B. Hasil Uji Statistik dan Pembahasan
1. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji normalitas merupakan salah satu bagian dari uji prasyaratan analisis data atau uji asumsi klasik, artinya sebelum melakukan uji
analisis data model regresi data penelitian tersebut harus di uji kenormalan distribusinya. Dalam penelitian ini akan dilakukan uji
normalitas dengan menggunakan uji Skewness dan Kurtosis. Hasil yang diperoleh setelah melakukan uji Skewness dan Kurtosis dengan SPSS
22 Tabel V.5 Uji Normalitas Skewness dan Kurtosis
N Skewness
Kurtosis Statistic Statistic Std.Error Statistic Std.Error
ROA 63
0,084 0,316
-0,691 0,623
Harga Saham 63
-0,366 0,302
-0,977 0,595
Sumber Data : Data Sekunder Diolah. 2016 Sigifikansi 5 0.05
Berdasarkan uji normalitas di atas, diperoleh hasil statistik Skewness untuk variabel ROA sebesar 0,084 dengan standar eror
sebesar 0,316, sedangkan hasil statistik Kurtosis ROA sebesar -0,691 dengan standar eror sebesar 0,623. Dari hasil tersebut dapat diperoleh
koefisien rasio Skewness variabel ROA sebesar 0,266 dan koefisien rasio Kurtosis sebesar -1,109, karena koefisien rasio Skewness dan
Kurtosis variabel ROA berada diantara -2 dan 2 maka variabel ROA PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dikatakan berdistribusi normal Santoso, 2000:53. Variabel ROA berdistribusi normal dapat juga dilihat dari nilai Zskew dan Zkurt.
Berdasarkan hasil diatas diperoleh nilai Zskew variabel ROA 0,272 1,96 α=0,05 dan Zkurt variabel ROA -1,119 1,96 α=0,05,
maka dikatakan variabel ROA berdistribusi normal Santoso, 2000:53. Hasil statistik Skewness variabel harga saham sebesar -0,366
dengan standar eror sebesar 0,302, sedangkan hasil statistik Kurtosis variabel harga saham sebesar -0,977 dengan standar eror sebesar 0,595.
Dari hasil tersebut dapat diperoleh koefisien rasio Skewness variabel harga saham sebesar -1,212 dan koefisien rasio Kurtosis sebesar -
1,642, karena koefisien rasio Skewness dan Kurtosis variabel harga saham berada diantara -2 dan 2 maka variabel harga saham dikatakan
berdistribusi normal Santoso, 2000:53. Variabel harga saham berdistribusi normal dapat juga dilihat dari nilai Zskew dan Zkurt.
Berdasarkan hasil di atas diperoleh nilai Zskew variabel harga saham -
1,186 1,96 α=0,05 dan Zkurt variabel harga saham -1,583 1,96 α=0,05, maka dikatakan variabel harga saham berdistribusi
normal Santoso, 2000:53. b.
Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pengamatan ke pengamatan lain. jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain sama maka disebut homoskedastisitas,
sedangkan jika residual satu pengamatan ke pengamatan lain berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik seharusnya tidak
terjadi heteroskedastisitas.
Untuk mendeteksi
ada tidaknya
heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan uji Glejser yaitu dengan meregresi nilai absolut residual terhadap variabel bebas. Model regresi
tidak mengandung adanya heteroskedastisitas apabila probabilitas signifikansinya lebih besar sama dengan taraf nyata 5 0,05
Ghozali, 2011:139. Hasil yang diperoleh setelah melakukan uji Glejser dengan SPSS 22 adalah sebagai berikut :
Tabel V.6 Uji Heteroskedastisitas Model
Sig ROA
Harga Saham Kurs
0,707 0,406
Sumber Data : Data Sekunder Diolah, 2016 Signifikansi 5 0.05
Keterangan : Jika sig ≥ α 0.05, maka tidak terjadi heteroskedastisitas atau sebaliknya
Berdasarkan hasil perhitungan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas karena sig ROA 0,707 ≥ 0,05
dan sig harga saham 0,406 ≥ 0,05. c.
Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi linear ada korelasi antara kesalahan penganggu pada periode t PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dengan kesalahan penganggu pada periode t-1 sebelumnya. Untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi dapat dilakukan uji Durbin-
Watson. Model regresi tidak mengandung autokorelasi apabila d dU atau d 4-dU. Berikut ini hasil yang diperoleh setelah melakukan uji
Durbin-Watson DW dengan SPSS 22 Tabel V.7 Uji Autokorelasi ROA
Model Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson 1
8,29131 2,185
Sumber Data : Data Sekunder Diolah, 2016 Signifikansi 5 0.05
Berdasarkan hasil di atas, diketahui nilai Durbin-Watson DW 2,185 lebih besar dari batas atas dU yaitu 1,6243 dan lebih kecil dari
4-dU yaitu 2.3757, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat autokorelasi.
Tabel V.8 Uji Autokorelasi Harga Saham Model
Std. Error of the Estimate Durbin-Watson
1 51808,563
1,738
Sumber Data : Data Sekunder Diolah, 2016 Signifikansi 5 0.05
Berdasarkan hasil di atas, diketahui nilai Durbin-Watson DW 1,738 lebih besar dari batas atas dU yaitu 1,6243 dan lebih kecil dari
4-dU yaitu 2,3757, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat autokorelasi.
2. Koefisien Determinasi
Besarnya kontribusi yang diberikan oleh variabel nilai tukar mata uang kurs terhadap variabel ROA Return On Assests dan harga saham
pada perusahaan Farmasi yang terdaftar di BEI Bursa Efek Indonesia dapat diketahui dari nilai koefisien determinasi atau R
2
. Penelitian ini menggunakan pengukuran ajusted R
2
untuk mengetahui seberapa besar variabel independen dapat menjelaskan variabel dependen. Berikut ini
tabel yang menunjukkan hasil adjusted R
2
SPSS 22. Tabel V.9 Koefisien Determinasi ROA
Model R
2
Adjusted R
2
1 0,547
0,532
Sumber Data : Data Sekunder Diolah, 2016
Tabel V.9 menunjukkan nilai adjusted R
2
sebesar 0,532 atau 53,2 persen. Hal tersebut mempunyai arti bahwa sebesar 53,2 persen dari variasi
variabel ROA dapat dijelaskan oleh variabel nilai tukar mata uang kurs, sedangkan sisanya sebesar 46,8 persen dijelaskan oleh faktor lain yang
tidak diteliti dalam penelitian ini. Tabel V.10 Koefisien Determinasi Harga Saham
Model R
2
Adjusted R
2
1 0,632
0,620
Sumber Data : Data Sekunder Diolah, 2016
Tabel V.10 menunjukkan nilai adjusted R
2
sebesar 0,620 atau 62 persen. Hal tersebut mempunyai arti bahwa sebesar 62 persen dari variasi
variabel harga saham dapat dijelaskan oleh variabel nilai tukar mata uang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kurs, sedangkan sisanya 38 persen dijelaskan oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
3. Uji t
Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah variabel independen kurs berpengaruh negatif pada variabel dependen ROA dan
harga saham. Berikut ini hasil pengujian uji t dengan menggunakan SPSS 22
Tabel V.11 Uji t ROA
Coefficients
Model T
Sig 1
Constant 2,001
0,050 Kurs
-0,654 0,516
Sumber Data : Data Sekunder Diolah, 2016 signifikansi 5 0.05
1 Pengujian hipotesis 1
a Merumuskan hipotesis nihil H
dan hipotesis alternative H
1
H :β ≥ 0 : Kurs Rupiah tidak berpengaruh negatif pada ROA.
