1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Lembaga perbankan yang bertugas menghimpun dana masyarakat, mempunyai peranan penting untuk mendukung laju pertumbuhan ekonomi
nasional. Eksistensi lembaga perbankan yang mantap akan membantu kontinuitas pelaksanaan pembangunan. Berfungsinya lembaga perbankan
dengan mantap akan menunjang kelancaran dan kedinamisan suatu proses pembangunan Supantoro, 1998 : 1.
Peningkatan ekspansi moneter yang berlebihan yang dilakukan oleh bank ternyata banyak menghasilkan bank tidak sehat, sehingga pemerintah
mengambil langkah untuk menciptakan sistem perbankan yang sehat dengan cara membekukan kegiatan usaha yang tidak mempunyai prospek dan
melakukan penggabungan usaha atas beberapa bank yang tidak sehat untuk menciptakan sinergi bank yang baru.
Perkembangan yang pesat dari keinginan negara dan masyarakat dalam pembangunan ekonomi yang bersifat multidimensi seperti pembangunan kita
25 tahun terakhir ini adanya deregulasi dalam bidang perbankan, memerlukan peranan yang teramat besar dari sektor moneter dengan berbagai
kebijaksanaannya. Peranan kebijaksanaan moneter dalam suatu perekonomian biasanya tampak jelas pada waktu perekonomian tersebut berusaha unt uk
menciptakan dan memelihara suatu tingkat kestabilan ekonomi. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Beberapa kebijaksanaan moneter yang telah banyak dipraktekkan terutama di negara kita sejak orde baru adalah :
a. meningkatkan mobilisasi tabungan masyarakat melalui lembaga keuangan;
b. memberikan kredit dalam jumlah yang cukup besar baik kepada sektor-
sektor yang prioritas maupun sektor-sektor yang non prioritas; c.
menunjang usaha pemeliharaan dan peningkatan kestabilan ekonomi; d.
menunjang usaha untuk meningkatkan kedudukan golongan ekonomi lemah maupun pemberian kredit-kredit KIK dan KMKP.
Salah satu pegangan yang penting dari kebijaksanaan moneter adalah bagaimana mengukur kebijaksanaan suku bunga dan kebijaksanaan kredit.
Penentuan tingkat suku bunga menjadi masalah penting bagi negara berkembang yang sedang mengalami proses liberalisasi sistem keuangan
dalam negerinya. Pertanyaan bagaimana suku bunga yang diharapkan berlaku untuk menghadapi perubahan lingkungan dan bagaimana merespon pengaruh
luar negeri dan kebijaksanaan dalam ne geri adalah pertanyaan yang perlu dipertimbangkan khusus bagi pembuat kebijaksanaan di negara yang sedang
berkembang. Hanya jika perilaku suku bunga diketahui dengan baik, kita dapat meramalkan pengaruh perubahan suku bunga tersebut pada variabel-
variabel ekonomi mikro seperti tabungan, investasi, neraca pembayaran, dan pertumbuhan ekonomi.
Tingkat kesehatan bank pada dasarnya adalah cermin dari prestasi yang dicapai bank dalam periode tertentu. Penilaian prestasi bank yang
dilakukan atas dasar laporan keuangan bank yang bersangkutan dengan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
membandingkan rasio-rasio keuangan. Rasio merupakan salah satu instrumen yang dapat menganalisis prestasi bank dengan melibatkan kondisi keuangan
masa lalu dan membandingkannya dengan rasio-rasio keuangan bank. Melalui analisis rasio ini dapat diketahui perubahan dalam kondisi keuangan.
Perubahan yang dimaksudkan adalah bank mengalami kenaikan atau penurunan dalam kondisi keuangan, sehingga bank dapat memprediksi
kelangsungan hidupnya di masa yang akan datang. Tata cara tingkat penilaian tingkat kesehatan Bank Perkreditan Rakyat
BPR, ditetapkan oleh Bank Indonesia dalam surat edaran Bank Indonesia no. 303UPBB tanggal 30 April 1997 yang kemudian ditegaskan melalui surat
keputusan Direksi bank Indonesia No. 3012KEPDIR tanggal 30 April 1997, yang berisi tentang metode penilaian tingkat kesehatan Bank yang meliputi :
Capital Adequacy Ratio, Asset Quality, Management, Earning Ability, Liquidity
. Metode atau tata cara penilaian tingkat kesehatan Bank ini kemudian dikenal dengan metode CAMEL. Mengingat pentingnya untuk
mengetahui tingkat kesehatan bank, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Analisis CAMEL untuk menilai tingkat kesehatan
bank.
B. Rumusan Masalah