H. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data kuantitatif, untuk memperkirakan secara kuantitatif pengaruh dari
beberapa variabel independen secara sendiri-sendiri terhadap variabel dependen. Hubungan fungsional antara satu variabel dependen dengan variabel
independen dapat dilakukan dengan teknik analisis regresi linear. Model analisis yang digunakan adalah model analisis regresi linear
sederhana dengan model sebagai berikut : Y = α + βx + e
Keterangan : Y : variabel dependen atau response variable
X : variabel independen atau predictor variable α : konstantaintersep
β : koefisien regresi X e : random error
nilai β koefisien regresi dan a konstanta dihitung dengan rumus berikut : =
∑ − ∑
∑ ∑
− ∑ =
∑ −
Keterangan : n : jumlah pengamatan
x : nilai variabel bebas independen y : nilai variabel terikat dependen
Nilai koefisien regresi sangat berarti sebagai dasar analisis. Koefisien β akan bernilai positif + jika menunjukkan hubungan yang searah antara
variabel independen dengan variabel dependen, artinya kenaikan variabel independen akan mengakibatkan kenaikan variabel dependen, begitu pula
sebaliknya jika variabel independen mengalami penurunan. Sedangkan nilai β akan negatif - jika menunjukkan hubungan berlawanan, artinya kenaikan
variabel independen akan mengakibatkan penurunan variabel dependen, demikian pula sebaliknya.
Model persamaan yang diperoleh dari pengolahan data diupayakan tidak terjadi gejala heteroskedastisitas dan autokorelasi. Untuk mengetahui ada
tidaknya gejala-gejala tersebut akan dilakukan uji terlebih dahulu dengan uji asumsi klasik.
1. Pengujian Asumsi Klasik
Pengujian asumsi klasik digunakan untuk mengetahui kondisi data yang digunakan dalam penelitian. Hal ini dilakukan agar diperoleh model
analisis yang tepat. Model analisis regresi linear mensyaratkan uji asumsi terhadap data yang meliputi uji heteroskedastisitas dengan menggunakan
uji Glejser, uji normalitas menggunakan uji Skewness dan Kurtosis dan uji autokorelasi menggunakan uji Durbin-Watson.
a. Uji Normalitas
Menurut Ghozali 2011:160, uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah variabel pengganggu atau residual
mempunyai distribusi normal. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan
analisis grafik dan uji statistik. Dalam penelitian ini akan menggunakan uji statistik untuk mendeteksi apakah residual
berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan uji Skewness dan Kurtosis.
Secara statistik ada dua komponen normalitas yaitu Skewness dan Kurtosis. Skewness berhubungan dengan simetri
distribusi, sedangkan Kurtosis berhubungan dengan puncak dari suatu distribusi. Untuk mendeteksi variabel berdistribusi normal
atau tidak dengan uji Skewness dan Kurtosis dapat dilakukan dengan dua cara yaitu :
1 Dengan membagi nilai statistik Skewness dengan
standar eror Skewness dan nilai statistik Kurtosis dengan standar eror Kurtosis. Jika nilainya berada di antara -2
dan 2 maka distribusi data normal Santoso, 2000:53. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2 Menghitung Zskew dan Zkurt dengan rumus sebagai
berikut : =
√6
= �
� √ 4
Keterangan : n : jumlah sampel
Jika Zskew ≥ Z
tabel
α 0,05 = 1,96, maka data tidak berdistribusi normal. Sedangkan jika Zkew Z
tabel
α 0,05 = 1,96, maka data berdistribusi normal. Jika
Zkurt ≥ Z
tabel
α 0,05 = 1,96, maka data tidak berdistribusi normal. Sedangkan jika Zkurt Z
tabel
α 0,05 = 1,96, maka data berdistibusi normal Santoso,
2000:53. b.
Uji Heteroskedastisitas Menurut Ghozali 2011:139, uji heteroskedastisitas
bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residu satu pengamatan ke
pengamatan lain. Jika varians dari residu satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas,
sedangkan jika varians dari residu satu pengamatan ke pengamatan lain berbeda disebut heteroskedastisitas. model
regresi yang baik adalah yang homoskedas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. kebanyakan dari data cross section
mengandung situasi heteroskedastisitas karena data ini menghimpun data yang mewakili berbagai ukuran kecil, sedang
dan besar. Untuk mengetahui ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan uji Glejser yaitu dengan meregresikan
nilai absolut residual terhadap variabel bebas. Model regresi tidak mengandung adanya heteroskedastisitas apabila probabilitas
signifikansinya di atas taraf nyata 5. c.
Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam
suatu model regresi linear ada korelasi antara kesalahan penganggu pada periode t dengan kesalahan t-1 sebelumnya.
Jika terjadi korelasi maka dinamakan ada masalah autokorelasi. Model regresi yang baik adalah yang bebas autokorelasi. Untuk
mendeteksi autokorelasi dapat dilakukan uji statistik melalui uji Durbin-Watson DW test. Dasar pengambilan keputusan ada
tidaknya autokorelasi sebagai berikut : PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1 Bila nilai DW terletak diantara batas atas atau upper
bound dU, maka koefisien autokorelasi = 0 berarti tidak ada autokorelasi.
2 Bila nilai DW lebih rendah daripada batas bawah atau
lower bound dL, maka koefisien autokorelasi 0 berarti ada autokorelasi positif.
3 Bila nilai DW lebih besar dari 4-dL, maka koefisien
autokorelasi 0 berarti ada autokorelasi negatif. 4
Bila nilai DW terleytak antara dU dan dL atau DW terletak antara 4-dU dan 4-dL, maka hasilnya tidak
dapat disimpulkan. 2.
Uji Hipotesis Suatu persamaan regresi populasi ditunjukkan oleh Y = α + βX,
mengandung makna bahwa X berpengaruh terhadap Y jika koefisien regresi X atau β tidak sama dengan nol β ≠ 0. Koefisien regresi X atau β
bernilai positif β 0 menunjukkan bahwa perubahan Y dan X searah, artinya jika nilai X naik maka nilai Y juga naik. Sebaliknya koefisien
regresi X atau β bernilai negatif β 0 menunjukkan bahwa perubahan Y dan X berlawanan arah, artinya jika X naik maka Y akan turun. Dalam
penelitian ini akan dianalisis ada atau tidaknya pengaruh negatif nilai tukar mata uang X terhadap Return On Assets Y
1
dan ada atau tidaknya PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pengaruh negatif nilai tukar mata uang X terhadap harga saham Y
2
, maka pengujian terhadap pengaruh variabel independen terhadap variabel
dependen dapat dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut : a.
Hipotesis 1
H :β ≥ 0 : kurs Rupiah tidak berpengaruh negatif terhadap ROA
H
1
:β 0 : kurs Rupiah berpengaruh negatif terhadap ROA 2
H :β ≥ 0 : kurs Rupiah tidak berpengaruh negatif terhadap harga
saham H
2
:β 0 : kurs Rupiah berpengaruh negatif terhadap harga saham b.
Menentukan nilai kritis Nilai kritis ditentukan dengan menggunakan tabel distribusi t.
penentuan nilai kritis didasarkan pada tingkat signifikansi α yang digunakan. Tingkat signifikansi α yang digunakan dalam pengujian
hipotesis 5. Selain tingkat signifikansi penentuan nilai kritis pengujian adalah memperhatikan derajat kebebasan degree of freedom
disingkat d.f., besarnya d.f. = n-k. n adalah jumlah sampel dan k adalah banyaknya parameter yang diestimasi konstanta ditambah dengan
semua koefisien regresi dalam persamaan. c.
Menentukan nilai t hitung Rumus menentukan t hitung sebagai berikut :
= −
Keterangan : β : Koefisien regresi
sβ adalah kesalahan standar koefisien regresi yang dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut :
=
�
√∑ − ∑
S
e
: kesalahan standar estimasi
�
= √ ∑
− ∑ − ∑ −
d. Kriteria
H ditolak jika p2
≤ 0,05 atau t
hitung
t
tabel
, sedangkan H
diterima jika p2 0,05 atau t
hitung
≥ t
tabel
e. Kesimpulan
Berdasarkan keputusan yang diambil, maka kesimpulan yang dibuat adalah sebagai berikut :
1 Untuk hipotesis 1
Jika H ditolak, artinya kurs Rupiah berpengaruh negatif terhadap
ROA. Jika H
diterima, artinya kurs Rupiah tidak berpengaruh negatif terhadap ROA.
