkan adanya selisih harga pokok penjualan
sebesar Rp. 17.176.223.040,00 tidak menguntungkan. Harga pokok penjualan sesungguhnya tahun 2005 sebesar Rp. 62.409.574.690,00
lebih besar dari harga pokok penjualan sesungguhnya tahun 2004 sebesar Rp. 45.233.351.650,00. Hal ini berarti harga pokok
penjualan sesungguhnya tahun 2005 mengalami penurunan sebesar 37,98 dibandingkan dengan harga pokok penjualan sesungguhnya
tahun 2003. Selanjutnya selisih harga pokok penjualan dianalisis
penyebabnya ke dalam dua macam selisih yaitu selisih harga HPP dan selisih kuantitas HPP.
1 Selisih harga HPP
Selisih harga HPP dapat dicari dengan membandingkan antara harga HPP sesungguhnya tahun 2005 dengan harga HPP
sesungguhnya tahun 2004 dikalikan dengan kuantitas penjualan sesungguhnya tahun 2005. Dari hasil analisis menunjukkan
adanya selisih harga HPP sebesar Rp. 3.559.717.256,00 tidak menguntungkan. Harga HPP sesungguhnya tahun 2005 sebesar
Rp. 62.409.574.690,00 lebih besar dari harga HPP sesungguhnya tahun 2004 sebesar Rp. 58.849.857.430,00. Hal
ini berarti harga HPP sesungguhnya tahun 2005 mengalami penurunan sebesar 6,05 dibandingkan dengan harga HPP
sesungguhnya tahun 2004. 2
Selisih kuantitas HPP
Selisih kuantitas HPP dapat dicari dengan membandingkan antara kuantitas penjualan sesungguhnya tahun
2005 dengan kuantitas penjualan sesungguhnya tahun 2004 dikalikan harga HPP sesungguhnya tahun 2004. Dari hasil
analisis menunjukkan adanya selisih kuantitas HPP sebesar Rp. 13.616.505.780,00 tidak menguntungkan. Kuantitas HPP
sesungguhnya tahun 2005 sebesar Rp. 58.849.857.430,00 lebih besar dari kuantitas HPP sesungguhnya tahun 2004 sebesar Rp.
45.233.351.650,00. Hal ini berarti kuantitas HPP sesungguhnya PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
tahun 2005 mengalami penurunan sebesar 30,11 dibandingkan dengan kuantitas HPP sesungguhnya tahun 2004.
c. Selisih kuantitas penjualan bersih
Selisih kuantitas penjualan bersih dapat dicari dengan membandingkan antara selisih kuantitas penjualan tahun 2005
dengan selisih kuantitas HPP tahun 2005. Dari hasil analisis menunjukkan adanya selisih kuantitas penjualan bersih sebesar Rp.
198.100.060,00 menguntungkan. Kuantitas penjualan tahun 2005 sebesar Rp. 13.814.605.840,00 menguntungkan lebih besar dari
kuantitas HPP tahun 2005 sebesar Rp. 13.616.505.780,00 tidak menguntungkan. Hal ini berarti kuantitas penjualan tahun 2005
mengalami kenaikan sebesar 1,46 dibandingkan dengan kuantitas HPP tahun 2005.
Karena PT. Madu Baru Yogyakarta menjual lebih dari satu macam produk, maka selisih kuantitas penjualan bersih dapat
dianalisis ke dalam dua penyebab selisih yaitu selisih komposisi penjualan dan selisih kuantitas penjualan final.
1 Selisih komposisi penjualan
Selisih komposisi penjualan tahun 2005 dapat dicari dengan membandingkan antara laba kotor pada komposisi
sesungguhnya tahun 2005 dengan laba kotor pada komposisi sesungguhnya tahun 2004. Dari hasil analisis menunjukkan
adanya selisih komposisi penjualan sebesar Rp. 1.047.110.245,00 menguntungkan. Laba kotor pada
komposisi sesungguhnya tahun 2004 sebesar Rp. 2.275.906.301,00 lebih besar dari laba kotor pada komposisi
sesungguhnya tahun 2005 sebesar Rp. 1.228.796.056,00. Hal ini berarti laba kotor sesungguhnya tahun 2005 mengalami
kenaikan sebesar 46 dibandingkan dengan laba kotor pada komposisi sesungguhnya tahun 2004.
2 Selisih kuantitas penjualan final
Selisih kuantitas penjualan final dapat dicari dengan membandingkan antara laba kotor pada komposisi
sesungguhnya tahun 2004 dengan laba kotor sesungguhnya tahun 2004. Dari hasil analisis menunjukkan adanya selisih
kuantitas penjualan final sebesar Rp. 849.200.191,00 tidak menguntungkan. Rugi kotor pada komposisi sesungguhnya
tahun 2004 sebesar Rp. 2.275.906.301,00 lebih besar dari rugi kotor tahun 2004 sebesar Rp. 1.426.706.110,00. Hal ini berarti
laba kotor pada komposisi sesungguhnya tahun 2005 mengalami penurunan sebesar 59,52 dibandingkan laba kotor
sesungguhnya tahun 2004. Perincian analisis selisih laba kotor tahun 2005 dapat dilihat pada
bagan analisis selisih laba kotor tahun 2005 gambar 2. Halaman 84. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 5.2 Analisis Selisih Laba kotor tahun 2005
Selisih kuantitas penjualan final Rp.
