9
a. Teknologi har us menghasilkan nilai lebih, mempunyai kemampuan yang semakin ber var iasi untuk memenuhi keper luan yang makin ber agam,
hemat dalam menggunakan sumber daya ter masuk ener gi. b. Teknologi har us menghasilkan pr oduktivitas ekonomi atau keuntungan
finansial. Salah satu car a untuk menghitung pr oduktivitas teknologi adalah menghitung r asio output r upiah. Teknologi yang tidak menghasilkan
keuntungan atau nilai pr oduktivitasnya kur ang dar i satu, disebut
non- per for ming
atau tidak ber kiner ja; biasanya teknologi ini per kembangannya tidak ber kelanjutan
sust ainable
. c. Teknologi har us dapat diter ima oleh masyar akat pengguna; hal ini
dibutuhkan agar ber manfaat bagi pengguna, disukai, mudah digunakan dapat diper oleh dengan mudah dan tidak ber tentangan dengan kebiasaan
pengguna, secar a sosial, tekni s dan ekonomis dapat diter ima. d.Teknologi har us ser asi dengan lingkungan agar keber adaannya dapat
diter ima oleh masyar akat penggunanya ser ta ber kesinambungan. Dar i beber apa penger tian-penger tian teknologi yang dikemukakan oleh
beber apa par a pakar di atas maka dapat disimpulkan bahw a bila kita ber bicar a teknologi khususnya teknologi per tanian maka kata kunci yang
ter makna di dalamnya adalah: kegiatan sumber daya manusia, alat mesin dan jasa dibidang per tanian; nilai tambah tinggi; agr oindustr i dan
kemandir ian bangsa. Sedangkan bila akan mentr ansfor masikan teknologi ter utama pada negar a-negar a yang sedang ber kembang maka empat tahap
tr ansfor masi teknologi yang dianjur kan oleh Habiebie 1994 per lu mendapat per hatian.
10
B. Industri
Rahardi 2008 , mengungkapkan bahw a pr oses industr ialisasi mer upakan
suatu pr oses per ubahan budaya agr ar is ke budaya industr i yang memer lukan inter nalisasi budaya ilmu pengetahuan dan teknologi ke
dalam budaya masyar akat. Industr ialisasi per lu dipandang sebagai pr oses per ubahan kebudayaan, yaitu membangun sikap mental dan budaya
sebagaimana yang hidup di masyar akat industr i.
Nurpilihan 2008 , ber pendapat bahw a industr i dalam ar ti luas adalah
penggunaan teknologi dalam memanfaatan sumber daya sumber daya alam dan sumber daya manusia yang ter sedia secar a efektif dan efisien
ser ta menghasilkan kualitas yang memenuhi per syar atan yang telah ditetapkan.
Firman 2002 , mengemukakan bahw a industrialisasi adalah suatu pr oses
yang panjang membutuhkan w aktu yang lama, biaya yang tidak sedikit untuk mer ealisasikannya. Untuk membangun masyar akat industr i har uslah
dimulai dar i membangun kebiasaan-kebiasaan dalam kehidupan sehar i- har i dan tidak bisa ditumbuhkan secar a dr astis.
Hadi 2001, ber pendapat bahw a industr i ber basis per tanian ber tujuan
meningkatkan nilai tambah pr oduk dan menciptakan efisiensi pengelolaan usaha tani. Per kembangan industri per tanian seyogyanya didukung oleh
pemanfaatan sumber daya manusia secar a optimum dan inovasi teknologi dalam industr i pengolahan hasil per tanian sesuai dengan per ubahan pasar
global yang ter jadi.
Airlangga 2004, ber pendapat bahw a industrialisasi mampu menjadi
engine of gr owt h
, sementar a industr i yang kokoh akan mampu mendor ong peningkatan ekspor , penguatan devisa dalam neger i, penciptaan lapangan
11
ker ja bar u dan pengembangan distribusi pendapatan masyar akat. Selanjutnya dalam ar ti yang luas industri dapat pula mendor ong penguatan
pendidikan, kar ena tuntutan dalam pengembangan sumber daya manusia dan alih teknologi; kar ena teknologi yang ber samaan dengan industri
mampu menjadi per sepektif dalam ar ah pengembangan budaya bangsa yang masih peka ter hadap teknologi.
Kata kunci yang dapat dipetik dar i pengertian industr i khususnya dibidang per tanian yang dikemukakan par a pakar di atas adalah: 1 efisiensi; 2
per ubahan budaya dar i agr ar is ke budaya industri; 3 nilai tambah; 4 agr oindustr i dan 5 kualitas atau mutu.
2.2. Teknologi Industr i Pertanian Dalam Pembangunan
Titik ber at pembangunan di Indonesia saat ini masih menitikber atkan pada bidang ekonomi, namun bidang ekonomi yang dimaksud har uslah
seimbang dengan pembangunan aspek kehidupan masyar akat guna mencapai kondisi kehidupan bangsa yang utuh, maju secar a mater il dan
sepir itual dalam suasana ketenter aman dan kesejahter aan lahir batin yang seimbang ber dasar kan Pancasila dan UUD 1945. Walaupun pr oses
industr ialisasi di Indonesia ber kembang dengan cepat, namun sektor per tanian selalu menjadi tumpuan hidup bagi sebagian besar penduduk
Indonesia. Pr oses industrialisasi dapat ber jalan dengan cepat namun tetap har us didukung dengan sektor per tanian yang tangguh, guna mencukupi
kebutuhan pangan penduduk. Per anan dan pengar uh teknologi dalam per ekonomian dunia dir asakan
penting pada saat ini, alasannya adalah bahw a teknologi mer upakan salah satu faktor penting bagi keunggulan-keunggulan negar a maju yang
mempunyai dasar industri yang kuat. Teknologi digunakan pula sebagai
12
kunci untuk menguasai penggunaan kekayaan alam dan pengembangan industr i yang didukung oleh penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi .
Teknologi dan kualitas sumber daya manusia seper ti dua belah mata uang; tidak dapat dipisahkan satu dengan lainnya, kar ena manusia adalah pelaku
dar i teknologi. Dengan per kataan lain agar per tanian dapat kokoh dalam menunjang sektor industr i maka petani sebagai sumber daya manusia dan
pelaku di sektor per tanian seyogyanya menguasai teknologi w alaupun teknologi ter sebut adalah teknologi seder hana atau teknologi tepat guna.
Per encanaan pembangunan per tanian Indonesia secar a menyelur uh dimulai sejak tahun 1960, dimana pemer intah menyadar i bahw a negar a
dapat membangun apabila kebutuhan pangan masyar akat telah ter penuhi dengan baik. Ger akan ber upa intensifikasi khusus Insus maupun
bimbingan masyar akat Bimas ter hadap petani secar a massal dilakukan dengan melibatkan selur uh komponen bangsa termasuk mahasisw a. Hasil
per tanian mencapai puncak kejayaan ketika Indonesia oleh FAO dinyatakan mampu mencapai sw asembada pangan pada tahun 1984.
Keber hasilan pembangunan per tanian ini ber langsung tidak lama, kar ena keber pihakan pemer intah ber alih pada pembangunan sektor industr i dan
jasa. Kebijakan impor hasil per tanian dar i luar neger i dan penghapusan subsidi
maupun pr oteksi
ter hadap sektor
per tanian domestik
menyebabkan hasil per tanian kehilangan daya saing dibandingkan pr oduk per tanian luar neger i yang dipr oteksi dan disubsidi oleh pemer intah.
Keadaan ini berdampak ser ius yang akan ber muar a pada keter gantungan Indonesia ter hadap pr oduk hasil per tanian pokok seper ti ber as, gandum,
kedelai dan lain-lain. Pada saat yang sama nilai ekonomi komoditi per tanian oleh pemer intah Indonesia ditur unkan har ganya sehingga
penghasilan petani secar a keselur uhan r endah.