PENGEMBANGAN TEKNOLOGI Pengantar Teknologi Industri Pertanian.

41 menggunakan pr oduk pertanian dengan tujuan ekonomis dan diusahakan secar a ber kesinambungan ser ta menghasilkan pr oduk yang dapat diekspor ke luar daer ah maupun ke luar neger i. Gambar 2 ber ikut ini mer upakan diagr am alir pr oses agr oindustr i. Diagr am alir ini menunjukkan bahw a masalah masih menjadi patokan utama dar i pr oses agr oindustri. Gambar 2. Diagram Alir Proses Agroindustri Gambar 2 menunjukkan bahw a dalam r angka membangun pr oses agr oindustr i akan dimulai dar i per masalahan yang ada di masyar akat; contoh konkr it adalah misalnya dimulai dar i industr i hilir . Pr oduksi komoditi per tanian unggulan daer ah yang ber limpah dan hanya dapat dijual sebagai pr oduk pr imer . Masyar akat butuh penanganan komoditas per tanian ter sebut agar dapat dijual dengan nilai tambah tinggi; ber ar ti komoditas per tanian ter sebut har us diolah ter lebih dahulu sebelum dijual ke pasar an. Penanganan per lu menggunakan teknologi; sedangkan teknologi masyar akat yang ter sedia belum dapat memenuhi kebutuhan masyar akat agar mendapatkan nilai tambah tinggi. Teknologi yang bar u per lu dikembangkan; diselar askan dengan teknologi spesifik w ilayah, yang AGROINDUSTRI  M asalah  Kebutuhan M asyarakat  Kebijakan Pemerintah  Pasar Domestik dan Global INPUT  Komoditas Unggulan Daerah  Sumber Daya  M odal Investasi  Teknologi M asyarakat PROSES

1. Pengembangan Teknologi

2. Teknologi Spesifik

W ilayah 3. Pengolahan Produk OUTPUT  Produk Dengan Nilai Tambah Tinggi 42 ar tinya teknologi yang sangat ter gantung dar i sumber daya yang ter sedia. Teknologi yang dikembangkan ini har uslah dapat memenuhi per syar atan pengolahan pr oduk komoditi per tanian agar mendapatkan nilai tambah yang tinggi. Pr oses ini disebut dengan agr oindustr i, yaitu suatu pr oses yang membangun pembenahan teknologi pengolahan ber basis komoditas unggulan daer ah. Sejalan dengan pr oses tersebut secar a par alel juga melibatkan peningkatan kualitas sumber daya manusia ser ta melibatkan lembaga per modalan. Polit ical will dar i pemer intah mengenai kebijakan per mintaan pasar gobal dan domestik akan mendor ong pengembangan agr oindustr i yang membuat kualitas pr oduk akan menjadi lebih baik. Pengembangan teknologi per tanian di Indonesia agar dapat menuju ke sektor agr oindustr i menghadapi masalah mendasar seper ti: 1. Kur angnya sumber daya manusia yang ber kualit as sebagai pelaku teknologi 2. Belum optimalnya peta kebutuhan teknologi per tanian di setiap daer ah 3. Kecilnya luas lahan petani di Indonesia r ata-r ata 0,25 s d 0,4 hektar keluar ga petani 4. Teknologi khususnya teknologi per tanian yang cepat usang 5. Cir i masyar akat tani yang masih agr ar is tr adisional Per tanian tangguh, moder n dan efisien akan ter capai bila komoditi unggulan daer ah diolah dengan pemanfaatan dan pener apan teknologi per tanian tepat guna atau teknologi bar u yang ter gantung dar i sumber daya yang ter sedia. 43 Revitalisasi teknologi per tanian menjadi suatu kebutuhan dimana teknologi yang dikembangkan seyogyanya diupayakan pada kemampuan menggali nilai tambah tinggi ber dasar kan potensi komoditi unggulan daer ah agar pr oses agr oindustr i dapat ter capai Hambatan kendala r evitalisasi teknologi per tanian dalam mendukung sektor agr oindustri ber basis komoditi unggulan daer ah adalah belum adanya ter sedianya pola komoditi unggulan di daer ah; minimnya sumber daya manusia yang ber kualitas dan menguasai teknologi tepat guna ser ta belum optimalnya jar ingan sumber infor masi dan lembaga masyar akat yang ter str uktur . Str ategi pencapaian optimalisasi r evitalisasi teknologi per t anian adalah: a. Membangun sumber daya manusia pr oduktif yang kaya inovasi b. Membentuk jar ingan sumber infor masi yang mampu menampung dan mengelola pr oses pengkayaan, penjar ingan, penyesuaian, penerapan dan pemanfaatan teknologi per t anian c. Menghasilkan teknologi per tanian andalan yang dibutuhkan masyar akat setempat dan dapat menumbuhkan agr oindustr i d. Membangun kemitr aan antar a dunia usaha dengan lembaga-lembaga penelitian. Revitalisasi teknologi per tanian menuju agr oindustr i ber basis komoditi unggulan daer ah menuntut per ubahan str uktur dan kultur al yang cukup mendasar . Dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi maka peluang untuk mendayagunakan komoditi unggulan daer ah sebagai sumber kesej ahter aan dan kemajuan bangsa menjadi semakin besar . Untuk itu per lu adanya 44 per ubahan tr adisi per tanian kita yang semula hanya ter gantung pada pola alam menjadi tr adisi beker jasama dengan alam, melalui pener apan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi dan or ganisasi sosial yang ter us dikembangkan. Landasan teknologi diupayakan mempunyai tr adisi bar u yaitu efisiensi, pr oduktivitas dan keber lanjutan sust ainabilit y . Teknologi per tanian yang dimulai dar i teknologi pr a panen sampai pasca panen bukanlah hanya menyangkut kuantitas komoditi yang hanya mampu menghasilkan pr oduk per tanian tetapi juga meliputi kualitas, bentuk ser ta w aktu yang tepat untuk penyampaian pada konsumen. Pengembangan teknologi per tanian ser ingkali menghadapi kendala mendasar ; misalnya kur ang siapnya sumber daya manusia sebagai pelaku teknologi. Peker ja di sektor per tanian umumnya ber pendidikan r endah, yang menur ut Nur pilihan, 2002 pendidikan petani di Indonesia sekitar 90 per sen hanya tamat sekolah dasar .Belum optimalnya peta kebutuhan teknologi per tanian di setiap daer ah ber dampak kur ang ber dayaguna dan ber hasilgunanya pener apan teknologi per tanian, kar ena teknologi yang akan diintr oduksi ke suatu daer ah belum tentu sesuai dengan kebutuhan masyar akat setempat. Selayaknyalah pengembangan teknologi per tanian memanfaatkan lingkungan yang sudah siap misalnya pener apan teknologi penanaman benih padi dengan menggunakan alat mesin pada dasar nya seyogyanya diintr oduksi pemakainya didasar kan atas kesiapan masyar akat tani sebagai masyar akat pengguna teknologi ter sebut. Pengembangan dan pener apan teknologi per tanian mer upakan salah satu car a untuk memper cepat pr oses menuju industri agr o atau agr oindustr i. Kendala seper ti luas lahan r ata-r ata petani yang kecil kur ang dar i 0,5 hektar , keter sediaan sumber daya manuasia, terer osinya sumber daya alam, teknologi per tanian yang cepat usang dan cir i masyar akat petani 45 yang masih agr ar is tr adisional ser ing mer upakan hambatan dalam memper cepat pr oses agr oindustr i. Per tanyaan kita adalah dapatkah posisi teknologi per tanian ter us diper tahankan? Jaw abannya adalah revitalisasi teknologi per tanian mer upakan kehar usan, salah satu pendekatan yang layak diper timbangkan adalah membangun sistem per tanian yang ber nafaskan budaya industr i yang pada gilir annya pener apan, pengembangan dan pemanfaatan teknologi per tanian dapat lebih optimal. Gambar 3 di baw ah ini menggambar kan alur r evitalisasi teknologi menuju agr oindustr i Gambar 3. Revitalisasi Teknologi Pertanian Menuju Agroindustri Tuntutan kebutuhan masyar akat akan pengembangan teknologi khususnya teknologi per tanian untuk mengolah sumber daya ter sedia berdampak semakin gencar nya par a peneliti dan masyar akat pemer hati teknologi per tanian untuk menghasilkan r ancang bangun teknologi tepat guna yang ber basis keunggulan komoditi uanggulan daer ah. Hal ini dicirikan oleh adanya r evitalisasi par adigm teknologi yang ter jadi yaitu 1 Tradisi Baru Tradisi Aw al - Pertanian Tergantung Alam Bekerjasama Dengan Alam  Pemanfaatan, Pengembangan dan Penerapan IPTEK  Pengembangan Organisasi Sosial Landasan Teknologi  Efisien  Produktivitas  Keberlanjutan SDM Berkualitas 46 pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi selalu diar ahkan pada upaya menggali dan mengembangkan kemampuan kompetitif dar i potensi w ilayah yang ter sedia dan 2 ter jadinya r evitalisasi str ukt ur al dan kultur al yang cukup fundamental dar i masyar akat petani yang tr adisional kepada masyar akat yang memiliki kr eatifitas, daya adopsi dan inovasi tinggi ter hadap ilmu pengetahuan dan teknologi, pedagangan dan per ubahan sosial budaya di sekitar nya. Banyak jenis dan tingkat teknologi yang siap pakai demi ter wujudnya sektor agr oindustr i, namun perlu dikaji dalam hal ketepatgunaannya dengan komoditi unggulan daer ah setempat spesifik lokasi. Sebelum teknologi per tanian diintr oduksikan kepada masyar akat sasar an per lu disosialisasikan pemahaman mengenai sumber daya sumber daya alam dan sumber daya manusia setempat secar a menyelur uh mencakup kondisi fisik, sosial ekonomi dan budaya ser ta lingkungan. Nur pilihan 2000 ber pendapat bahw a sektor per tanian yang masih mengandalkan atau ber basis sumber daya r esour ce base masih mer upakan ujung tombak ekonomi dan mer upakan sektor andalan dalam pembangunan nasional. Menyimak bahw a sektor per tanian yang mengandalkan komoditi unggulan daer ah masih mer upakan andalan industr i skala kecil dan menengah maka r evitalisasi teknologi per tanian selayaknya ber geser pada teknologi per tanian tepat guna. Nur pilihan 2002 ber pendapat bahw a teknologi per tanian tepat guna dapat diar tikan sebagai teknologi yang mampu meningkatkan sumber daya per tanian ter masuk iklim cuaca dan air secar a efektif dan efisien ser ta dicir ikan oleh tingkat pr okduktifitas, stabilitas dan equabilitas hasil per tanian. Per tanian tangguh, moder n dan efisien akan ter capai bila komoditi unggulan daer ah diolah dengan pemanfaatan, pener apan 47 teknologi per tanian tepat guna. Revitalisasi teknologi per t anian tepat guna diupayakan pada kemampuan menggali nilai tambah tinggi ber dasar kan potensi komoditi unggulan daer ah agar pr oses agr oindustr i cepat ter capai. Tentunya dalam r angka menumbuhkembangkan sektor agr oindustri, teknologi per tanian yang dikembangkan dapat menjaga keseimbangan ekologi, r amah lingkungan dan mampu memaksimalkan potensi geogr afi tanah dan air . Dengan per kataan lain teknologi per tanian tepat guna har uslah teknologi yang benar -benar dibutuhkan masyar akat setempat dan har us pula spesifik w ilayah ser ta r amah lingkungan. Per encanaan teknologi per tanian tepat guna di suatu w ilayah seyogyanya memper hatikan masalah sosial budaya dan teknis; agar teknologi per tanian ter sebut dapat ber dayaguna dan ber hasilguna bagi masyar akat setempat. Secar a sosial teknologi per tanian tepat guna dapat diter ima oleh lingkungan setempat; secar a budaya teknologi pertanian ter sebut ber akar dar i teknologi yang telah dikuasai oleh masyar akat setempat atau mer upakan pengembangan dar i teknologi yang telah ada ser ta telah dikenal, dan secar a teknis dapat diker jakan oleh sumber daya manusia yang dapat mengolah komoditi unggulan daer ah atau komoditi unggulan yang ter sedia dengan memper tinggi nilai tambah. Paduan ser asi antar a teknologi per tanian tepat guna dengan komoditi unggulan daerah akan menghasilkan pr oduktivitas komoditi per tanian tinggi dan pada gilir annya akan dapat meningkatkan pendapatkan petani. Revitalisasi teknologi pertanian dalam mendukung sektor agr oindustri yang ber basis komoditi unggulan daer ah tentunya menemui hambatan- hambatan seper ti ter sedianya sumber daya manusia sebagai pelaku teknologi. 48 Nur pilihan 2000 ber pendapat bahw a upaya-upaya pencapaian optimalisasi teknologi per tanian agar mencapai sasar an adalah sebagai ber ikut: 1 membangun sumber daya manusia pr oduktif yang kaya inovasi, dapat dilakukan dengan mengadakan pelatihan dan penyuluhan; 2 membentuk jar ingan sumber infor masi yang mampu menampung dan mengelola pr oses pengkayaan, penjar ingan, penyesuaian, penerapan dan pemanfatan teknologi per tanian; 3 menghasilkan teknologi per tanian andalan yang dibutuhkan masyar akat setempat dan dapat menumbuhkan industr i agr o ser ta 4 membangun kemitr aan antar a dunia usaha dengan lembaga-lembaga penelitian. Upaya- upaya ini mer upakan sebagian dar i upaya dasar yang per lu dibangun agar sasar an teknologi per tanian dapat dicapai secar a optimal namun polical w ill dar i pemer intah tentunya sangat dibutuhkan untuk mengembangkan teknologi per tanian. Agus 1997 ber pendapat bahw a industr i dibidang per tanian mer upakan upaya membangun budaya bar u yang mampu menginter nalisasikan dan mengkapitalisasikan ilmu pengetahuan dan teknologi yang ter us diper bahar ui untuk mencapai efisiensi dan pr uduktivitas yang lebih tinggi dalam pemanfaatan sumber daya dan per luasan spektr um pilihan-pilihan komoditas yang ter sedia di daer ah sasar an. Revitalisasi kultur al masyar akat yang ber sifat fundamental kear ah pembahar uan dar i sebagian atau selur uh pr oses-pr oses out put per tanian akan memper cepat pr oses agr oindustr i dan menjamin keber lanjutan pembangunan per tanian. Sektor agr oindustr i har uslah meningkatkan nilai tambah pr oduk pertanian yang pada gilir annya akan meningkatkan pula kesejahter aan masyar akat; tentunya per cepatan sektor agr oindustr i tidak ter lepas dar i pengembangan teknologi per tanian. 49 Sektor per tanian mer upakan sektor yang paling banyak menyer ap tenaga ker ja, hal ini sejalan dengan ber limpahnya sumber daya alam di Indonesia. Per cepatan dan per luasan agr oindustr i sangat signifikan untuk penguatan ekonomi domestik. Sektor per tanian pada tahun 2012 akan mengalami pukulan kar ena pr oduk bar ang mentah diper kir akan akan anjlok akibat gejolak ekonomi global Sr i Har tati; 2011. Dalam konteks ini agr oindustr i yang member ikan nilai tambah ter hadap pr oduk per tanian tidak saja menjadi solusi, tetapi juga akan mengger akkan per ekonomian desa. Revitalisasi teknologi per tanian menuju agr oindustr i selayaknya ber basis komoditi unggulan daer ah ser ta menuntut perubahan str uktur al dan kultur al yang cukup fundamental dar i masyar akat. Teknologi per tanian per lu ter us dikembangkan sesuai dengan sumber daya alam daerah yang ber sifat komoditas unggulan kompar atif, serta komoditas unggulan kompetitif. Penger tian komoditas unggulan komper atif dapat diar tikan sebagai komoditas yang memi liki kekhasan ter tentu yang belum tentu dimiliki oleh komoditas lain, sementar a komoditas unggulan kompetitif diar tikan sebagai komoditas yang mampu ber saing secar a kualitas dan har ga. Pengembangan yang diharapkan bukan hanya ter batas oleh kaum intelektual belaka seper ti peneliti tetapi juga dar i selur uh komponen bangsa yang memiliki kemampuan dan inovasi untuk pengembangan teknologi per tanian. Str ategi pengembangan teknologi untuk memacu komoditi unggulan ada 4 empat yaitu menur ut Tan 2002; sebagai ber ikut :

1. Membangun Comperative Advantage Berbasis Potensilitas

Setiap daer ah khususnya daer ah per tanian di Indonesia mempunyai komoditas unggulan sesuai dengan kondisi dan potensi daer ah, yang amat ter gantung dar i faktor lingkungan ter utama faktor agr oklimat. Contoh di 50 Indonesia adalah datar an tinggi seper ti di daer ah Jaw a Bar at mempunyai komoditi unggulan seper ti tanaman sayur-sayur an, bunga-bungaan; sementar a di datar an r endah seper ti sebagian Sulaw esi Utar a mempunyai komoditi unggulan tanaman palaw ija seper ti kacang tanah dan kelapa. Penetapan komoditi unggulan mer upakan langkah penting dalam upaya membangun agr oindustr i yang dapat mempunyai str uktur kuat dan tangguh dalam daya saing. Keunggulan komper atif pada dasar nya ber akar pada potensi sumber daya daer ah , namun potensi ter sebut masih memer lukan sentuhan teknologi. Penguasan teknologi yang efisien akan mendor ong ter ciptanya keunggulan kompetitif dan keunggulan komper atif, sehingga kondisi ini akan meni ngkatkan nilai tambah.

2. Membangun Competitif Advantages Berbasis Inovasi Teknologi

Untuk membangun inovasi yang baik, maka peluang teknologi produk selayaknya dipantau secar a ter us mener us dan pada w aktu yang sama peluang pasar nya har us ter identifikasi secar a jelas.Keter paduan antar a teknologi pr oses dan teknologi pasar akan menghasilkan pr oduk inovatif yang ber daya beli kompetitif compet it ive advant ages . Jika hasil penelitian inovatif tepat, maka dapat diidentifikasikan sebagai penghasil pr oduk bar u maupun modifikasi, diver sifikasi dan mempunyai sasar an jelas dan mempunyai keunggulan lebih kompetitif.