849.200.191,00 UF
Selisih komposisi penjualan Rp. Rp.
1.047.110.245,00 F
Selisih kuantitas bersih Rp.
197.100.060,00 F
Selisih kuantitas HPP Rp.
13.616.505.780 UF
Selisih harga HPP Rp.
3.559.717.256,00 UF
Selisih kuantitas penjualan Rp.
13.814.605.840,00 F
Selisih harga jual Rp.
14.250.782.400,00 F
Selisih HPP Rp. 17.176.223.040,00
UF Selisih penjualan
Rp. 28.065.388.240,00
F
Selisih laba kotor Rp.
10.888.975.200,00 F
Laba kotor tahun 2005 Rp.
9.462.269.085,00 Laba kotor tahun
2004 Rp. 1.426.706.110,00
3. Analisis selisih laba kotor tahun 2006
Selisih laba kotor tahun 2006 dapat dicari dengan membandingkan laba kotor sesungguhnya tahun 2006 dengan laba kotor
sesungguhnya tahun 2005. Dari hasil analisis menunjukkan adanya selisih laba kotor tahun 2006 sebesar Rp. 2.663.119.125,00
menguntungkan. Laba kotor sesungguhnya tahun 2006 sebesar Rp. 12.125.388.210,00 lebih besar dari laba kotor sesungguhnya tahun 2005
sebesar Rp. 9.462.269.085,00. Hal ini berarti laba kotor sesungguhnya tahun 2006 mengalami kenaikan sebesar 28,14 dibandingkan dengan
laba kotor sesungguhnya tahun 2005. Dengan menggunakan batas toleransi 10 maka selisih tersebut berarti.
Selanjutnya selisih laba kotor di analisis menjadi tiga bagian yaitu selisih penjualan, selisih harga pokok penjualan dan selisih kuantitas
penjualan bersih. a.
Selisih penjualan
Selisih penjualan tahun 2006 dapat dicari dengan membandingkam penjualan sesungguhnya tahun 2006 dengan
penjualan sesungguhnya tahun 2005. Dari hasil analisis menunjukkan adanya selisih penjualan tahun 2006 sebesar Rp.
18.319.086.210,00 menguntungkan. Penjualan sesungguhnya tahun 2006 sebesar Rp. 90.190.929.990 lebih besar dari penjualan
sesungguhnya tahun 2005 sebesar Rp. 71.871.843.780,00. Hal ini berarti penjualan sesungguhnya tahun 2006 mengalami kenaikan
sebesar 25,49 dibandingkan dengan penjualan sesungguhnya tahun 2005.
Selanjutnya selisih penjualan dianalisis penyebabnya ke dalam dua macam selisih yaitu selisih harga jual dan selisih kuantitas
penjualan. 1
Selisih harga jual Selisih harga jual tahun 2006 dapat dicari dengan
membandingkan harga jual sesungguhnya tahun 2006 dengan harga jual sesungguhnya tahun 2005 dikalikan kuantitas
penjualan sesungguhnya tahun 2006. Dari hasil analisis menunjukkan adanya selisih harga jual sebesar Rp.
14.451.252.390,00 menguntungkan. Harga jual sesungguhnya tahun 2006 sebesar Rp. 90.190.929.990,00 lebih besar dari harga
jual sesungguhnya tahun 2005 sebesar Rp. 75.739.677.600,00. Hal ini berarti harga jual sesungguhnya tahun 2006 mengalami
kenaikan sebesar 19,08 dibandingkan harga jual sesungguhnya tahun 2005.
2 Selisih kuantitas penjualan
Selisih kuantitas penjualan tahun 2006 dapat dicari dengan membandingkan antara kuantitas penjualan
sesungguhnya tahun 2006 dengan kuantitas penjualan sesungguhnya tahun 2005 dikalikan harga jual sesungguhnya
tahun 2005. Dari hasil analisis menunjukkan adanya selisih PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kuantitas penjualan tahun 2006 sebesar Rp. 3.867.833.820,00 menguntungkan. Kuantitas penjualan sesungguhnya tahun
2006 sebesar Rp. 75.739.677.600,00 lebih besar dari kuantitas penjualan sesungguhnya tahun 2005 sebesar Rp.
71.871.843.780,00. Hal ini berarti kuantitas penjualan sesungguhnya tahun 2006 mengalami kenaikan sebesar 5,38
dibandingkan dengan kuantitas penjualan sesungguhnya tahun 2005.
b. Selisih Harga Pokok Penjualan
Selisih harga pokok penjualan tahun 2006 dapat dicari dengan membandingkan antara harga pokok penjualan
sesungguhnya tahun 2006 dengan harga pokok penjualan sesungguhnya tahun 2005. Dari hasil analisis menunjukkan adanya
selisih harga pokok penjualan tahhun 2006 sebesar Rp. 15.655.967.090,00 tidak menguntungkan. Harga pokok penjualan
sesungguhnya tahun 2006 sebesar Rp. 78.065.541.780,00 lebih besar dari harga pokok penjualan sesungguhnya tahun 2005 sebesar Rp.
62.409.574.690,00. Hal ini berarti harga pokok penjualan sesungguhnya tahun 2006 mengalami penurunan sebesar 25,09
dibandingkan dengan harga pokok penjualan sesungguhnya tahun 2005.
Selanjutnya selisih harga pokok penjualan dianalisis penyebabnya ke dalam dua macam selisih yaitu selisih harga HPP
dan selisih kuantitas HPP. 1
Selisih harga HPP Selisih harga HPP dapat dicari dengan membandingkan
antara harga HPP sesungguhnya tahun 2006 dengan harga HPP sesungguhnya tahun 2005 dikalikan dengan kuantitas penjualan
sesungguhnya tahun 2006. Dari hasil analisis menunjukkan adanya selisih harga HPP tahun 2006 sebesar Rp.
12.173.352.770,00 tidak menguntungkan. Harga HPP sesungguhnya tahun 2006 sebesar Rp. 78.065.540.780,00 lebih
besar dari harga HPP tahun 2005 sebesar Rp. 65.892.189.010,00. Hal ini berarti harga HPP sesungguhnya
tahun 2006 mengalami penurunan sebesar 18,48 dibandingkan dengan harga HPP sesungguhnya tahun 2005.
2 Selisih kuantitas HPP
Selisih kuantitas HPP dapat dicari dengan membandingkan kuantitas penjualan sesungguhnya tahun 2006
dengan kuantitas penjualan sesungguhnya tahun 2005 dikalikan HPP sesungguhnya tahun 2005. Dari hasi analisis menunjukkan
adanya selisih kuantitas HPP sebesar Rp.3.482.614.320,00 tidak menguntungkan. Kuantitas HPP sesungguhnya tahun
2006 sebesar Rp. 65.892.189.010,00 lebih besar dari kuantitas HPP sesungguhnya tahun 2005 sebesar Rp. 62.409.574.690,00.
Hal ini berarti kuantitas HPP sesungguhnya tahun 2006 mengalami penurunan sebesar 5,58 dibandingkan dengan
kuantitas HPP sesungguhnya tahun 2005. c.
Selisih kuantitas penjualan bersih Selisih kuantitas penjualan bersih dapat dicari
membandingkan antara selisih kuantitas penjualan dengan selisih kuantitas HPP. Dari hasl analisis menunjukkan adanya selisih
kuantitas penjualan bersih sebesar Rp. 385.219.500,00 menguntungkan. Selisih kuantitas penjualan sebesar Rp.
3.867.833.820 menguntungkan lebih besar dari selisih kuantitas HPP sebesar Rp. 3.482.614.320,00 tidak menguntungkan. Hal ini
berarti kuantitas penjualan tahun 2006 mengalami kenaikan sebesar 11,06 dibandingkan dengan kuantitas penjualan HPP tahun 2006.
Karena PT. Madu Baru Yogyakarta menjual lebih dari satu macam produk, maka selisih kuantitas penjualan bersih dapat
dianalisis ke dalam dua penyebab selisih yaitu selisih komposisi penjualan dan selisih kuantitas penjualan final.
1 Selisih komposisi penjualan
Selisih komposisi penjualan tahun 2006 dapat dicari dengan membandingkan antara laba kotor pada komposisi
sesungguhnya tahun 2006 dengan laba kotor pada komposisi sesungguhnya tahun 2005. Dari hasil analisis menunjukkan
adanya selisih komposisi penjualan sebesar Rp. 1.175.384.851,00 menguntungkan. Laba kotor pada komposisi
sesungguhnya tahun 2005 sebesar Rp. 8.672.103.739,00 lebih kecil dari laba kotor pada komposisi sesungguhnya tahun 2006
sebesar Rp. 9.847.488.590,00. Hal ini berarti laba kotor pada komposisi sesungguhnya tahun 2006 mengalami penurunan
sebesar 13,56 dibandingkan dengan laba kotor pada komposisi sesungguhnya tahun 2005.