2 Untuk hipotesis 2
Jika H ditolak, artinya kurs Rupiah berpengaruh negatif terhadap
harga saham. Jika H
diterima, artinya kurs Rupiah tidak berpengaruh negatif terhadap harga saham.
3. Koefisien Determinasi
Menurut Ghozali 2011:97 koefisien determinasi R
2
pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model menerangkan variasi variabel
independen. Nilai R
2
yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen sangat terbatas,
sebaliknya nilai R
2
yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi
variasi variabel dependen Gozali, 2011:97. Nilai koefisien determinasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah nilai adjusted R
2
karena nilai adjusted R
2
dianggap lebih baik dari nilai R
2
. 4.
Pengujian Tambahan Pengujian tambahan ini dilakukan untuk mengetahui kapan suatu
peristiwa atau fenomena mempengaruhi window pada perusahaan Farmasi yang terdaftar di BEI. Dalam pengujian ini akan ditinjau reaksi pasar di lima
hari kerja bursa sebelum dan lima hari kerja bursa setelah pengumuman kenaikan suku bunga AS Fed Fund Rate yang menyebabkan Rupiah
melemah. Hal ini mengakibatkan kinerja perusahaan-perusahaan yang memiliki hutang luar negeri dalam dollar AS dan yang mengimpor bahan
baku dari luar negeri dalam dollar AS mengalami penurunan karena biaya operasional perusahaan yang meningkat yang disebabkan oleh biaya bahan
baku yang semakin mahal, contohnya perusahaan Farmasi yang 90 bahan bakunya masih impor dari luar negeri pembelian bahan baku dalam Dolar
AS, Rini Soemarno, Tribunjogja, 03 Agustus 2015. Pengumuman ini diumumkan pada tanggal 17 Desember 2015. Untuk mengetahui reaksi pasar
terhadap pengumuman, yaitu dengan melakukan pengujian abnormal return. Pengujian abnormal return tidak dilakukan secara individual, melainkan
secara keseluruhan agregat. Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengujian abnormal return ini Hartono, 2013:610 yaitu :
a Menghitung return saham masing-masing perusahaan Farmasi pada
periode t, dimana t dimulai dari t-5 sampai t+5 tanggal 12 Desember 2015 sampai tanggal 22 Desember 2015
,�
=
,�
−
,�− ,�−
Keterangan R
i,t
: Return saham i perusahaan Farmasi pada periode t 12 Desember, 13 Desember, 14 Desember,… dst
P
i,t
: Harga saham penutupan perusahaan i perusahaan Farmasi pada periode t 12 Desember, 13 Desember, 14 Desember,…dst
P
i,t-1
: Harga saham penutupan perusahaan i perusahaan Farmasi pada periode t
-1
12 Desember – 1, 13 Desember – 1, 14 Desember – 1,.dst
b Menghitung return ekspektasian saham masing-masing perusahaan dengan
periode estimasi 11 hari mean adjusted model �[
,�
] = ∑
,� �
=�
Keterangan : E[R
i,t
] : Return ekspektasian saham i perusahaan Farmasi pada periode peristiwa ke-t 12 Desember sampai 22 Desember 2015
R
i,t
: Return saham i perusahaan Farmasi pada periode estimasi ke-t 12 Desember sampai 22 Desember 2015
T : Lamanya periode estimasi 11 hari yaitu dari 12 Desember sampai 22 Desember 2015
c Menghitung abnormal return saham masing-masing perusahaan Farmasi
,�
=
,�
− �[
,�
] Keterangan :
RTN
i,t
: abnormal return saham i perusahaan Farmasi pada periode peristiwa ke-
t 12 Desember, 13 Desember,…dst R
i,t
: return saham i perusahaan Farmasi pada periode peristiwa ke-
t 12 Desember, 13 Desember,…dst E[R
i,t
] : return ekspektasian saham i perusahaan Farmasi pada
periode peristiwa ke- t 12 Desember, 13 Desember,…dst
d Menghitung rata-rata abnormal return perusahaan Farmasi
�
̅̅̅̅̅̅̅ = ∑
,� =
Keterangan : RTN
t