3. Membudayakan Kehidupan Industr ialisasi Sampai ke Desa-Desa

Hasil-hasil per tanian pangan per lu mendapat pr ior itas untuk ditumbuh kembangkan dan dibangun sar ananya sebagai langkah aw al industr ialisasi. Pr oduk-pr oduk pangan sangat ber nilai str ategis kar ena keter gantungan penduduk pada pangan sangat tinggi. UKM di Indonesia dapat mengelola pr oduk pangan melalui pengolahan home indust r y industr i r umah tangga, 51 dan menyer ap banyak tenaga kerja sehingga pada gilir annya akan mengur angi angka penganggur an.

4. Menyediakan Bantuan Untuk Mendorong Terjadinya Change of

Mind Dan Peningkatan Teknologi Produk Teknik adopsi dan distribusi tr ansfer teknologi har us diper kuat, dan bantuan dimaksud disini bukan hanya bantuan modal tetapi bantuan paket -paket teknologi yang dapat diser ap oleh masyar akat secar a cepat.

4.2. Penerapan Teknologi Tepat Guna Untuk Mendukung Usaha

Kecil Menengah UKM Teknologi mer upakan pener apan ilmu pengetahuan dan keter ampilan dalam suatu pr oses pr oduksi untuk menyelesaikan suatu masalah ter tentu. Dalam suatu sistem tr ansfor masi untuk mengubah bahan mentah menjadi bar ang yang lebih tinggi nilai manfaatnya diper lukan teknologi. Sasar an dalam pener apan teknologi ialah untuk meningkatkan nilai tambah dan menur unkan biaya tambah dalam pr oses pr oduksi dengan mengusahakan per luasan kesempatan ker ja yang sebesar -besar nya. Teknologi tepatguna ser ing dianalogkan sebagai teknologi pedesaan dan mer upakan pengenalan teknologi yang telah dikembangkan sesuai dengan keadaan lingkungan dar i suatu masyar akat. Salah satu pencir i dar i teknologi tepat guna adalah padat kar ya, yang diar tikan dapat menyer ap tenaga ker ja dalam jumlah besar sesuai dengan kemampuan dan keter ampilan dalam r angka usaha mengelola sumber daya alam secar a ekonomis dan ber encana dengan memper hatikan lingkungan. Fokus utama dar i teknologi tepat guna adalah pemenuhan kebutuhan dasar masyar akat ekonomi lemah dar i masyar akat pedesaan, yaitu sandang, 52 papan dan pangan. Banyak pendapat bahw a teknologi tepat guna itu adalah teknologi yang gur em, teknologi seder hana, teknologi mur ahan dan teknologi desa. Pendapat ini kelir u mengingat bioteknologi misalnya per agian, ilmu bahan untuk mendapatkan mater ial yang kuat tetapi menggunakan sumber daya alam lokal dapat dikatagor ikan sebagai teknologi tepat guna. Contoh kongkritnya adalah pembuatan fer r o semen, yaitu suatu konstr uksi bangunan yang menggunakan bambu ter masuk salah satu bentuk teknologi tepat guna. Pr oduk penelitian teknologi tepat guna yang dihasilkan par a peneliti baik dar i per gur uan tinggi, lembaga penelitian dan institusi penelitian dan pengembangan litbang depar temen maupun non depar temen seyogyanya dapat ber daya guna dan selayaknya juga dapat lebih menggalakkan sektor industr i untuk usaha keci l dan menengah . Namun kenyataannya kita ser ing menghadapi hasil-hasil penelitian teknologi tepat guna belum optimal dan sejalan dengan kebutuhan dunia industr i. Nur pilihan 1999,ber pendapat bahw a per syar atan dan pemanfaatan teknologi tepat guna mer upakan r angkaian memper kenalkan, memasyar akatkan, mengembangkan dan mener apkan ber bagai jenis spesifik teknologi di lingkungan masyar akat. Kegiatan pemasyar akatan dan pemanfaatan teknologi tepat guna mempunyai tujuan khusus untuk meningkatkan pembangunan di pedesaan antar a lain: a. Membantu masyar akat dalam usaha memecahkan per masalahan yang dihadapi melalui sentuhan ser ta w ujud teknologi tepat guna b. Mer atakan pembangunan, memper cepat per tumbuhan desa ser ta meningkatkan kemampuan pelayanan 53 c. Meningkatkan kemampuan, pengetahuan, keter ampilan dan tanggung jaw ab dan membangun dir i ser ta lingkungan d. Memper luas kesempatan ker ja, meningkatkan pr oduksi dan pendapatan masyar akat e. Memanfaatkan, melipatgandakan dan menyebar luaskan penggunaan alat -alat yang dapat dihasilkan dan dipelihar a sendiri ser ta untuk menggunakan teknologi yang lebih maju di masa mendatang f. Meningkatkan ker jasama antar a lembaga pemer intah dan non pemer intah atau lembaga sw adaya masyar akat, dan g. Meningkatkan kelompok-kelompok infor masi yang sudah ada di desa kelur ahan dalam bentuk pelayanan infor masi teknologi tepat guna. Teknologi yang telah mer upakan tumpuan hidup masyar akat pedesaan mungkin sudah cukup memadai ditinjau dar i tingkat kemampuan dan kebutuhan sumber daya manusia yang ter sedia, namun belum opt imal bagi peningkatan nilai tambah yang dihar apkan, maka ada kemungkinan teknologi ter sebut per lu dikembangkan lebih lanjut agar menjadi landasan car a hidup dan ber pr oduksi yang lebih baik dan efisien. Sangat dimungkinkan teknologi tepat guna yang diintr oduksi pada suatu daer ah akan digunakan oleh usaha keci l menengah UKM. Ada beber apa penger tian usaha kecil menengah yaitu: a. Bir o Pusat Statistik mendefinisikan UKM sebagai usaha industr i yang mempunyai kar yaw an dengan jumlah antar a 15-19 or ang b. Bank Indonesia 1990, menyatakan bahw a UKM mer upakan suatu per usahaan dengan modal kur ang dar i Rp. 20.000.000,00 dua puluh 54 juta r upiah,untuk satu putar an pr oduksi dan hanya membutuhkan modal aw al maksimum Rp.5.000.000,00 lima juta r upiah c. Depar temen Pr industr ian dan Per dagangan Indonesia ber dasar kan SK No 254 MPP Kep 1997 menyatakan bahw a UKM adalah per usahaan dengan nilai investasi secar a keselur uhan mencapai Rp 200.000.00,00 dua r atus juta r upiah tidak ter masuk tanah dan bangunan tempat usaha ser ta pemilik per usahaan adalah w ar ga Indonesia. UKM bila dikelola dengan baik dengan arti selalu menggunakan teknologi khususnya teknologi tepat guna yang ter us dikembangkan dapat menghasilkan pr oduk yang lebih efisien dan dapat pula sebagai penunjang bagi perusahaan-per usahaan besar . Pr insip dar i industr i adalah biaya pr oduksi r endah, efisien dan menghasilkan pr oduk-pr oduk yang sulit dihasilkan oleh per usahaan-per usahaan besar atau dengan kata lain dapat mendukung per usahaan skala besar . UKM dalam mengelola usaha w ir ausahanya telah banyak melakukan inovasi pada bidang usahanya, namun upaya ini bar u pada tatar an aw al dan masih memer lukan bimbingan kemampuan manajer ial ser ta membutuhkan teknologi tepat guna agar dapat memper tinggi nilai tambah. Selain itu sebagian besar UKM dalam mengelola usahanya masih ber sifat tur un temur un dan masih sedikit UKM yang memper timbangkan pr ospek ke depan. UKM selayaknya mer upakan per an yang str ategis dalam upaya mengentasan kemiskinan ser ta menyer ap tenaga ker ja, namun bila tidak dikelola secar a baik akan menimbulkan pada ber bagai masalah dalam pengembangannya. Kendala pengembangan UKM adalah lingkungan teknologi dan bisnis yang kur ang kondusif ser ta r endahnya akses ter hadap per modalan, pasar dan dan kompetensi w ir ausahaan. Umumnya sebagian besar UKM ter kendala dalam memper oleh pemodalan, namun secara 55 umum dapat digambar kan bahw a sumber modal UKM di pedesaan ber asal dar i modal sendir i, modal keluar ga, koper asi, kr edit dan hanya sebagian kecil yang meminjam ke bank. Badan Pusat Statistik BPS tahun 2000 mencat at bahw a per an UKM ter hadap pr oduk domestik br uto PDB mencapai 40,43, sementar a jumlah UKM di Indonesia ada 39 juta atau sekitar 99,8 dar i per usahaan di Indonesia. Data ini menunjukkan bahw a betapa besar nya kipr ah UKM dalam per ekonomian kita. Kalaupun ter jadi kr isis ekonomi di Indonesia kecender ungannya UKM ter utama per usahaan makanan dan minimuman akan dapat ber tahan. Walaupun kenyataan ini dapat diter ima tetapi per masalahan di tingkat makr o maupun tingkat mikr o masih mer upakan kendala yang tidak dapat dianggap r ingan; seperti masalah sumber daya manusia, per modalan, pengembangan teknologi; infr astuktur , pemasar an, manajemen dan kelembagaan. Bila var iabel-var iabel ini dikombinasikan secar a utuh dan komper hensif akan menjadi suatu pr ogr am pember dayaan yang dapat menyelesaikan per masalahn UKM. Yuyus 2010, ber pendapat bahwa dalam r angka pengembangan UKM agar dapat r elevan dan efektif dibutuhkan hal-hal sebagai ber ikut: 1. Kebutuhan modal dengan syar at lunak 2. Kebutuhan teknologi atau per alatan pr oduksi yang