32
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Analisis parasetamol, propifenazon, kafein secara simultan
menggunakan metode spektrofotometri UV
Spektra  UV  parasetamol,  propifenazon,  kafein  dengan  konsentrasi masing-masing 5 ppm dapat dilihat pada Gambar 8 dari gambar ini nampak
bahwa  ketiga  senyawa  mempunyai  spektra  yang  overlapping.  Dengan bekembangnya  teknologi,  saat  ini  tersedia  suatu  perangkat  kalibrasi
multivariat yang dapat mengatasi masalah spektra yang overlapping seperti ini.
Gambar 8. Spektra UV parasetamol PCT, propifenazon PROPI, kafein KAF, dan spektra UV campuran PCT, PROPI, dan KAF yang diukur pada panjang
gelombang 220-400 nm
PCT PROP
KAF Spektra Uv campuran
PCT, PROPI, dan KAF
Untuk  suksesnya  analisis  ketiga  senyawa  ini  PCT,  PROPI,  dan KAF dengan bantuan kalibrasi multivariat kemometrika, maka spektra UV
sampel  yang  akan  di  analisis  harus  mempunyai  spektra  UV  yang  mirip dengan  spektra  UV  baku,  karena  jika  spektra  baku  campuran  ketiga
senyawa  obat  dengan  sampel  sediaan  farmasi  yang  akan  dianalisis  tidak mirip, maka perlu diperhatikan adanya bahan tambahan dalam sampel yang
membuat  spektra  tidak  mirip  dengan  baku .
Dari  Gambar  9  nampak  bahwa sediaan  farmasi  tablet  dan  campuran  baku  ketiga  senyawa  PCT,  PROPI,
dan KAF mempunyai pola spektra yang mirip.
Gambar 9. Spektra UV sampel sediaan farmasi tablet dan spektra UV campuran baku parasetamol PCT, propifenazon PROPI, kafein KAF
yang diukur pada panjang gelombang 200-400 nm
Spektra campuran baku PCT, PROPI, dan
KAF
Spektra sampel sediaan farmasi tablet
B. Optimasi kalibrasi multivariat menggunakan partial least
square PLS
Partial least square PLS digunakan untuk melakukan pengolahan data  karena  mampu  menghasilkan  model  kalibrasi  dengan  kemampuan
prediksi yang baik untuk jumlah data yang banyak. Data absorbansi dari 20 set  kalibrasi  disiapkan  sebagai  model  kalibrasi  diukur  pada  panjang
gelombang  220-313  nm  dengan  interval  panjang  gelombang  3  nm.  Pada partial least square PLS dilakukan pemilihan panjang gelombang, hal ini
bertujuan  untuk  memperoleh  kinerja  model  yang  optimum  meskipun  pada metode  partial  least  square  PLS  secara  komputerisasi  dapat  mencakup
seluruh spektrum El Gindy, 2006.
Kebaikan  suatu  model  kalibrasi  dapat  dilihat  dari  nilai  koefisien determinasi R
2
dan nilai RMSEC root mean square error of calibration. Hasil  dari  analisis  varian  untuk  senyawa  parasetamol,  propifenazon,  dan
kafein adalah nilai p = 0,000 menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan  antara  kedua  variabel    dalam  hal  ini  konsetrasi  dan  absorbansi.
Selisih  antara  nilai  sebenarnya  dan  nilai  terhitung  yang  dihasilkan  sangat kecil  yang  menunjukkan  pengukuran  yang  dilakukan  oleh  model  kalibrasi
baik,  kemudian  diproses  menggunakan  Microsoft  Excel  untuk  menentukan nilai R
2
dan nilai RMSEC. Sebagaimana  dalam  analisis  instrumental  pada  umumnya,  maka
tahapan pertama yang dilakukan adalah menyiapkan model kalibrasi dengan membuat campuran yang terdiri dari parasetamol, propifenazon, dan kafein
dengan  komposisi  konsentrasi  obatnya  sebagaimana  dalam  Tabel  V  yang merupakan  hasil  pengolahan  data  yang  diperoleh  dari  pembuatan  model
kalibrasi  parasetamol,  propifenazon,  dan  kafein.  Konsentrasi  sebenarnya adalah  konsentrasi  yang  dibuat  berdasarkan  bilangan  acak  pada  tahap
pembuatan  set  kalibrasi,  sedangkan  konsntrasi  terhitung  merupakan konsentrasi yang diprediksikan oleh model kalibrasi PLS.
