Metode Savings Matrix adalah metode untuk meminimumkan jarak atau waktu atau ongkos dengan mempertimbangkan kendala-kendala yang ada.
Pujawan, 2005: 180 .
2.2.1 Langkah-Langkah Metode
Savings Matrix
Sebelum melakukan perhitungan Savings Matrix, terlebih dahulu menentukan titik koordinat jarak dari pabrik gudang ke tiap-tiap customer
Pujawan, 2005: 180 :
Tabel 2.1 Lokasi Tujuan dan Ukuran Order Customer
Tujuan Koordinat x
Koordinat y Ukuran Order
Customer 1
1
1
y
A Unit Customer
2
2
2
y
B Unit Customer
3
3
3
y C Unit
Customer 4
4
4
y
D Unit .
. .
Customer n .
. .
n
.
. .
n
y .
. .
N Unit Sumber Pujawan, 2005: 180
. Kemudian melakukan perhitungan dalam meminimumkan jarak yang
ditempuh menggunakan Metode Savings Matrix, terdapat beberapa langkah- langkah dalam meminimumkan jarak yang ditempuh, yaitu :
1. Mengidentifikasi Matrix Jarak
Pada langkah ini perlu jarak antara pabrik ke masing-masing customer. sehingga mengunakan lintasan terpendek sebagai jarak antar lokasi. Jadi
dengan mengetahui koordinat masing-masing lokasi maka jarak antar dua lokasi bisa dihitung dengan menggunakan rumus jarak standar.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Tabel 2.2 Matrik Jarak dari Pabrik ke Customer dan antar Customer PabrikGuda
ng Custome
r 1
Custome r
2 Custome
r 3
Custome r
4 …Custom
er n
Custome r
1 Custome
r 2
Custome r
3 Custome
r 4
. .
.
Custome r
n Sumber Pujawan, 2005: 181
: Misalkan dua lokasi masing-masing dengan koordinat
1 1
, y
dan
2 2
, y
maka Perhitungan matrik jarak dua lokasi tersebut adalah Pujawan,
2005: 181 :
2 2
1 2
2 1
2 ,
1 y
y J
Hasil perhitungan jarak ini digunakan untuk menentukan matrik penghematan Savings Matrix yang akan dikerjakan pada langkah berikutnya.
2. Mengidentifikasi Matrik Penghematan Savings Matrix
Savings matrix mempresentasikan penghematan yang dapat direalisasikan dengan menggabungkan dua pelanggan ke dalam satu rute.
Misalkan menggabungkan Customer 1 dan Customer 2 ke dalam satu rute maka jarak yang akan dikunjungi adalah dari gudang ke Customer 1 kemudian
ke Customer 2 dan dar Customer 2 balik ke gudang.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Gambar 2.1 Perubahan yang terjadi dengan menggabungkan Customer 1 dan Customer
2 ke dalam satu rute. Pujawan, 2005: 182 Dari gambar diatas terjadi perubahan jarak adalah sebesar jarak kiri
dikurangi total jarak kanan yang besarnya adalah Pujawan, 2005: 182:
G J
J G
J G
J G
J ,
2 2
, 1
1 ,
2 ,
2 1
, 2
2 ,
1 2
, 1
, J
G J
G J
dengan jarak
x y
y x
, ,
y x
J y
G J
x G
J y
x S
, ,
, ,
dimana :
y
x S
,
Penghematan jarak Savings yang diperoleh dengan menggabungkan rute x dan y menjadi satu
x
G J
,
Jarak dari gudang ke customer x
y
G J
,
Jarak dari gudang ke customer y
y
x J
,
Jarak dari customer x ke customer y kemudian dibuat tabel matrik penghematan jarak dengan menggabungkan
dua rute yang berbeda. Gudang
Customer 1
Customer 2
Gudang
Customer 2
Customer 1
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Tabel 2.3 matrik penghematan jarak dengan menggabungkan dua rute yang berbeda
Sumber Pujawan, 2005: 183 Tabel 2.4 Langkah awal semua customer memiliki rute terpisah
PabrikGuda ng
Custome r
1 Custome
r 2
Custome r
3 Custome
r 4
…Custom er
n Custome
r 1
Rute a Custome
r 2
Rute b
Custome r
3 Rute c
Custome r
4 Rute
d .
. .
Custome r
n Rute z
Order A B C D …N
Unit Sumber Pujawan, 2005: 183
3. Mengalokasikan customer ke kendaraan atau rute
Pada langkah ini melakukan alokasi customer ke kendaraan atau rute. dalam penggabungan rute customer, digabungkan sampai pada batas
kapasitas truk atau armada yang ada, dengan melihat nilai penghematan Customer
1 Customer
2 Customer
3 Customer
4 ….Customer n
Customer 1
Customer 2
Customer 3
Customer 4
. .
.
Customer n
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
terbesar pada tabel matrix penghematan jarak.Misalkan didapat matrik penghematan jarak sebagai berikut :
Tabel 2.5 semua customer memiliki rute terpisah PabrikGudang Customer
1 Customer
2 Customer
3 Customer
4 Customer
1 Rute a
0.0 Customer
2 Rute b
14.8 0.0
Customer 3
Rute c 12.5
8.2 0.0
Customer 4
Rute d 24.9 12.9 12.6 0.0
Order 320 85 300 150
Sumber Pujawan, 2005: 184 dari tabel diatas didapat penghematan terbesar pada customer 1 dan 4
sebesar 24.9 sehinga customer 4 bergabung ke rute a diasumsikan kapasitas truk
memadai Tabel 2.6 Customer 4 masuk ke Rute a dan Customer 3 masuk ke Rute c
PabrikGudang Customer 1
Customer 2
Customer 3
Customer 4
Customer 1
Rute a 0.0
Customer 2
Rute b 14.8
0.0 Customer
3 Rute c
12.5 12.92
0.0 Customer
4
Rute a 24.91
8.2 12.6 0.0
Order 320 85 300 150
Sumber Pujawan, 2005: 184
selanjutnya dicari penghematan terbesar kedua didapatkan 12.9 Customer 2 dan 4 masuk ke rute b, dan begitu seterusnya hingga customer ke-n. Jika
terdapat customer yang sudah teralokasikan , tidak terjadi penggabungan.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
kemudian didapatkan jumlah rute sesuai dengan kapasitas armada yang ada dan penghemtan jarak alokasi dari pabrik ke customer.Pujawan, 2005: 183-
185. 4.
Mengurutkan Customer Tujuan dalam rute yang sudah terdefinisi Ada banyak metode yang dapat digunakan untuk menentukan urutan
kunjungan, namun pada penelitian ini menggunakan metode Nearest Neighbor
. Metode Nearest Neighbor merupakan metode pengurutan kunjungan yang menambahkan customer yang jaraknya paling dekat dengan
customer yang akan dikunjungi terakhir. Misalnya diketahui 3 customer dalam
rute a, customer 1 memiliki jarak terdekat dengan gudang pabrik dengan jarak 6.4, kemudian cari jarak customer terdekat dengan customer 1 didapat
customer 3 dengan jarak 6.7 dan terakhir yang dikunjungi adalah customer 2
kemudian kembali ke gudang.. Gudang-Customer1-Customer3-Customer2- Gudang. Jika kebetulan menghasilkan rute dengan jarak yang sama maka
dipilih total jarak yang minimum. Pujawan, 2005: 185-186. Dengan dilakukan penyelesaian permasalahan tersebut menggunakan
metode savings matrix, maka dapat dihasilkan jalur disribusi yang optimal dengan biaya transportasi yang lebih efisien.
2.3 Peramalan