memadai 3. Kebutuhan pelatihan untuk meningkatkan ker ampilan teknis dan pengelolaan manajer ial 4. Kebutuhan akan kepastian hukum dan per lindungan pr oteksi serta penyeder hanaan pr osedur administr asif dar i pihak pemer intah maupun bank 5. Kebutuhan tempat untuk ber usaha atau pemasar an yang str ategis 56 6. Kebutuhan keahlian manajemen dan kew ir ausahaan 7. Kebutuhan bahan baku yang ber kelanjutan 8. Kebutuhan fasilitas tr anspor tasi dan komunikasi Indonesia adalah negar a dimana lebih dar i 90 penduduknya ber agama Islam; dipr ediksi bahw a pengembangan pr oduk pengolahan halal mempunyai peluang besar untuk dikembangkan oleh UKM-UKM. Menur ut Pur nomo 2011 bahw a pr oduk-pr oduk pengolahan pangan halal bukan hanya diper untukkan bagi masyar akat muslim belaka tetapi aman dikonsumsi oleh selur uh umat manusia. Bagi umat muslim pr oduksi pengolahan pangan halal mer upakan pemenuhan ter hadap per syaratan keamanan secar a r eligius spir it ual safet y concer n , sementar a bagi masyar akat non-muslim, halal mer upakan per syar atan mutu, keamanan dan kesehatan dalam penggunaan dan konsumsi pr oduknya qualit y and healt h concer n . Penger tian pr oduk pangan halal dapat diar tikan sebagai pr oses pengolahan mulai dar i aw al seper ti penggunaan bahan baku; pemotongan hew an; pemodalan atau sumber keuangan dan manajemen selalu memper timbangkan hukum Islam. Di sektor per tanian pengembangan inkubator agr ibisnis ber basis teknologi tepat guna dir asakan sangat tepat; ter utama bagi par a pemula untuk memulai usahanya. Bekal yang diber ikan melalui inkubator agr ibisnis adalah ber upa dukungan teknologi yang tepat sasaran atau teknologi tepat guna baik teknologi pr oses maupun teknologi pemasar an. Konsep inkubator baik bisnis maupun teknologi dimaksudkan agar dapat menampung upaya pematangan baik teknologi maupun bisnis dari usahaw an pemula dengan memanfaatkan sumber daya yang ter sedia. Inkubator lebih tepat disebut sebagai pembinaan bagi UKM di Indonesia. 57 Usaha kecil menengah UKM sangat dimungkinkan dapat menggunakan teknologi tepat guna agar nilai tambah yang dihasilkan tinggi. Alasan lain adalah bahw a pengembangan teknologi tepat guna selau ber or ientasi dengan keadaan sumber daya manusia, sumber daya alam yang ter sedia , keadaan geogr afis ser ta ter sedianya, modal usaha di daer ah sasar an. Memper kenalkan teknologi tepat guna pada UKM tidaklah ter lalu sulit, kar ena teknologi yang diper kenalkan mer upakan pengembangan t eknologi yang sudah mengakar di daer ah ter sebut. UKM bila dikelola dengan baik dapat member ikan compet it ive advant age yang lebih besar dibandingkan dengan usaha industri yang besar . Keadaan ini disebabkan karena UKM tidak memer lukan suatu or ganisasi yang besar biasanya dikelola oleh per usahaan keluar ga kompleks, ser ta selalu dinamis ar tinya mudah ber ubah sesuai dengan kondisi pasar . Contoh konr itnya adalah di Jaw a Bar at pada masa kini menjamur nya UKM yang mengelola makanan r ingan seper ti Ker ipik Mak Ichi yang r asanya pedas sampai ke level 10; Ker ipik Kar uhun; Pisang molen; Bakso t ahu dan lain-lain. Pr oduk-pr oduk makanan ini cepat sekali muncul di pasar an, namun bila masyar akat sudah mer asa jenuh dengan pr oduk ter sebut maka dengan cepat UKM mengembangkan bentuk usahanya kebentuk lain yang tentunya lebih disukai oleh pasar atau konsumen. Daer ah-daer ah telah ber upaya untuk meningkatkan pr oduktivitas dan pember dayaan UKM dengan ber bagai pendekatan antar a lain dengan menumbuhkan kesadar an masyar akat tentang pentingnya per anan dibidang wir ausaha dalam lapangan peker jaan. Kendala utama yang menghambat per tumbuhan teknologi tepat guna untuk menghasilkan pr oduk di lingkungan petani at au pengusaha tani adalah: 58 a. Str uktur pasar yang tidak seimbang dan sistem per saingan yang tidak sehat b. Lemahnya semangat inovatif dar i individu pengusaha dan calon pengusaha kar ena kur angnya faktor pendukung yang pr oaktif c. Kur angnya penelitian yang ber or ientasi industr i disebabkan kur angnya komunikasi yang kondusif antar a peneliti dengan industr iaw an atau antar a per gur uan tinggi dengan UKM di pedesaan d. Dominasi per usahaan besar untuk jenis teknologi ter tentu disebabkan ter jadinya monopoli tanpa pembatasan e. Belum ter sedianya per tumbuhan kaw asan pr omosi inovasi pr oduk- pr oduk bisnis yang menyediakan sar ana logistik; penelitian, pendidikan dan pelatihan dalam satu sistem ter padu. Pemulihan atau per ubahan bentuk UKM ini dapat dilaksanakan pada w aktu yang cepat sekali dikar enakan bahw a UKM mempunyai or ganisasi yang kecil dan tidak r umit . Pengembangan teknologi tepat guna dapat disesuaikan dengan bentuk usaha yang akan dilaksanakan ser ta tidak membutuhkan modal usaha yang besar . Disektor per tanian, teknologi per tanian yang dapat dikembangkan adalah teknologi per tanian secar a umum yang meliputi pertanian, per kebunan, peter nakan dan perikanan. Sedangkan di sektor industr i meliputi industr i ker ajinan dan industri pangan. Misbah 2005 menyatakan bahw a teknologi tepat guna tidak lagi dibatasi pada teknologi seder hana, tetapi mengalami per kembangan yang didasar kan pada konteks dayaguna dan manfaat dar i suatu teknologi. Teknologi tepat guna dipahami sebagai teknologi yang sesuai dengan 59 kondisi, w aktu, r uang ser ta mudah dijangkau dan dipahami oleh masyar akat pengguna. Nur pilihan 2000, ber pendapat bahw a penger tian teknologi tepat guna adalah teknologi yang sesuai dengan kebutuhan masyar akat setempat, ber sifat dinamis, sesuai dengan kemampuan masyar akat pengguna seper ti UKM, tidak mer usak lingkungan dan dapat dimanfaatkan oleh masyar akat dalam peningkatan nilai tambah. Banyak car a untuk pengenalan teknologi tepat guna ke masyar akat , namun per syar at an pengenalan dapat dilakukan melalui ber bagai car a dan per syar atan antar a lain dapat ber upa Nur pilihan, 1999: 1. Masyar akat bebas memilih teknologi tepat guna dan ter gantung dengan kemampuan sumber daya yang di miliki; 2. Teknologi tepat guna sesuai dengan kebutuhan masyar akat dalam usaha meningkatkan car a ber pr oduksi dan ber usaha di bidang sosial dan ekonomi masyar akat 3. Teknologi tepat guna har us dapat member ikan jalan keluar bagi masalah-masalah yang dihadapi masyar akat dalam menguasai potensi alam lingkungan di pedesaan 4. Teknologi tepat guna mudah dimengerti, mudah dipelihar a, mudah diter apkan dalam kehidupan sehar i-har i 5. Per lu sosialisasi yang intensif mengenai pener apan teknologi dimaksud secar a nyata agar masyar akat lebih mudah menyer ap hasil pengembangannya Teknologi tepat guna yang diintr oduksi pada masyar akat diupayaka agar dapat langsung dikuasai dan di gunakan oleh masyar akat. 60 Tahun 1977 negar a kita dilanda kr isis ekonomi , kejadian ini melanda per usahaan-per usahaan besar sehingga banyak yang bangkr ut, namun UKM mampu ber tahan, salah satu penyebab UKM dapat ber tahan adalah dikar enakan usaha ini masih sebagian besar ber basis pada sektor per tanian. Selain itu UKM dalam mengolah pr oduk per taniannya selalu menggunakan teknologi tepat guna yang telah mengakar secar a sosial budaya dar i masyar akat setempat. Jabar Sar ana Ventur a dalam Sufyandi, 1999; menyatakan bahwa ada beber apa kar akter istik umum pada UKM di Indonesia yang juga dapat dikatakan sebagai kendala antar a lain: 1 usaha lebih ber sifat per usahaan kecil, dan ber sifat padat kar ya, 2 beker ja dan ber usaha secar a tr adisional dan selalu menggunakan teknologi tepat guna yang selalu dikembangkan; 3 manajemen keuangan lemah; 4 ber sifat konsumtif ar tinya sebagian keuntungan dikonsumsi; 5 tempat tinggal dan tempat usaha menjadi satu; 6 kesulitan dalam memasar kan hasil pr oduksinya; 7 kur ang mengenal per bankan dan 8 sumber daya manusia ber pendidikan r endah. Str ategi pember dayaan UKM melalui pener apan teknologi tepat guna dir asakan per lu menganalisis str ategi ditingkat UKM dengan menggunakan analisis SWOT. Analisis didasar kan pada logika yang dapat memaksimalkan faktor inter nal yaitu: kekuatan str ength; dan peluang oppur tunit y , namun secar a ber samaan dapat meminimalkan faktor ekster nal yaitu: kelemahan weakness dan ancaman t r eats . 61

