Deiksis Luar-Tuturan Eksofora Deiksis sebagai Fenomena Pragmatik

Semantik juga mempelajari makna, yaitu makna kata dan makna kalimat, sedangkan pragmatik mempelajari maksud ujaran, yaitu untuk apa ujaran itu dilakukan. S emantik bertanya “Apa makna X?” maka pragmatik bertanya “Apa ya ng Anda maksudkan dengan X?”. Makna di dalam pragmatik ditentukan oleh konteks yakni siapa yang berbicara, kepada siapa, di mana, bilamana, bagaimana, dan apa fungsi ujaran itu. Pragmatik adalah studi tentang makna yang disampaikan oleh penutur atau penulis dan ditafsirkan oleh pendengar atau pembaca. Sebagai akibatnya studi ini lebih banyak berhubungan dengan analisis tentang apa yang dimaksdukan orang dengan tuturan-tuturannya daripada dengan makna terpisah dari kata atau frasa yang digunakan dalam tuturan itu sendiri. Pragmatik adalah sstudi tentang maksud penutur Yule, 2006:3. Makna adalah gejala dalam ujaran, sedangkan informasi adalah gejala luar ujaran. Selain informasi sebagai sesuatu yang luar ujaran ada lagi sesuatu yang lain yang juga luar-ujaran yaitu yang disebut maksud. Informasi dan Maksud sama-sama sesuatu yang luar ujaran. Informasi merupakan sesuatu yang luar ujaran dilihat dari segi objeknya atau yang dibicarakan sedangkan maksud dilihat dari segi si pengujar, orang yang dibicarakan, atau pihak subjeknya Abdul Chaer, 2013:35. Dari beberapa pandangan di atas dapat peneliti sampaikan bahwa pada penelitian ini merupakan penelitian pragmatik yang menafsirkan maksud yang disampaikan oleh penutur berdasarkan konteks tuturan dan maksud ditafsirkan oleh peneliti. Maksud dalam pragmatik merupakan penafsiran yang dimiliki oleh PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI mitra tutur mengenai isi dari tuturan penutur. Maksud dapat dijelaskan sebagai pesan yang ingin penutur sampaikan kepada mitra tutur. Pesan ini sebaiknya dapat tersampaikan dengan baik dan benar agar tidak terjadi kesalahpahaman ketika dilakukan pertuturan, dan agar mitra tutur dapat mengerti dan memahami tuturan penutur. Ketika melakukan tuturan penutur memiliki tujuan tertentu yang ingin disamapikan melalui suatu tuturan. Ilmu pragmatik mengkaji maksud yang terdapat di dalam tuturan, maka maksud dalam ilmu pragmatik sangat penting dan menjadi hal utama atau menjadi titik fokus.

2.2.6 Kolom

Kolom adalah opini singkat seseorang yang lebih banyak menekankan aspek pengamatan dan pemaknaan terhadap suatu persoalan atau keadaan yang terdapat dalam masyarakat. Kolom lebih banyak mencerminkan cap pribadi penulis. Sifatnya memadatkan memakna bandingkan dengan sifat artikel yang lebih banyak memapar melebar. Kolom ditulis secara inferensial. Artikel ditulis secara referensial. Biasanya dalam tulisan kolom terdapat foto penulis penulis Sumadiria, 2009:5. Sejalan dengan pendapat Sumadiria, Romli 2009:89 menyatakan bahwa kolom column adalah sebuah rubrik khusus di media massa cetak yang berisi karangan atau tulisan pendek, yang berisi pendapat subjektif penulisnya tentang suatu masalah. Rubrik khusus ini umumnya bernama asli „kolom‟, namun tidak semua harian menyebutkan artikel khusus itu dengan nama „kolom‟ misalnya pada harian Republika „Resonansi dan Refleksi‟, pada harian Kompas „Asal Usul‟ dan sebagainya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Artikel kolom selalu lebih padat, singkat, dan lebih pendek daripada artikel opini. Bahasa yang digunakan dalam artikel kolom cenderung bersifat lentur. Bahkan, adakalanya pula kosakata daerah banyak juga dimasukkan dala artikel kolom untuk menandai dimensi kelenturan itu. Tujuan artikel itu adalah untuk menyentil pemerintah, justru daya sentil itu menjadi semakin tajam dalam kelenturan bahasa yang digunakan itu. Sebuah artikel kolom merupakan peluapan reflektif gagasan pribadi seorang ahli atau pakar, atau yang sering juga disebut juga sebagai pandit terhadap permasalahan atau persoalan tertentu, tanpa harus menunjuk referensi yang dimiliki oleh orang lain sebagai pakar. Hal lain juga harus diperhatikan di dalam rangka penulisan artikel kolom adalah artikel kolom tersebut bersifat khas pribadi penulisnya, dan kekhasan pribadi itu, baik di dalam pengertian sosok maupun genre tulisannya, akan mematrikan dirinya sebagai penulis kolom atau sosok kolumnis yang membedakannya dengan penulis lain Rahardi, 2012:68-78. Jadi dapat diartikan bahwa kolom merupakan tulisan yang terdapat pada harian yang berisi pendapat, ide, kritikan, saran penulis terhadap suatu permasalahan yang sedang terjadi di suatu negara. Penulis kolom menulis di rubrik kolom menurut pendapatnya secara pribadi tanpa menggunakan lembaga maupun instansi yang menjadi tempat bernaungnya penulis dan menggunakan penalaran serta pemikiran kritis yang dimiliki penulis. Pada hal ini sebaiknya penulis kolom memiliki ilmu yang tinggi dan ahli dalam persoalan yang sedang dibahas.

2.3 Kerangka Berpikir

Berdasarkan rincian teori di atas, peneliti menyusun kerangka berpikir agar memudahkan dalam menganalisis rumusan masalah yang terdapat pada penelitian ini. Penelitian ini meneliti mengenai fenomena deiksis pada rubrik kolom di harian Jawa Pos edisi September-Desember 2015. Ilmu pragmatik memiliki empat fenomena yakni deiksis, implikatur, tindak tutur, dan praanggapan. Batasan pada penelitian ini merupakan pada fenomena deiksis. Penelitian ini menemukan wujud dan maksud fenomena deiksis pada rubrik kolom harian Jawa Pos Maksud yang ditemukan pada wujud deiksis dianalisis berdasarkan konteks. Konteks pada penelitian ini berperan sangat penting karena berupa penelitian ilmu pragmtaik. Ilmu pragmatik adalah ilmu yang mengkaji maksud dari tuturan dengan berdasarkan konteks tuturan itu. Untuk memperjelas penjelasan kerangka berpikir tersebut maka peneliti menggambarkan bagan kerangka berpikir sebagai berikut. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI