2.3 Kerangka Konseptual.
Efektifitas Iklan Televisi
X
1
Minat Beli Y
2.4 Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut : “Diduga efektifitas iklan televisi berpengaruh positif terhadap minat
beli obat flu Decolgen di Surabaya Timur”.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel.
3.1.1 Definisi Operasional variabel.
Untuk memberikan gambaran yang jelas tentang arti dan makna variabel yang akan digunakan dalam penelitian sehingga tidak terjadi salah
penafsiran, berikut ini akan dibuat suatu definisi operasional serta pengukuran variable, antara lain sebagai berikut :
1. Efektifitas Iklan X1.
Efektifitas sebuah iklan saat iklan tersebut mulai diluncurkan kepada para konsumen perlu diperhatikan oleh produsen sebagai pihak
yang memasang iklan tersebut. Berdasarkan teori dari Mc. Daniel 2001 : 159, variabel efektifitas iklan meliputi beberapa indikator
yaitu : a.
Pengenalan X
1
.
1
b. Pengetahuan X
1
.
2
c. Kesukaan X
1
.
3
d. Mereferensikan X
1
.
4
e. Keyakinan X
1
.
5
f. Keinginan X
1
.
6
28
2. Minat beli Y.
Adalah perintah seorang pembeli kepada dirinya sendiri untuk membeli sebuah merek produk, mengambil tindakan lain yang
berhubungan tentang pembelian, atau berkaitan dengan batin yang mencerminkan rencana dari pembeli untuk membeli suatu merek
tertentu dalam suatu periode waktu tertentu. Menurut Augusty Ferdinand 2006 : 242 indikator dari minat beli antara lain :
Y1. Intensitas pencarian informasi : Seseorang yang intens mencari informasi mengenai suatu produk obat flu decolgen.
Y2. Keinginan segera membeli : Seseorang yang berkeinginan segera membeli produk obat flu decolgen.
Y3. Keinginan prefensial : Dimana produk obat flu decolgen yang diinginkan untuk membeli dan mengabaikan pihak lain.
3.1.2 Pengukuran Variabel.
Pengukuran adalah penetapanpemberian angka pada objek atau fenomena menurut ketentuan tertentu Nazir, 2000. Skala penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini menggunakan Skala Interval, dan teknik pembobotannya menggunakan Semantic Defferencial Scale yaitu skala
yang digunakan untuk mengukur sikap atau karakeristik tertentu yang dipunyai oleh seseorang dengan menggunakan skor yang disusun dalam
suatu garis kontinum dengan jawaban yang sangat positifnya terletak di sebelah kanan, sedangkan jawaban yang paling negatif terletak di kiri atau
sebaliknya. Skala data yang digunakan adalah 1 sampai 7, dengan gambar sebagai berikut :
1 7
Sangat Tidak Setuju Sangat Setuju
Skala ini bertujuan untuk mengukur sikap atau pendapat seseorang pada suatu fenomena sosial Rensis Likert.
Teknik Penentuan Sampel. 3.2.1 Populasi.
Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat yang mengenal dan pernah melihat iklan televisi produk obat flu Decolgen di Surabaya Timur.
3.2.2 Sampel.
Teknik pengambilan sampel ini adalah Non probabilistic sampling karena populasinya tidak terhitung, dan menggunakan teknik Purposiveness
sampling, responden yang sesuai dengan kriteria peneliti, yaitu masyarakat mulai umur 17 tahun keatas yang mengenal dan pernah menyaksikan iklan
televisi produk Decolgen, sedangkan jenis pengambilan sampel didasari oleh asumsi SEM yang ditulis oleh Ferdinand 2002 ; 48 seperti dibawah ini:
a. Sebanyak 100-200 sampel untuk Maximum Likelihood Estimation.
b. Tergantung pada jumlah parameter yang diestimasi. Pedomannya
adalah 5-10 kali jumlah parameter yang diestimasi. c.
