Tata Cara Penelitian METODOLOGI PENELITIAN

Tabel II. Apotek Sampel di Kabupaten Sleman No. Nama Kecamatan Jumlah apotek 1. Depok 11 2 Ngemplak 1 3 Mlati 2 4 Godean 3 5 Ngaglik 4 6 Prambanan 1 7 Gamping 3 8 Kalasan 2 9 Sleman 2 10 Berbah 1 11 Turi 1 12 Seyegan 1 13 Moyudan 1 14 Pakem 1 15 Tempel 1 Total 35

E. Tata Cara Penelitian

1. Pembuatan kuesioner Kuesioner merupakan suatu set pertanyaan yang berurusan dengan topik tunggal atau satu set topik yang saling berkaitan yang harus dijawab oleh subyek Kartono,1990. Kuesioner yang digunakan memuat sejumlah pertanyaan yang harus dijawab secara tertulis oleh responden. Kuesioner terbagi menjadi empat bagian, meliputi deskripsi responden, pengelolaan sumber daya, pelayanan, dan evaluasi mutu pelayanan. 2. Pengujian kuesioner a. Uji pemahaman bahasa Fungsi uji pemahaman bahasa adalah untuk mengetahui sejauh mana bahasa penyusun pertanyaan-pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner dapat dipahami oleh responden. Uji pemahaman bahasa dilakukan dengan menyebar kuesioner tersebut kepada lima apotek yang terletak di luar populasi penelitian. b. Uji validitas isi Yang dimaksud dengan validitas adalah sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melaksanakan fungsi ukurnya. Suatu instrumen pengukur dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukurnya atau memberikan hasil ukur sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut. Validitas yang diukur dalam kuesioner ini adalah validitas isi. Validitas isi merupakan tingkat representativitas isi atau substansi pengukuran terhadap konsep pengertian variabel sebagaimana dirumuskan Pratiknya, 2001. Prosedur validitas isi kuesioner dalam penelitian ini dilakukan dengan analisis rasional atau lewat Professional Judgement, yaitu bahwa estimasi validitas isi tidak melibatkan perhitungan statistik apapun, melainkan hanya dengan analisis teoritik. Jadi penilaian setiap orang mengenai sejauh mana validitas isi kuesioner telah tercapai adalah belum tentu sama Azwar, 1999. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI c. Uji reliabilitas Reliabilitas kuesioner penelitian ini tidak perlu diuji lagi karena pertanyaan dalam angketkuesioner berupa pertanyaan yang langsung terarah pada informasi mengenai data yang hendak diungkap. Reliabilitas data yang diperoleh terletak pada terpenuhinya asumsi bahwa responden menjawab dengan jujur seperti apa adanya. Hal ini berkaitan dengan asumsi dasar penggunaan kuesioner yaitu subyek merupakan orang yang mengetahui tentang dirinya, sehingga data hasil tidak perlu diuji lagi reliabilitas secara statistik Azwar, 1999. 3. Penyebaran kuesioner Peneliti menyebarkan kuesioner secara langsung kepada responden dan peneliti akan mendampingi responden selama pengisian kuesioner. Hal ini bertujuan untuk mengantisipasi adanya responden yang kurang paham terhadap maksud pertanyaan yang diajukan oleh peneliti. Namun, jika responden tidak bisa mengisi pada saat itu juga, maka kuesioner tersebut akan ditinggal selama beberapa waktu untuk kemudian diambil kembali setelah responden mengisinya. Adapun periode penyebaran kuesioner ini adalah pada bulan Oktober – Desember 2006. 4. Pengumpulan kuesioner Peneliti mengumpulkan kuesioner setelah responden selesai mengisi semua pertanyaan yang ada pada kuesioner. Jumlah kuesioner yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI dikumpulkan jumlahnya sama dengan jumlah kuesioner yang disebarkan, yaitu sebanyak 35 buah. 5. Wawancara Menurut Nawawi 1998, wawancara adalah usaha mengumpulkan informasi dengan mengajukan sejumlah pertanyaan lisan, untuk dijawab secara lisan pula. Wawancara ini dilakukan setelah peneliti melihat hasil penelitian Sukmajati dan hasil penelitian pribadi yang presentasenya di bawah 50, sehingga peneliti tertarik untuk mengetahui alasan Apoteker belumbaru sebagian kecil dalam melaksanakan Kepmenkes RI No.1027 tahun 2004. Secara khusus, wawancara dititikberatkan pada tiga hal, yaitu adanya ruangan konseling, medication record, dan tindak lanjut terapi melalui home care. hal tersebut serta bersedia untuk diwawancarai.

F. Tata Cara Analisis Data

Dokumen yang terkait

Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : 1027/MENKES/SK/IX/2004 tentang Standar pelayanan kefarmasian di apotik - [PERATURAN]

0 6 12

Kajian pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian berdasarkan Kepmenkes RI nomor 1027/Menkes/SK/IX/2004 di apotek-apotek Kabupaten Gunungkidul.

0 1 175

Kajian pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian berdasarkan Kepmenkes RI nomor 1027/Menkes/SK/IX/2004 di apotek-apotek Kabupaten Bantul.

0 2 159

Pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian di apotek berdasarkan Kepmenkes RI Nomor 1027/Menkes/SK/IX/2004 di Kota Yogyakarta.

0 0 133

Kajian pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian berdasarkan Kepmenkes RI Nomor 1027/Menkes/SK/IX/2004 di apotek-apotek Kabupaten Kulon Progo.

0 1 133

Pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian di apotek berdasarkan Kepmenkes RI Nomor 1027/Menkes/SK/IX/2004 di Kota Yogyakarta - USD Repository

0 0 131

Kajian pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian berdasarkan Kepmenkes RI Nomor 1027/Menkes/SK/IX/2004 di apotek-apotek Kabupaten Kulon Progo - USD Repository

0 1 131

Pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian di apotek berdasarkan Kepmenkes RI nomor 1027/Menkes/SK/IX/2004 di Kabupaten Sleman periode Oktober-Desember 2006 - USD Repository

0 0 125

Kajian pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian berdasarkan Kepmenkes RI nomor 1027/Menkes/SK/IX/2004 di apotek-apotek Kabupaten Bantul - USD Repository

0 0 157

Kajian pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian berdasarkan Kepmenkes RI nomor 1027/Menkes/SK/IX/2004 di apotek-apotek Kabupaten Gunungkidul - USD Repository

0 0 173