Tabel V. Nilai konsentrasi sebenarnya actual response vs konsentrasi terhitung calculated response menggunakan spektrofotometri UV-PLS tanpa
cross validation pada panjang gelombang 220-313 nm
N o
Konsentrasi µgmL PCT
PROPI KAF
Sebenarnya Terhitung
Sebenarnya Terhitung
Sebenarnya Terhitung
1 5,8
5,77066 3,5
3,51837 1,5
1,47959 2
7,1 7,05251
3,1 2,89564
1,2 1,29613
3 5,2
5,20979 3,4
3,54848 0,5
0,41901 4
6,6 6,59923
4,7 4,68976
0,6 0,61707
5 4
3,9998 4,3
4,3271 0,7
0,66428 6
6,1 6,15229
3,6 3,60682
0,8 0,78476
7 5,6
5,62027 4,4
4,48832 2,0
1,96576 8
3,9 3,88761
3,9 3,91042
0,9 0,90564
9 6,3
6,30969 2,1
2,14829 1,8
1,76964 10
3,8 3,79138
2,3 2,33285
1 1,00518
11 7
7,01089 3,6
3,67687 2
1,9727 12
6,8 6,78876
2,9 2,86851
1,9 1,89113
13 4,5
4,50794 4,4
4,23057 1,4
1,48311 14
6,4 6,43501
2,6 2,64747
0,7 0,68175
15 5
4,99175 3,6
3,58413 1,2
1,22162 16
7,3 7,29625
3,2 3,18993
1,6 1,63279
17 6,1
6,07108 2,4
2,32971 0,8
0,83733 18
6,3 6,23926
4,7 4,62668
1,2 1,24191
19 4,5
4,52631 3,6
3,56571 1,2
1,20179 20
7,2 7,23951
3,4 3,51437
1,9 1,82882
Sampel kalibrasi ini selanjutnya dimodelkan dengan menggunakan kalibrasi  multivariat  partial  least  square  PLS.  Parasetamol  dimodelkan
pada  panjang  gelombang  220-313  nm.  Pemilihan  panjang  gelombang  220- 313  nm  bertujuan  untuk  mengurangi  sebagian  data  yang  mungkin  bersifat
tidak  informatif  dan  untuk  mendapatkan  model  kalibrasi  dengan kemampuan  prediksi  yang  optimum.  Adapun  kurva  hubungan  antara  nilai
kadar  terprediksi  dan  nilai  aktual  parasetamol,  propifenazon,  kafein  dalam set kalibrasi dapat dilihat pada Gambar 10, 11, 12. berikut :
Gambar 10. Kurva hubungan antara kadar parasetamol sebenarnya actual value vs kadar terhitung calculated value parasetamol dengan metode
spektrofotometri UV-PLS pada panjang gelombang 220 -313 nm
5,0 4,5
4,0 3,5
3,0 2,5
2,0 5,0
4,5 4,0
3,5 3,0
2,5 2,0
Actual Response C
a lc
u la
te d
R e
s p
o n
s e
PLS Response Plot
response is PROPI 10 components
Gambar 11. Kurva hubungan antara kadar propifenazon sebenarnya actual value vs kadar terhitung calculated value propifenazon dengan metode
spektrofotometri UV-PLS pada panjang gelombang 220 -313 nm
7,5 7,0
6,5 6,0
5,5 5,0
4,5 4,0
7,5 7,0
6,5 6,0
5,5 5,0
4,5 4,0
Actual Response C
a lc
u la
te d
R e
s p
o n
s e
PLS Response Plot
response is PCT 10 components
2,00 1,75
1,50 1,25
1,00 0,75
0,50 2,00
1,75 1,50
1,25 1,00
0,75 0,50
Actual Response C
a lc
u la
te d
R e
s p
o n
s e
PLS Response Plot
response is CAFF 10 components
Gambar 12. Kurva hubungan antara kadar kafein sebenarnya actual value vs kadar terhitung calculated value kafein dengan metode spektrofotometri
UV-PLS pada panjang gelombang 220 -313 nm
Tabel VI. Hasil persamaan , R
2
, dan RMSEC yang didapat dari hubungan antara nilai kadar sebenarnya actual value vs nilai terhitung calculated
value dengan metode spektrofotometri UV-PLS tanpa cross validation pada panjang gelombang 220-313 nm
PCT PROPI
KAF Persamaan
y = 0,9994x + 0,0034 y = 0,9878x + 0,0426
y = 0,9919x + 0,0101 R
2
0,9994 0,9878
0,9919 RMSEC
0,027445698 0,082897315
0,043408954
Dari  Tabel  VI  yang  merupakan  hasil  konsentrasi  sebenarnya  dan konsentrasi  terhitung  kemudian  diproses  menggunakan  perangkat  lunak
ms.excel 2010 untuk menentukan nilai R
2
dan nilai RMSEC. RMSEC  menunjukkan  selisih  kadar  prediksi  dengan  kadar  aktual
sehingga jika nilai RMSEC nya semakin kecil maka model – model tersebut
dapat  dikatakan  semakin  baik  karena  faktor  kesalahannya  semakin  kecil Pindyck and Rubinfeld, 1998.
Hasil  persamaan  ,  R
2
,  dan  RMSEC  dapat  dilihat  pada  Tabel  VI. Nilai  RMSEC  root  mean  square  error  of  calibration  yang  diperoleh
adalah 0,027 untuk PCT, 0,082 untuk PROPI, dan 0,043 untuk KAF. Nilai RMSEC yang diperoleh sangat baik karena mendekati 0.
C. Validasi model kalibrasi multvariat PLS