4.3. Pemasyarakatan Teknologi Tepat Guna

Sampai saat kini ada tiga jenis masyar akat yang ser ing hidup ber dampingan yakni masyar akat per tanian, masyar akat industr i dan masyar akat infor masi; sementar a teknologi ber ada pada ketiga masyar akat ini. Pemasyar akatan teknologi tepat guna seyogyanya memper t imbangkan kear ifan lokal dan diupayakan agar dapat menyentuh ketiga jenis masyar akat di atas. Inovasi teknologi tepat guna adalah suatu kr eatifitas yang ber sumber pada keahli an dan keter ampilan dan er at hubungannya dengan kegiatan untuk menghasilkan pr oduk atau modifikasi pr oduk agar dapat menghasilkan nilai tambah tinggi, memenuhi seler a dan daya beli konsumen. Kegiatan inovasi teknologi tepat guna tidak saja per lu diper kenalkan dimasyar akat kalangan yang ber pendidikan tinggi belaka tetapi per lu didorong pada ber bagai kelompok yang ber pendidikan menengah sampai ketingkat yang paling r endah ditingkat masyar akat pedesaan. Pemasyar akatan teknologi tepat guna pada masyar akat sasaran dimaksudkan agar masyar akat dapat mengenal manfaat teknologi yang dibutuhkan ser ta har apannya dapat ter us mengembangkannya sehingga nilai tambah dar i penggunaan teknologi tepat guna ter us meningkat dan pada gilir annya akan mensejahter akan masyar akat. Savitr i 2005 melakukan penelitian dengan topik desiminasi teknologi tepat guna dan hasilnya adalah intr oduksi teknologi tepat guna sangat dipengar uhi oleh faktor -faktor sosial budaya dar i masyar akat n sasar an. Tindakan masyar akat ter hadap teknologi tepat guna mer upakan w ujud dan sikap ser ta pandangan hidup masyar akat yang tidak ter lepas dar i nilai-nilai sosial budaya. 62 Jenis-jenis teknologi yang akan diter apkan har uslah ber dasar pada hasil evaluasi yang member ikan gambar an mengenai peluang pengembangan dan keber lanjutan dar i pemanfaatan teknologi. Per timbangan untuk menentukan jenis teknologi antar a lain masih per lunya dilakukan pembinaan, r angsangan tambahan, kebutuhan yang seger a dar i masyar akat, w aktu ter sedia untuk pelaksanaan, ket er sediaan tenaga ker ja, dan dana. Faktor -faktor budaya yang ber per an dalam pener imaan dan penolakan masyar akat ter hadap suatu teknologi tepat guna antar a lain adalah faktor - faktor kebiasaan, kesenangan, pola ker ja yang mer upakan faktor budaya. Sementar a faktor sosial yaitu ber kaitan dengan hubungan sosial seper ti kepemimpinan dan per anan atau status sosial; ser ta yang tak kalah pentingnya adalah faktor agen pembaw anya yaitu car a penyampaian dan pendekatan yang dilakukan oleh or ang yang mensosialisasikan teknologi tepat guna. Gambar 4 ber ikut ini adalah salah satu alter natif tahapan pemasyar akatan teknologi tepat guna: Gambar 4. Pemasyarakatan Teknologi Tepat Guna Teknologi Tepat Guna Teknologi Pertanian Kurang sesuai Kualitas SDM Nilai Tambah Inovasi TTG  M odifikasi Produk  Nilai Tambah Tinggi  M emenuhi Selera dan Daya Beli Konsumen Faktor – faktor yang mempengaruhi TTG  Sosial Budaya  Lingkungan  Potensi : - W ilayah dan teknologi Evaluasi Terima Tolak Uji Diseminasi 63 Diter ima atau ditolaknya teknologi tepat guna di suatu daer ah sangat dipengar uhi oleh faktor-faktor lingkungan, potensi wilayah dan potensi teknologi pada masyar akat. Penelitian Savitr i 2005 menyimpulkan bahw a penyebar an teknologi tepat guna di beber apa pr ovinsi di Indonesia belumlah member ikan hasil yang menggembir akan. Agar pemasyar akatan teknologi tepat guna dapat ber daya guna dan diter ima tanpa ada paksaan maka per lu adanya suatu str ategi, car a maupun pendekatan misalnya dengan ter us mener us secar a ber tahap member ikan sosialisasi keuntungan-keuntungan dar i inovasi teknologi yang akan diter apkan. Tim Peneliti LIPI 2005 ber pendapat bahw a ada tiga macam pendekatan yang dapat digunakan dalam r angka penyebar an teknologi tepat guna sebagai ber ikut: a. Pendekatan budaya yaitu suatu pendekatan yang dilakukan dengan mengenali kebudayaan suatu masyar akat; b. Penggunaan agen yang dapat dipilih dar i dalam masyar akat yang telah dilatih ter lebih dahulu c. Pendekatan dengan menggunakan sistem jar ingan sosial yang meliputi kepemimpinan dan hubungan sosial. Pendekatan ini lebih diar ahkan pada car a penyebar an suatu teknologi tepat guna dengan bantuan or ang-or ang yang dianggap ber pengar uh dalam suatu masyar akat. Pener imaan teknologi tepat guna yang diintr oduksikan pada awalnya lamban dipahami dan dimanfaatkan masyar akat, keadaan ini sangat ter gantung dar i tingkat pendidikan seseor ang. Ada hubungan antar a tingkat pendidikan dengan pener imaan pengembangan teknologi tepat guna yaitu semakin tinggi tingkat pendidikan seseor ang maka semakin 64 mudah untuk mener ima teknologi yang diper kenalkan. Bila suatu komunitas sudah dapat mener ima inovasi teknologi tepat guna yang diper kenalkan maka mer eka sudah mer asa memilikinya dan ber usaha untuk mengembangkannya, menjaganya dan ada kecender ungan atau dapat ter jadi akan menolak teknologi yang ber asal dar i luar neger i. Kur angnya data kebutuhan teknologi tepat guna menyebabkan sulitnya memasyar akatkan teknologi sesuai kebutuhan masyar akat sasar an. Selain itu kendala pemasyar akatan teknologi tepat guna adalah kur angnya intensitas penyuluhan ser ta demonstr asi inovasi bar u yang menyangkut teknologi pedesaan ber dampak negatif ter hadap pencapaian penyesuaian teknologi bagi masyar akat sasar an. Pemasyar akatan teknologi tepat guna seyogyanya pada sasar an untuk menyempur nakan teknologi yang telah ada tetapi belum member ikan nilai tambah yang optimal, dan seyoyanya mengikuti dasar-dasar pokok yang meliputi Nur pilihan, 1999: a.investasi r endah; b.member i peluang tenaga ker ja; c.sar ana dan pr asar ana yang digunakan seder hana dan tidak membutuhkan pemelihar aan yang tinggi; d. sesuai dengan keadaan sosial budaya masyar akat setempat; e.sumber daya alam per tanian r esour ce base ter sedia; f.tidak membutuhkan infr astr uktur banyak dan r umit; g. menghasilkan nilai tambah tinggi dibandingkan dengan teknologi yang lain dan; h.tidak mer usak keseimbangan ekologi dan tidak menyebabkan pencemar an lingkungan. Masyar akat industri dengan nilai-nilai baku yang unver sal, setiap saat menuntut hasil yang ter baik, ar tinya mutu yang memenuhi syar at teknis, aman bagi pemakai dan r amah lingkungan. Tuntutan seper ti ini hanya dapat dipenuhi apabila kita memiliki masyar akat yang pr ofesional dan tangguh. Dalam membentuk masyar akat pr ofesi seper ti yang dihar apkan 65 maka kir anya tidak lepas dar i penyelenggar aan pendidikan yang ter ar ah, agar dalam w aktu singkat dapat dimilki tenaga terdidik yang cukup untuk memenuhi kebutuhan pembangunan.