Tergantung pada jumlah indikator yang digunakan dalam seluruh variabel laten. Jumlah sampel adalah jumlah indikator dikali 5
sampai 10. Bila terdapat 20 indikator, besar sampelnya adalah 100- 200. Pada penelitian ini adalah 9 parameter yang mana diperoleh dari
indikator-indikator yang ada pada penelitian ini yang diestimasi. Berdasarkan hal tersebut peneliti mengambil jumlah sampel sebesar
90 data responden 9 indikator dikali 10 = 90 responden. Namun sampel dalam penelitian ini adalah 120 dikarenakan untuk
mengurangi resiko apabila data yang diberikan oleh responden kurang lengkap sehingga masih mencukupi jumlah minimal sampel
tersebut.
3.3Teknik Pengumpulan Data. 3.3.1
Jenis Data.
- Data primer.
Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung ditempat yang menjadi objek peneliti dan diolah sendiri dalam
melakukan analisis. Data primer ini berupa hasil jawaban respondenkuesioner.
- Data sekunder.
Data yang diperoleh dari sumber yang telah ada misalnya catatan atau dokumentasi perusahaan, publikasi, analisis industri oleh media, situs
web, internet dll.
3.3.2 Pengumpulan Data.
Dalam mencari dan mengumpulkan data dilakukan dengan menggunakan metode-metode sebagai berikut :
a. Kuesioner. Merupakan daftar pernyataan untuk memperoleh data berupa
jawaban dari responden. b.
Wawancara. Metode ini dilakukan dengan mengadakan tanya-jawab secara
langsung kepada responden.
3.4 Teknik Analisis dan Pengujian Hipotesis.
Pengujian hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis multivariate dengan Structural Equation Modelling SEM. Penaksiran
pengaruh pada masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikatnya menggunakan koefisien jalur.
Langkah-langkah dalam analisis SEM model pengukuran dengan contoh Efektifitas Iklan Televisi dilakukan sebagai berikut :
Persamaan Efektifitas Iklan Televisi X : X1 =
1 Efektifitas Iklan Televisi + er_1 X2 =
2 Efektifitas Iklan Televisi + er_2 X3 =
3 Efektifitas Iklan Televisi + er_3 X4 =
4 Efektifitas Iklan Televisi + er_4 X5 =
5 Efektifitas Iklan Televisi + er_5
X6 = 6 Efektifitas Iklan Televisi + er_6
Bila persamaan di atas dinyatakan dalam sebuah pengukuran model untuk diuji unidimesionalitasnya melalui confirmatory factor analysis, maka
model pengukuran dengan contoh efektifitas akan tampak sebagai berikut :
Gambar 3.1 : Contoh model pengukuran efektifitas iklan televisi.
Keterangan :
X1 : Pernyataan tentang pendapat responden mengenai kesadaran
dalam efektifitas iklan televisi. X2 : Pernyataan tentang pendapat responden mengenai pengetahuan
dalam efektifitas iklan televisi. X3
: Pernyataan tentang pendapat responden mengenai kesukaan dalam efektifitas iklan televisi.
Efektifitas Iklan
Televisi X1
X5 X2
X4
X6 X3
er_1 er_2
er_3 er_4
er_5 er_6
X4 : Pernyataan tentang pendapat responden mengenai mereferensikan dalam efektifitas iklan televisi.
X5 : Pernyataan tentang pendapat responden mengenai keyakinan dalam efektifitas iklan televisi.
X6 : Pernyataan tentang pendapat responden mengenai keinginan
dalam efektifitas iklan televisi.
Persamaan Minat beli Y : Y1
= 8 Minat beli + er_8
Y2 =
9 Minat beli + er_9 Y3
= 10 Minat beli + er_10
Bila persamaan di atas dinyatakan dalam sebuah pengukuran model untuk uji undimensionalnya melalui confirmatory faktor analysis, maka
model pengukuran dengan contoh minat beli akan dampak sebagai berikut : Gambar 3.2 : Contoh model pengukuran Minat Beli.
Minat beli
Y3 Y2
Y1 er_8
er_9
er_10
Keterangan : Y1
: Pernyataan tentang pendapat responden mengenai intensitas pencarian informasi terhadap produk Decolgen.
Y2 : Pernyataan tentang pendapat responden mengenai keinginan untuk segera membeli produk Decolgen.
Y3 : Pernyataan tentang pendapat responden mengenai keinginan prefensial produk Decolgen.
3.4.1 Uji Reliabilitas dan Validitas.
Variabel atau dimensi yang diukur melalui indikator-indikator dalam daftar pertanyaan perlu dilihat relibilitasnya dan validitasnya, dimana hal
ini dijelaskan sebagai berikut. a. Uji Validitas.
