Menurut kepercayaan Suku Dayak Tunjung, setiap upacara menimbulkan dampak atau hawa negatif bagi kehidupan manusia setelah upacara selesai
dilaksanakan, hal ini kemudian diatasi dengan Jeak, yaitu media pengusir hawa negatif yang berasal dari proses upacara adat.
Dalam proses upacara adat Suku Dayak Tunjung, teradapat 6 jenis tumbuhan utama yang dijadikan alat atau media untuk mengusir efek negatif dari upacara
terhadap kehidupan manusia, yaitu Jeak defisini jeak secara lengkap dapat
dilihat pada Lampiran 4. Tumbuhan yang dijadikan jeak adalah Puant, Pengoq,
Mawa, Pakuq-paramp, Tu-tawa dan TempokaPersiah. Jeak merupakan kumpulan dari organ-organ tumbuhan yang kemudian dibentuk menjadi satu
kesatuan dalam bentuk alat atau media upacara. Organ tumbuhan yang paling banyak digunakan dalam jeak adalah daun beserta pelepah atau juga sebagian
dari batang tumbuhan.
E. Tata cara mendapatkan tumbuhan upacara adat Suku Dayak Tunjung
Suku Dayak Tunjung percaya bahwa setiap tumbuhan memiliki peran masing-masing dalam kehidupan, untuk itu sangat tidak dibenarkan jika
mengambil suatu organ tumbuhan, dan atau mengambil tumbuhan secara utuh dari alam tanpa didasari tujuan dan maksud penggunaan yang jelas. Tumbuhan
dalam kehidupan Suku Dayak Tunjung juga dipercaya sebagai milik dari alam, maka untuk mengamil tumbuhan tersebut untuk kebutuhan upacara terkadang
harus dilakukan ritual-ritual, hal ini dimaksudkan agar fungsi dari tumbuhan tersebut tercapai dalam penggunaannya.
Sebagai contoh proses mendapatkan tumbuhan yang digunakan dalam upacara Ngawai, bambu yang diambil adalah bambu yang telah mati atau patah
bagian atasnya, dan diambil dengan satu kali tebasan dengan parang, agat sisa bambu yang ditinggalkan tidak rusak. Contoh lain adalah tumbuhan yang
digunakan dalam upacara dengan maksud mengobati biasanya diambil pada pagi atau paling lambat siang hari, dan organ tumbuhan yang diambil adalah organ
tumbuhan yang mengarah ke arah matahari terbit, karena jika jika mengambil tumbuhan dari alam disaat sore atau malam hari dipercaya memiliki dampak
negatif, begitu juga dengan mengambil organ tumbuhan yang mengarah pada arah matahari terbenam.
F. Sumber perolehan tumbuhan upacara adat Suku Dayak Tunjung dan
Konservasi lingkungan Ada dua sumber perolehan tumbuhan upacara adat Suku Dayak Tunjung,
yaitu liar dan budidaya. Masyarakat Dayak Tunjung mengenali dengan baik semua jenis tumbuhan upacara adat yang akan mereka gunakan, dan dapat
dengan tepat menentukan daera-daerah yang menjadi habitat tumbuhan tersebut. Terkadang ada beberapa tumbuhan yang sangat susah ditemui, hal ini
menyebabkan tumbuhan tersebut kemudian dijadikan tumbuhan budidaya. jika tidak dibudidayakan, tumbuhan-tumbuhan yang masuk dalam kategori langka
akan dipelihara di habitatnya agar tidak mati dan punah. Dalam kesehariannya, suku Dayak Tunjung akan memperhatikan jenis-jenis
tumbuhan yang ada disekitar mereka, baik tumbuhan upacara maupun tumbuhan lain yang memiliki peran penting dalam kehidupan, jika tumbuhan tersebut
sangat susah untuk dijumpai, maka jika ada masyarakat yang menemukan,
tumbuhan tersebut akan di pelihara, meskipun posisi tumbuh dari tumbuhan tersebut menggangu dari aktivitas keseharian, misalnya tumbuhan tersebut
tumbuh di area hutan yang akan dijadikan ladang, maka hutan disekeliling tumbuhan tersebut akan disisakan, jika tumbuhan tersebut tidak mungkin untuk
dibudidayakan atau dpindahkan karena beberapa faktor. Dalam hal konservasi, pemanfaatan tumbuhan dan hewan, baik langka
ataupun yang masih melimpah keberadaannya bergantung pada kesadaran individu Suku Dayak Tunjung, konservasi dilakukan dengan kesadaran masing-
masing tanpa paksaan. Sebagai contoh, beberapa burung seperti tiung, betet, Kappow
sejenis burung parkit, dan merak Kalimantan merupakn burung langka yang tidak akan diburu atau dibunuh bila dijumpai, begitu juga dengan
tumbuh-tumbuhan seperti anggrek bulan, ulin, meranti dan lain-lain yang saat ini sudah hampir punah akan dipelihara di alam atau akan dibudidayakan pada
habitat yang layak untuk tumbuhan tersebut tumbuh dan berkembang.
G. Pemanfaatan jenis tumbuh-tumbuhan upacara adat sebagai sumber