4.4. Kecenderungan Perkembangan Teknologi Industri Pertanian

Didunia Pendidikan Per saingan ekonomi yang ketat di era global menuntut per ubahan akan kebutuhan kualifikasi sumber daya manusia agar dapat meningkatkan pr oduktivitas dan efisiensinya. Dunia pendidikan sebagai institusi yang salah satu tugasnya menyiapkan sumber daya manusia baik sebagai tenaga pelaksana, tenaga penelitian maupun tenaga menejer ial seyogyanya dapat sesuai dengan jumlah, jenis dan tingkat kemampuan dengan kebutuhan pembangunan. Keter batasan sumber daya sumber daya manusia dan sar ana dan pr asar ana di per gur uan tinggi seyogyanya secar a ber tahap dapat memper siapkan sumber daya manusia yang dapat secar a optimal menyentuh per kembangan pembangunan khususnya pembangunan di bidang teknologi yang dibutuhkan . Pada aw alnya kualitas sumber daya manusia di sektor per tanian tr adisonal masih belum mendapat per hatian, namun pandangan ini mulai ber geser ber samaan dengan per geser an par adigma pembangunan yang semula ter tumpu pada sumber daya alam menjadi sumber daya manusia. Per geser an ini ber dampak pada kehar usan membangun sumber daya manusia yang ber kualitas dan diikuti dengan per kuatan untuk membangun pula basis pendidikan. Sumber daya manusia ber kualitas dapat menjadi aset ber har ga bagi pembangunan dan dapat memper cepat per tumbuhan ekonomi; itulah sebabnya dunia pendidikan menjadi sangat penting. Walaupun teknologi industr i yang dibutuhkan disektor pertanian tidak selalu ber upa teknologi tinggi high t ech , namun penguasaan dan 66 pamanfaatan ser ta pener apan teknologi ber kaitan er at dengan kualitas sumber daya manusia. Luar an per gur uan tinggi baik kualitas maupun kuantitas hendaknya sejalan dengan kompetensi yang dihar apkan agar penanganan masalah pembangunan dapat diselesaikan secar a optimal. Hal ini tidak mudah mengingat per ubahan tatanan yang ada di per gur uan tinggi akan menyangkut per ubahan keselur uhan sistem pendidikan seperti penyesuaian kur ikulum, sar ana dan pr asar ana pendidikan, dan kesiapan sumber daya pendidik. Untuk menghasilkan kualitas sumber daya manusia yang menguasai teknologi industr i dibutuhkan luar an dar i bidang eksakta , sementar a data menunjukkan bahw a bidang eksakta lebih kecil diminati mahasisw a dibandingkan bidang sosial. Usaha peningkatan kualitas sumber daya manusia yang sesuai dengan per kembangan aktivitas pembangunan mer upakan masalah yang sampai kini belum ter selesaikan dengan memuaskan. Masalah sumber daya manusia ini mer upakan hal yang sangat mendasar sifatnya, karena menentukan keber hasilan pencapaian kualitas teknologi tepat guna yang akan diter apkan. Moder nisasi telah membaw a per ubahan mendasar pada semua aspek kehidupan masyar akat; sebagai contoh adalah masyar akat Indonesia yang semula ber ada dalam kehidupan agr ar is, secar a per lahan mengalami tr ansfor masi menuju masyar akat industr i. Sejalan dengan keadaan ini maka str uktur ekonomi masyar akat juga ikut ber geser dar i ekonomi per tanian ber kembang pada sektor ekonomi moder n seper ti industr i, per dagangan dan jasa. Fungsi per gur uan tinggi yang dir umuskan dalam Tr idhar ma Per gur uan Tinggi yaitu pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyar akat selayaknyalah diar ahkan ter libat secar a langsung dalam mencar i solusi 67 dalam masalah-masalah pembangunan, baik ditingkat lokal, r egional maupun nasional. Untuk itu pergur uan tinggi hendaknya dapat ber fungsi sebagai pusat pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk mendukung pembangunan di daer ah maupun di tingkat nasional. Selayaknya per gur uan tinggi menghasilkan sumber daya manusia yang dapat memenuhi har apan sektor industr i, maka hendaknya per gur uan tinggi menyiapkan kur ikulum ber basis kompetensi agar dapat menjawab tantangan dunia usaha dan industri. Kur ikulum sedianya tidak ber sifat statis tetapi dinamis, har uslah ter us dipantau agar dapat diketahui apakah masih sesuai dengan per kembangan zaman atau tidak. Per an per gur uan tinggi dan lembaga r iset lainnya dihar apkan mampu menghasilkan r iset -r iset bagi industr i khususnya industr i per tanian. Riset - r iset ini bentuknya konkr it baik dar i teknologi pr a panen; teknologi panen maupun teknologi pasca panen. Riset dapat pula dalam hal pr oses pr oduksi, pr oduk hasil per tanian maupun pemasar an. Ar ah pengembangan r iset per gur uan tinggi hendaklah sesuai dengan pola pengembangan industr i yang telah ter bangun. Misalnya untuk Jaw a Bar at r iset dapat dikembangkan pada industr i buah-buahan; sayur -sayur an dan bunga- bungaan, sementar a untuk Sumater a Utar a dapat pula dikembangkan industr i kelapa saw at atau industri tanaman kar et. Pembangunan industr i ber basis per tanian dapat dikembangkan dan dipacu dengan mener apkan teknologi per tanian yang didukung oleh sumber daya manusia yang mempunyai kompet ensi di bidangnya. Peningkatan kualitas sumber daya manusia mer upakan upaya tanpa akhir ; ter lebih mengingat daya saing yang ketat dalam era globalisasi ini. Demi mempercepat peningkatan kualitas sumber daya manusia agar mengantisipasi 68 per saingan dan membangun kemandirian, maka Rahar di 2008 ber pendapat ada beber apa pr oses yang per lu dilaksanakan yait u: 1. Per lu mengembangkan institusi pendidikan dan pelatihan singkat yang ber kemampuan melakukan adaptasi ter hadap kebutuhan pasar ker ja ser ta ber or ientasi pada spesialisasi, baik ber upa keahlian ataupun keter ampilan. Dengan demikian secar a efektif institusi ini dihar apkan mampu ber komplementer dengan institusi pendidikan for mal yang ada dan ber sifat umum. 2. Dalam r angka memper kuat str uktur ekonomi kir anya per lu membuat pr ior itas pada pengembangan sumber daya manusia di bidang agr oindustr i dan agr obisnis yang mendukung usaha kecil dan menengah 3. Har us memanfaatkan per kembangan r ealokasi industr i dan aliansi str ategis dengan per usahaan asing sebagai w ahana alih teknologi, peningkatan keahlian dan keter ampilan seluas mungkin 4. Per lu memper luas kegiatan penelit ian dan pengembangan litbang melalui kegiatan r ever se engineer ing dar i tingkat seder hana sampai tingkat canggih. Har us pula diper hatikan aspek hak cipta int elektual dan mer ek. Oleh kar ena itu hasil r ever se engineer ing per lu diikuti dengan langkah-langkah modifikasi desain pr oduk dan jasa sebagai upaya pengembangan. Dalam ar ti lebih luas, untuk mengembangkan ent r epr eneur ship kit a dapat memulai dan memper lua pengembangan int r apr eneur ship. 5. Pengembangan sumber daya manusia dan pembangunan ketenagaker jaan memer lukan penanganan secar a lintas sektor al dan per tisipasi aktif baik pemer intah maupun masyar akat. 69 Mengkaji lima hal per cepatan pengembangan sumber daya manusia yang ditaw ar kan oleh Rahar di 2008, maka dapat kita simak bahw a dalam mer ancang kur ikulum untuk masa kini secar a jangka pendek, institusi pendidikan har uslah ber adaptasi pada pasar dan memper ioritaskan penelitian dan pengembangan. Selain itu mengingat negar a kita adalah negar a agr ar is maka pengembangan sumber daya manusia selalu diar ahkan di bidang agr oindustri dan agr obisnis, namun tidak dapat lagi secar a sektor al tetapi har uslah penangannya secar a lintas sektor al yang didukung oleh par tisipasi aktif dar i pemer intah dan masyar akat. Banyak faktor yang menjadi penyebab belum ber kembangnya teknologi per tanian, bukan hanya ter letak pada kesiapan sumber daya manusia untuk mener ima inovasi teknologi per tanian saja, namun seyogyanya institusi pendidikan per lu mengkaji dan membahas secar a mendalam dan kompr ehensif mengenai masalah-masalah ter sebut beser ta solusinya. Dalam r angka per cepatan pengembangan teknologi industr i per tanian agar dapat diser ap oleh masyar akat selayaknya institusi vokasi seper ti institusi kejur uan atau politeknik mer upakan pilihan yang layak diper hitungkan, sementar a institusi per gur uan tinggi sebagai lembaga r iset untuk menghasilkan r iset-r iset yang dapat secar a mudah diser ap oleh UKM. UKM pada dasar nya tidak membutuhkan r iset-r iset dasar atau fundamental r iset, namun untuk mengembangkan pr oduk-pr oduknya dibutuhkan r iset yang aplikatif dan konkrit. Per gur uan tinggi sebaiknya menghasilkan r iset yang memenuhi per mintaan pasar mar ket fr iendly . Masa kini kita kenal istilah ABG akademisi, bisnis dan gover nment, ini ar tinya adalah bahw a seyogyanya ketiga unsur ini ber sama-sama 70 mengembangkan r iset ter utama riset yang hasilnya dapat diserap secar a cepat oleh UKM. Potensi sumber daya manusia dengan segala imajinasinya dihar apkan dapat mew ujudkan teknologi unt uk memanfaatkan sumber daya alam yang ter sedia. Tingkat per kembangan teknologi tepat guna dapat ber langsung dar i dalam, yaitu ditentukan oleh sifat kebutuhan, kegunaan dan dinamika masyar akat yang ber sangkutan, namun dapat pula ditentukan oleh masuknya pengar uh luar yang ditanggapi oleh daya dan kemampuan penyer apan ter hadap teknologi ter sebut oleh masyar akat. Nur pilihan.,dkk 2008 ber pendapat bahw a luasnya cakupan ilmu di dunia ini memaksa adanya pengelompokan ilmu clust er . Ada kelompok ilmu per tanian, kelompok ilmu teknik, kelompok ilmu medikal, kelompok ilmu humanior a dan kelompok sains. Tidak hanya kelompok besar melainkan sampai kepada pengelompokan yang lebih kecil, seper ti misalnya kelompok ilmu per tanian yang demikian luasnya sehingga per lu dibagi lagi kedalam beber apa kelompok bidang ilmu yang salah satunya adalah kelompok bidang ilmu Teknologi Per tanian. Kelompok bidang ilmu Teknologi Per tanian diimplementasikan melalui bidang ilmu teknik per tanian; bidang ilmu teknologi pangan dan bidang ilmu teknologi industri per tanian. Cakupan ketiga bidang-bidang ilmu di atas adalah ber basis bahan hayati; maka ketiga bidang ilmu t er sebut sangat sesuai dengan pengembangan agr oindustr i. Peningkatan kualitas sumber daya manusia har uslah dilakukan secar a sistematis dan ter pr ogr am. Dunia pendidikan har us mampu meyakinkan bahw a sumber daya manusia yang akan dihasilkan akan mempunyai kompetensi yang mampu ber saing dalam er a global. Oleh kar ena itu pr ogr am-pr pgr am yang ditaw ar kan har us mampu member i bukti 71 keter bukaan kemampuan kompetensi yang dianggap r elevan dengan dunia ker ja dalam er a global. Nur pilihan 2000 ber pendapat bahw