Validitas menyangkut tingkat akurasi yang dicapai oleh sebuah indikator dalam menilai sesuatu atau akuratnya pegukuran atas apa yang
seharusnya diukur. Karena indikator multidimensi maka uji validitas yang digunakan disini adalah validitas konstruk construct validity yang
merujuk pada sejauh mana uji dapat mengukur apa yang sebenarnya kita ukur. Secara umum nilai variance extracted yang dapat diterima adalah
≥ 0,5. variance extracted dihiung dengan rumus sebagai berikut :
Variance Extracted = Standard Loading
2
Standard Loading
2
+ j
b. Uji Reliabilitas.
Reabilitas adalah ukuran mengenai konsistensi internal dari indikator sebuah konstruk yang menunjukkan derajat sampai dimana indikator
itu mengindikasikan sebuah konstrukfaktor laten yang umum. Dengan kata lain bagaimana hal-hal yang spesifik saling membantu
dengan menjelaskan sebuah fenomena yang umum. Composite Realibility diperroleh melalui rumus berikut Ferdinand, 2002 ; 62
Construct reliability = Standard Loading
2
Standard Loading
2
+ j
Keterangan : a.
Standard loading diperoleh dari standardized loading untuk tiap-tiap indikator yang didapat hari hasil
perhitungan komputer. b.
j adalah measurement error dari setiap indikator. Measurement error dapat diperoleh dari 1 – reliabilitas
indikator. Tingkat reliabilitas yang dapat diterima adalah
≥0,7 , walau angka itu bukanlah sebuah ukuran yang “mati”. Artinya bila penelitian yang
dilakukan bersifat eksplorasi maka nilai dibawah 0,7 pun masih dapat diterima sepanjang disertai dengan alasan-alasan yang empirik yang
terliahat dalam proses eksplorasi.
3.4.2 Uji Outlier Univariat dan Multivariat.
Outlier adalah observasi yang muncul dengan nilai nilai ekstrim baik secara univariat maupun multivariat yaitu yang muncul karena
kombinasi karakteristik unik yang dimilikinya dan terlihat sangat jauh berbeda dari obsevasi-observasi lainnya Ferdinand, 2002;52.
3.4.2.1 Uji Outlier Univariat.
Deteksi terhadap adanya outlier univariat dapat dilakukan dengan menentukan ambang batas yang akan dikategorikan sebagai outlier dengan
cara mengkonversi nilai data penelitian kedalam standar score atau yang biasa disebut dengan z-score, yang mempunyai rata-rata nol dengan standar
deviasi sebesar satu. Bila nilai-nilai itu telah dinyatakan dalam format yang standar z-score, maka perbandingan antar besaran nilai dengan mudah
dapat dilakukan. Untuk sampel besar diatas 80 observasi, pedoman evaluasi adalah nilai ambang batas dari z-score itu berada pada rentang 3
sampai dengan 4 Ferdinand, 2002;98. Oleh karena itu apabila ada obsevasi-observasi yang memiliki z-score
≥ 3,0 akan dikategorikan sebagai outlier.
3.4.2.2 Uji Outlier Multivariat.
data yang dianalisis menunjukkan tidak ada outlier pada tingkat univariat, tetapi observasi itu dapat menjadi outliers bila sudah saling
dikombinasikan. Jarak Mahalanobis the Mahalanobis distance untuk tiap
observasi dapat dihitung dan menunjukkan jarak sebuah observasi dari rata- rata semua variabel dalam sebuah ruang multidimensional. Uji terhadap
multivariat dilakukan dengan menggunakan kriteria Jarak Mahalanobis pada tingkat
ρ 0,001. Jarak Mahalanobis itu dapat di dievaluasi dengan menggunakan nilai
χ
2
pada derajat kebebasan sebesar jumlah item yang digunakan dalam penelitian. Apabila nilai jarak Mahalanobisnya lebih besar
dari nilai χ
2 tabel
adalah outlier multivariat.
3.4.3 Uji Normalitas Data.
Adapun metode yang digunakan untuk mengetahui apakah metode tersebut berdistribusi normal atau tidak adalah uji critical ratio dari
skewness dan kurtois dengan ketentuan sebagai berikut : a.
