Sejarah Perusahaan GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

43

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Perusahaan

Pada zaman pemerintahan Hindia Belanda, kurang lebih ada 17 pabrik gula di DIY yang dikuasai oleh pemerintah Hindia Belanda. Akan tetapi, pada tahun 1942 seluruh pabrik dikuasai oleh pemerintahan Jepang, walaupun pada saat itu hanya ada 12 pabrik saja yang beroperasi dan tidak berlangsung lama dikarenakan dalam situasi perang. Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia, pemerintah Indonesia mengambil ahli semua pabrik gula tersebut dan di bumihanguskan. Setelah kondisi pemerintahan di Indonesia mulai stabil, pabrik gula mulai didirikan lagi. Prakarsa pendirian pabrik gula ini diawali dengan pembentukan P3W Panitia Pendirian Pabrik Gula yang bekerja sama dengan Dewan Perwakilan Daerah Yogyakarta, yang kemudian dibentuk BPPP Badan Pelaksana Perusahaan Perkebunan. Adapun tujuan didirikannya kembali pabrik gula adalah untuk menampung para buruh pabrik gula yang kehilangan pekerjaannya, menambah kesejahteraan dan kemakmuran rakyat, serta untuk menambah pendapatan pemerintah. PT. Madu Baru Yogyakarta berdiri berdasarkan akta notaris dan mulai dibangun pada tanggal 14 Juni 1955. PT Madu Baru menaungi dua pabrik yaitu pabrik gula Madukismo dan pabrik spiritus Madukismo. Pabrik gula Madukismo mulai beroperasi tahun 1958, sedangkan pabrik spiritus Madukismo mulai beroperasi tahun 1959. Pabrik gula Madiksmo dan pabrik PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI spiritus Madukismo diresmikan pada tanggal 29 Mei 1958 oleh Presiden RI pertama Ir. Soekarno. Kepemilikan saham pada awal pendirian adalah 75 saham milik Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan 25 saham milik pemerintah Ri Depertemen Pertanian RI. Saat ini kepemilikan saham terbesar berada di tangan Sri Sultan Hamengku Buwono IX yaitu sebesar 65 dan 35 milik pemerintah yang dikuasakan kepada PT. Rajawali Nusantara Indonesia. Selain modal sendiri berupa kepemilikan saham, PT. Madu Baru juga mendapatkan kredit dari bank pemerintah untuk operasional dan investasi. Adapun kronologi status perusahaan dan perubahan manajemen sebagai berikut : 1. Tahun 1955 – 1962 Status perusahaan adalah perusahaan swasta yang berbadan hukum Perseroan Terbatas PT dengan nama Pabrik-pabrik Gula Madu Baru PT. 2. Tahun 1962 – 1966 PT. Madu Baru bergabung dengan perusahaan Negara dibawah BPU – PPN Badan Pimpinan Umum – Perusahaan Negara. Hal ini dilakukan karena adanya policy pemerintah RI yang mengambil ahli semua perusahaan di Indonesia. 3. Tahun 1966 BPU – PPN dibubarkan. Atas pembubaran tersebut, pabrik-pabrik gula di Indonesia diberikan pilihan untuk tetap menjadi perusahaan Negara atau keluar menjadi perusahaan swasta PT. Akhirnya PT. Madu Baru memilih untuk menjadi perusahaan swasta yang berbadan hukum Perseroan Terbatas PT. 4. Tahun 1966 – 1984 PT. Madu Baru kembali menjadi perusahaan swasta dengan susunan direksi yang dipimpin oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX sebagai presiden direktur. Pada tanggal 4 Maret 1984 diadakan kontrak manajemen dengan PT. Rajawali Nusantara Indonesia RNI yang merupakan salah satu BUMN milik departemen keuangan RI. Kontrak ini berlaku sampai dengan tanggal 24 Februari 2004. 5. Tanggal 24 Februari 2004 – sekarang PT. Madu Baru menjadi perusahaan mandiri yang dikelola secara profesional dan independen. Namun demikian, sampai saat ini PT. Madu Baru Yogyakarta masih dikelolah oleh PT. Rajawali Nusantara Indonesia. PT. Madu Baru Yogyakarta sebagai perusahaan padat karya menampung tenaga kerja dari Propinsi DIY dan sekaligus sebagai satu- satunya pabrik gula dan pabrik spiritus di Yogyakarta yang mengemban tugas mensukseskan program pengadaan pangan nasional khususnya gula pasir. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

B. Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan