Kesimpulan Saran KESIMPULAN DAN SARAN

172

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian di lapangan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Jenis tumbuhan yang digunakan dalam upacara adat Suku Dayak Tunjung terdiri dari 78 spesies tumbuhan yang berbeda, 78 spesies ini merupakan bagian dari 30 famili yang berbeda. 2. Organ tumbuhan yang dimanfaatkan dalam upacara adat adalah akar, umbi, batang, kulit batang, daun, bunga, buah dan semua organ. 3. Cara mendapatkan tumbuhan dari alam adalah dengan ritual khusus dan juga tanpa ritual.. 4. Pemanfaatan tumbuhan dalam upacara adat sebagian besar dijadikan bahan pembuatan alat upacara, dijadikan media penyampaian mantra, bumbu sesaji, dan pewarna alami dalam upacara penyembuhan, permohonan dan pemeliharaan.

B. Saran

1. Penelitian ini merupakan rintisan bagi peneliti selanjutnya tentang pemanfaatan tumbuhan dalam proses upacara adat Suku Dayak Tunjung, karena masih banyak data-data yang tidak tercantum, penulis mengharapkan peneliti selanjutnya untuk melengkapi kekurangan-kekurangan tersebut agar pengetahuan tentang pemanfaatan tumbuhan dalam bidang budaya, khususnya upacara adat oleh Suku Dayak Tunjung, dapat menjadi satu kesatuan data yang benar-benar utuh dan tidak akan hilang seiring berjalannya waktu. 2. Saat penelitian ini dilaksanakan, peneliti menemukan fakta bahwa sangat sedikit data tertulis tentang kebudayaan Suku Dayak Tunjung, khususnya pemanfaatan tumbuh-tumbuhan dalam kehidupan Suku Dayak Tunjung, sehingga dalam hal ini penulis menyarankan untuk diadakan suatu upaya dokumentasi dan inventarisasi tentang pemanfaatan tumbuh-tumbuhan baik endemik maupun non endemik oleh Suku Dayak Tunjung, sehingga menjadi suatu data yang kelak dapat digunakan dalam proses pelestarian lingkungan dan juga tentunya kebudayaan Suku Dayak Tunjung itu sendiri. 3. Dalam bidang pendidikan, penulis menganjurkan agar diadakan materi khusus yang disesuaikan, tentang pemanfaatan tumbuh-tumbuhan lokal pada satuan pendidikan SMP maupun SMA, baik kaitannya dalam bidang Bidang budaya, khususnya pemnfaatan tumbu-tumbuhan dalam proses upacara adat, maupun pemanfaatan tumbuhan pada bidang lainnya dalam kehidupan sehari- hari. Sehingga peserta didik mendapatkan pengetahuan yang lebih mendalam, tentang tumbuh-tumbuhan di sekitar mereka dan juga proses pemanfaatannya. 174 DAFTAR PUSTAKA Anonim. 20011. Penelitian Hutan Kita,Hidup Kita: Keanekatagaman hayati di Gunung Eno. Jakarta: Badan Perancangan Pembangunan Daerah Kabupaten Kutai Barat TML Anonim, 2010, The Plant List, www.theplantlist.org, diakses tanggal 12 mei 2014 Anonim, 2012, Your Plant Database, www.plantamor.com, diakses tanggal 10 juni 2014 Attamimi, F. 1997. Pengetahuan Masyarakat Suku Mooi Tentang Pemanfaatan Sumber Daya Nabati di Dusun Maibo Desa Aimas Kabupaten Sorong . Skripsi sarjana Kehutanan Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Cenderawasih Manokwari Bogdan, Robert C. dan Steven J. Taylor. 1993. Kualitatif Dasar-dasar penelitian . Diterjemahkan oleh: A. Khozin Afandi. Surabaya: Usaha Nasional. Cunningham, A.B. 2001. Applied Ethnobotany People, Wild Plant Use, and Conservation . Earthscan. London Heyne, K., 1987, Tumbuhan Berguna Indonesia Jilid II, BALITBANG Kehutanan, Jakarta. Lahajir Y. 2001. Etnoekologi perladangan orang Dayak Tunjung Linggang Etnografi lingkungan hidup di Dataran Tinggi Tunjung. Yogyakarta: Galang Press. Madrah D. 2001. Adat Sukat Dayak Benuaq dan Tonyooi. Jakarta: Puspa Swara dan Yayasan Rio Tinto. Nababan, A., 1995, Kearifan Tradisional dan Pelestarian Lingkungan Hidup di Indonesia. Jurnal : Kebudayaan, Kearifan Tradisional, dan Pelestarisn Lingkungan. Jakarta: Centre for Strategic and International Studies. Nathanael, Lahajir Y, Kedoi Y, Dedy T, Nikolaus, Rindarwoko, Yustinus. 2010. Kebudayaan Linggang. Linggang Melapeh. CERD Badan Perancangan Pembangunan Daerah Kabupaten Kutai Barat. Prastowo, A. 2012. Metode penelitian Kualitatif dalam Perspektif Rancangan Penelitian. Jogjakarta: AR-Ruzz Media Purwanto, Y.1999. Etnobotani-Bioteknologi : Keterkaitan system Pengetahuan Tradisional dan Modern . Makalah Pada Seminar Ilmiah : Membangun Lingungan Hidup yang Lestari Dengan Memanfaatkan Bioteknologi Berbasis Keanekaragaman Hayati. Fak. Pertanian Univ. Janabadra. Fak. Biologi dari Prodi Sosiologi Ffisip Universitas Atma Jaya dan Kehati. Yogyakarta, 30 Juni 1999. Rahail, J.P., 1995, Kearifan Budaya Masyarakat Lokal Melestarikan Lingkungan, tahun XXIV, No. 6, November – Desember. Hal. 417 – 420. Jakarta: Centre for Strategic and International Studies. Runtunuwu, E, A. 2013. Studi Etnoekologi Pemanfaatan Tumbuhan Obat Oleh Masyarakat Suku Dayak Tunjung Linggang di Kabupaten Kutai Barat Provinsi Kalimantan Timur. Skripsi Sarjana Biologi Jurusan Pendidikan Biologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Silaban, R. 2013. Jenis Jenis Rotan. www.raymoon760.wordpress.com. Diakses tanggal 12 April 2014. Sirat, M., E, Djaenuderadjat, dan Budiono.1990. Pengobatan tradisional padamasyarakat pedesaan daerah lampung . Eds Nurana dan Ahmad Yunus. Depdikbud. Dirjen. Kebudayaan Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Kebudayaan Daerah Lampung. Stenis. V.C.G.J. 1981. Flora Voor De Scholen In Indonesia. Sanduran. Suryo. Dkk. Cet. II. Yogyakarta: Laboratorium Taksonomi Tumbuhan Fakultas Biologi Universitas gajah Mada Yogyakarta. Tjitrosoepomo, G. 2007. Taksonomi Tumbuhan. Cet IX. Yogyakarta: Gajahmada University Press. Wahyudi P,S. 1997. Kupatan Jalasutera Tradisi, Makna dan Simboliknya. Yogyakarta: Depdikbud. Yati, K. 2004. Studi Etnobotani Tentang Bahan Obat Tradisional yang digunakan oleh Masyarakat pada Tiga Kenagarian di Kabupaten Agam . Skripsi Sarjana Biologi FMIPA UNAND. LAMPIRAN 1 176 PETA WILAYAH PENELITIAN 177 178 INFORMAN PRIMER Berikut ini merupakan data-data informan primer dalam penelitian ini: 1. Nama : Ardin Nama Panggilan : Taman Nani Domisili : Kampung Linggang Bigung, Kec, Linggang Bigung, Kab.Kutai Barat Jenis kelamin : Laki-Laki Umur : 76 Tahun Agama : Kristen Protestan Jabatan : Ketua Dewan Adat Linggang 2. Nama : Digot Nama Panggilan : Taman SawaiBoq Moq Domisili : Kampung Linggang Bigung, Kec, Linggang Bigung, Kab.Kutai Barat Jenis kelamin : Laki-laki Umur : 105 Tahun Agama : Katolik Jabatan : Pelaku Upacara Adat dan Ahli Pengobatan Tradisional 3. Nama : Ibu Minah Nama Panggilan : Men Saban Domisili : Kampung Balok Asa, Kec.Barong Tongkok, Kab. KutaiBarat Jenis kelamin : Perempuan Umur : 76 Tahun Agama : Katolik Jabatan : Pelaku Upacara Adat 4. Nama : Mpo Mong Nama Panggilan : - Domisili : Kampung Balok Asa, Kec.Barong Tongkok, Kab. KutaiBarat Jenis kelamin : Laki-laki Umur : - berkisar Antara 94 Hingga 102 Tahun Agama : - Jabatan : Pelaku Upacara Adat Regional Kab. Kutai Barat dan Guru dari Pelaku Upacara Lainnya 5. Nama : Nata Nama Panggilan : - Domisili : Kampung Linggang Amer, Kec, Linggang Bigung, Kab.Kutai Barat Jenis kelamin : Laki-Laki Umur : - Berkisar Antara 60 Hingga 70 Tahun Agama : - Jabatan : Pelaku Upacara Adat 6. Nama : Jadi Nama Panggilan : Taman Saban Domisili : Kampung Balok Asa, Kec.Barong Tongkok, Kab. KutaiBarat Jenis kelamin : Laki-Laki Umur : -Berkisar antara 67 hingga 80 tahun Agama : Katolik Jabatan : Pelaku Upacara Adat 7. Nama : Ngeliq Nama Panggilan : Taman SeloiKakek Mapan Domisili : Kampung Linggang Mapan, Kec.Linggang Bigung, Kab. Kutai Barat Jenis kelamin : Laki-Laki Umur : -Berkisar antara 67 hingga 77 Tahun Agama : Katolik Jabatan : Sekretaris Desa Linggang Mapan, Anggota Dewan Adat Linggang, Penasehat Dewan Adat Linggang. Catatan: Masyarakat Suku Dayak Tunjung yang lahir sebelum tahun 45, tidak mengingat atau mencatat tahun kelahiran mereka, sehingga pada masa sekarang, banyak dari para tetua Suku Dayak Tunjung yang tidak mengetahui secara tepat umur mereka. Narasumber atau informan primer yang telah meninggal,beberapa waktu setelah penulis selesai melakukan perekaman data. 180 JENIS UPACARA ADAT SUKU DAYAK TUNJUNG Sebuah upacara adat memiliki tujuan dalam pelaksanaannya, begitu juga upacara adat Suku Dayak Tunjung. Upacara adat Suku Dayak Tunjung dilksanakan dengan tujuan penyembuhan suatu penyakit dan ganguan kesehatan, permintaan bantuan serta perlindungan dan keselamatan kepada alam, bersukur kepada alam, dan juga permintaan maaf kepada alam. Upacara adat Suku Dayak Tunjung terbagi kedalam tiga jenis ketegori, yaitu upacara kecil,sedang dan besar. Kategoti ini terbentuk berdasarkan jumlah dari alat, sesaji, jumlah pelaku upacara, dan durasi upacara. Semakin lama durasi upacara maka sesaji yang digunakan akan semakin banyak, jenis hewan yang dikorbankan semakin besar dan banyak, dan jumlah pelaku upacara lebih dari 1 orang. Berikut ini adalah deskripsi upacara adat Suku Dayak Tunjung. 1. Banyungk Banyungk adalah upacara adat dengan durasi waktu upacara 1 hari dengan 1 orang pelaku upacara adat. Hewan kurban yang digunakan biasanya berupa anjing dan ayam, dan upacara ini bertujuan untuk menyembuhkan atau meminta pertolongan kepada alam. Upacara adat banyungk tergolong kedalam upacara adat skala sedang dan pelaksanaanya adalah pada waktu siang hari. 2. Beliant Bawo Beliat Bawo adalah upacara adat Suku Dayak tunjung yang bertujuan untuk mengobati ataupun menemukan segala macam bentuk ganguan kesehatan yang terjadi. Upacara ini dilaksanakan pada malam hari dengan 1 atau lebih pelaku upacara, dan bisa dilaksanakan dalam durasi lebih dari 1 hari jika penyebab gangguan kesehatan belum ditemukan. Meski demikian, upacara ini merupakan upacara adat yang tergolong kedalam upacara adat skala sedang yang berdasarkan alat dan sesaji upacara serta hewan yang dikorbankan dalam upacara adat. 3. Beliant Kencong Beliant Kencong adalah upacara adat dengan tujuan yang sama dengan Beliant Bawo, yaitu penyembuhan. Upacara adat ini dilaksanakan malam hari dengan durasi waktu 6 hingga 12 jam dalam keseluruhan waktu pelaksanaannya. Beliant Kencong melibatkan 1 pelaku upacara dan tergolong kedalam skala upacara menengah. 4. Beliant Loangan Mantir Beliant Loawangan adalah jenis upacara yang bertujuan untuk penyembuhan suatu penyakit dan sekaligus merupakan permintaan maaf kepada alam karena individu yang menjadi objek upacara telah melakukan kesalahan kepada alam dan untuk itu menderita suatu ganguan kesehatan. Durasi upacara ini hanya 1 hari dengan pelaku upacara tunggal, tergolong kedalam upacara berskala menengah. 5. Beliant Nyenturuh Bukur Beliant nyenturuh Bukur adalan upacara dengan tujuan penyembuhan. Upacara dilaksanakan dalam durasi waktu lebih dari satu hari dan tergolong dalam upacara berskala besar karena melibatkan banyak organ tumbuhan yang dijadikan alat dan bahan dalam upacara, dan juga hewan yang dikorbankan biasanya berupa babi, pelaku upacara tunggal. 6. Beliant Nyumangk Beliant Nyumangk adalah proses upacara berskala sedang, dan dilaksanakan dalam durasi waktu 1 hari. Pelaku upacara tunggal, adapun maksud dan tujuan dari upacara adat ini adalah penyembuhan. Dalam pelaksanaannya upacara adat Beliant Nyumangk dilaksanakan untuk mengobati orang yang mengalami ganguan kepribadian dan mental. 7. Beliant Rantau Perangk Beliant Rantau Perangk adalah proses upacara yang berskala besar, dilaksanakan dalam durasi waktu 2 hari atau lebih dengan pelaku upacara wanita tunggal, hewan yang dikorbankan berupa babi, dan mengukan banyak alat dan juga media yang dibuat dari organ tumbuh-tumbuhan. Biasanya orang-orang yang aktif dalam bidang kebudayaan, khususnya dewan adat pada suatu desa Suku Dayak Tunjung yang sering menderita penyakit atau gangguan kesehatan yang kemudian menjadi objek dari dilaksanakannya proses upacara ini. 8. Beliant Semur Beliant Semur adalah proses upacara adat yang bertujuan untuk mengobati suatu penyakit, dan atau membayar suatu permintaan yang ditujukan kepada alam. Proses upacara ini berlangsung dalam kurun waktu 2 hari, pelaku upacara adalah laki-laki. 9. Beliant Sentiu Beliant sentiu merupakan proses upacara yang hampir sama dengan Beliant Semur, namun berbeda dalam gaya bahasa upacaranya. Merupakan pengobatan dan penyampaian terima kasih kepada alam atas suatu permintaan. Proses upacara dilaksanakan dalam waktu 2 hari atau lebih, pelaku upacara tunggal dan merupakan proses upacara berskala menengah. 10. Gugu taont Gugu taont adalah upacara berskala besar, yang biasanya dilakukan oleh persatuan adat suatu kampung. Upacara adat ini bertujuan untuk menyampaikan syukur kepada alam atas segala sumberdaya yang telah disediakan, sehingga masyarakat dapat hidup dalam keadaan SDA yang melimpah, sekaligus permohonan kepada alam agar terus dalam keadaan yang stabil dan tidak terjadi hal-hal yang tidak di inginkan seperti bencana alam dan lain-lain. upacara ini berlangsung dalam durasi waktu lebih dari 2 hari dan melibatkan lebih dari 1 pelaku upacara. Tempat pelaksanaannya biasanya di hutan ataupun pada rumah adat Suku Dayak Tunjung yang dikenal dengan nama Lamin Adat. 11. Hajat Hajat adalah upacara yang dilakukan oleh satu keluarga atau individu dan tergolong kedalam upacara berskala kecil. Hajat adalah upacara permintaan kepada alam, baik permintaan atas keselamatan, kesembuhan, kemakmuran dan lain-lain. Pelaku upacara dalam jenis upacara adat ini adalah pelaku upacara tunggal, durasi waktu yang digunakan proses upacara tidak lebih dari 1 hari. 12. Ngawai Ngawai adalah upacara adat yang bertujuan untuk menyembuhkan atau menghilangkan suatu gangguan terhadap kesehatan individu ataupun gangguan terhadap lahan pertanian berupa hama dan lain-lain. Gangguan yang ditimbulkan kebanyakan berupa ulang iseng dari individu-individu dalam masyarakat itu sendiri. Upacara ngawai adalah upacara adat berskala kecil dengan durasi pelaksanaan hanya 3 hingga 4 jam. Pelaku upacara tunggal. 13. Pakant Talunt Pakant Talunt adalah jenis upacara yang dilakukan oleh individu, organisasi ataupun oleh dewan adat. Upacara adat ini bertujuan untuk menyampaikan permintaan maaf kepada alam khususnya hutan. Upacara ini dilaksanakan bisasanya setelah terjadi suatu perusakan alam, baik penebangan liar dan lain- lain yang merusak hutan, bisa juga karena telah membunuh hewan tertentu tanpa maksud dan tujuan yang jelas. Segala perbuatan tersebut menimbulkan murka alam sehingga terjadinya beberapa gangguan kepada pihak yang bersangkutan secara terus menerus. Upacara pakant talunt juga bisa merupakan permintaan izin kepada alam, untuk membuka lahan baru diarea tersebut. Upacara pakant talunt merupakan upacara yang dilaksanakan dalam durasi waktu 2 hari atau lebih, dan termasuk dalam upacara adat berskala besar. Upacara adat pakant talunt melibatkan lebih atau hanya 1 pelaku upacara. 14. Papat Papat dalah jenis upacara adat yang bertujuan untuk meminta perlindungan dan pertolongan kepada alam, biasanya permintaan yang diajukan kepada alam berupa keselamatan. Pelaku upacara adat tunggal, upacara dilaksanakan pada waktu siang hari dengan durasi waktu upacara 6 hingga 8 jam. Termasuk upacara dengan skala sedang. 15. Timeq Timeq adalah jenis upacara adat Suku Dayak Tunjung yang bertujuan untuk mengobati suatu penyakit, tergolong kedalam upacara dengan skala besar karena dilaksanakan dalam waktu yang cukup lama, durasi keseluruhan proses upacara adat ini adalah 8 hari dan mengunakan banyak sekali organ tumbuh- tumbuhan untuk menajadi alat dan juga media dalam pelaksanaanya. Timeq melibatkan lebih dari 1 pelaku upacara, dan memerlukan 8 ekor babi yang nantinya dalam proses upacara akan dijadikan hewan korban. 16. Ngelakuq bangkai Ngelakuq bangkai adalah upacara yang dilaksanakan untuk mengantarkan roh orang-orang yang telah meninggal dunia ke peristirahatan terakhir mereka, agar dapat beristirahat dengan tenang dan damai. Upacara ini dilaksanakan dalam durasi waktu 1 minggu atau lebih. Upacara adat ngelakuq bangkai merupakan upacara adat berskala besar, melibatkan hingga 3 pelaku upacara, dan hewan yang dikorbankan biasanya berupa kerbau, babi dan ayam. 17. Sentangih Sentangih adalah jenis upacara Suku Dayak Tunjung untuk melepaskan roh orang yang telah meninggal ke alam lain, upacara ini dilaksanakan dalam waktu 1 hingga 2 minggu, dan melibatkan lebih dari 1 pelaku upacara. Sentangih merupakan proses upacara berskala besar, dengan melibatkan banyak media dan alat upacara yang berasal dari daun tumbuh-tumbuhan. Hewan korban dalam proses upacara ini adalah babi dan ayam. 184 ISTILAH DALAM UPACARA ADAT SUKU DAYAK TUNJUNG Dalam proses upacara adat Suku Dayak Tunjung, teradapat istilah- istilah yang dalam bahasa tunjung yang menggambarkan suatu proses atau alat, berikut definisi dari istilah-istikah tersebut. 1. Ancakq Kulit kayu yang dianyam menjadi berbentuk keranjang atau nampan, ancakq berfungi untuk meletakan sesaji dalam proses upacara adat. 2. AnjatBakeq Anjat atau Bakeq adalah tas khas suku Dayak Tunjung, terbuat dari bahan dasar rotan yang dianyam. Berbentuk kurang lebih seperti gentong air dengan tinggi antara 30 hingga 70 cm dan dimeter berkisar antara 30 hingga 45 cm. Anjat digunakan untuk membawa barang sehari-hari dengan cara dijinjing. 3. Burai Burai dalam bahasa tunjung berarti bedak, biasanya terbuat dari tepung beras dan dicampurkan dengan berbagai organ tumbuhan, untuk menghasilkan kasiat tertentu. 4. Gaka Gaka merupakan sebutan Dalam Bahasa Dayak Tunjung, untuk jenis tumbuhan merambat yang memiliki akar semu, penambahan kata Gaka dibelakang nama tumbuhan akan menggambarkan deskripsi tumbuhan tersebut sebagai tumbuhan merambat atau liana. 5. Jampiq Jampiq merupakan alat atau media dalam upacara adat Suku Dayak Tunjung, terbuat dari daun pisang yang dirobek kecil berbentuk pita, bisa juga berbentuk cairan atau ramuan dari daun tumbuhan. Jampiq berfungsi untuk menyampaikan mantera ataupun berkat upacara kepada subjek upacara. 6. Jeak Jeak merupakan media untuk menghilangkan segala pengaruh negatif dari proses upacara adat, selama dan setelah upacara adat berlangsung. Jeak merupakan media yang dibuat dari gabungan beberapa organ tumbuhan dari berbagai spesies, biasanya organ yang digunakan adalah daun dan sebagian kecil batang atau ranting serta pelepah. 7. Kabungk Kabungk adalah alat dalam upacara adat Suku Dayak Tunjung yang dibuat dari daun punang dan aren, dan dibentuk seperti pagar dan diletakan melintang atau horizontal mengeliligi pusat upacara adat. 8. Kelangkangk Kelangkangk merupakan alat untuk meletakan sesaji dalam upacara adat Suku Dayak Tunjung, terbuat dari bambu yang dianyam berbentuk nampan segi empat dengan ukuran 20x20 cm. kelangkangk hanya digunakan dalam upacara kematian. 9. Kerenyamp. Kerenyamp adalah patung yang terbuat dari bedak dan berbentuk manusia, dan diletakan dalam beras, bedak ini berasal dari daun kayu yang dicampur dengan tepung beras. 10. Lemang Lemang merupakan makanan khas dari Suku Dayak Tunjung, yaitu nasi dari beras ketan yang dimasak didalam bambu dan dicampurkan dengan santan. Bambu bagian dalam dilapisi dengan daun pisang. 11. Longan Bayat Kabungk adalah alat upacara adat Suku Dayak Tunjung yang dibuat dari batang tumbuhan. Batang tumbuhan dibelah menyerupai pisau, dan kemudian dirangkai bersilangan pada sebuah papan dengan panjang 50 cm. dipasang didalam rumah dengan cara digantung. 12. Noccou Proses mewarnai daun kelapa untuk alat atau keperluan kebudayaan, warna yang dihasilkan biasanya merah dan kuning. Pewarna yang digunakan adalah pewarna alami yang diciptakan dari organ tumbuh-tumbuhan lainnya. 13. Pantiq Pantiq merupakan alat dalam upacara melas, pantiq diciptakan dari bambu kuayant, dengan bentuk menyerupai kursi, berfungsi untuk tepat duduk objek upacara dalam menerima berkat upacara. 14. Pencawangk Sebuah alat upacara dari daun beserta pelepah Kumar salak hutan, yang kemudian ditancapkan di tanah. Kabungk ini sekilas tampak seperti pahon natal, karena ada tumbuhan merambat atau liana yang dilitkan mengelilingi kabungk, pada bagian bawah terdapat buah nanas yang digantungkan pada kabungk. 15. Pengasi Pengasi adalah bunga ataupun daun tumbuh-tumbuhan yang dicampurkan dengan air dalam suatu wadah, dan air ini dipercikan ataupun diteteskan kepada peserta upacara, hal ini dimaksud untuk menyucikan peserta upacara tesebut. 16. Pengumak Pengumak adalam istilah untuk alat upacara yang dibuat dari daun hanjuang merah dalam upacara ngawat, daun hanjunag merah ini digunakan sebagai replika parang atau mandau yang melambangkan senjata dalam upacara adat. 17. Reef Reef adalah sebutan untuk rautan dari batang tumbuh-tumbuhan. Biasanya rautan ini dibuat dengan pisau raut khas Suku Dayak Tunjung yang disebut isa. Selain dalam upacara adat, reef juga berfungsi untuk menyalakan api didalam hutan, karena reef merupaka rautan tipis seperti pita,sehingga mudah terbakar. Reef yang digunakan dalam upacara adat adalah reef yang dibiarkan melekat pada batang tumbuhan tersebut. 18. Ruyaq Ruyaq dalam bahasa dayak tunjung adalah kesatuan suatu alat untuk menciptakan atau membangun sesuatu. 19. Simpai Simpai merupakan anyaman dari rotan yang telah diraut halus, anyam ini membentuk suatu simpul yang sangat kokoh. 20. Subbai Subbai merupakan bambu panjang yang ditancap di tanah, pada seluruh batang bambu ini diberi rautan dari batang tumbuhan reef. 21. Tara Tara adalah cara memasak makanan Suku Dayak tunjung yang hampir mirip dengan Lemang, yaitu makanan dimasak didalam batang bambu. Biasa makanan yang dimasak dengan cara ini bisa berupa daging atau beras. Hasil dari cara memasak ini yang kemudian dikenal dengan istilah Tenara. 22. Telusuq Telusuq adalah nasi yang dimasak dengan cara Tenara, setelah matang, bambu dikupas bagian luarnya, bagian atas bambu diberi tutupan daun pisangpisang hutan. Nasi dalam bambu inilah yang disebut telusuq. Telusuq hanya dibuat untuk sesaji upacara saja. Untuk konsumsi, nasi yang dimasak didalam bambu setelah matang langsung dibelah dan dimakan, tidak perlu diberikan perlakuan apapun lagi. 23. Wuint awooiy Wuint awooiy adalah sebutan untuk alat upacara dari tumbuhan biruq dan tumbuhan gai syi’it. Kedua tumbuhan tersebut merupakan tumbuhan utama dalam pembuatan wuint awooiy, tumbuhan digunakan secara utuh semua organ tumbuhan . wuint awooiy diletakan didalam rumah atau pada pusat upacara yang sedang berlangsung. 187 TABEL KLASIFIKSI TUMBUHAN UPACARA ADAT SUKU DAYAK TUNJUNG No Nama Famili Ordo Kelas divisi Daerah Umum Ilmiah 1. Jojot Pisang hutan Musa balbisiana Musaceae Zingiberales Liliopsida Magnoliophyta

