26
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Daerah penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Kutai Barat, yang merupakan
tempat berdomisili Suku Dayak Tunjung. Kabupaten Kutai Barat merupakan sebuah kabupaten yang terletak di wilayah Provinsi Kalimantan Timur, luas
wilayah setelah pemekaran 16,314 km
2
, dengan topografi lahan landai,
bergelombang dan curam.
Jenis tanah yang terdapat di Kabupaten Kutai Barat menurut Soil Taxonomi USDA, tergolong kedalam jenis tanah Ultisol, Entisol, Histosol, Incepticol dan
Mollisol, menurut data Lembaga Penelitian Tanah Bogor, jenis tanah yang teradpat di Kabupaten Kutai Barat terdiri dari jenis tanah Podsolik, Alluvial,
Andosol dan Renzina. Kabupaten Kutai Barat memiliki karekteristik iklim hutan tropika humida, di mana dengan iklim hutan tropika humida, tidak terdapat
perbedaan yang jelas antara muasim kemarau dan musim hujan. Curah hujan tahunan di Kabupaten Kutai Barat berkisar antara 1000
– 3000 mmtahun, di mana curah hujan cukup tinggi pada bulan Oktober hingga bulan April. Suhu
rata-rata di Kabupaten Kutai Barat berkisar di 26 C, dengan perbedaan suhu
antara siang dan malam mencapai 5 – 7
C. Kabupaten Kutai Barat secara administratif memiliki 16 kecamatan yaitu
Kecamatan Bongan,
Kecamatan Jempang,
Kecamatan Penyinggahan,
Kecamatan Muara Pahu, Kecamatan Muara Lawa, Kecamatan Damai, Kecamatan Barong Tongkok, Kecamatan Melak, Kecamatan Long Iram,
Kecamatan Bentian Besar, Kecamatan Linggang Bigung, Kecamatan Nyuatan, Kecamatan Siluq Ngurai, Kecamatan Manor Bulatn, Kecamatan Sekolaq Darat
dan Kecamatan Tering. Sebagian besar wilayah Kabupaten Kutai Barat masih didominasi oleh hutan hujan tropis dengan kekayaan keanekeragaman hayati
yang komplek, dari tumbuh-tumbuhan Anggrek Hitam menjadi tumbuhan khas Kabupaten Kutai barat, sedangkan dari jenis binatang diwakili oleh Berung
Madu, Macan Dahan, Ikan Pesut dan Burung Rangkong. Penelitian ini dilakukan meliputi 6 Kampung yang termasuk kedalam 2
Kecamatan yang berbeda, dimana Kampung Balok Asa termasuk kedalam wilayah Kecamatan Barong Tongkok, sedangkan Kapung Linggang Bigung,
Kampung Linggang Amer, Kampung Linggang Mapan, Kampung Melapeh Lama dan Kampung Bigung Baru termasuk kedalam wilayah Kecamatan
Linggang Bigung. Kapung Balok Asa didominasi oleh Sub-Suku Dayak Tunjung yaitu Suku Dayak Tunjung TengahTonyoi, sedangkan 5 kapung
lainnya yang termasuk ke dalam wilayah Kecamatan Linggang Bigung didominasi oleh Sub-Suku Dayak Tunjung yaitu Suku Dayak Tunjung
Rentenungk. Perbedaan ini tidak banyak mempengaruhi bidang budaya khususnya upacara adat. Upacara adat Suku Dayak Tunjung Tonyoi dan Suku
Dayak Tunjung Rentenungk masa kini adalah sama, karena telah terjadi pelebutan budaya khususnya dibidang Upacara Adat.
Gambar 4.1 : Peta Kabupaten Kutai Barat dan daerah penelitian
Tidak ada data maupun fakta yang dapat dijadikan data otentik kapan terjadinya peleburan budaya ini, hal ini tidak lepas dari proses perkawinan antar
suku dan interaksi berkesinambungan antara kedua suku tersebut. Proses peleburan budaya ini dibuktikan dengan proses upacara adat yang sama di
kedua suku, di mana pelaku upacara adat dari Suku Dayak Tunjung Tonyoi dapat memimpin upacara adat Suku Dayak Tunjung Rentenungk dan sebaliknya.