Jika nilai critical yang diperoleh melebihi rentang +- 2,58 maka distribusi adalah tidak normal.
b. Jika nilai critical yang dipeoleh berada pada rentang +- 2,58
maka distribusi adalah normal.
3.4.4 Pengujian Model dengan Two-Step Approach.
Two-Step Approch digunakan untuk mengatasi masalah sampel data
yang relatif kecil jika dibandingkan dengan jumlah butir instrumentasi yang digunakan dan karena keakuratan reliabilitas indikator-indikator
terbaik dalam dicapai dalam two-step approach ini. Two-step approach bertujuan untuk menghindari interaksi antar model pengukuran dan model
struktural pada One step Approach.
Yang dilakukan dalam two-step approach to SEM adalah : estimasi terhadap measurement model dan estimasi terhadap structural
model. Cara yang dilakukan dalam menganalisis SEM dengan two-step approach adalah sebagai berikut :
a. Menjumlahkan skala butir-butir setiap konstrak menjadi
sebuah indikator summer-scale bagi setiap konstrak. Jika terdapat skala yang berbeda setiap indikator tersebut
distandarisasi Z-score dengan mean = 0, deviasi standar = 1, yang tujuannya adalah untuk mengeliminasi pengaruh-
pengaruh skala yang berbeda-beda tersebut. b.
Menetapkan error dan Lambda terms, error terms
dapat dihitung dengan rumus 0,95 . Perhitungan construct
reliability telah dapat dijelaskan pada bagian sebelumnya
dan deviasi standar dapat dihitung dengan bantuan
progam aplikasi matrik spss. Setelah error dan Lambda
terms diketahui, skor-skor tersebut dimasukkan sebagai parameter fix pada analisis model pengukuran SEM.
3.5 Evaluasi Model.
Di dalam SEM peneliti dapat melakukan 3 kegiatan secara serempak ,
yaitu pemeriksaan validitas dan reliabilitas instrument, pengujian model hubungan antar variabel laten setara dengan analisis jalur, dan mendapatkan
model yang bermanfaat untuk perkiraan setara dengan model structural. Tahap yang ditempuh dalam pengolahan data dengan analisis ini adalah :
a. Mengembangkan path diagram.
Pada path diagram ditunjukkan hubungan kausal antar variabel yaitu antara variabel endogen dan eksogen. Hubungan antara variabel ini dinyatakan
dengan anak panah. Anah panah luruh dengan satu ujung menunjukkan hubungan kausal yang langsung antara satu variabel lainnya. Sedangkan garis
lengkung dengan dua ujung menunjukkan korelasi antar variabel. b. Evaluasi atas asumsi SEM.
Evaluasi asumsi ditujukan untuk mengetahui kecukupan dipenuhinya asumsi- asumsi yang ada dalam pemodelan SEM. Evaluasi yang dilakukan adalah
evaluasi normalitas data, evaluasi atas univariate outliers dan evaluasi atas multicolinieritas dan singularity.
c. Evaluasi kriteria
Goodness of fit model penelitian. Evaluasi ini dilakukan untuk mengetahui kesesuaian fit dan model yang
dikembangkan terhadap data penelitian. Ini penting dilakukan karena SEM tidak digunakan untuk menciptakan suatu model tapi lebih pada
mengkonfirmasi model. Artinya tanpa landasan teoritis yang kuat atas hubungan variabel yang dimodelkan maka analisis SEM ini tidak dapat
digunakan. Ukuran Goodness of fit yang digukan serta nilai cut-off nya dapat dilihat pada tabel.
d. Intepretasi hasil.
Pada tahap ini hasil atau output pengujian dievaluasi untuk menentukan penerimaan atau penolakan terhadap kesesuaian model dan hipotesis yang
diajukan.
Tabel 3.1 : Goodness of Fit Indices
Sumber : Ferdinand 61 : 2002 3.5.1 Evaluasi Goodness of fit.
Berikut ini disajian beberapa indeks kesuaian dan cut-off value yang digunakan dalam menguji apakah sebuah sebuah model dapat diterima
atau tidak. a.