2. Sempat

- - Zingiberaceae Zingiberales Liliopsida Magnoliophyta 3. Juangk Hanjuang Merah Cordyline terminalis L Agavaceae Liliales Liliopsida Magnoliophyta 4. Jeloq Pisang Musa acuminata Musaceae Zingiberales Liliopsida Magnoliophyta 5. Nancangk Mahang Macaranga mappa Euphorbiaceae Malpighiales Magnoliopsida Magnoliophyta 6. Nyoo Kelapa Cocos nucifera Arecoideae Arecales Liliopsida Magnoliophyta

7. Tabak

- - Poaceae Poales Liliopsida Magnoliophyta 8. Lutuq Bambu Bambusa Sp Poaceae Poales Liliopsida Magnoliophyta

9. Gaka malongk

- - - - - - 10. Cahai Kunyit Curcuma domestica Zingiberaceae Zingiberales Liliopsida Magnoliophyta 11. Lejaq Jahe Zingiber officinale Zingiberaceae Zingiberales Liliopsida Magnoliophyta 12. Teliant Ulin Eusideroxylon zwageri Lauraceae Laurales Magnoliopsida Magnoliophyta

13. Ntugaq

- - - - - -

14. Tempera

- - Urticaceae Rosales Magnoliopsida Magnoliophyta

15. Tokongk

- Amomum aculeatum Zingiberaceae Zingiberales Liliopsida Magnoliophyta 16. Kuayant Bambu Bambusa arundinacea Poaceae Poales Liliopsida Magnoliophyta 17. Tuuq Tebu Saccharum sp. Poaceae Poales Liliopsida Magnoliophyta 18. PangirBungaq - Morinda sp. Rubiaceae Rubiales Magnoliopsida Magnoliophyta No Nama Famili Ordo Kelas divisi Daerah Umum Ilmiah

19. Pujaq

- - Apocynaceae Gentianales Magnoliopsida Magnoliophyta 20. Ami Gambir Uncaria gambir Rubiaceae Gentianales Magnoliopsida Magnoliophyta 21. Gaka kedot Liana - Fabaceae Fabales Magnoliopsida Magnoliophyta 22. Gai pelas Rotan Calamus penicillatus Roxb Arecaceae Arecales Liliopsida Magnoliophyta 23. Harump - - Acanthaceae Scrophulariales Magnoliopsida Magnoliophyta 24. Komat Puring hijau Codiaeum variegatum. Euphorbiaceae Euphorbiales Magnoliopsida Magnoliophyta 25. Ngkapaq Paku sarang burung Asplenium nidus Polypodiaceae Polypodiales Pteridopsida Pteridophyta 26. MuungkHemungk Sembung Blumea Balsamifera Asteraceae Asterales Magnoliopsida Magnoliophyta 27. Kuncengk Heredong Melastoma affine Melastomataceae Myrtales Magnoliopsida Magnoliophyta 28. Peridangk Rumput Teki Cyperus rotundus Cyperaceae Cyperales Liliopsida Magnoliophyta 29. Paatn Pinang Areca catechu Arecaceae Arecales Liliopsida Magnoliophyta 30. Sarap Aren Arenga pinnata Arecaceae Arecales Liliopsida Magnoliophyta 31. Rakap Sirih Piper betle Piperaceae Piperales Magnoliopsida Magnoliophyta 32. Wangunt - - Meliaceae Sapindales Magnoliopsida Magnoliophyta 33. Nyelutui Kayu Gabus Alstoniae cortex Apocynaceae Gentianales Magnoliopsida Magnoliophyta

34. Pengoq

- - Sapindaceae Sapindales Magnoliopsida Magnoliophyta

35. Pengoq peai

- - Piperaceae Piperales Magnoliopsida Magnoliophyta 36. Sewet Pisang Hutan Musa Sp Musaceae Zingiberales Liliopsida Magnoliophyta

37. Mawa

- - Cannabaceae Urticales Magnoliopsida Magnoliophyta 38. Puant Keledang Artocarpus lanceifolius Roxb Moraceae Urticales Magnoliopsida Magnoliophyta 39. Jiee - - - - - - No Nama Famili Ordo Kelas divisi Daerah Umum Ilmiah

40. Persiah

- - Poaceae Poales Liliopsida Magnoliophyta 41. Paku-paramp - Polypodium vulgare Polypodiaceae Lamiales Magnoliopsida Magnoliophyta 42. Tu-tawa - Costus speciosus Zingiberaceae Zingiberales Liliopsida Magnoliophyta 43. MemaliqSmeneo - - - - - - 44. Gaka Ngelagit - - Leguminosae Fabales Magnoliopsida Magnoliophyta 45. Lempung ngayo - - Rhizophoraceae Myrtales Magnoliopsida Magnoliophyta 46. Rekep - - Sapindaceae Sapindales Magnoliopsida Magnoliophyta 47. Gai syi’it Rotan Calamus balingensis Furtado Arecaceae Arecales Liliopsida Magnoliophyta 48. Gai sokak Rotan Calamus caesius Arecaceae Arecales Liliopsida Magnoliophyta 49. Daun biruq - Livistona sp Arecaceae Arecales Liliopsida Magnoliophyta 50. Terincingk Nanas Ananas comosus Bromeliaceae Bromeliales Liliopsida Magnoliophyta 51. KumarLempucant - Eleiodoxa conferta Arecaceae Arecales Liliopsida Magnoliophyta 52. Telasih Selasih Ocimum basilicum Lamiaceae Lamiales Magnoliopsida Magnoliophyta 53. Katapuq - Thymus vulgaris Lamiaceae Lamiales Magnoliopsida Magnoliophyta 54. Pegangk Lau Ilalang Imperata brevifolia Poaceae Poales Liliopsida Magnoliophyta

55. Bunglew

- - Moraceae Urticales Magnoliopsida Magnoliophyta

56. Deraya

- - - - - - 57. Peringk Taliq - Bambusa sp. Poaceae Poales Liliopsida Magnoliophyta 58. Kuayant Kuning - Bambusa vulgaris Schard Poaceae Poales Liliopsida Magnoliophyta 59. Nturui - Artocarpus.sp Moreceae Urticales Magnoliopsida Magnoliophyta 60. Lunuk Beringin Ficus benjamina Moraceae Urticales Magnoliopsida Magnoliophyta No Nama Famili Ordo Kelas divisi Daerah Umum Ilmiah 61. Raja Pengalah Benalu Loranthus sp. Loranthaceae Santalales Magnoliopsida Magnoliophyta 62. Pentar - Ficus carica Moraceae Urticales Magnoliopsida Magnoliophyta 63. Nggkuduq Mengkudu Morinda citrifolia Rubiaceae Rubiales Magnoliopsida Magnoliophyta 64. Lancingk senit Langusei Ficus minahassae Moraceae Urticales Magnoliopsida Magnoliophyta

65. Mermungk

- - - - - - 66. Engkehuyo - Chromolaena odorata Asteraceae Asterales Magnoliopsida Magnoliophyta 67. Tuq salah Tebu Saccharum officinarum L Poaceae Poales Liliopsida Magnoliophyta 68. geriq Kemiri Aleurites moluccana Euphorbiaceae Euphorbiales Magnoliopsida Magnoliophyta 69. Isak-isik - Ctenanthe sp. Marantaceae Zingiberales Liliopsida Magnoliophyta 70. Akar Liana - Leguminosae Fabales Magnoliopsida Magnoliophyta 71. Ukor - - Arecaceae Arecales Liliopsida Magnoliophyta 72. Bemant Bemban Donax canniformis Marantaceae Zingiberales Liliopsida Magnoliophyta 73. Botoq Ramban Celtis australis Cannabaceae Urticales Magnoliopsida Magnoliophyta

74. Niungk

- - Arecaceae Arecales Liliopsida Magnoliophyta 75. Jauq - - Arecaceae Arecales Liliopsida Magnoliophyta 76. Belayant - Tinospora crispa Menispermaceae Ranunculales Magnoliopsida Magnoliophyta 77. Ntrarant - Amomum sp. Zingiberaceae Zingiberales Liliopsida Magnoliophyta 78. Biruq Torungk - Livistona sp Arecaceae Arecales Liliopsida Magnoliophyta 191 TABEL JUMLAH FAMILI YANG TERIDENTIFIKASI No FAMILI Jumlah 1. Musaceae 3 2. Cannabaceae 2 3. Moraceae 5 4. Zingiberaceae 6 5. Agavaceae 1 6. Euphorbiaceae 3 7. Arecoideae 1 8. Poaceae 9 9. Lauraceae 1 10. Urtiaceae 1 11. Rubiaceae 3 12. Apocynaceae 2 13. Fabaceae 1 14. Arecaceae 11 15. Acanthaceae 1 16. Polypodiaceae 2 17. Asteraceae 2 18. Melastomataceae 1 19. Cyperaceae 1 20. Piperaceae 2 21. Meliaceae 1 22. Sapindaceae 2 23. Leguminosae 2 24. Rhizophoraceae 1 25. Bromeliaceae 1 26. Lamiaceae 2 27. Moreceae 1 28. Loranthaceae 1 29. Marantaceae 2 30. Menispermaceae 1 31. Tidak teridentifikasi 6 Total 78 192 TABEL JUMLAH ORDO TUMBUAHN UPACARA ADAT YANG TERIDENTIFIKASI No Ordo Jumlah 1. Zingiberales 11 2. Liliales 1 3. Malpighiales 1 4. Arecales 12 5. Poales 9 6. Laurales 1 7. Rosales 1 8. Rubiales 2 9. Gentianales 3 10. Fabales 3 11. Scrophulariales 1 12. Euphorbiales 2 13. Polypodiales 1 14. Myrtales 2 15. Cyperales 1 16. Piperales 2 17. Sapindales 3 18. Urticales 8 19. Lamiales 3 20. Bromeliales 1 21. Santalales 1 22. Asterales 2 23. Ranunculales 1 193 JUMLAH KELAS DAN DEVISI TUMBUHAN UPACARA ADAT YANG TERIDENTIFIKASI JUMLAH KELAS 1. Liliopsida 35 2. Magnoliopsida 36 3. Pteridopsida 1 JUMLAH DEVISI YANG TERINDENTIFIKASI 1. Magnoliophyta 71 2. Pteridophyta 1 194 Tabel Data tumbuhan yang digunakan dalam Upacara Adat Suku Dayak Tunjung No Nama Famili Organ yang digunakan Cara penggunaan Jenis dan sumber perolehan Ketersediaan di lapangan Jenis upcara Daerah Umum Ilmiah 1. Jojot Pisang hutan Musa balbisiana Musaceae Daun, Batang, Akar Dijadikan patung, pembungkus sesaji, dan juga media penyampaian mantra. Liar Melimpah Papat

2. Sempat

- - Zingiberaceae Batang dan akar Dijadikan patung Liar Melimpah Beliant Loangan Mantir 3. Juangk Hanjuang Merah Cordyline terminalis L Agavaceae Daun - Dijadikan media penyampian mantra dalam upacara adat - Dijadikan Pengumak Budiadaya Kurang Beliant Semur, Beliant Bawo, Beliant Sentiu, Beliant Kencong 4. Jeloq Pisang Musa acuminata Musaceae Daun, Batang, Akar Dijadikan patung, pembungkus sesaji, dan juga media penyampaian mantra. Budidaya Melimpah Semua Upacara Adat

5. Nancangk

Mahang Macaranga mappa Euphorbiaceae Batang, Kulit batang dan Daun Batang dijadikan bahan pembuat balai, kulit batang dijadikan ancak, daun sebagai alas dalam meletakan sesaji pada balai. Liar Melimpah Timeq, Papat 6. Nyoo Kelapa Cocos nucifera Arecoideae Buah dan Daun Buah dijadikan alat dalam upacara, sedangkan daun selain sebagai alat juga dijadikan pembungkus makanan wajib dalam upacara seperti ketupat dll. Budidaya Melimpah Semua Upacara Adat

7. Tabak

- - Poaceae Akar Dibakar dan dijadikan media perantara antara pelaku upacara dengan alam sekitar. Budidayali ar Kurang Semua Upacara Adat 8. Lutuq Bambu Bambusa Sp Poaceae Batang Dijadikan media tempat memasak sesaji, dan dijadikan media dalam upacara adat Liar Melimpah Semua Upacara Adat 9. Gaka malongk - - - Batang Dijadikan tali pengikat dalam pembuatan alat-alat upacara Liar Melimpah Papat, Pakant Talunt 10. Cahai Kunyit Curcuma domestica Zingiberaceae Umbi Dijadikan pewarna dalam pembuatan media upacara adat Budidaya Melimpah Semua Upacara Adat 11. Lejaq Jahe Zingiber officinale Zingiberaceae Umbi Dijadikan bumbu dalam pembuatan sesaji upacara Budidaya Melimpah Papat No Nama Famili Organ yang digunakan Cara penggunaan Jenis dan sumber perolehan Ketersediaan di lapangan Jenis upcara Daerah Umum Ilmiah 12. Teliant Ulin Eusideroxylon zwageri Lauraceae Batang Dijadikan patung dan juga tiang balai dalam upacara adat Liar Langka Papat, Hajat

13. Ntugaq

- - - Batang dan Daun Dijadikan patung dan juga tempat menggantungkan ancak disetiap sudut balai Liar Melimpah Papat 14. Tempera - - Urtiaceae Daun, Batang Dijadikan tali pengikat dalam pembuaran media upacara, jeak. Liar Melimpah Papat, Pakant Talunt. Dll. 15. Tokongk - Amomum aculeatum Zingiberaceae Batang dan akar Dijadikan bahan pembuatan Balai, rempah sesaji. Liar Melimpah Banyungk 16. Kuayant Bambu Bambusa arundinacea Poaceae Batang Dijadikan Balai atau Pantiq Liar Melimpah Upacara Adat Kenu 17. Tuuq Tebu Saccharum sp. Poaceae Batang Dijadikan Tiang pusat tari upacara Budidaya Melimpah Timeq, Gugu Taont 18. PangirBung aq - Morinda sp. Rubiaceae Bunga Media dalam menyampaikan “berkat” upacara kepada objek upacara LiarBudida ya Kurang Semua Upacara Adat 19. Pujaq - - Apocynaceae Daun Digunakan sebagai pewarna atribut upacara LiarBudida ya Langka Semua Upacara Adat 20. Ami Gambir Uncaria gambir Rubiaceae Daun Dijadikan Jampiq LiarBudida ya Langka Papat, Kenu, Banyungk 21. Gaka kedot Liana - Fabaceae Batang Digunakan untuk mengikat dalam pembuatan balai Liar Melimpah Banyungk 22. Gai pelas Rotan Calamus penicillatus Roxb Arecaceae Batang Digunakan untuk menggantungkan subbai Liar Kurang Melas 23. Harump - - Acanthaceae Daun Digantung pada Longan Bayat LiarBudida ya Kurang Beliant Mantir 24. Komat Puring hijau Codiaeum variegatum. Euphorbiaceae Daun dan Batang Dijadikan pengasi LiarBudida ya Melimpah Beliant Semur 25. Ngkapaq Paku sarang burung Asplenium nidus Polypodiaceae Daun Dijadikan anjat dalam upacara adat Liar Melimpah Beliant Bawo 26. MuungkHe mungk Sembung Blumea Balsamifera Asteraceae Daun dan Batang Dijadikan pengasi Liar Melimpah Beliant Semur No Nama Famili Organ yang digunakan Cara penggunaan Jenis dan sumber perolehan Ketersediaan di lapangan Jenis upcara Daerah Umum Ilmiah 27. Kuncengk Heredong Melastoma affine Melastomataceae Bunga Dijadikan minuman bagi pelaku upacara yang mengalami kesurupan. Liar Melimpah Beliant Sentiu 28. Peridangk Rumput Teki Cyperus rotundus Cyperaceae Daun Digunakan menjadi jeak Lair Melimpah Banyungk 29. Paatn Pinang Areca catechu Arecaceae Daun, Bunga, Buah, Batang Digunakan menjadi Kabungk Budidaya, Liar Melimpah Banyungk dan haampir semua upacara adat Suku Dayak Tunjung 30. Sarap Aren Arenga pinnata Arecaceae Daun Muda Kabungk Budiaya, Liar Melimpah Timeq, Beliant Bawo, Semur, Sentiu 31. Rakap Sirih Piper betle Piperaceae Daun Bahan pembuatan Jampi Budidaya, Liar Melimpah Hampir semua upacara adat 32. Wangunt - - Meliaceae Batang Untuk Rautan Reff, diletakan pada Benawingk Liar Melimpah Melas 33. Nyelutui Kayu Gabus Alstoniae cortex Apocynaceae Batang Dijadikan patung dengan jenis kelamin wanita Liar Melimpah Beliant Semur