H
1
:β 0 : Kurs Rupiah berpengaruh negatif pada ROA b
Menentukan nilai kritis atau level of significance α
Dalam penelitian ini nilai kritis atau level of significance α
yang digunakan adalah sebesar 5 atau 0,05. c
Menentukan kriteria pengujian Kriteria yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengujian
satu sisi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
H ditolak jika t
hitung
-t
tabel
atau p 2 Sig2 ≤ 0,05, sedangkan
H diterima jika t
hitung
≥ -t
tabel
atau p2 Sig2 0,05 d
Kesimpulan Dari hasil uji t pada tabel V.11 diketahui nilai t
hitung
sebesar - 0,654 dengan sig2 sebesar 0,258 dan nilai t
tabel
pada d.f = n-k = 63
– 3 = 60 dengan taraf signifikansi α = 0,05 yaitu sebesar -2,00030 karena t
hitung
-0,654 -t
tabel
-2,00030 atau sig2 0,258
α 0,05, maka H diterima artinya kurs tidak
berpengaruh pada ROA Tabel V.12 Uji t Harga Saham
Coefficients
Model t
Sig 1
Constant -0,322
0,749 Kurs
1,036 0,304
Sumber Data : Data Sekunder Diolah, 2016 Signifikansi 5 0,05
2 Pengujian hipotesis 2
a Merumuskan hipotesis nihil H
dan hipotesis alternatif H
2
H :β ≥ 0 : Kurs Rupiah tidak berpengaruh negatif pada
harga saham H
2
:β 0 : Kurs Rupiah berpengaruh negatif pada harga saham
b Menentukan nilai kritis atau level of significance
α Dalam penelittian ini nilai kritis atau level of
significance α yang digunakan adalah sebesar 5 atau
0,05. c
Menentukan kriteria pengujian Kriteria yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pengujian satu sisi H
ditolak jika t
hitung
-t
tabel
atau p2 Sig2 ≤ 0,05, sedangkan
H diterima jika t
hitung
≥ -t
tabel
atau p2 Sig2 0,05 d
Kesimpulan Dari hasil uji t pada tabel V.12 diketahui nilai t
hitung
sebesar 1,036 dengan sig2 sebesar 0,152 dan nilai t
tabel
pada d.f = n-k = 63 – 3 = 60 dengan taraf signifikansi
α = 0,05 yaitu sebesar -2,00030 karena t
hitung
1,036 -t
tabel
-2,00030 atau sig2 0,152 α 0,05, maka H
diterima artinya kurs tidak berpengaruh pada harga saham.
4. Pengujian Tambahan event study
a. Return Saham
Return saham masing-masing perusahaan Farmasi dengan periode t, dimana t dimulai dari t-5 sampai t+5 tanggal 12
Desember 2015 sampai tanggal 22 Desember 2015. Berikut ini tabel yang menunjukkan return saham masing-masing perusahaan
Farmasi Tabel V.13 Return Saham
Keterangan : KLBF
: Kalbe Farma KAEF
: Kimia Farma INAF
: Indofarma MERK
: Merck Indonesia DVLA
: Darya Varia Laboratoria PYFA
: Pyridam Farma SQBI
: Taisho Pharmaceutical TSPC
: Tempo Scan Pasific SCPI
: Merck Sharp Dohme Pharma
Periode KLBF KAEF INAF MERK DVLA PYFA
SQBI TSPC
SCPI
t-5 0.03376 -0.0231 -0.0255
-0.25 0.16863 -0.0082 -0.6154 -0.0088 0.07586 t-4
0.01633 -0.0592 -0.0523 0.33333 -0.2148 -0.0331 0.06154 0.00296 0.21474 t-3
-0.008 0.03774 0.08966 0.03516 -0.0171 -0.0256 -0.0761 0.11622 -0.3404 t-2
0.00405 0.01818 -0.0253 -0.0264 0.46957 0.07018 0.86667 -0.1015 0.25
t-1 0.04839 0.05952 0.04545 -0.9495 0.30178 -0.082 0.27731
0.12 -0.072 t0
-0.0077 -0.0225 -0.0373 -0.0018 -0.2318 0.03571 0.03618 0.02679 -0.1724 t+1