2 Selisih kuantitas penjualan final
Selisih kuantitas penjualan final dapat dicari dengan membandingkan antara laba kotor pada komposisi
sesungguhnya tahun 2005 dengan laba kotor sesungguhnya tahun 2005. Dari hasil analisis menunjukkan adanya selisih
kuantitas penjualan final sebesar Rp. 790.165.346,00 tidak menguntungkan. Laba kotor pada komposisi sesungguhnya
tahun 2005 sebesar Rp. 8.672.103.739,00 lebih kecil dari laba kotor sesungguhnya tahun 2005 sebesar Rp. 9.462.269.085,00.
Hal ini berarti laba kotor pada komposisi sesungguhnya tahun 2005 mengalami penurunan sebesar 8,35 dibandingkan
dengan laba kotor sesungguhnya tahun 2005. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Perincian analisis selisih laba kotor tahun 2006 dapat dilihat pada bagan analisis selisih laba kotor tahun 2006 gambar 3. Halaman 92.
Gambar 5.3 Analisis Selisih Laba kotor tahun 2006
Selisih kuantitas penjualan final Rp.
790.165.346,00 UF
Selisih komposisi penjualan Rp.
1.175.384.851,00 F
Selisih kuantitas bersih Rp.
385.219.500,00 F
Selisih kuantitas HPP Rp.
3.482.614.320,00 UF
Selisih harga HPP Rp.
12.173.352.770,00 UF
Selisih kuantitas penjualan Rp.
3.867.833.820,00 F
Selisih harga jual Rp.
14.451.252.390,00 F
Selisih HPP Rp. 15.655.967.090,00
UF Selisih penjualan
Rp. 18.319.086.210,00
F
Selisih laba kotor Rp.
2.663.119.125,00 F
Laba kotor tahun 2006 Rp.
12.125.388.210,00 Laba kotor tahun
2005Rp. 9.462.269.085,00
4. Analisis selisih laba kotor tahun 2007
Selisih laba kotor tahun 2007 dapat dicari dengan membandingkan laba kotor sesungguhnya tahun 2007 dengan laba kotor
sesungguhnya tahun 2006. Dari hasil analisis menunjukkan adanya selisih laba kotor tahun 2007 sebesar Rp. 5.165.377.626,00 tidak
menguntungkan. Laba kotor sesungguhnya tahun 2007 sebesar Rp. 6.960.010.584,00 lebih kecil dari laba kotor sesungguhnya tahun 2006
sebesar Rp. 12.125.388.210,00. Hal ini berarti laba kotor sesungguhnya tahun 2007 mengalami penurunan sebesar 42,59 dibandingkan dengan
laba kotor sesungguhnya tahun 2006. Dengan menggunakan batas toleransi 10 maka selisih tersebut berarti.
Selanjutnya selisih laba kotor di analisis menjadi tiga bagian yaitu selisih penjualan, selisih harga pokok penjualan dan selisih kuantitas
penjualan bersih. a.
Selisih penjualan
Selisih penjualan tahun 2007 dapat dicari dengan membandingkan penjualan sesungguhnya tahun 2007 dengan
penjualan sesungguhnya tahun 2006. Dari hasil analisis menunjukkan adanya selisih penjualan tahun 2007 sebesar Rp.
4.285.326.210,00 tidak menguntungkan. Penjualan sesungguhnya tahun 2007 sebesar Rp. 94.476.256.200,00 lebih besar dari penjualan
sesungguhnya tahun 2006 sebesar Rp. 90.190.929.990,00. Hal ini PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
berarti penjualan sesungguhnya tahun 2007 mengalami kenaikan sebesar 4,75 dibandingkan penjualan sesungguhnya tahun 2006.
Selanjutnya selisih penjualan dianalisis penyebabnya ke dalam dua macam selisih yaitu selisih harga jual dan selisih kuantitas
penjualan. 1
Selisih harga jual Selisih harga jual tahun 2007 dapat dicari dengan
membandingkan harga jual sesungguhnya tahun 2007 dengan harga jual sesungguhnya tahun 2006 dikalikan kuantitas
penjualan sesunggguhnya tahun 2007. Dari hasil analisis menunjukkan adanya selisih harga jual tahun 2007 sebesar Rp.
1.337.253.310,00 tidak menguntungkan. Harga jual sesungguhnya tahun 2007 sebesar Rp. 94.476.256.200,00 lebih
kecil dari harga jual sesungguhnya tahhun 2006 sebesar Rp. 95.813.509.510,00. Hal ini berarti harga jual sesunggguhnya
tahun 2007 mengalami penurunan sebesar 1,39 dibandingkan dengan harga jual sesungguhnya tahun 2006.
2 Selisih kuantitas penjualan
Selisih kuantitas penjualan tahun 2007 dapat dicari dengan membandingkan kuantitas penjualan sesungguhnya
tahun 2007 dengan kuantitas penjualan sesungguhnya tahun 2006 dikalikan harga jual sesungguhnya tahun 2006. Dari hasil
analisis menunjukkan adanya selisih kuantitas penjualan tahun PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2007 sebesar Rp. 5.622.579.520,00 menguntungkan. Kuantitas penjualan sesungguhnya tahun 2007 sebesar Rp.