34. Pengoq

- - Sapindaceae Daun Dijadikan Jeak Liar Melimpah Semua Upacara Adat

35. Pengoq peai

- - Piperaceae Daun Dijadikan Jeak Liar Melimpah Semua Upacara Adat 36. Sewet Pisang Hutan Musa Sp Musaceae Jantung buah, Daun, Batang Batang dijadikan patung, daun dijadikan media penyampaian matra dan pembungkus sesaji, jantung dijadikan alat upacara Liar Melimpah Beliant Nyenturuh Bukur 37. Mawa - - Cannabaceae Daun, Kulit batang Daun dijadikan Jeak, Kulit batang dijadikan Ancak Liar Melimpah Hampir semua Upacara Adat 38. Puant Keledang Artocarpus lanceifolius Roxb Moraceae Daun Dijadikan Jeak Liar Kurang Semua Upacara Adat

39. Jiee

- - - Daun Dijadikan Jeak Liar Melimpah Semua Upacara Adat

40. Persiah

- - Poaceae Daun Dijadikan Jeak Liar Melimpah Semua Upacara Adat 41. Paku-paramp - Polypodium vulgare Polypodiaceae Daun Dijadikan Jeak Liar Melimpah Semua Upacara Adat 42. Tu-tawa - - Commelinaceae Daun Dijadikan Jeak Liar Melimpah Semua Upacara Adat 43. MemaliqSm eneo - - - Daun Dijadikan Jeak Liar Melimpah Semua Upacara Adat No Nama Famili Organ yang digunakan Cara penggunaan Jenis dan sumber perolehan Ketersediaan di lapangan Jenis upcara Daerah Umum Ilmiah 44. Gaka Ngelagit - - Leguminosae Batang, daun Batang dijadikan patung, Daun dijadikan Jeak Liar Melimpah Melas 45. Lempung ngayo Liana - Rhizophoraceae Daun Daun dijadikan Jeak Liar Melimpah Melas 46. Rekep - - Sapindaceae Batang Untuk menyandarkan Benawingk Budidaya, Liar Kurang Melas 47. Gai syi’it Rotan Calamus balingensis Furtado Arecaceae Semua organ tumbuhan utuh Wuint awoi digunakan utuh dari akar sampai daun Lair Langka Timeq 48. Gai sokak Rotan Calamus caesius Arecaceae Batang Dijadikan tali pengikat Budidaya, Liar Melimpah Timeq 49. Daun biruq - Livistona sp Arecaceae Daun Daun dijadikan Wuint awooiy Liar Kurang Timeq 50. Terincingk Nanas Ananas comosus Bromeliaceae Batang, Daun, Buah Dijadikan pencawangk Budidaya, Liar Melimpah Beliant Bawo 51. KumarLemp ucant - Eleiodoxa conferta Arecaceae Daun dan Batang Digunakan sebagai pencawangk Budidaya, Liar Kurang Ngawat 52. Telasih Selasih Ocimum basilicum Lamiaceae Daun Dijadikan pengasi Budidaya, Liar Kuarang Beliant Semur, Beliant Bawo 53. Katapuq - Thymus vulgaris Lamiaceae Daun Dijadikan pengasi Budidaya, Liar Kuarang Beliant Semur, Beliant Bawo 54. Pegangk Lau Ilalang Imperata brevifolia Poaceae Daun Dijadikan Jeak Liar Melimpah Timeq 55. Bunglew - - Moraceae Daun Daun dijadikan Jeak Liar Melimpah Melas 56. Deraya - - - Batang Dijadikan patung dengan jenis kelamin laki-laki Liar Melimpah Papat 57. Peringk Taliq - Bambusa sp. Poaceae Batang Dijadikan Benakak Liar Melimpah Melas 58. Kuayant Kuning - Bambusa vulgaris Schard Poaceae Batang Digunakan untuk melakukan ritual jika ada kesalahan dalam melakukan upacara. Lair Melimpah Ritual Kenu, Beliant Semur 59. Nturui - Artocarpus.sp Moreceae Daun Dijadikan Jeak Liar Kurang Timeq 60. Lunuk Beringin Ficus benjamina Moraceae Daun Dijadikan Jeak Liar Melimpah Timeq, Beliant Rantau Perangk, Melas No Nama Famili Organ yang digunakan Cara penggunaan Jenis dan sumber perolehan Ketersediaan di lapangan Jenis upcara Daerah Umum Ilmiah 61. Raja Pengalah Benalu Loranthus sp. Loranthaceae Daun Daun dijadikan Jeak Liar Melimpah Melas 62. Pentar - Ficus carica Moraceae Daun Dijadikan makanan patung Kernyamp Lair Melimpah Banyungk 63. Nggkuduq Mengkudu Morinda citrifolia Rubiaceae Daun Dijadikan makanan patung Kernyamp Lair Melimpah Banyungk 64. Lancingk senit Langusei Ficus minahassae Moraceae Daun dan Batang Dijadikan jeak pada batang dijadikan patung Liar Melimpah Melas

65. Mermungk

- - - Buah Dijadikan sebagai sumpit dalam uapcara adat Lair Kurang 66. Engkehuyo - Chromolaena odorata Asteraceae Daun Jeak Lair Melimpah Pejeak 67. Tuq salah Tebu Saccharum officinarum L Poaceae Batang dan daun Jeak Budidaya, Lair Kurang Pejeak 68. geriq Kemiri Aleurites moluccana Euphorbiaceae Buah Buah digunakan sambil membacakan mantra digunakan dalam tempurung kelapa Budidaya, Liar Melimpah Beliant semur banci 69. Isak-isik - Ctenanthe sp. Marantaceae Daum Dijadikan jeak Liar Melimpah Melas, Timeq