: rata-rata abnormal return saham pada hari ke-t 12 Desember, 13 Desember, 14 Desember,…dst
RTN
i,t
: abnormal return saham i perusahaan Farmasi pada hari ke-
t 12 Desember, 13 Desember, 14 Desember,…dst k : jumlah saham sembilan saham perusahaan Farmasi
Pengujian signifikansi return tidak normal abnormal return adalah untuk mengetahui apakah terdapat abnormal return yang bernilai positif dan
signifikan pada sekitar tanggal terjadinya peristiwa pengumuman kenaikan suku bunga AS Fed Fund Rate. Dengan pengujian ini dapat diketahui kapan
suatu peristiwa mempengaruhi window. Pengujian ini dilakukan dengan uji-t. Langkah-langkah yang dilakukan yaitu menentukan nilai t hitung dengan cara
menghitung nilai standarisasi abnormal return dan nilai kesalahan standar estimasi dengan rumus sebagai berikut Hartono, 2013:629 :
a Menghitung nilai kesalahan standar estimasi market adjusted model
� � = √ ∑
,�
−
�
̅̅̅̅̅̅̅ −
√ PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Keterangan : KSE
: kesalahan standar estimasi saham perusahaan Farmasi RTN
i,t
: return saham i perusahaan Farmasi pada hari ke-t 12 Desember, 13 Desember, 14 Desember,…dst
R TN
t
: rata-rata return saham perusahaan Farmasi selama Periode estimasi 12 Desember sampai 22 Desember 2015
k : jumlah perusahaan Farmasi 9 perusahaan
b Menghitung nilai standarisasi abnormal return RTNS atau t-hitung
,�
=
,�
� � Keterangan :
RTNS
i,t
: abnormal return standarisasi saham i perusahaan Farmasi pada hari ke-t 12 Desember, 13 Desember, 14 Desember,..dst
RTN
i,t
: abnormal return saham i perusahaan Farmasi pada hari ke-
t 12 Desember, 13 Desember, 14 Desember,…dst KSE
i
: kesalahan standar estimasi saham i perusahaan Farmasi Jika nilai t-hitung nilai t-tabel, maka disimpulkan terdapat pengaruh
yang signifikan terhadap peristiwa dan window atau peristiwa tersebut mempengaruhi window terdapat reaksi pasar. Sedangkan jika nilai t-
hitung ≤ nilai t-tabel, maka disimpulkan tidak terdapat pengaruh yang signifikan
terhadap peristiwa dan window atau peristiwa tersebut tidak mempengaruhi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
window tidak terdapat reaksi pasar. Untuk menentukan nilai t tabel digunakan rumus sebagai berikut
− = ; −
Dimana α : tingkat kepercayaan 0,05
n : jumlah sampel PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. PT Kalbe Farma Tbk
Kalbe Farma Tbk KLBF didirikan tanggal 10 September 1966 dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1966. Kantor pusat Kalbe
Farma berdomisili di gedung Kalbe, Jl. Let. Jend. Suprapto Kav 4, Cempaka Putih, Jakarta, sedangkan pabriknya berlokasi di kawasan industri Delta
Silicon, Jl. M.H. Thamrin, Blok A3-1, Lippo Cikarang, Bekasi, Jawa Barat. Kalbe Farma KLBF memiliki anak perusahaan yang juga terdaftar di Bursa
Efek Indonesia BEI yaitu Enseval Putera Megatrading Tbk EPMT. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan KLBF
meliputi usaha dalam bidang Farmasi, perdagangan dan perwakilan. Saat ini, KLBF bergerak dalam bidang pengembangan, pembuatan dan perdagangan
sediaan Farmasi, produk obat-obatan, nutrisi, suplemen makanan dan minuman kesehatan hingga alat-alat kesehatan termasuk pelayanan kesehatan
primer. Produk-produk unggulan yang dimiliki oleh Kalbe diantaranya obat
resep Brainact, Cefspan, Mycoral, Cernevit, Cravit, Neuralgin, Broadced, Neurotam, Hemapo dan CPG, produk kesehatan Promag, Mixagrip, Extra
Joss, Komix, Woods, Entrostop, Procold, Fatigon, Hydro Coco dan Original Love Juice, produk nutrisi mulai dari bayi hingga usia senja, serta konsumen