-0.0116 0.01149 0.05161 0.03077 -0.2544 -0.0431 0.04762 -0.0317 0.33333 t+2
0.17255 -0.017 -0.0061 0.11567 -0.0873 0.01802 -0.0152 -0.0174 0.09375 t+3
-0.1639 0.11676 0.01235 -0.0936 0.09565 0.00885 0.00923 -0.1022 -0.2
t+4 0.1456 0.00518 0.04268 0.1076 0.18254 0.2193 -0.1655 0.12036 -0.2018
t+5 -0.2004 -0.0484 0.07018 0.01119 -0.1544 -0.0576 0.23493 0.02619 0.45324
Sumber Data : Data Sekunder Diolah, 2016 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b. Abnormal Return Saham
Abnormal Return Saham masing-masing perusahaan Farmasi. Berikut ini tabel yang menunjukkan abnormal return
saham masing-masing perusahaan Farmasi dari tanggal 12 Desember sampai tanggal 22 Desember 2015 t-5 sampai t+5
Tabel V.14 Abnormal Return Saham
Keterangan : KLBF
: Kalbe Farma KAEF
: Kimia Farma INAF
: Indofarma MERK
: Merck Indonesia DVLA
: Darya Varia Laboratoria PYFA
: Pyridam Farma SQBI
: Taisho Pharmaceutical TSPC
: Tempo Scan Pasific SCPI
: Merck Sharp Dohme Pharma
Periode KLBF KAEF INAF MERK DVLA PYFA SQBI TSPC SCPI
t-5 0.03112 -0.0303 -0.041 -0.1875 0.14514 -0.0175 -0.6755 -0.0225 0.03637
t-4 0.01369 -0.0663 -0.067 0.39585 -0.2383 -0.0424 0.00142 -0.0108 0.17526
t-3 -0.0107 0.0306 0.0746 0.09767 -0.0406 -0.035 -0.1362 0.1025 -0.3799
t-2 0.00141 0.011 -0.04 0.0361 0.44608 0.06085 0.80655 -0.1152 0.21051
t-1 0.04575 0.0524 0.0304 -0.887 0.27829 -0.0913 0.21719 0.10628 -0.1115
t0 -0.0103 -0.0296 -0.052 0.06068 -0.2553 0.02639 -0.0239 0.01306 -0.2119
t+1 -0.0143 0.0043 0.0366 0.09329 -0.2779 -0.0524 -0.0125 -0.0454 0.29385
t+2 0.16991 -0.0242 -0.021 0.17819 -0.1108 0.0087 -0.0753 -0.0312 0.05426
t+3 -0.1665 0.1096 -0.003 -0.0311 0.07216 -0.0005 -0.0509 -0.1159 -0.2395
t+4 0.14296 -0.002 0.0276 0.17012 0.15905 0.20998 -0.2257 0.10664 -0.2413
t+5 -0.2031 -0.0556 0.0551 0.07371 -0.1779 -0.0669 0.17481 0.01247 0.41376
Sumber Data : Data Sekunder Diolah, 2016
c. Analisis Abnormal Return RTN
Analisis terhadap reaksi pasar modal di Indonesia terhadap peristiwa kenaikan suku bunga AS Fed Fund Rate yang
menyebabkan Rupiah melemah dapat dilihat dari abnormal return RTN yang didapatkan. Abnormal return RTN merupakan
selisih antara actual return dan expected return. Berikut ini tabel yang menunjukkan rata-rata abnormal return dari tanggal 12
Desember 2015 t-5 sampai 22 Desember 2015 t+5 Tabel V.15 Rata-rata Abnormal Return
Periode Abnormal Return
t-5 -0.08458
t-4 0.017908
t-3 -0.03299
t-2 0.157442
t-1 -0.03994
t0 -0.0537
t+1 0.002833
t+2 0.016497
t+3 -0.04725
t+4 0.038608
t+5 0.025171
Sumber Data : Data Sekunder Diolah, 2016
Tabel V.15 menunjukkan bahwa terdapat abnormal return positif pada periode t-4, t-2, t+1, t+2, t+4 dan t+5. Selama periode
peristiwa yang digunakan juga terdapat abnormal return yang bernilai negatif yang terjadi pada periode t-5, t-3, t-1, t0 dan t+3.
Abnormal return terendah terjadi pada periode t-5 yaitu sebesar - PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
0,08458 dan abnormal return tertinggi terjadi pada periode t-2 yaitu sebesar 0,157442.