a beber apa upaya untuk mencapai optimasi teknologi industr i pertanian adalah: 1. Membangun sumber daya manusia pr oduktif yang kaya inovasi, hal ini dapat dilakukan dengan mengadakan pelatihan dan penyuluhan di bidang ter kait secar a intensif 2. Membentuk jar ingan sumber infor masi yang mampu menampung dan mengelola pr oses pengkayaan, penjar ingan, penyesuaian, pener apan dan pemanfataan teknologi per t anian 3. Menghasilkan teknologi industri pertanian andalan yang dibutuhkan masyar akat setempat dan dapat menumbuhkan industr i agr o 4. Membangun kemitr aan antar a dunia usaha dengan lembaga-lembaga penelitian ser ta per gur uan tinggi. Upaya-upaya di atas mer upakan sebagian upaya dasar yang per lu dibangun agar sasar an teknologi industri per tanian dapat dicapai secar a optimal. Namun polit ical will dar i pemer intah tentunya sangat dibutuhkan untuk mengembangkan teknologi indust r i per tanian. Per kembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat cepat dan seir ing dengan tuntutan zaman. Pr oduk per tanian seakan ber pacu dengan pr oduk teknologi infor masi yang r elative mudah, mur ah dan ter jangkau. Sebagian petani di Indonesia sudah ter biasa mengakses infor masi baik melalui media cetak kor an, majalah maupun media elektr onik r adio, televisi, inter net, telepon genggam. Anw as 2011; ber pendapat bahw a di er a infor masi ini banyak pilihan media pembelajar an yang dapat dimanfaatkan untuk keper luan belajar . Media pembelajar an i ni cender ung sifatnya 72 dinamis dan dapat dimanfaatkan sesuai kesempatan yang dimiliki masyar akat sasar an. Penyuluh per tanian dapat ber sama-sama dengan petani di pedesaan belajar secar a informal tanpa har us menunggu ter sedianya infr astr uktur , instr uktur ataupun dosen. Pembelajar an melalui media dapat dilaksanakan dimana saja tanpa per lu menunggu pembelajar an for mal. Teknologi yang disuluhkan oleh par a penyuluh kepada petani sebaiknya dapat membantu par a petani untuk mengembangkan kr eativitasnya, sehingga pada gilir annya akan dapat meningkatkan kemampuan dan kualitas par a petani khususnya dalam bidang teknologi per tanian. Kompetensi punyuluh di bidang teknologi per tanian sangat terbatas; r endahnya mutu tenaga penyuluh dicirikan sulitnya atau kur ang mampunya penyuluh untuk memberikan mater i penyuluhan pada par a petani sesuai yang dibutuhkan par a petani. Upaya yang dapat dilakukan adalah par a penyuluh diber i bekal pengetahuan agar menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi melalui pendidikan jalur for mal dan jalur infor mal. Pendidikan jalur for mal dapat melalui studi di pergur uan tinggi; dan pendidikan non for mal melalui pelatihan ataupun pembelajar an melalui media pembelajar an. Hasil penelitian Anwas 2011 mendapatkan bahw a pemanfaatan media dalam pengembangan kompetensi penyuluh per tanian dibagi menjadi tiga yaitu: i pemanfaatan media massa sur at kabar , majalah, buku, r adio, televisi dan inter net; ii media ter pr ogr am tingkat pendidikan for mal lanjutan, intensitas pelatihan dan intensitas per temuan; dan iii media lingkungan intensitas pengamatan lingkungan alam, intensitas pengamatan lingkungan usahatani dan intensitas pendalaman inovasi mandir i. Penelitian yang mengukur kompetensi penyuluh menunjukkan 73 bahw a faktor yang paling menentukan ber tur ut-tur ut: a.intensitas pendalaman inovasi mandir i media lingkungan; b. intensitas pelatihan media ter pr ogr am; c.intensitas pertemuan antar penyuluh media ter pr ogr am, dan d.intensitas pemanfaatan majalah media massa. Dar i hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahw a media cetak sangat ber pengar uh ter hadap kompetensi penyuluh sementar a media televisi sangat tinggi pemanfaatannya . Model teknologi yang diper kenalkan ke pedesaan akan ber fungsi efektif bila sumber daya manusia yang menangani teknologi yang diintr oduksi memiliki keter ampilan dan kemampuan mengidentifikasi potensi yang ada di lingkungannya, dan mampu mengor ganisasikan kegiatan untuk mengelola potensi melalui pemanfaatan teknologi yang ada. Inovasi teknologi tepat guna akan ber hasil baik bila ter jadi inter aksi yang baik antar a si pembaw a dan si penerima teknologi, meski membutuhkan mata r antai w aktu yang panjang. Salah satu masalah yang dihadapi pemer intah Indonesia saat ini adalah penganggur an, data menunjukkan bahw a penganggur an bukan hanya ter lihat pada penduduk yang ber pendidikan r endah namun juga penganggur an terdidik. Sur vey tahun 2010 mengungkapkan bahw a penganggur an ter didik saat ini mencapai dua puluh lima juta or ang. Keadaan ini tentu har us menjadi kepedulian par a penyelenggar a pendidikan; sementar a st akeholder s acap kali kur ang memper hatikan tingkat pendidikan tetapi lebih menekankan pada kemampuan atau kompetensi dan pengalaman yang dimiliki seseor ang. Dalam er a per saingan teknologi yang semakin kompetitif upaya peningkatan sumber daya manusi a dibidang penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi har us didukung mengingat kompetisi penguasaan teknologi 74 dan pr oduk yang dihasilkan semakin tajam. Pendeknya siklus hidup teknologi mengakibatkan sumber daya manusia yang ter sedia cukup puas dengan ilmu yang dimilikinya, namun seyogyanya har uslah dapat menguasai ilmu-ilmu lain yang ber kaitan dengan teknologi khususnya teknologi per tanian. Gambar 5 ber ikut ini menggambar kan 8 faktor menuju sukses guna mencapai keunggulan teknologi baik pada tingkat intr a maupun inter or ganisasi SRI, 1990; dalam Wahono 1999. Gambar 5 : Delapan Faktor Menuju Sukses Guna Mencapai Kenggulan Teknologi SRI , dalam Wahono 1995. Luar an per gur uan tinggi baik kualitas maupun kuantitas hendaknya sejalan dengan kompetensi yang dihar apkan agar penanganan masalah pembangunan dapat diselesaikan secar a optimal. Hal ini tidak mudah mengingat per ubahan tatanan yang ada di per gur uan tinggi akan menyangkut per ubahan keselur uhan sistem pendidikan seperti penyesuaian kur ikulum, sar ana dan pr asar ana pendidikan dan kesiapan sumber daya pendidik. Kepem impinan Leadership Ketanggapan Responsiveness Sumber Daya M anusia Human Resources Organisasi Pembagian Kerja Devision Of W ork Sistim M anajemen M anagement System Kemampuan Beradaptasi Adapt ability to Change M anajemen Teknologi Technology M anagement Penggunaan Teknologi Informasi Use of Information Technology 75 Usaha peningkatan kualitas sumber daya manusia yang sesuai dengan per kembangan aktivitas pembangunan mer upakan masalah pembangunan yang sampai kini belum ter selesaikan dengan memuaskan. Masalah sumber daya manusia ini mer upakan hal yang sangat mendasar sifatnya, kar ena menentukan keber hasilan pencapaian kualitas keber hasilan teknologi tepat guna yang akan diter apkan. Mekanismenya dapat diatur misalnya sektor industr i mempunyai masalah, dan menyampaikan infor masi masalah ter sebut kepada per gur uan tinggi atau pemer intah. Masalah ter sebut dapat ber upa kebutuhan teknologi maupun kebutuhan akan pendidikan non formal seper ti pelatihan- pelatihan. Per gur uan tinggi mempunyai sumber daya manusia ser ta labor ator ium yang dapat memenuhi kebutuhan kalangan industr i melalui r iset maupun pelatihan. Industri akan ber sedia mendanai r iset dar i per gur uan tinggi bila hasil r iset ser ta mater i pelatihan r elevan dengan kebutuhan ser ta dapat menyelesaikan masalah yang mer eka hadapi. Pada tahun 1980 an Kementer ian Riset dan Teknologi Republik Indonesia sudah mengembangkan hubungan ketiga pilar di atas yang diw ujudkan dengan RUT Riset Unggulan Ter padu, dimana 60 dana r iset akan didanai oleh industr i sementar a sisanya akan ditanggung oleh pemer intah. Per an per gur uan tinggi adalah melaksanakan dan menghasilkan r iset ser ta mengadakan pelatihan dengan menggunakan sumber daya yang ter sedia di per gur uan tinggi ter sebut. Gambar 6 ber ikut ini menggambar kan pola hubungan ABG sebagai ber ikut. 76 Gambar 6: Pola Hubungan ABG Potensi sumber daya manusia dengan segala imajinasinya diharapkan dapat mew ujudkan teknologi unt uk memanfaatkan sumber daya alam yang ter sedia. Tingkat per kembangan teknologi tepat guna dapat ber langsung dar i dalam, yaitu ditentukan oleh sifat kebutuhan, kegunaan dan dinamika masyar akat yang ber sangkutan, namun dapat pula ditentukan oleh masuknya pengaruh luar yang ditanggapi oleh daya dan kemampuan penyer apan ter hadap teknologi ter sebut oleh masyar akat. Revitalisasi teknologi pertanian dalam mendukung sektor agr oindustri yang ber basis komoditi unggulan tentunya menemui hambatan-hambatan. Salah satu hambatannya adalah belum adanya peta teknologi pertanian spesifik wilayah yang menyangkut paduan antar a komoditi unggulan daer ah, sumber daya manusia, jar ingan sumber infor masi dan lembaga masyar akat teknologi industr i per tanian yang ter str uktur . Nur pilihan Industri M asalah - Teknologi - SDM Pemerintah Perguruan Tinggi Riset dan Pelatihan Hasil 77 2000 ber pendapat bahw a beber apa upaya untuk mencapai optimasi teknologi industr i pertanian adalah: 1. Membangun sumber daya manusia pr oduktif yang kaya inovasi, hal ini dapat dilakukan dengan mengadakan pelatihan dan penyuluhan di bidang ter kait secar a intensif 2. Membentuk jar ingan sumber infor masi yang mampu menampung dan mengelola pr oses pengkayaan, penjar ingan, penyesuaian, pener apan dan pemanfataan teknologi per t anian 3. Menghasilkan teknologi industr i pertanian andalan yang dibutuhkan masyar akat setempat dan dapat menumbuhkan industr i agr o 4. Membangun kemitr aan antar a dunia usaha dengan lembaga-lembaga penelitian ser ta per gur uan tinggi. Upaya-upaya di atas mer upakan sebagian upaya dasar yang per lu dibangun agar sasar an teknologi industri per tanian dapat dicapai secar a optimal. Namun polit ical will dar i pemer intah tentunya sangat dibutuhkan untuk mengembangkan teknologi indust r i per tanian. Model teknologi yang diper kenalkan ke pedesaan akan ber fungsi efektif bila sumber daya manusia memiliki keter ampilan dan kemampuan mengidentifikasi potensi yang ada di lingkungannya, dan mampu mengor ganisasikan kegiatan unt uk mengelola potensi melalui pemanfaatan teknologi yang ada.Inovasi teknologi tepat guna akan ber hasil baik bila ter jadi inter aksi yang baik antar a si pembaw a dan si pener ima teknologi, meski membutuhkan mata r antai w aktu yang panjang. 78 79

