6
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tingkat Kesehatan
Perlombaan antar bank dalam menghimpun dana masyarakat dan menyalurkannya dalam bentuk kredit oleh bank-bank komersial dalam
prakteknya banyak yang “salah langkah”, kurang hati- hati ataupun menyimpang dari aturan dan ketentuan yang berlaku bagi bisnis perbankan.
Dalam rangka menjaga agar bank-bank tersebut lebih berhati- hati dalam menjalankan bisnis perbankan, Bank Indonesia selaku pengawas dan pembina
bank nasional telah menetapkan ketentuan tentang penilaian tingkat kesehatan bank dengan SE.BI No. 26 BPPP 1993 tanggal 29 Mei 1993 yang dikenal
dengan nama metode CAMEL. Tata cara penilaian tingkat kesehatan bank tersebut kemudian disempurnakan lagi melalui SE BI. No. 6 23 PPNP
tanggal 31 Mei 2004. 1.
Tingkat Kesehatan Bank Penilaian tingkat kesehatan bank ini, pada prinsipnya merupakan
kepentingan pemilik dan pengelola bank serta masyarakat pengguna jasa bank. Ketentuan penilaian tingkat kesehatan bank dimaksudkan dapat
dipergunakan sebagai : a.
standar bagi manajemen bank untuk menilai apakah pengelola bank melaksanakan penilaian sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
7
b. standar untuk menetapkan arah pembinaan dan pengembangan bank
baik secara individual maupun industri perbankan secara keseluruhan. 2.
Tingkat Kesehatan Finansial Bank Menurut Abdullah 2003:108, tingkat kesehatan finansial bank
adalah gambaran kondisi keuangan bank pada suatu periode tertentu baik menyangkut aspek penghimpun dana yang biasanya diukur dengan
kecukupan modal, likuiditas, dan profibilitas bank.
B. Kebangkrutan Bank
1. Pengertian Kebangkrutan
Kebangkrutan dapat diartikan sebagai kegagalan suatu bank dalam menjalankan operasi bank untuk menghasilkan laba. Kebangkrutan juga
sering disebut likuidasi bank atau penutupan bank atau insolvabilitas. 2.
Faktor-faktor Penyebab Kebangkrutan Bank Sumber kegagalan bank menurut Dahlan 1993:26, yaitu
merupakan kegagalan bank dalam menjalankan kegiatan usahanya yang pada prinsipnya berkaitan dengan suatu keadaan di mana bank tidak lagi
mampu memenuhi semua kewajibannya. Dengan kata lain, bank mengalami kegagalan usaha yang berarti bank tersebut berada dalam
keadaan insolven. Faktor atau alasan yang dapat dikategorikan sebagai sumber
kegagalan atau kebangkrutan bank dalam menjalankan kegiatan usahanya adalah akibat :
8
a. adanya salah kepengurusan dalam bank tersebut;
b. adanya kesalahan strategi dalam menjalankan usahanya;
c. adanya ‘praktek bank dalam bank’;
d. penyebaran kredit yang kurang baik;
e. adanya spekulasi;
f. adanya praktek kecurangan;
g. persaingan yang tajam;
h. pelayanan kepada masyarakat yang kurang baik.
3. Pentingnya Informasi Mengenai Prediksi Kebangkrutan
Informasi mengenai prediksi kebangkrutan sangat penting bagi pihak-pihak yang terkait dengan perusahaan perbankan, Ikatan Akuntan
Indonesia,2002. a.
Investor Penanam modal berkepentingan untuk mengetahui resiko yang melekat
serta hasil pengembangan dari investasi yang dilakukan. b.
Karyawan Informasi mengenai prediksi kebangkrutan digunakan oleh karyawan
untuk menilai kemampuan bank dalam memberikan balas jasa, manfaat pensiun, dan kesempatan kerja.
c. Nasabah
Informasi mengenai kebangkrutan bank digunakan oleh nasabah ketika mereka terlibat dalam perjanjian jangka panjang atau bergantung pada
pemerintah. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
d. Pemerintah
Informasi mengenai kebangkrutan bank digunakan oleh pemerintah untuk menetapkan kebijakan pajak dan sebagai dasar untuk menyusun
statistik pendapatan nasional. e.
Manajemen Informasi mengenai kebangkrutan digunakan oleh manajemen agar
perusahaan dapat melakukan tindakan-tindakan penghematan sehingga kebangkrutan dapat dihindari, misalnya dengan melakukan merger atau
restrukturisasi keuangan.
C. Bank