d. Uji Signifikansi Rata-rata Abnormal Return RTN
Pengujian signifikansi rata-rata abnormal return dilakukan untuk mengetahui apakah ada reaksi yang signifikan pada
perubahan abnormal return akibat dari adanya peristiwa kenaikan suku bunga AS Fed Fund Rate. Dengan melakukan uji t maka
akan diketahui apakah pasar mengalami reaksi atau tidak mengalami reaksi. Berikut ini tabel perhitungan signifikansi rata-
rata abnormal return Tabel V.16 Signifikansi Rata-rata Abnormal Return
Periode t-hitung
Keterangan
t-5 0,88315
Tidak signifikan t-4
-3,67302 Tidak signifikan
t-3 -0,76761
Tidak signifikan t-2
2,77541 Signifikan
t-1 2,43586
Signifikan t0
1,05264 Tidak signifikan
t+1 0,09681
Tidak signifikan t+2
-0,39617 Tidak signifikan
t+3 2,10574
Tidak signifikan t+4
3,02687 Signifikan
t+5 -2,54695
Tidak signifikan
Sumber Data : Data Sekunder Diolah, 2016
Tabel V.16 menunjukkan bahwa terdapat t hitung yang positif dan negatif. Tanda positif artinya peristiwa kenaikan suku bunga
AS Fed Fund Rate memiliki kandungan informasi yang direspon PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
sebagai good news oleh pasar modal window, sedangkan tanda negatif artinya peristiwa kenaikan suku bunga AS Fed Fund Rate
memiliki kandungan informasi yang direspon sebagai bad news oleh pasar modal window Wardhani, 2012. Dalam penelitian ini
akan dilihat apakah peristiwa kenaikan suku bunga AS Fed Fund Rate memiliki kandungan informasi yang direspon sebagai good
news oleh pasar modal window. Pasar modal merespon positif kenaikan suku bunga AS Fed
Fund Rate dan kandungan informasi direspon oleh pasar modal sebagai good news kemungkinan karena :
1 Pasar modal sudah mengantisipasi kenaikan suku bunga AS
Fed Fund Rate. 2
Perusahaan sudah mengantisipasi kenaikan suku bunga AS Fed Fund Rate yaitu dengan cara melakukan hedging
sehingga kinerja perusahaan masih baik dan stabil. Hal ini menyebabkan para investor masih tertarik untuk menanamkan
modalnya di pasar modal. 3
Penjualan produk Farmasi yang terus meningkat khususnya penjualan produk obat herbal, sehingga hal ini memungkinkan
perusahaan Farmasi untuk mengurangi pembelian bahan baku impor. Hal ini menyebabkan investor tetap mempertahankan
modalnya di pasar modal dan banyak investor asing yang juga tertarik menanamkan modalnya.
4 Fundamental ekonomi Indonesia yang semakin membaik dan
dana dari luar negeri yang semakin banyak masuk ke Indonesia, di mana sebagian dana akan masuk ke pasar modal obligasi
dan bursa saham. 5
Dipengaruhi oleh peristiwa-peristiwa lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini seperti pengumuman undang-undang
pengampunan pajak Tax Amnesty, kondisi politik, kebijakan pemerintah dan lain-lain.
Tabel V.16 menunjukkan bahwa terdapat abnormal return yang signifikan di tiga periode yaitu t-2 dengan t hitung sebesar
2,77541 lebih besar dari t tabel 5 2,228, t-1 dengan t hitung sebesar 2,43586 lebih besar dari t tabel 5 2,228 dan t+4 dengan
t hitung sebesar 3,02687 lebih besar dari t tabel 5 2,228. t hitung yang dilihat dalam peneltian ini adalah t hitung positif karena ini
menunjukkan bahwa pasar modal window bereaksi terhadap peristiwa kenaikan suku bunga AS Fed Fund Rate dan peristiwa
kenaikan suku bunga AS Fed Fund Rate memiliki kandungan informasi yang direspon sebagai good news oleh pasar modal
window. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5. Pembahasan
a. Koefisien Determinasi
Dari hasil perhitungan dengan SPSS 22, diperoleh nilai adjusted R square sebesar 0,532 dan 0,620, dari angka tersebut dapat disimpulkan
bahwa 53,2 persen variasi variabel ROA dapat dijelaskan oleh variabel kurs dan 62 persen variasi variabel harga saham dapat dijelaskan oleh
variabel kurs, sedangkan sisanya 46,8 persen dan 38 persen dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
b. Hasil uji t
1 Pengujian atas pengaruh kurs pada ROA
Hasil pengujian menunjukkan bahwa kurs tidak mempunyai pengaruh pada ROA perusahaan Farmasi KLBF, KAEF, INAF,
MERK, DVLA, PYFA, SQBI, TSPC dan SCPI. Hasil pengujian ini memberikan hasil yang berbeda dengan penelitian Desi Marilin
Rohmawati 2012 yang menyatakan bahwa nilai tukar berpengaruh positif terhadap profitabilitas perbankan syariah dan
memberikan hasil yang berbeda dengan pendapat analis bahana securities Michael Wilson Setjoadi yang menyatakan bahwa
semakin rendah nilai tukar mata uang Rupiah maka semakin lemah kinerja perusahaan Farmasi. Selain itu, hasil pengujian ini juga
memberikan hasil yang berbeda dengan Munawir 2007:89 yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menyatakan bahwa ROA juga dipengaruhi oleh faktor-faktor makroekonomi seperti nilai tukar mata uang Rupiah terhadap
Dolar. Perbedaan ini terjadi karena disebabkan oleh : a
Dalam penelitian ini perusahaan yang dijadikan subjek penelitian adalah perusahaan Farmasi, sehingga terdapat
perbedaan hasil dengan penelitian Desi Marilin dan Rohmawati 2012, di mana subjek penelitiannya adalah
perbankan syariah. b
Tidak semua faktor yang mempengaruhi ROA diteliti dalam penelitian ini seperti manajemen aktiva, likuiditas, hutang
terhadap hasil operasi, perputaran total aktiva, petumbuhan perusahaan dan ukuran perusahaan Brigham dan Houstan,
2001:89. Selain itu, faktor-faktor makroekonomi seperti suku bunga bank, nilai tukar mata uang Rupiah terhadap Dolar dan
jumlah uang beredar Munawir, 2007:89 juga dapat mempengaruhi ROA.