BAB V. SUMBER DAYA ALAM, TEKNOLOGI DAN INDUSTRI 5.1.

Sumber Daya Alam Di Bidang Per tanian Sumber daya alam dapat menjadi sumber daya yang member ikan manfaat bagi kemakmur an r akyat bila pengelolaan dan pendayagunaannya ter encana dan optimal. Agar sumber daya alam dapat member ikan nilai tambah yang tinggi maka penggunaan teknologi mer upakan alternative yang dapat digunakan. Indonesi a mempunyai sumber daya alam k hususnya di bidang per tanian sangat besar , namun per lu ki r anya mengoptimalkan sumber daya alam yang ber limpah ini agar per masalahan pembangunan di bidang per tanian dapat di atasi. Pr oduk per tanian seyogyanya memiliki daya saing tinggi agar dapat ber saing di pasar global, untuk itu per lu pengembangan standar mutu pr oduk ser ta efisiensi di bidang usaha per tanian. Bila keadaan ini dapat dicapai maka kemampuan ber saing dengan pr oduk-pr oduk luar diyakini dapat ter capai. Peningkatan daya saing dapat dilakukan dengan pengembangan teknologi yang tepat sesuai dengan sumber daya yang ter sedia di masyar akat sasar an. Ter sedianya komoditas unggulan kompar atif daer ah ber dampak per saingan yang unggul dengan daer ah- daer ah lainnya, kar ena komoditas per tanian ter sebut tidak ter dapat pada daer ah lain. Sebagai contoh buah manggis hanya ter dapat di daer ah Sumater a bagian Selatan, sementar a daer ah-daer ah lain di Indonesia jar ang sekali didapati buah manggis. Teknologi yang akhir-akhir dikembangkan untuk buah manggis adalah bukan hanya untuk buahnya saja namun yang lebih ber nilai tambah tinggi adalah kulit manggis yang bila diolah akan menjadi zat pew ar na ataupun bahan obat-obatan ser ta bahan untuk kosmetik. 80 Pengembangan industr i per tanian selain menggunakan teknologi juga har us ditingkatkan secar a ber tahap dengan ber tumpu pada pemanfaatan sumber daya alam dan SDM yang kompeten sehingga mampu menjadi industr i yang memiliki nilai t ambah yang tinggi. Sumber daya alam dibagi menjadi dua bagian yaitu: 1.sumber daya alam yang dapat diper bahar ui ser ta; 2.sumber daya alam yang tidak dapat diper bahar ui. Sumber daya alam di bidang pertanian secar a umum per kebunan; kehutanan; per ikanan dan per tanian umumnya termasuk sebagai sumber daya alam yang dapat diper bahar ui r enewable r esour ces . Sumber daya alam SDA khususnya di bidang per tanian yang ter us mener us dapat diper bahar ui merupakan comper at if advant age bagi per kembangan industr i agr o. Untuk menghasilkan nilai tambah tinggi di sektor per tanian har us ter jadi per ubahan par adigma pembangunan per tanian yang mendasar yaitu or ientasi dar i menghasilkan produk primer menjadi pr oduk olahan. Tentunya per ubahan ini akan melibatkan teknologi industri di bidang per tanian. Komoditas primer yang dihasilkan tanpa mengalami pengolahan yang menggunakan teknologi tidak akan menghasilkan nilai tambah tinggi. Mengingat sebagian besar beker ja disektor per tanian maka industr ialisasi hendaklah ber basis per tanian dalam ar ti luas. Sumber daya alam yang memiliki pr ospek pengembangan pada masa mendatang mer upakan peluang bagi pener apan teknologi tepat guna yang dapat dikembangkan. Sumber daya alam dimaksud misalnya kedelai yang mer upakan second st aple food di Indonesia; dapat dibuat tahu; tempe; kecap; susu dan tauco. Bila kedelai tanpa diolah atau pr oduk pr imer kemudian dijual maka har ganya akan r endah. Namun bila dijual setelah 81 diolah atau pr oduk olahan misalnya menjadi tempe, tahu, kecap, susu dan tauco maka nilai tambahnya akan menjadi lebih tinggi. Pengelolaan dan pendayagunaan sumber daya alam akan member ikan nilai tambah tinggi dan ber dampak positif bagi kemakmur an r akyat. Indonesia yang memiliki potensi sumber daya alam ber aneka r agam ber upa sumber daya nabati, sumber daya hayati dan miner al bila disentuh dengan teknologi akan menghasilkan dampak ekonomi bagi peningkatan pendapatan masyar akat. Seyogyanya pener apan teknologi sumber daya alam didahului suatu pr oses penelitian dan adaptasi yang memadai mengingat pendataan potensi sumber daya alam masih r elatif kur ang.

5.2. Teknologi Industri Pertanian Dan Nilai Tambah

Di neger a kita Indonesia industri masih didominasi oleh industr i pertanian dengan pr oduk pr imer pertanian sebagai pr oduk utamanya, sejalan dengan hal ini sebagian besar angkatan ker ja Indonesia masih beker ja di bidang per tanian. Rahar di 2000 mengemukakan bahw a tr ansfor masi ekonomi dan industri per tanian pr imer ke agr oindustr i atau industri sekunder lainnya, akan melibatkan pr oses per geser an adat kebiasaan dan tatanan nilai. Per geser an ini menuntut adanya r ealokasi sumber daya ser ta peningkatan kualitas sumber daya manusia dan kelembagaan yang memadai. Selain itu industri di negar a kita sebagian besar industr i kecil, w alaupun sampai pada tahap r ancang bangun yang menggunakan teknologi masih belum dapat dikatakan industr i besar .Pemer intah ber sama-sama dengan sw asta selalu ber mitr a untuk secar a ber tahap mengembangkan industri kecil menjadi industr i menengah maupun industr i tinggi. Str ategi pentahapan industr i ini ter us dikembangkan dengan ber bagai macam