Perilaku Konsumen Terhadap Harga Teori Harga Bertil Ohlin Theory Heckscher - Ohlin

sebesar OQ 1, agar harga dapat berfungsi dengan baik maka pemerintah harus membeli kelebihan produksi penawaran sebesar Q 1 Q 2 . dalam situasi seperti ini jumlah produksi seharusnya dijual produsen adalah sebesar OQ 2. Situasi paceklik adalah situasi saat jumlah produksi yang tersedia sangat terbatas, sementara jumlah konsumen tetap atau bahkan terus bertambah. Dalam keadaan seperti ini harga pasar cenderung tinggi atau lebih tinggi atau lebih tinggi dari harga keseimbangan bila saja tidak diberlakukan harga atap. Pada gambar 0Q adalah jumlah produksi yang dijual dan akan dibeli oleh konsumen bila tidak diberlakukan harga atapP c . Disini terlihat bahwa P c lebih tinggi dari pada P m bila tidak diberlakukan harga atap, maka perbedaan P c dan P f akan semakin tinggi. Bila diberlakukan harga atap, maka jumlah produksi yang dijual adalah sebesar 0Q 1 , pada saat itu harga pasar P m melebihi harga dasar. Agar harga atap tersebut berfungsi posisi Pm, maka pemerintah perlu menjual stok sebesar Q 1 Q 2 . dengan demikian situasinya adalah komoditi pertanian yang berada dipasar adalah Sebesar 0Q 2 yang terbeli pada harga pasar yang terdiri dari produksi yang dijual produsen sebesar 0Q 1 dan yang disuplay pemerintah sebesar Q 1 Q 2.

2.2.4.3. Perilaku Konsumen Terhadap Harga

Dalam menjelaskan tentang perilaku konsumen, kita bersandar pada dasar pemikiran pkok bahwa orang cenderung memilih barang-barang dan Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. jasa yang nilainya paling tinggi. Guna menjelaskan cara konsumen melakukan pilihan diantaranya berbagai kemungkinan, seabad yang lalu para pakar ekonomi telah mengembangkan gagasan mengenai utilitas. Dari konsep utilitas tersebut, kita dapat menrunkan kurva permintaan dan menjelaskan ciri- cirinya. Utilitas berarti kepuasan. Atau lebih tepatnya, kata itu mengacu pada kesenangan atau kegunaan subjective yang dirasakan oleh seseorang dari mengkomsumsi suatu barang dan jasa.

2.2.4.4. Teori Harga Bertil Ohlin Theory Heckscher - Ohlin

Pengertian harga suatu barang atau jasa adalah suatu tingkatan penilaian yang pada tingkat itu barang yang bersangkutan dapat dipertukarkan dengan barang lain, apapun bentuknya. Sedang Bertil Ohlin berpendapat bahwa perdagangan internasional itu sebenarnya adalah masalah harga jelasnya, perbedaan hargalah yang menyebabkan timbulnya kegiatan perdagangan internasional oleh karena itu Bertil Ohlin membahas perdagangan internasional mengikuti jalur proses mekanisme. Pembentukan harga yang sudah sendirinya harus menyelidiki faktor-faktor yang menentukan atau yang mempengaruhi permintaan dan penawaran, karena harga suatu barang itu terjadi karena adanya permintaan dan penawaran atas barang tersebut. Perbedaan harga barang tersebut yang menjadi dasar dari timbulnya perdagangan internasional. Menurut Ohlin Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. adalah disebabkan oleh perbedaan komposisi dan proporsi faktor-faktor produksi yang dimiliki oleh negara-negara di dunia ini. Jadi dapat juga dikatakan bahwa pertukaran atau perdagangan barang atau jasa antar negara dapat terjadi oleh karena beberapa perbedaan faktor- faktor produksi dan kemungkinan-kemungkinan mengkombinasikannya dan perbedaan tersebutlah yang merupakan sebab dari perbedaan harga yang kemudian menyebabkan timbulnya kegiatan perdagangan interregional ataupun internasional. Akan tetapi perdagangan internasional itu pun akan berpengaruh pada tingkat harga. Perdagangan internasional mempunyai tendensi bahwa tingkat-tingkat harga itu kemudian akan menjadi sama proses penyamaan tingkat harga ini akan berlangsung dengan lebih cepat lagi bilamana dalam perdagangan internasional tidak terdapat rintangan-rintangan yang membatasi perdagangan internasional seperti adanya biaya dan cukai serta ongkos transportasi. Jadi perdagangan bukan saja bertendensi untuk mempersamakan harga barang melainkan juga mempersamakan harga faktor produksi. Sobri, 2001 : 42 Analisis teori H – O dapat dibuat suatu kesimpulan sebagai berikut: 1. Harga atau biaya produksi suatu barang akan ditentukan oleh jumlah atau proporsi faktor produksi yang dimiliki masing-masing negara. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 2. Comparative advantage atau keunggulan komparatif dari suatu jenis produk yang dimiliki masing-masing negara akan ditentukan oleh struktur dan proporsi faktor produksi yang dimilikinya. 3. Masing-masing negara akan cenderung melakukan spesialisasi produksi dan mengekspor barang tertentu karena negara tersebut memiliki faktor produksi yang relatif banyak dan murah untuk memproduksinya. 4. Sebaliknya, masing-masing negara akan mengimpor barang tertentu karena negara tersebut memiliki faktor produksi yang relatif sedikit dan mahal untuk memproduksinya. Hady H, 2000 : 42 2.2.5. Kurs Rupiah Terhadap Dollar

2.2.5.1. Pengertian Kurs