95.813.509.510,00 lebih besar dari kuantitas penjualan sesungguhnya tahun 2006 sebesar Rp. 90.190.929.990,00. Hal
ini berarti kuantitas penjualan sesungguhnya tahun 2007 mengalami kenaikan sebesar 6,23 dibandingkan dengan
kuantitas penjualan sesungguhnya tahun 2006. b.
Selisih harga pokok penjualan Selisih harga pokok penjualan tahun 2007 dapat dicari
dengan membandingkan HPP sesungguhnya tahun 2007 dengan HPP sesungguhnya tahun 2006. Dari hasil analisis menunjukkan adanya
selisih HPP tahun 2007 sebesar Rp. 9.450.703.840,00 tidak menguntungkan. HPP sesungguhnya tahun 2007 sebesar Rp.
87.516.245.620,00 lebih besar dari HPP sesungguhnya tahun 2006 sebesar Rp. 78.065.541.780,00. Hal ini menunjukan HPP
sesungguhnya tahun 2007 mengalami penurunan sebesar 12,11 dibandingkan HPP sesungguhnya tahun 2006.
Selanjutnya selisih harga pokok penjualan dianalisis penyebabnya ke dalam dua macam selisih yaitu selisih harga HPP
dan selisih kuantitas HPP. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1 Selisih harga HPP
Selisih harga HPP dapat dicari dengan membandingkan harga HPP sesungguhnya tahun 2007 dengan harga HPP
sesungguhnya tahun 2006 dikalikan kuantitas penjualan sesungguhnya tahun 2006. Dari hasil analisis menunjukkan
adanya selisih harga HPP tahun 2007 sebesar Rp. 4.420.746.008,00 tidak menguntungkan. Harga HPP
sesungguhnya tahun 2007 sebesar Rp. 87.516.245.620,00 lebih besar dari harga HPP sesungguhnya tahun 2006 sebesar Rp.
83.095.499.610,00. Hal ini berarti harga HPP sesungguhnya tahun 2007 mengalami penurunan sebesar 5,30 dibandingkan
dengan harga HPP sesungguhnya tahun 2006. 2
Selisih kuantitas HPP
Selisih kuantitas HPP dapat dicari dengan membandingkan kuantitas penjualan sesungguhnya 2007 dengan
kuantitas penjualan sesungguhnya tahun 2006 dikalikan HPP sesungguhnya tahun 2006. Dari hasil analisis menunjukkan
adanya selisih kuantitas HPP sebesar Rp. 5.029.957.830,00 tidak menguntungkan. Kuantitas HPP sesungguhnya tahun
2007 sebesar Rp. 83.095.499.610,00 lebih besar dari kuantitas HPP sesungguhnya tahun 2006 sebesar Rp. 78.065.541.780,00.
Hal ini berarti kuantitas HPP sesungguhnya tahun 2007 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mengalami penurunan sebesar 6,44 dibandingkan dengan kuantitas HPP sesungguhnya tahun 2006.
c. Selisih kuantitas penjualan bersih
Selisih kuantitas penjualan bersih tahun 2007 dapat dicari dengan membandingkan selisih kuantitas penjualan tahun 2007
dengan selisih kuantitas HPP tahun 2007. Dari hasil analisis menunjukkan adanya selisih kuantitas penjualan bersih sebesar Rp.
592.621.690,00 menguntungkan. Selisih kuantitas penjualan tahun 2007 sebesar Rp. 5.622.579.520,00 menguntungkan lebih besar
dari selisih kuantitas HPP sebesar Rp. 5.029.957.830,00 tidak menguntungkan. Hal ini berarti kuantitas penjualan tahun 2007
mengalami kenaikan sebesar 11,78 dibandingkan kuantitas HPP tahun 2007.
Karena PT. Madu Baru Yogyakarta menjual lebih dari satu macam produk, maka selisih kuantitas penjualan bersih dapat
dianalisis ke dalam dua penyebab selisih yaitu selisih komposisi penjualan dan selisih kuantitas penjualan final.
1 Selisih komposisi penjualan
Selisih komposisi penjualan tahun 2007 dapat dicari dengan membandingkan antara laba kotor pada komposisi
sesungguhnya tahun 2007 dengan laba kotor pada posisi sesungguhnya tahun 2006. Dari hasil analisis menunjukkan
adanya selisih komposisi penjualan sebesar Rp. 1.657.191.080,00 tidak menguntungkan. Laba kotor pada
komposisi sesungguhnya tahun 2006 sebesar Rp. 19.198.469.560,00 lebih besar dari laba kotor pada komposisi
sesungguhnya tahun 2007 sebesar Rp. 14.375.200.980,00. Hal ini berarti laba kotor pada komposisi sesungguhnya tahun 2007
mengalami penurunan sebesar 11,53 dibandingkan dengan laba kotor pada komposisi sesungguhnya tahun 2006.
2 Selisih kuantitas penjualan final
Selisih kuantitas penjualan final dapat dicari dengan membandingkan antara laba kotor pada komposisi
sesungguhnya tahun 2006 dengan laba kotor sesungguhnya tahun 2006. Dari hasil analisis menunjukkan adanya selisih
kuantitas penjualan final sebesar Rp. 2.249.212.770,00 menguntungkan. Laba kotor pada komposisi sesungguhnya
tahun 2006 sebesar Rp. 14.375.200.980,00 lebih besar dari laba kotor sesungguhnya tahun 2006 sebesar Rp. 12.125.388.210,00.
Hal ini berarti laba kotor pada komposisi sesungguhnya tahun 2006 mengalami kenaikan sebesar 18,55 dibandingkan
dengan laba kotor sesungguhnya tahun 2006. Perincian analisis selisih laba kotor tahun 2007 dapat dilihat pada
bagan analisis selisih laba kotor tahun 2007 gambar 4. Halaman 99. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 5.4 Analisis Selisih Laba kotor tahun 2007
Selisih kuantitas penjualan final Rp.
2.249.212.770,00 F
Selisih komposisi penjualan Rp.
1.657.191.080,00 UF
Selisih kuantitas bersih Rp.
592.621.690,00 F
Selisih kuantitas HPP Rp.
5.029.957.830,00 UF
Selisih harga HPP Rp.
4.420.746.008,00 UF
Selisih kuantitas penjualan Rp.
5.622.579.520,00 F
Selisih harga jual Rp.
1.337.253.310,00 UF
Selisih HPP Rp. 9.450.703.840,00
UF Selisih penjualan
Rp. 4.285.326.210,00
F
Selisih laba kotor Rp.
5.165.377.626,00 UF
Laba kotor tahun 2007 Rp.
6.960.010.584,00 Laba kotor tahun
2006 Rp. 12.125.388.210,00
5. Analisis selisih laba kotor tahun 2008
Selisih laba kotor tahun 2008 dapat dicari dengan membandingkan laba kotor sesungguhnya tahun 2008 dengan laba
kotor sesungguhnya tahun 2007. Dari hasil analisis menunjukkan adanya selisih laba kotor tahun 2008 sebesar Rp. 2.769.124.854
menguntungkan. Laba kotor sesungguhnya tahhun 2008 sebesar Rp. 9.729.135.438,00 lebih besar dari laba kotor tahun 2007
sebesar Rp. 6.960.010.584,00. Hal ini berarti laba kotor tahun 2008 mengalami kenaikan sebesar 39,79 dibandingkan dengan laba
kotor sesungguhnya tahun 2007. Dengan menggunakan batas toleransi 10 maka selisih tersebut berarti.
Selanjutnya selisih laba kotor dianalisis menjadi tiga bagian yaitu selisih penjualan, selisih harga pokok penjualan dan selisih
kuantitas penjualan bersih. a.
Selisih penjualan Selisih penjualan tahun 2008 dapat dicari dengan
membandingkan penjualan sesungguhnya tahun 2008 dengan penjualan sesungguhnya tahun 2007. Dari hasil analisis
menunjukkan adanya selisih penjualan tahun 2008 sebesar Rp. 32.993.965.700,00 menguntungkan. Penjualan sesungguhnya
tahun 2008 sebesar Rp. 127.470.221.900,00 lebih besar dari penjualan sesungguhnya tahun 2007 sebesar Rp.
94.476.256.200,00. Hal ini berarti penjualan sesungguhnya PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
tahun 2008 mengalami kenaikan sebesar 34,92 dibandingkan dengan penjualan sesungguhnya tahun 2007.
Selanjutnya selisih penjualan dianalisis penyebabnya ke dalam dua macam selisih yaitu selisih harga jual dan selisih
kuantitas penjualan. 1
Selisih harga jual Selisih harga jual tahun 2008 dapat dicari dengan
membandingkan harga jual sesungguhnya tahun 2008 dengan harga jual sesungguhnya tahun 2007 dikalikan
kuantitas penjualan sesungguhnya tahun 2008. Dari hasil analisis menunjukkan adanya selisih harga jual tahun 2008
sebesar Rp. 14.566.896.100 menguntungkan. Harga jual sesungguhnya tahun 2008 sebesar Rp. 127.470.221.900,00
lebih besar dari harga jual sesungguhnya tahun 2007 sebesar Rp. 112.903.325.800,00. Hal ini berarti harga jual
sesungguhnya tahun 2008 mengalami kenaikan sebesar 12,90 dibandingkan dengan harga jual sesungguhnya
tahun 2007. 2
Selisih kuantitas penjualan Selisih kuantitas penjualan tahun 2008 dapat dicari
dengan membandingkan kuantitas penjualan sesungguhnya tahun 2008 dengan kuantitas penjualan
sesungguhnya tahun 2007 dikalikan harga jual PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
sesungguhnya tahun 2007. Dari hasil analisis menunjukkan adanya selisih kuantitas penjualan tahun
2007 sebesar Rp. 18.427.069.600,00 menguntungkan. Kuantitas penjualan sesungguhnya tahun 2008 sebesar Rp.