70. Akar

Liana - Leguminosae Batang Dijadikan sampo dalam ritual membersihkan diri sebelum upacara Lair Kurang Semua jenis upacara adat 71. Ukor - - Arecaceae Batang, daun, buah Digunakan sebagai pencawangk Liar Kurang Beliant Ngawat 72. Bemant Bemban Donax canniformis Marantaceae Batang Dianyam menjadi Kelangkangk burung Liar Melimpah Beliant kencong 73. Botoq Ramban Celtis australis Cannabaceae Batang dan Daun DijadikanTempusoq dan pondasi pada Balai Liar Melimpah Beliant Rantau Perangk 74. Niungk - - Arecaceae Tulang Daun Dijadikan “pancing” dalam uapcara adat Liar Kurang Timeq 75. Jauq - - Arecaceae Buah dan Daun Digantung pada Longan Bayat Liar Kurang Nalint taont, timeq 76. Belayant - Tinospora crispa Menispermaceae Batang dan Daun Dililitkan mengelilingi Lonngan Liar Melimpah Beliant Nyumangk 77. Ntrarant - Amomum sp. Zingiberaceae Batang Dijadikan longan Liar Kurang Beliant Bawo No Nama Famili Organ yang digunakan Cara penggunaan Jenis dan sumber perolehan Ketersediaan di lapangan Jenis upcara Daerah Umum Ilmiah 78. Biruq Torungk - Livistona sp Arecaceae Semua organ tumbuhan secara utuh Dijadikan tongkat atau Alu penumbuk dalam upcara adat Liar Kurang Nalint taont 200 SILABUS KEGIATAN PEMBELAJARAN SATUAN PENDIDIKAN : SMA MATA PELAJARAN : BIOLOGI KELASSEMESTER : XII MATERI POOKOK : Ciri-ciri umum plantae dan pemanfaatannya dalam kehidupan manusia ALOKASI WAKTU : 2  45 menit KI 1 : 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya KI 2 : 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli gotong royong, kerjasama, toleran, damai, santun, responsif dan proaktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia KI 3 : 3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah KI 4 : 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu Sumber Belajar 1.3 Peka dan peduli terhadap permasalahan lingkungan hidup, menjaga dan menyayangi lingkungan sebagai manisfestasi pengamalan ajaran agama yang dianutnya. 1.3.1 Menerapkan sikap peduli terhadap permasalah di lingkungan sekitar  Ciri-ciri umum plantae dan peranya dalam kehidupan manusia Kegiatan Pendahuluan 10 menit - Salam pembuka do’a  Siswa diminta untuk menjawab pertanyaan: - Ada yang pernah memperhatikan tumbuhan di sekitar kita? - Adakah perbedaan antara tumbuhan satu dengan yang lainnya? - Guru menanggapi jawaban siswa, kemudian menampilkan materi pokok : Ciri-ciri umum plantae dan pemanfaatannya dalam kehidupan manusia serta tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Kegiatan inti 60 menit Mengamati:  Siswa diminta untuk mengamati hubungan antara penomena di lingkungan sekitar dalam bentuk teori dan hubungannya dengan materi pembelajaran. Guru menyampaikan materi secara singkat dengan cara yang interaktif, menarik namun disiplin kepada siswa sehingga menciptakan hubungan komunikasi, antara guru dengan siswa, dan siswa dengan siswa. Jenis penilaian : tes uraian dan non tes kinerja

1. Tes uraian :

 Soal uji kompetensievalu asi

2. Non tes

kinerja:  Sikap ingin tahu  Tanggung jawab  Kedisiplinan  Laporan hasil pengamatan dan diskusi. 2  45 menit  Buku Biologi X, Dyah Aryulina dkk, Esis, BAB VIII  Buku Kerja Biologi IB, Ign. Kristiyono P.S, Esis  Pengamatan lapangan dan sumber belajar lain yang relevan. 2.2 Peduli terhadap keselamatan diri dan lingkungan dengan menerapkan prinsip keselamatan kerja saat melakukan kegiatan pengamatan dan percobaan di laboratorium dan di lingkungan sekitar. 2.2.1Mengutamakan keselamatan kerja saat melakukan pengamatan. 3.7 Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan tumbuhan ke dalam divisio berdasarkan pengamatan morfologi dan metagenesis tumbuhan serta mengaitkan peranannya dalam kelangsungan kehidupan di bumi 3.7.1. Mengidentifikasi ciri- ciri umum Plantae 3.7.2. Membandingkan ciri morfologi antara tumbuhan Bryophyta, 3.7.3 Mengidentifikasi pemanfaatan tumbuhan Bryophyta, Pteridophyta, dan Spermatophyta dalam kehidupan manusia 4.7 Menyajikan data tentang morfologi dan peran tumbuhan pada berbagai aspek 4.7.1 Mempresentasikan ciri- ciri umum Plantae. 4.7.2 Mempresentasikan perbedaan antara Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu Sumber Belajar kehidupan dalam bentuk laporan tertulis. antara tumbuhan Bryophyta, Pteridophyta, dan Spermatophyta 4.7.3 Mempresentasikan proses pemanfaatan tumbuhan dalam kehidupan manusia. Menanya: Siswa dimotivasi untuk bertanya terkait dengan materi ciri-ciri umum plantae dan pemanfaatannya dalam kehidupan manusia. Mengumpulkan data Eksplorasiekperimen:  Dalam kelompok, siswa melakukan pengamatan diluar kelas untuk mendapatkan data. Setelah melakukan pengamatan di luar kelas, siswa kemudian menelaah litelatur dan sumber- sumber terkait topik bahasan pembelajaran yang relevan untuk melengkapi data yang telah didapatkan. Mengasosiasikan: Dalam kelompok, siswa mendiskusikan hasil pengamatan diluar kelas, untuk menemukan konsep terstruktur sehubungan dengan hasil pengamatan yang dilakukan. Mengkomunikasi: Siswa mempresentasikan konsep hasil diskusi kelompok di depan kelas. Diikuti dengan sesi tanya jawab antar kelompok. Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu Sumber Belajar Penutup 10 menit Melakukan refleksi dan evaluasi: - Siswa diminta menyampaikan manfaat dari pembelajaran yang telah dilakukan dan merangkum butir-butir pembelajaran. - Penugasan pembuatan laporan pengamatan secara lengkap dan terstruktur Salam penutup 204 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RPP Satuan Pendidikan : SMA Mata Pelajaran : Biologi Kelas Semester : X SepuluhII Alokasi waktu : 2 Jam Pelajaran 2 x 45 Menit Materi Pokok : Ciri-ciri umum plantae dan pemanfaatannya dalam kehidupan manusia

A. Kompetensi Inti 1.

Dokumen yang terkait

SKRIPSI EKSISTENSI HAK ULAYAT ATAS TANAH SUKU DAYAK TUNJUNG EKSISTENSI HAK ULAYAT ATAS TANAH SUKU DAYAK TUNJUNG BENUAQ DI KABUPATEN KUTAI BARAT PROVINSI KALIMANTAN TIMUR DENGAN BERLAKUNYA UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1960JUNCTOPMNA/KBPN NOMOR 5 TAHUN 1999

0 3 13

Menggali simbol-simbol perkawinan adat suku Dayak Tunjung sebagai ungkapan dalam perkawinan Gereja Katolik di Kec. Linggang Bigung, Kab. Kutai Barat, Kalimantan Timur.

3 51 144

Studi etnoekologi pemanfaatan tumbuhan obat oleh masyarakat suku Dayak Tunjung Linggang di Kabupaten Kutai Barat provinsi Kalimantan Timur.

2 3 174

Studi etnoekologi pemanfaatan tumbuhan obat oleh masyarakat suku Dayak Tunjung Linggang di Kabupaten Kutai Barat provinsi Kalimantan Timur.

3 26 174

Studi etnobotani pemanfaatan tumbuhan upacara adat Suku Dayak Tunjung di Kabupaten Kutai Barat Provinsi Kalimantan Timur

0 2 273

Menggali simbol simbol perkawinan adat suku Dayak Tunjung sebagai ungkapan dalam perkawinan Gereja Katolik di Kec. Linggang Bigung, Kab. Kutai Barat, Kalimantan Timur

2 32 142

Suku dayak dan madura 1

0 0 1

ETNOFARMAKOLOGI DAN PEMAKAIAN TANAMAN OB AT SUKU DAYAK TUNJUNG DI KALIMANTAN TIMUR

0 1 9

Studi etnoekologi pemanfaatan tumbuhan obat oleh masyarakat suku Dayak Tunjung Linggang di Kabupaten Kutai Barat provinsi Kalimantan Timur - USD Repository

0 0 172

Studi etnoekologi pemanfaatan tumbuhan obat oleh masyarakat suku Dayak Tunjung Linggang di Kabupaten Kutai Barat provinsi Kalimantan Timur - USD Repository

0 0 172