D. Organ tumbuhan yang digunakan dalam proses upacara adat Suku
Dayak Tunjung
Organ tumbuhan yang dimanfaatkan dalam upacara adat Suku Dayak
Tunjung bervariasi dalam setiap jenis upacara adat. Organ dari satu tumbuhan dapat memiliki fungsi yang berbeda dalam setiap jenis upacara, namun ada juga
yang memiliki fungsi sama dalam setiap jenis upacara. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa organ tumbuhan yang digunakan dalam upacara adat
Suku Dayak Tunjung meliputi akar, batang, kulit batang, daun, bunga dan buah. Dalam upacara adat Suku Dayak Tunjung terdapat beberapa tubuhan yang
digunakan dalam setiap upacara adat, tumbuhan-tumbuhan tersebut dapat dilihat pada tabel 4.1. Dari hasil penelitian dilapangan, diketahui bahwa tumbuhan
tersebut memiliki peran penting dalam proses upacara adat, pemanfaatannya antara lain sebagai pewarna alami, pembuatan Jampi, media penyampaian
mantra dan lain-lain, yang peran dari masing masing ini tidak dapat digantikan oleh tumbhan lainnya.
Tabel 4.3 Jumlah organ tumbuhan yang digunakan dalam upacara adat Suku Dayak Tunjung
No Jenis organ
tumbuhan Jumlah
1. Akar
5 2.
Umbi 2
3. Batang
36 4.
Kulit batang 2
5. Daun
49 6.
Bunga 3
7. Buah
8 8.
Semua organ
2
Gambar 4.82 persentase organ tumbuhan yang digunakan dalam upacara adat Suku Dayak Tunjung
Dalam upacara adat Suku Dayak Tunjung, pemanfaatan organ yang berasal dari tumbuhan yang sama, berbeda fungsinya dalam upaca adat, dan organ yang
sama dari tumbuhan yang sama juga terkadang dimanfaatkan menjadi beberapa alat atau media yang berbeda dalam upacara. Sebagai contoh, batang Jojot atau
pisang hutan dimanfaatkan menjadi talenan dalam membuat Tara, dan batang jojot juga digunakan menjadi patung. Daun jojot digunakan menjadi Jampiq,
sedangkan sisanya dijadikan pembungkus sesaji, pembungkus penutup Sempotant.
5 2
33
2 46
3 7
2
Persentase pengunaan organ tumbuhan dalam upacara adat Suku Dayak tunjung
Akar Umbi
Batang Kulit batang
Daun Bunga
Buah Semua organ
Gambar 4.83 Pemanfaatan Organ tumbuhan pisang dalam upacara adat Papat Suku Dayak Tunjung
Dalam pelaksanaan upacara adat, akar tumbuhan dalam upacara adat Suku Dayak tunjug dimnfaatkan untuk beberapa alat upacara, namun akar tumbuhan
yang memiliki peran vital dalam semua upacara adalah akar tumbuhan tabak. Akar tumbuhan tabak dimanfaatkan dalam upacara dengan cara dibakar, akar
tabak yang dibakar akan menghasilkan aroma yang khas, aroma ini dalam pelaksanaan upacara dipercaya dapat memanggil roh-roh atau dewa yang
menjadi objek pemujaan dalam upacara, untuk hadir di tempat upacara. Akar dari tumbuhan lain biasanya dimanfaatkan bersama-sama dengan tumbuhannya
secara utuh dalam proses upacara. Umbi dalam upacara adat dimanfaatkan untuk menghasilkan warna dan juga
bumbu sesaji. Batang tumbuhan yang miliki presentase pengunaan terbanyak setelah daun, digunakan untuk berbagai alat upacara, di antaranya adalah
digunakan sebagai tongkat, patung, bahan pembuatan balai, alat memasak sesaji,
tiang untuk menggantungkan sesaji dan lain-lain. Daun digunakan untuk membungkus sesaji, digunakan untuk media penyampaian mantra atau berkat
dari upacara, pewarna dan lain-lain. Kulit batang digunakan untuk membuat Kelangkangk
, bunga digunakan sebagai Jeak, Pengasi dan lain-lain. Buah dijadikan alat penyampaian mantra, perlengkapan pada Balai dan lain-lain.
Selain pengunaan organ tumbuhan secara terpisah, dalam pelaksanaan upacara adat suku Dayak Tunjung, ada bebrapa alat upacara yang menggunakan
tumbuhan secara utuh, dari akar hingga daun dan bunga. Istilah yang digunakan dalam upacara adat dan nama-nama alat yang
digunakan, yang berasal dari dari organ tumbuhan, memiliki arti yang sama dalam setap upacara adat yang berbeda. Untuk istilah yang digunakan dan jenis
upacara dapat dilihat pada Lampiran 3 dan 4.
Dalam pembuatan alat atau media upacara yang berasal dari tumbuhan, menyisakan beberapa organ tumbuhan yang tidak dapat digunakan dalam
upacra. Sisa-sisa organ tumbuhan ini akan dibuang pada suatu tempat dan diperlakukan secara khusus, dalam hal ini semua sisa organ tumbuhan akan
dibuang pada suatu tempat di alam bersama dengan alat-alat upacara lainnya setelah upacara dilaksanakan. Organ tumbuhan dan juga sisa-sisa alat upacara
dan yang telah dibuang tidak dapat disentuh atau digunakan kembali jika telah dibuang dan tidak digunakan. Membakar sisa-sisa organ tubuhan yang tidak
terpakai merupakan larangan dalam adat dan tata-cara upacara Suku Dayak Tunjung.
Menurut kepercayaan Suku Dayak Tunjung, setiap upacara menimbulkan dampak atau hawa negatif bagi kehidupan manusia setelah upacara selesai
dilaksanakan, hal ini kemudian diatasi dengan Jeak, yaitu media pengusir hawa negatif yang berasal dari proses upacara adat.
Dalam proses upacara adat Suku Dayak Tunjung, teradapat 6 jenis tumbuhan utama yang dijadikan alat atau media untuk mengusir efek negatif dari upacara
terhadap kehidupan manusia, yaitu Jeak defisini jeak secara lengkap dapat
dilihat pada Lampiran 4. Tumbuhan yang dijadikan jeak adalah Puant, Pengoq,
Mawa, Pakuq-paramp, Tu-tawa dan TempokaPersiah. Jeak merupakan kumpulan dari organ-organ tumbuhan yang kemudian dibentuk menjadi satu
kesatuan dalam bentuk alat atau media upacara. Organ tumbuhan yang paling banyak digunakan dalam jeak adalah daun beserta pelepah atau juga sebagian
dari batang tumbuhan.
E. Tata cara mendapatkan tumbuhan upacara adat Suku Dayak Tunjung