112.903.325.800,00 lebih besar dari kuantitas penjualan sesungguhnya tahun 2007 sebesar Rp. 94.476.256.200,00.
Hal ini berarti kuantitas penjualan sesungguhnya tahun 2008 meningkat sebesar 19,50 dibandingkan dengan
kuantitas penjualan sesungguhnya tahun 2007. b.
Selisih harga pokok penjualan Selisih harga pokok penjualan tahhun 2008 dapat dicari
dengan membandingkan HPP sesungguhnya tahun 2008 dengan HPP sesungguhnya tahun 2007. Dari hasil analisis
menujukkan adanya selisih HPP tahun 2008 sebesar Rp. 30.324.840.880,00 tidak menguntungkan. HPP sesungguhnya
tahun 2008 sebesar Rp. 117.741.086.500,00 lebih besar dari HPP sesungguhnya tahun 2007 sebesar Rp.
104.501.201.000,00. Hal ini berarti HPP sesungguhnya tahun 2008 mengalami penurunan sebesar 34,54 dibandingkan
HPP sesungguhnya tahun 2007. Selanjutnya selisih harga pokok penjualan dianalisis
penyebabnya ke dalam dua macam selisih yaitu selisih harga HPP dan selisih kuantitas HPP.
1 Selisih harga HPP
Selisih harga HPP dapat dicari dengan membandingkan harga HPP sesungguhnya tahun 2008
dengan harga HPP sesungguhnya tahun 2007 dikalikan kuantitas penjualan sesungguhnya tahun 2007. Dari hasil
analisis menunjukkan adanya selisih harga HPP tahun 2008 sebesar Rp. 13.239.885.500,00 tidak
menguntungkan. Harga HPP sesungguhnya tahun 2008 sebesar Rp. 117.741.086.500,00 lebih besar dari harga
HPP sesungguhnya tahun 2007 sebesar Rp. 104.501.201.000,00. Hal ini berarti harga HPP
sesungguhnya tahun 2008 mengalami penurunan sebesar 12,67 dibandingkan dengan harga HPP sesungguhnya
tahun 2007. 2
Selisih kuantitas HPP Selisih kuantitas HPP tahun 2008 dapat dicari
dengan membandingkan kuantitas penjualan sesungguhnya taqhun 2008 dengan kuantitas penjualan
sesungguhnya tahun 2007 dikalikan dengan harga HPP sesungguhnya tahun 2007. Dari hasil analisis
menunjukkan adanya selisih kuantitas HPP sebesar Rp. 16.984.955.380,00 tidak menguntungkan. Kuantitas HPP
sesungguhnya tahun 2008 sebesar Rp. 104.501.201.000,00 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
lebih besar dari kuantitas HPP sesungguhnya tahun 2007 sebesar Rp. 87.516.245.620,00. Hal ini berarti kuantitas
HPP sesungguhnya tahun 2008 mengalami penurunan sebesar 19,41 dibandingkan kuantitas HPP
sesungguhnya tahun 2007. c.
Selisih kuantitas penjualan bersih Selisih kuantitas penjualan bersih tahun 2008 dapat
dicari dengan membandingkan selisih kuantitas penjualan tahun 2008 dengan selisih kuantitas HPP tahun 2008. Dari
hasil analisis menunjukkan adanya selisih kuantitas penjualan bersih sebesar Rp. 1.442.114.220,00 menguntungkan. Selisih
kuantitas penjualan tahun 2008 sebesar Rp. 18.427.069.600,00 menguntungkan lebih besar dari selisih kuantitas HPP tahun
2008 sebesar Rp. 16.984.955.380,00 tidak menguntungkan. Hal ini berarti kuantitas penjualan tahun 2008 mengalami
kenaikan sebesar 8,49 dibandingkan dengan kuantitas HPP tahun 2008.
Karena PT. Madu Baru Yogyakarta menjual lebih dari satu macam produk, maka selisih kuantitas penjualan bersih
dapat dianalisis ke dalam dua penyebab selisih yaitu selisih komposisi penjualan dan selisih kuantitas penjualan final.
1 Selisih komposisi penjualan
Selisih komposisi penjualan tahun 2008 dapat dicari dengan membandingkan laba kotor pada komposisi
sesungguhnya tahun 2008 dengan laba kotor pada komposisi sesungguhnya tahun 2007. Dari hasil analisis
menunjukkan adanya selisih komposisi penjualan tahun 2008 sebesar Rp. 772.401.705,00 tidak menguntungkan.