2
– Chi- Square statistic, dimana model dipandang baik atau memuaskan bila nilai chi- squarenya rendah. Semakin kecil
nilai
2
semakin baik model itu dan dapat diterima berdasarkan probabilitas dengan cut-off value sebesar p 0,05.
GOODNESS OF FIT
INDICES KETERANGAN
CUT-OFF VALUE
X2- Chi- square
Menguji apakah covariance populasi yang diestimasi sama dengan covariance sample
apakah model sesuai dengan data Diharapkan
kecil, 1 s.d 5. atau paling
baik diantara 1 dan 2.
Probability Uji signifikansi terhadap perbedaan martiks
covariance data dan matriks covariance yang diestimasi.
Minimum 0,1 atau 0,2 atau
≥ 0,05 RMSEA
Mengkompensasi kelemahan Chi Square pada sample besar.
≤0,08
GFI Menghitung proporsi tertimbang varians
dalam matriks sampel yang dijelaskan oleh metriks covariance populasi yang diestimasi
analog dengan R
2
dalam regresi berganda. ≥ 0,90
AGFI GFI yang disesuaikan terhadap DF.
≥ 0,90 CMINDDF
Kesesuaian antara data dan model. ≤ 2,00
TLI Pembandingan antara model yang diuji
terhadap baseline model. ≥ 0,95
CFI Uji kelayakan model yang tidak sensitif
terhadap besarnya sample dan kerumitan model
≥ 0,94
b. RMSEA The Root Mean Square Error of Appoximation, yang
menunjukkan goodness of fit yang diharapkan bila model diestimasi dalam populasi. Nilai RMSEA yang lebih kecil atau
sama dengan 0,08 merupakan indeks yang dapat diterimanya model yang menunjukkan sebuah close fit dari model itu
berdasarkan degree of freedom. c.
GFI Goodness of fit index, adalah ukuran non statistical yang mempunyai rentang nilai 0 poor fit sampai dengan 1,0
perfect fit. Nilai yang tinggi dalam indeks ini menunjukkan sebuah “better fit”.
d. AGFI Adjusted Goodness of fit Index, dimana tingkat
penerimaan yang direkomendasikan adalah bila AGFI mempunyai nilai sama dengan atau lebih besar dari 0,08.
e. CMIN DF, adalah the Minimum Sample Discrepancy
Function yang dibagi dengan Degree of Freedom. CMINDF tidak lain adalah statistic Chi-Square, X
2
dibagi DFnya disebut X
2
relatif. Bila nilai X
2
relatif kurang dari 2,0 atau 3,0 adalah indikasi dari acceptable fit antara model dan data.
f. TLI Tucker Lewis Index, merupakan incremental index yang
membandingkan sebuah model yang diuji terhadap sebuah base line model, dimana yang direkomendasikan sebagai acuan
untuk diterimanya sebuah model adalah ≥ 0,95 dan nilai yang
mendekati 1 menunjukkan a very good fit.
g.
CFI Comparative Fit Index, dimana bila mendekati 1, menindikasi tingkat fit yang paling tinggi. Nilai yang
direkomendasikan adalah CFI ≥ 0,95.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Objek Penelitian 4.1.1. Analisis Karakteristik Responden
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dan menganalisis efektifitas iklan televisi terhadap minat beli obat flu Decolgen di wilayah
Surabaya Timur, yang nantinya diharapkan dapat menganalisis faktor- faktor apa saja yang dapat mempengaruhi efektifitas iklan televisi terhadap
minat beli obat flu Decolgen. Penelitian ini telah ditentukan lokasinya dimana lokasi itu sendiri
adalah Distributor utama dari Decolgen yang berada di Surabaya Timur. Lokasi penelitian ini berada di wilayah di Surabaya Timur yang dilakukan
dengan menyebarkan kuesioner kepada 120 responden, serta bersedia mengisi kuesioner yang diberikan oleh peneliti.
4.1.2. Karakteristik Decolgen
Banyak sekali merek merek obat-obat flu yang beredar di pasaran, salah satunya adalah Decolgen yang diproduksi oleh PT Medifarma
Laboratories. Decolgen adalah salah satu obat flu yang sangat dikenal dan populer oleh masyarakat. Decolgen adalah salah satu jenis obat flu yang
dapat meredakan gejala flu seperti sakit kepala, demam, bersin-bersin dan hidung tersumbat.
43