2 Pengujian atas pengaruh kurs pada harga saham
Hasil pengujian menunjukkan bahwa kurs tidak mempunyai pengaruh pada harga saham perusahaan Farmasi KLBF, KAEF,
INAF, MERK, DVLA, PYFA, SQBI, TSPC dan SCPI. Hasil pengujian ini memberikan hasil yang berbeda dengan Maryanti
2010 dan penelitian Raharjo 2010 yang menyatakan bahwa nilai tukar mata uang Rupiah berpengaruh positif terhadap harga saham.
Tidak berpengaruhnya nilai tukar mata uang pada harga saham perusahaan Farmasi dan perbedaan hasil pengujian dengan
penelitian sebelumnya kemungkinan disebabkan oleh : a
Perusahaan Farmasi melakukan tindakan lindung nilai hedging. Hedging adalah suatu tindakan melindungi
perusahaan untuk menghindari atau mengurangi risiko kerugian atas valuta asing akibat dari terjadinya transaksi bisnis Faisal,
2001:8. Tindakan lindung nilai hedging yang dilakukan perusahaan Farmasi yaitu dengan cara melakukan forward rate.
Forward rate adalah kurs yang ditetapkan sekarang atau pada saat ini, tetapi diberlakukan untuk waktu yang akan datang,
biasanya antara waktu 12 x 24 jam sampai dengan satu tahun Hady, 2008:68. Hal ini dilakukan karena perusahaan Farmasi
memiliki utang luar negeri pembelian bahan baku yang masih di impor dari luar negeri dengan pembayaran menggunakan
Dolar AS, sehingga dengan melakukan forward rate perusahaan Farmasi tidak akan mengalami kerugian karena
melemahnya mata uang Rupiah. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b Perusahaan Farmasi mencari alternatif sumber bahan baku yang
lebih efisien. c
Perusahaan Farmasi melakukan kontrak bahan baku jangka panjang.
d Tidak semua faktor yang mempengaruhi harga saham diteliti
dalam penelitian ini, seperti faktor internal pengumuman laporan keuangan, pengumuman investasi dan pengumuman
pendanaan dan faktor eksternal suku bunga tabungan dan deposito, inflasi, regulasi dan deregulasi ekonomi yang
dikeluarkan oleh pemerintah Alwi, 2003:87. 3
Uji tambahan event study Dari hasil uji tambahan event study pada abnormal return
sembilan perusahaan Farmasi dengan periode penelitian 11 hari diperoleh hasil yaitu terdapat abnormal return yang signifikan di
tiga periode yaitu t-2 dengan t hitung sebesar 2,77541 lebih besar dari t tabel 5 2,228, t-1 dengan t hitung sebesar 2,43586 lebih
besar dari t tabel 5 2,228 dan t+4 dengan t hitung sebesar 3,02687 lebih besar dari t tabel 5 2,228. Hal ini menunjukkan
bahwa pasar modal window bereaksi terhadap peristiwa kenaikan suku bunga AS Fed Fund Rate pada periode t-2 atau
dua sampai satu hari sebelum peristiwa tersebut terjadi dan periode PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
t+4 atau empat hari setelah peristiwa tersebut terjadi dan peristiwa kenaikan suku bunga AS Fed Fund Rate memiliki kandungan
informasi yang direspon sebagai good news oleh pasar modal window.
99
BAB VI Kesimpulan dan Implikasi Hasil Penelitian