Laba kotor pada komposisi sesungguhnya tahun 2007 sebesar Rp. 9.174.526.558,00 lebih besar dari laba kotor
pada komposisi sesungguhnya tahun 2008 sebesar Rp. 8.402.124.853,00. Hal ini berarti laba kotor pada
komposisi sesungguhnya tahun 2008 mengalami penurunan sebesar 8,42 dibandingkan dengan laba kotor
pada komposisi sesungguhnya tahun 2007. 2
Selisih kuantitas penjualan final Selisih kuantitas penjualan final tahun 2008 dapat
dicari dengan membandingkan laba kotor pada komposisi sesungguhnya tahun 2007 dengan laba kotor
sesungguhnya tahun 2007. Dari hasil analisis menunjukkan adanya selisih kuantitas penjualan final
sebesar Rp. 2.214.515.974,00 menguntungkan. Laba kotor pada komposisi sesungguhnya tahun 2007 sebesar
Rp. 9.174.526.558,00 lebih besar dari laba kotor PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
sesungguhnya tahun 2007 sebesar Rp. 6.960.010.584,00. Hal ini berarti laba kotor pada komposisi sesunggguhnya
tahun 2007 mengalami kenaikan sebesar 31,82 dibandingkan dengan laba kotor sesungguhnya tahun
2007. Perincian analisis selisih laba kotor tahun 2008 dapat dilihat pada
bagan analisis selisih laba kotor tahun 2008 gambar 5, halaman 107. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 5.5 Analisis Selisih Laba kotor tahun 2008
Selisih kauntitas penjualan final Rp.
2.214.515.974,00 F
Selisih komposisi penjualan Rp.
772.401.705,00 UF
Selisih kuantitas bersih Rp.
1.442.114.200,00 F
Selisih kuantitas HPP Rp.
13.239.885.500,00 UF
Selisih harga HPP Rp.
16.984.955.380,00 UF
Selisih kuantitas penjualan Rp.
18.427.069.600,00 F
Selisih harga jual Rp.
14.566.896.100,00 F
Selisih HPP Rp. 30.224.840.880,00
UF Selisih penjualan
Rp. 32.993.965.700,00
F Selisih laba kotor
Rp. 2.769.124.854,00 F
Laba kotor tahun 2008 Rp.
9.729.135.438,00 Laba kotor tahun
2007 Rp. 6.960.010.584,00
Tabel 5.1 Rangkuman Analisis Selisih Laba Kotor
Jenis selisih Tahun 2004
Rp Tahun
2005 Rp
Tahun 2006
Rp Tahun 2007 Rp
Tahun 2008 Rp
Selisih penjualan 4.373.627.960
F 11,09 28.065.198.240
F 64,07 18.319.086.210
F 25,49 4.285.326.210
F 4,75 32.993.965.700
F 34,92
• Selisih harga jual
542.611.362 UF
1,22 14.250.782.400 F
24,73 14.451.252.390 F
19,08 1.337.253.310 UF
1,39 14.566.896.100 F
12,90 • Selisih
kuantitas penjualan
4.916.239.320 F
12,47 13.814.415.840 F
31,53 3.867.833.820 F
5,38 5.622.579.520 F
6,23 18.427.069.600 F
19,50
Selisih HPP 12.019.744.060
UF 36,19 17.176.223.040
F 37,98 15.655.967.090
UF 25,09 9.450.703.840
UF 12,11 30.224.840.880
UF 34,54
• Selisih harga HPP
7.834.039.270 UF
20,95 3.559.717.256 UF
6,05 12.173.352.770 UF
18,48 4.420.746.008 UF
5,30 13.239.885.500 UF
12,67 • Selisih
kuantitas HPP
4.185.704.790 UF
12,60 13.616.505.780 UF
30,11 3.482.614.320 UF
5,58 5.029.957.830 UF
6,44 16.984.955.380 UF
19,41
Selisih kuantitas bersih
730.534.530 F
17,46 197.910.060 F
1,46 385.219.500 F
11,06 592.621.690 F
11,78 1.442.114.200 F
8,49 • Selisih
komposisi penjualan
361.272.787 UF
4,94 1.047.110.245 F
46 1.175.384.801 F
13,56 1.657.191.080 UF
11,53 772.401.705 UF
8,42 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
• Selisih kuantitas
penjualan final
1.091.816.310 F
17,56 849.200.191 UF
59,52 790.165.346 UF
8,35 2.249.812.770 F
18,56 2.214.515.974 F
31,82
Selisih laba kotor 7.646.116.100
UF 122,94
10.888.975.200 F
763,22 2.663.119.125
F 28,14 5.165.377.626
UF 42,59 2.769.124.854 39,79
C. Pembahasan