Karakteristik Siswa kelas XI SMA Pangudi Luhur Yogyakarta

fungsinya. Media objek pun terbagi dua, yaitu objek sebenarnya alamibuatan dan objek pengganti. Media-media ini terdiri atas benda-benda yang sebenarnya, atau sengaja dibuat tiruanreplikanya. Pada layanan bimbingan, misalnya dapat digunakan saat penyampaian materi bimbingan pohon harapan, atau dapat juga saat mensimulasikan suatu cerita. 4 Media interaktif. Karakteristik terpenting dalam media ini adalah siswa tidak hanya terpaku pada media saja, melainkan juga pada interaksi dalam proses layanan bimbingan. Ada dua macam interaksi, pertama, menunjukkan siswa berinteraksi dengan sebuah program, misalnya ketika siswa mengisi angket menggunakan komputer. Kedua, siswa berinteraksi dengan orang di sekitarnya, misalnya saat dinamika kelompok, ice breaking dan permainan.

C. Siswa kelas XI SMA Pangudi Luhur Yogyakarta

1. Karakteristik Siswa kelas XI SMA Pangudi Luhur Yogyakarta

Siswa kelas XI SMA Pangudi Luhur Yogyakarta berada pada rentang usia 15-18 tahun. Hal tersebut menunjukkan bahwa siswa SMA kelas XI berada pada masa remaja akhir, seperti yang akan dijabarkan oleh beberapa ahli di bawah ini. Papalia dan Olds 2001, tidak memberikan pengertian remaja adolescent secara eksplisit melainkan secara implisit pengertian masa remaja adolescence. Menurut Papalia dan Olds 2001, masa remaja adalah masa transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dan dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia 12 atau 13 tahun dan berakhir pada akhir usia belasan tahun atau awal dua puluhan tahun. Menurut Adams dan Gullota, masa remaja meliputi usia antara 11 hingga 20 tahun. Adapun Hurlock 1997, membagi masa remaja menjadi masa remaja awal 13 hingga 16 atau 17 tahun dan masa remaja akhir 16 atau 17 tahun hingga 18 tahun. Masa remaja awal dan akhir dibedakan oleh Hurlock karena pada masa remaja akhir individu telah mencapai transisi perkembangan yang telah mendekati masa dewasa. Papalia dan Olds 2001, berpendapat bahwa masa remaja merupakan masa antara kanak-kanak dan dewasa. Adapun Anna Freud dalam Hurlock, 1997, berpendapat bahwa pada masa remaja terjadi proses perkembangan meliputi perubahan-perubahan yang berhubungan dengan perkembangan psikoseksual, dan juga terjadi perubahan dalam hubungan dengan orangtua dan cita-cita mereka, di mana pembentukan cita-cita merupakan proses pembentukan orientasi masa depan. Transisi perkembangan pada masa remaja berarti sebagian perkembangan masa kanak-kanak masih dialami namun sebagian kematangan masa dewasa sudah dicapai Hurlock, 1997. Bagian dari masa kanak-kanak itu antara lain proses pertumbuhan biologis misalnya tinggi badan masih terus bertambah. Adapun dari masa dewasa antara lain proses kematangan semua organ tubuh termasuk fungsi reproduksi dan kematangan kognitif yang ditandai dengan mampu berpikir secara abstrak. Hurlock, 1990; Papalia dan Olds, 2001. Karakteristik pertumbuhan dan perkembangan remaja yang mencakup perubahan transisi biologis, transisi kognitif, dan transisi sosial akan dipaparkan di bawah ini: a. Transisi Biologis Menurut Santrock 2003 perubahan fisik yang terjadi pada remaja terlihat nampak pada saat masa pubertas yaitu meningkatnya tinggi dan berat badan serta kematangan sosial. Diantara perubahan fisik itu, yang terbesar pengaruhnya pada perkembangan jiwa remaja adalah pertumbuhan tubuh badan menjadi semakin panjang dan tinggi. Selanjutnya, mulai berfungsinya alat-alat reproduksi ditandai dengan haid pada wanita dan mimpi basah pada laki-laki dan tanda-tanda seksual sekunder yang tumbuh Sarwono, 2006. b. Transisi Kognitif Menurut Piaget dalam Santrock, 2002: 15 pemikiran operasional formal berlangsung antara usia 11 sampai 15 tahun. Pemikiran operasional formal lebih abstrak, idealis, dan logis daripada pemikiran operasional konkret. Piaget menekankan bahwa bahwa remaja terdorong untuk memahami dunianya karena tindakan yang dilakukannya penyesuaian diri biologis. Secara lebih lebih nyata mereka mengaitkan suatu gagasan dengan gagasan lain. Mereka bukan hanya mengorganisasikan pengamatan dan pengalaman akan tetapi juga menyesuaikan cara berfikir mereka untuk menyertakan gagasan baru karena informasi tambahan membuat pemahaman lebih mendalam. Remaja dalam perkembangan kognitifnya tidak terlepas dari lingkungan sosial. Hal ini menekankan pentingnya interaksi sosial dan budaya dalam perkembangan kognitif remaja. b. Transisi Sosial Santrock 2003 mengungkapkan bahwa pada transisi sosial remaja mengalami perubahan dalam hubungan individu dengan manusia lain yaitu dalam emosi, dalam kepribadian, dan dalam peran dari konteks sosial dalam perkembangan. Membantah orang tua, serangan agresif terhadap teman sebaya, perkembangan sikap asertif, kebahagiaan remaja dalam peristiwa tertentu serta peran gender dalam masyarakat merefleksikan peran proses sosial-emosional dalam perkembangan remaja. John Flavell dalam Santrock, 2003 juga menyebutkan bahwa kemampuan remaja untuk memantau kognisi sosial mereka secara efektif merupakan petunjuk penting mengenai adanya kematangan dan kompetensi sosial mereka.

2. Tugas Perkembangan Remaja